Perancangan kampanye sosial Kampung Hijau di kawasan padat penduduk

(1)

(2)

(3)

A ng g a m a ha rdika Putra R

Ala ma t: Jl. Me lo ng Asih 70 no .16 Rt.07 Rw.09 C ije ra h 40213 Pho ne : 089619511150 | E-Ma il: a ng g a m a ha rd ika .o ffic ia l@ g m a il.c o m

C URRIC ULUM VITA E

PERSO NA L DA TA

 Nama : Angga mahardika

 Alamat : Jl. Melong Asih 70 no.16 Rt.07 Rw.09 Cijerah 40213  Telepon / HP : 089619511150

 Tempat & Tanggal Lahir : Bandung , 9 Februari 1989  Jenis Kelamin : Laki-laki

 Agama : Islam

 Status : Belum Menikah  Kewarganegaraan : Indonesia

 Hobby : Olah raga, nonton film, baca majalah, photography.

PENDIDIKA N FO RMA L

 1995 – 2001 : SDN. Cijerah VI  2001 – 2004 : SMPN 36 Bandung

 2004 – 2007 : SMA. Pasundan 7 Bandung

 2008 – 2013 : Universitas Komputer Indonesia Bandung

( Program S1 , Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) )

PENG A LA MA N O RG A NISA SI

 2002 – 2003 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Angkasa  2004 – 2005 : Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Pasundan 7  2002 – 2003 : Anggota Futsal SMA Pasundan 7

 2004 – 2005 : Pengurus Karang Taruna

 1999 – 2000 : Anggota Pramuka SDN Cijerah VI

KETERA MPILA N KHUSUS

 Mampu mengoperasikan komputer (Corel Draw, Photoshop, Illustrator, Adobe Premiere ) dan aplikasinya

 Komunikatif, dinamis, pekerja keras, dan bermotivasi tinggi  Mampu bekerja di dalam team maupun individu

PENG A LA MA N BEKERJA


(4)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KAMPUNG HIJAU DI KAWASAN PADAT PENDUDUK

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II / 2012-2013

Oleh :

Angga Mahardika Putra R 51908038

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul “Perancangan Kampanye Sosial Kampung Hijau Di Kawasan Padat Penduduk . Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Desain komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa isi laporan tugas akhir ini secara ilmiah tentu masih terdapat banyak kekurangan, hal ini mengingat segala keterbatasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, namun walupun demikian mudah-mudahan dengan laporan tugas akhir ini dapat memenuhi harapan, khususnya pada Fakultas Desain Komunikasi Visual.

Akhir kata semoga tugas akhir ini berguna dan ada manfaatnya bagi penulis dan pembaca pada umunya. Untuk itu penulis mohon maaf sekiranya terdapat kekurangan dalam laporan Tugas Akhir ini.

Bandung, 30 Juli 2013


(6)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 2

BAB II RUANG TERBUKA HIJAU II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau ... 3

II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau ... 5

II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.1Tujuan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 6

II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau ... 7

II.4 Peran Serta Masyarakat ... 7

II.5 Kampanye ... 9

II.5.1 Jenis-jenis Kampanye... 9

II.5.2 Fungsi Kampanye ... 10


(7)

v

II.5.4 Tahapan Kampanye ... 11

II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung ... 12

II.7 Target Audience ... 14

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi perancangan ... 15

III.1.1 Strategi Komunikasi ... 15

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ... 16

III.1.2 Strategi Kreatif ... 16

III.2.1 Visual ... ... 17

III.1.3 Strategi media... ...18

III.1.3.1 Media Utama... ... 18

III.1.3.2 Media Pendukung ... ...18

III.1.4 Distribusi Media ... ...19

III.2 Konsep Visual ... ...19

III.2.1 Format Desain ... ...20

III.2.2 Tata letak...20

III.2.3 Tipografi... ... ...21

III.2.4 Logo... ... ...23

III.2.5 Warna... ... ...24

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Pra Produksi ... 26

IV.2 Teknis Produksi ... 26

a. Poster ... 26-28 b. Spanduk ... 28

c. Flyer... 29


(8)

v

e. Gantungan Kunci ... 30

f. Jam Dinding ... 30

g. Sticker ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(9)

32 DAFTAR PUSTAKA

Buku

- Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara.

