sehingga kerjasama dan koordinasi dengan aparat penegak hukum negara lain merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Dalam hal
penanganan kasus cyber crime dan kasus-kasus penyalahgunaan kartu kredit, Polri telah melakukan koordinasi atau joint investigation dengan
pihak US Secret Services. Terhadap kasus-kasus penggunaan nomor- nomor kartu kredit secara tidak sah yang terjadi dan sedang dalam proses
penyidikan Polri, tersangka dapat divonis sebagaimana kejahatan yang dilakukannya. Untuk itu, yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan penelitian ulang terhadap TKP, para saksi dan berkas- berkas perkara cyber crime yang sedang ditangani oleh para penyidik
Polri. b. Sworn written affidafit atau BAP Sumpah untuk saksi dan korban
yang berada di luar negeri dilakukan dengan bantuan US Secret Service dan disosialisasikan kepada PU dan pengadilan untuk
menjadi alat bukti yang sah dalam proses pengadilan. c. Melakukan koordinasi dengan jaksa pengiriman internasional
dalam hal pengungkapan perkara. d. Melibatkan saksi ahli dari AKKI Asosiasi Kartu Kredit Indonesia .
2. K
endala Yang Dihadapi Penyidik
a. Perangkat Hukum Yang Memadai
Undang-undang atau perangkat hukum positif adalah instrument terakhir dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penyidikan
karena penerapan delik-delik hukum yang salah akan mementahkan penyidikan yang dilakukan. Walaupun penyidiknya sudah mampu dan
memahami profil dan budaya para hacker atau preker, teknik-teknik serta modus operandi para hacker atau preker, serta sudah didukung oleh
laboratorium yang canggih sekalipun. b.
Kemampuan Penyidik Secara umum penguasaan operasional komputer dan pemahaman
terhadap hacking komputer serta kemampuan melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus tersebut dari para penyidik Polri masih sangat
minim. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut namun dari beberapa faktor tersebut ada yang sangat berpengaruh determinan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut: a. Kurangnya pengetahuan tentang komputer dan sebagian besar dari
mereka belum menggunakan Internet atau menjadi pelanggan pada salah satu ISP Internet Service Provider.
b. Pengetahuan dan pengalaman para penyidik dalam menangani kasus- kasus cyber crime masih terbatas. Mereka belum mampu memahami
teknik hacking, modusmodus operandi para hacker dan profil- profilnya.
c. Faktor sistem pembuktian yang menyulitkan para penyidik karena Jaksa PU masih meminta keterangan saksi dalam bentuk Berita
Acara Pemeriksaan BAP formal sehingga diperlukan pemanggilan saksi atau korban yang berada di luar negeri untuk dibuatkan berita
acaranya di Indonesia, belum bisa menerima pernyataan korban atau saksi dalam bentuk faksimili atau email sebagai alat bukti.
c. Fasilitas komputer forensik Untuk membuktikan jejak-jejak pelaku cybercrime dalam melakukan
aksinya terutama yang berhubungan dengan program-program dan data- data komputer, sarana Polri belum memadai karena belum ada computer
forensik. Fasilitas ini diperlukan untuk mengungkap data-data digital serta merekam dan menyimpan bukti-bukti berupa soft copy image,
program, dsb.
3. Macam-macam Tindakan Kepolisan