- Rustan, Surianto. 2009. Layout dasar & penerapanya. Jakarta: PT. Gramedia: Putaka Utama.

- Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.

Internet

- Shvoong. 2009. http://shvoong.com/ ruang _terbuka_hijau/ [01 November 2009]

- Rustam2000. 2010. http://rustam2000.wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/. [10 Januari 2010]


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Ruang terbuka hijau adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.

Menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian RTH adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dan dalam undang-undang ini disyaratkan luas RTH minimal 30% dari luas wilayah (negara, provinsi, kota/kabupaten). Namun pada kenyataannya, hanya kurang lebih 10% hingga 20% dari keseluruhan luas perkotaan yang dapat dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau. Dapat di lihat, bahwa daerah perkotaan telah menjadi daerah komersil yang setiap jengkalnya dimanfaatkan untuk usaha dan pembangunan lainnya.

salah satu pengaplikasian ruang terbuka hijau adalah di dalam lingkungan perumahan khususnya permukiman padat di kota. di Indonesia sendiri, pemanfaatan lahan di dekitar lingkunagan tempat tinggal masih dianggap belum maksimal, ketidak maksimalan ini diakibatkan oleh kurangnya pemikiran masyrakat dalam membangun suatu lingkungan hijau di tempat mereka tinggal dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada untuk di jadikan sumber penghasilan


(11)

2 mereka yaitu sebagai tempat usaha. Oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang dapat membantu serta menginformasikan tentang penting nya pemanfaatan ruang terbuka hijau di lingkungan masyarakat.

I.2 Identifikasi Masalah

Dengan melihat dan menganalisa permasalahan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis pun merumuskan identifikasi masalah tersebut sebagai berikut:

a. Kurangnya pemikiran masyarakat untuk menciptakan suatu lingkungan hijau di tempat mereka tinggal

b. Rumah yang padat membuat jalan dan lahan semakin kecil

c. Kesibukan bekerja membuat masyarakat lebih memilih untuk beristirahat dalam menggunkan waktu luang

d. Sudah jarang di temukanya lahan di sekitaran pemukiman penduduk.

e. Banyaknya pemanfaatan lahan oleh masyarakat untuk di jadikan lahan usaha dan pembangunan lainya.

I.3 Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada indentifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti difokuskan pada bagaimana perancangan sosialisasi pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk sehingga dapat membangun kesadaran masyarakat untuk membangun suatu ruang terbuka hijau.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah akan di batasi pada penyelanggaraan event tentang pemanfaatan ruang terbuka hijau di pemukiman padat penduduk.

I.5 Tujuan Perancangan

Untuk menanamkan kesadaran masyarakat untuk menjadikan dan memanfaatkan raung terbuka di tempat mereka tinggal menjadi hijau.


(12)

3

BAB II

RUANG TERBUKA HIJAU

II.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam UU No. 26 Tahun 2007, secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

Ruang terbuka hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang di hasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. (Hakim dan Utomo, 2004).

Kondisi fisik dari suatu lingkungan perkotaan terbentuk dari tiga unsur (dinamis) dasar yaitu pepohonan dan organisme di dalamnya, struktur (kondisi sosial), dan manusia (Grey, 1996). Gunadi (1995) menjelaskan istilah Ruang Terbuka (open space), yakni daerah atau tempat terbuka di lingkungan perkotaan. Ruang Terbuka berbeda dengan istilah ruang luar (exterior space), yang ada di sekitar bangunan dan merupakan kebalikan ruang dalam (interior space) di dalam bangunan. Definisi ruang luar, adalah ruang terbuka yang sengaja dirancang secara khusus untuk kegiatan tertentu, dan digunakan secara intensif, seperti halaman sekolah, lapangan olahraga, termasuk plaza (piazza) atau square.


(13)

4

Sedangkan ‘zona hijau’ bisa berbentuk jalur (path), seperti jalur hijau jalan, tepian air waduk atau danau dan bantaran sungai, bantaran rel kereta api, saluran/jejaring listrik tegangan tinggi, dan simpul kota (nodes), berupa ruang taman rumah, taman lingkungan, taman kota, taman pemakaman, taman pertanian kota, dan seterusnya. Zona hijau inilah yang kemudian kita sebut Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Dalam pendefinisian selanjutnya, RTH adalah bagian dari ruang terbuka – yang merupakan salah satu bagian dari ruang-ruang di suatu kota – yang biasa menjadi ruang bagi kehidupan manusia dan mahkluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Ruang terbuka dapat dipahami sebagai ruang atau lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangun di wilayah perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya alam lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan (Green, 1959). Ruang terbuka hijau merupakan salah satu bentuk dari kepentingan umum. Penting untuk disediakan di dalam suatu kawasan karena dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan tata guna lahan di suatu kota (Keeble, 1959).


(14)

5

II.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.

b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama sebagai hutan raya.

c. Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.

d. Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.

e. Kawasan Hijau Pemakaman.

f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan. g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan,

taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.


(15)

6

II.3 Tujuan, Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau

II.3.1 Tujuan Ruang Terbuka Hijau

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan

b. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat

II.3.2 Peranan Ruang Terbuka Hijau

Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut :

a. alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk

b. penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya

c. sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung/unggas

d. sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman ini memiliki bentuk teksur dan warna yang menarik

e. mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen (bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan serasi (Hakim dan Utomo, 2004)


(16)

7

II.3.3 Manfaaf Ruang Terbuka Hijau

Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut: a. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota

b. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota c. memberikan hasil produksi berpa kayu, daun, bunga dan buah d. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah

e. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah.

II.4 Peran Serta Masyarakat

Dasar dari peran serta masyarakat terhadap penataan ruang adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 68 tahun 2010 tentang Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

Dampak dari peran serta masyarakat perumahan terhadap penataan ruang terbuka hijau dapat ditinjau dari sisi internal dan Sisi eksternal baik secara mikro (penataan pekarangan rumah tinggal berupa penghijauan pertamanan) maupun secara makro (usaha penghijauan lingkungan kawasan), berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomidan aspek sosial budaya.


(17)

8

Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Di Lingkungan Perumahan

No Internal Eksternal

1.

Pemberdayaan masyarakat perumahan tentang pentingnya ruang terbuka hijau dalam menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik, membawa dampak sosial budaya yaitu mengembangkan kesadaran masyarakat untuk mencintai tanaman serta melestarikan lingkungan.

Munculnya penjual tanaman penghijauan.

2.

Kegiatan dalam pembangunan ruang terbuka hijau secara swadaya memberikan nilai kebersamaan sebagai suatu kegiatan gotong royong antar warga yang akan mempererat rasa kesatuan dan persatuan.

Menciptakan kesempatan kerja bagi petani tanaman dan buah-buahan.

3.

rasa memiliki lingkungan kawasan akan menjadi dasar

dalam pengembangan lingkungan menuju ketertiban,

keindahan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan.

Memberikan kesempatan tenaga kerja sebagai pengumpul bibit tanaman.

4.

Munculnya petani tanaman produktif yang dapat memetik hasil setelah pohon yang ditanam berbuah.

Tabel II.1Dampak Peran Serta Masyarakat Terhadap Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Di Lingkungan Perumahan


(18)

9

II.5 Kampanye

Menurut Roger Storey dalam (Venus ,2004:7) Kampanye ialah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan mendapatkan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Sedangkan menurut Charles U. Larson dalam (Venus ,2004:11), Kampanye dibedakan menjadi beberapa kategori, salah satu diantaranya ialah

ideologically oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada tujuan – tujuan yang bersifat khusus, dan seringkali berdimensi perubahan sosial, karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah – masalah sosial perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

Menurut Pfau dan Parrot dalam (Venus, 2004:10), apapun ragam dan tujuannya, komunikasi dalam kampanye harus dapat menciptakan upaya perubahan yang selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavioral). Maka dari itu komunikasi pesan kampanye ini diharapkan dapat memberikan efek menggugah kesadaran dan perhatian warga negara untuk lebih mengetahui dan memahami.

II.5.1 Jenis – jenis Kampanye

Dari uraian diatas, maka kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya menjadi empat macam yaitu (Venus, 2004:12):

a. Kampanye Sosial

Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan – pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala – gejala sosial yang sedang terjadi.


(19)

10

b. Kampanye Bisik

Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan jalan menyiarkan kabar angin

c. Kampanye Promosi

Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.

d. Kampanye Politik

Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan – pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak.

II.5.2 Fungsi Kampanye

Adapun fungsi kampanye sendiri adalah untuk menyampaikan suatu pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat atau mempengaruhi masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang akan dikomunikasikan, berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa unsur–unsur yang terkait pada suatu kampanye adalah:

a. Adanya suatu aksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah demonstrasi yang dilakukan secara serentak untuk menuntut apa yang mereka inginkan kepada pihak yang bersangkutan.

b. Pesan dalam suatu kampanye. Pesan adalah hal yang sangat erat kaitannya karena apabila pesan yang disampaikan tidak jelas atau tidak sampai pada khalayak sasaran, maka kampanye tersebut gagal.


(20)

11

c. Unsur persaingan dalam suatu perebutan kedudukan maka dilakukan kampanye yang bertujuan agar mereka terpilih dalam massa serta mendapatkan kedudukan yang diinginkan.

d. Promosi merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam kampanye karena promosi merupakan bagian dari kampanye, seperti dalam penjualan suatu produk atau produk iklan (Ruslan, 2008)

II.5.3 Kampanye Sosial

Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.

Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah: a. Non komersil.

b. Tidak bersifat keagamaan. c. Tidak bermuatan politik. d. Berwawasan nasional.

e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.

f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. g. Dapat di iklankan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).

II.5.4 Tahapan Kampanye

Dalam perencanaan penyampaian pesan, kampanye ini memiliki tiga tahapan yang di susun sebagai berikut:


(21)

12

- Tahap Persuasi : Pada tahapan ini bertujuan untuk mengajak dan mempengaruhi pola pikir target audiens, sehingga mau menerima dan mengikuti apa yang di sampaikan dalam kampanye ini.

- Tahap Informasi : Pada tahapan ini masyarakat diajak untuk paham dan mengerti pemanfaatan ruang terbuka hijau di lingkungan mereka.

- Tahap Reminding : Pada tahap terakhir ini diharapkan masyarkat yang menjadi audiens dari kampanye ini, mampu mengingat pesan – pesan yang terkandung di dalam, dengan tujuan mampu merubah pola kebiasaan lama menjadi pola kebiasaan yang telah di kampanyekan.

II.6 Analisis Kondisi RTH Permukiman Kota Bandung

Masyarakat Bandung saat ini khususnya masyarakat yang tinggal di pemukiman padat, tidak begitu peduli dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Itu terlihat dari apa yang mereka prioritaskan antara memanfaatkan lahan sebagai bagunan daripada memanfaat kan lahan sebagai ruang terbuka hijau. Kebanyakan dari masyarakat tidak sadar akan pentingnya pemanfaatan ruang terbuka hijau di sekitar tempat mereka tinggal.

Gambar II.1Pemanfaatan lahan sebagai tempat usaha (sumber: Dokumen pribadi)


(22)

13

Meningkatnya kawasan terbangun dalam perkembangan kawasan perkotaan yang berimplikasi pada menurunnya ketersediaan ruang terbuka hijau merupakan sebuah kondisi yang sulit dihindari. Fenomena tersebut salah satunya disebabkan ruang terbuka hijau sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis.

Gambar II.2Kondisi gang yang tidak di manfaatkan secara maksimal (sumber: Dokumen pribadi)

kampanye ialah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan mendapatkan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.dan kampanye memiliki fungsi untuk menyampaikan suatu pesan yang berisi tentang ajaran kepada masyarakat atau mempengaruhi masyarakat agar dapat mengerti maksud dan tujuan dari apa yang akan dikomunikasikan.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu media yang berisi suatu gerakan yang dapat memberikan informasi supaya masyarakat dapat mengerti akan pentingnya pemanfaatan ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal mereka .dan media yang dapat membantu dalam penyampaian informasi tersebut adalah kampanye. diharapkan kampanye dapat mempengaruhi dan bisa mengajak masyarakat.


(23)

14

II.7 Target Audience

• Demografis

- Jenis kelamin : Laki-laki dan Wanita - Usia : 17 sampai 45 tahun

- Status : Pelajar/mahasiwa, pegawai dan ibu rumah tangga

• Psikografis

- Masyarakat yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya

- Masyarakat yang tidak tertid dalam menjaga lingkunganya - Masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkuangn tempat

tinggalnya

• Geografis

- Permukiman padat penduduk di kawasan kota Bandung

• Target utama

Adalah remaja, karena remaja memiliki waktu yang banyak dan memiliki semangat yang besar sebagai generasi penerus.

• Target kedua

Adalah orang tua daripada anak-anak itu sendiri, mereka berperan sebagai penasehat dan yang mengatur perencanaan segala tindakan yang nantinya akan di lakukan.


(24)

15

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Untuk memberitahukan masyarakat tentang penting nya ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal mereka khususnya di daerah pemukiman padat penduduk, dibutuhkan suatu komunikasi yang dapat menyampaikan pesan yang dapat diterima dan mudah dimengerti oleh target sasaran komunikasi. Dalam hal ini penulis memberikan sebuah solusi berupa kampanye sosial.

III.1.1 Strategi Komunikasi

Suatu pesan dapat sampai dengan jelas dan dimengerti oleh penerima pesan adalah keberhasilan suatu komunikasi. Dalam kampanye sosial “KAMPUNG HIJAU” diperlukan suatu strategi agar pesan yang disampaikan kampanye ini bisa diterima dan dimengerti oleh masyarakat dan dibagi menjadi 3 tahap penyampaian pesan diantaranya:

1. Tahap Informasi

Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan informasi secara rinci dan jelas tentang ruang terbuka hijau dan digunakanlah ilustrasi visual dalam tahap ini berupa gambaran nyata keadaan ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk agar dapat mengetahui keadaan sebenarnya.

2. Tahap Persuasif

Pada tahap ini digunakan visual berupa pohon dan tanaman. visual ini digunakan bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau di sekitar tempat mereka tinggal dengan cara menanam tanaman di pot atau di area tanah kosong.


(25)

16

3. Tahap Remainding

Pada tahap ini visual yang digunakan berupa logo dari kampanye itu sendiri dengan tujuan bila melihat logo dari kampanye itu masyarakat ingat kampanye “KAMPUNG HIJAU”.

III.1.1.1 Tujuan Komunikasi

Kampanye “KAMPUNG HIJAU” bertujuan untuk membujuk, mempengaruhi dan mengubah prilaku masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan ruang terbuka hijau di lingkuangan tempat tinggal mereka dan menjadikan lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih asri.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi Kampanye Sosial “KAMPUNG HIJAU” bersifat persuasif. Strategi ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat di permukiman padat untuk dapat merubah prilaku mengenai pemanfaatan lahan di sekitar tempat tinggal mereka agar menjadikan lingkungan yang hijau dan memiliki hasil yang positif untuk kepentingan mereka sendiri. Selain persuasif, strategi yang lain adalah dengan cara komunikasi dua arah yaitu dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal ini menggunakan strategi berupa event tahunan. Yang di harapkan dapat menarik masyarakat untuk terjun secara langsung.

1. Pembuatan Tagline

Konsep pembuatan tagline didasarkan pada tema kampanye yaitu kampung hijau. Maka tagline nya adalah “kampung hijau, kampung masa depan ku” yang berarti bahwa suatu kampung yang hijau dalam hal ini adalah pemukiman padat penduduk akan menjadi suatu kampung masa depan untuk mereka yang menjadikan temapt tinggal mereka sebagai kampung hijau.


(26)

17

Event yang di beri nama “Liga Kampung Hijau” adalah sebuah event yang bertujuan untuk mengajak masyarakat atau penduduk yang berada di kawasan pemukiman padat penduduk secara langsung turun dalam kegiatan untuk menjadikan suatu kondisi tempat tinggalyang hijau dalam segi estetika dan sehat dalm segi fungsi.

Event ini diadakan di wilayah Bandung dengan mengikut sertakan seluruh kelurahan yang berada di lingkungan padat penduduk. Event

berlangsung selama 6 bulan, dan penilaian di mulai sejak event di mulai. Mengapa disebut sebagai liga kampung hijau, karena masyarakat kita sangat antusias dan semangat dengan olah raga sepak bola oleh karena itu di harapkan event yang akan di selenggarakan tiap tahunya dapat memancing antusiasme dan semangat masyarakat.

III.1.2.1 Visual

Pendekatan visual atau cara penyampaian pesan kampanye kepada target sasaran ini akan menggunakan bahasa visual yang mudah di mengerti dengan teks yang mudah di baca dan di pahami disesuaikan dengan target sasaran kampanye.

Warna

warna yang di gunakan di sesuaikan dengan tema dan konsep yaitu ruang terbuka hijau, menggunakan warna – warna alam dan memiliki kesan tidak monoton.

Tipografi

Kesan tipografi yang di gunakan memiliki nilai keterbacaan yang jelas, sederhana dan tidak kaku.

Lay Out

Menggunakan susunan yang sederhana dengan mempertimbangkan kenyamanan yang dapat berkaitan satu sama lainya agar pesan dan informasi dapat dipahami dengan baik.


(27)

18

III.1.3 Strategi Media

Media merupakan sarana penyampaian kampanye. Maka media yang digunakan harus tepat guna dan sasaran target. Startegi yang digunakan dalam penyampaian media informasi menggunakan media-media cetak.

III.1.3.1 Media Utama a. Poster

Poster menjadi media utama menyampaikan pesan yang akan disampaikan karena poster adalah media konvensional yang sering dijumpai dan dapat bersinggungan langsungdengan masyarakat.

III.1.3.2 Media Pendukung a. Gantungan Pot

Merupakan identitas bagi para peserta yang mengikuti event. Media ini di tempatkan di depan rumah dengan cara di gantung.

b. Gantungan Kunci

Media ini di gunakan sebagai pengingat, karena fungsi dari gantungan kunci ini sangat fleksibel dan dapat dengan mudah di lihat.

c. Spanduk

Spanduk terdiri dari dua macam yaitu spanduk event dan umun, spanduk event di gunakan sebagai media penyampai pesan di simpan di persimpangan jalan sekitaran permukiman padat. Dan spanduk umun adalah sebagai identitas bagi perkampungan yang ikut serta dalam event.

d. Jam

Jam sebagai media pengingat dan merchandise, dimana jam sangat membantu dalam mengingat, dikarenakan jam selalu di lihat setiap harinya.

e. Flyer

Flyer sebagai media penyampai pesan dan merchandise, setelah flyer tidak di gunakan di bagian belakang flyer terdapat ruang untuk menempel foto, dan menjadikan sebagai figura foto.


(28)

19

f. Stiker

Stiker di gunakan sebagai identitas bagi rumah yang sudah berpartisipasi dalam event.

III.1.4 Distribusi Media

Tabel: III.1. Tabel distribusi media

III.2 Konsep Visual

Menggunakan konsep visual yang persuasif yang di sesuaikan dengan khalayak sasaran. Dengan media fotografi akan menjadi pelengkap tulisan untuk menambah data informatif tentang tujuan kampanye. Dan konsep visual meliputi:

1. Format desain 2. Tata letak 3. Tipografi 4. Logo 5. Warna


(29)

20

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan dalam kampanye kampung hijau adalah dengan menggunakan media utama berupa poster event, yang berisi informasi mengenai event liga kampung hijau dan poster mengenai pemanfaatan barang bekas yang dapat digunakan sebagai tempat media tanam dan tanaman.

Gambar: III.1 Format desain poster

III.2.2 Tata letak

Penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris dengan memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain layout

digunakan pada setiap media kampanye yaitu potrait. Keterkaitan pada setiap media perancangan desain yang digunakan pada setiap media kampanye ini terlihat pada penempatan tagline, headline dan logo kampanye yang penempatanya desesuaikan berdasarkan media yang digunakan.


(30)

21

Gambar: III.2 Layout 1

Gambar: III.3 Layout 2 III.2.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan dalam media ini mempunyai kesan tegas dan jelas, dimana tipografi dalam media ini berfungsi sebagai pengantar pesan dalam media dimana tingkat keterbacaan sangat penting. Berikut ini beberapa contoh tipografi yang digunakan dalam media:

a. Jenis huruf Trump Town Pro ini dipakai karena tingkat keterbacaan yang baik dan bersifat tegas.


(31)

22

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr

Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

b. Jenis huruf Century Gothic ini dipakai karena mudah untuk di baca dan memiliki kesan serius dan tegas

Aa Bb C c Dd Ee Ff G g Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

O o Pp Q q Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1234567890

Gambar: III.4 Contoh penerapan tipografi


(32)

23

Kampanye dan event memiliki logo yang berbeda. Berikut adalah penjelasanya:

1. Logo kampung Hijau terdiri dari logo gram dan logo type. Dimana merupakan representasi dari judul kampanye itu sendiri.

Gambar: III.5 Logo kampanye Kampung Hijau Penjelasan logo:

- Logo gram diambil dari beberapa elemen yaitu daun ayng

mewakilkan hijau, rumah sebagai kampung dan gedung sate berarti kota Bandung.

- Logo type menggunakan James Fajardo karena dengan adanya coretan dari setiap huruf terlihat lebih alami.

2. Logo Liga kampung Hijau merupakan logo type, adalah logo untuk event yang memiliki kesan tegas, kuat dan bersemangat.


(33)

24

Gambar: III.6 Logo Liga Kampung Hijau

III.2.5 Warna

Warna yang digunakan pada perancangan kampanye sosial ini adalah warna alam, maka yang digunakan adalah warna yang segar.


(34)

25

Berikut adalah psikologi warna yang di gunakan dalam media :

- Hijau : warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Mempunyai kepribadian keras dan berkuasa. Warna ini

memiliki sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang lain.

- Coklat : memberikan kesan hangat dan nyaman. Selain itu coklat juga memberikan kesan sophisticcated karena dekat dengan warna emas. Dan bersifat: tanah/bumi, realibility, comfort, daya tahan, kestabilan dan keanggunan

- Biru : warna yang tenang dan bersifat penyendiri,kepercayaan, keamanan, kebersihan, menyejukan dan damai

- Putih : warna suci dan bersih, natural, kosong, netral dan memiliki awal baru


(35)

26 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Pra Produksi

Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat menciptakan efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga.

Sebelum masuk tahap produksi tahapan yang dilalui dalam membuat media kampanye ini adalah:

a. Sketsa

Pembuatan sketsa bertujuan untuk mengetahui visual mana yang akan di ambil.

b. Pengolahan visual

Pengolahan visual meliputi hasil foto dimasukan ke dalam proses digital menggunakan software Adobe Photoshop meliputi koreksi warna dan editing teks.

c. Teknis produksi

Setelah proses editing selesai kemudian masuk ke proses produksi atau cetak.

IV.2 Teknis Produksi

Berikut adalah media beserta proses produksinya : a. Poster

Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan poster tersebut. Daerah tersebut diantaranya adalah di kawasan


(36)

27 permukiman padat penduduk. Alasan lain pemilihan media poster adalah karena harganya yang cukup murah.

Poster Event

Pada poster event menggunakan ilustrasi dengan konsep hijau di tambahkan foto perbandingan antara kampung yang hijau dan yang tidak hijau sebagai pemikat dan memancing rasa peduli terhadap lingkungan tempat tinggal. Ditambahkan tagline, headline, content, dan sponsor.

Gambar IV.1 Poster Event

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm) Material : Art Paper 150 gram Teknis Produksi : Cetak Offset

Poster Kampanye

Pada poster Kampanye menggunakan foto digunakan sebagai poster yang mengisnpirasi. Tujuanya adalah agar masyarakat tidak berfikir untuk menjadi hiau itu tidaklah mahal. Menggunakan objek sandal sebagai media tanaman.


(37)

28 Gambar IV.2 Poster Kampanye

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm) Material : Art Paper 150 gram

Teknis Produksi : Cetak Offset

b. Spanduk

Media ini dapat ditempatkan dimana saja dan dapat memberikan informasi. Biasanya media ini ditempatkan pada tempat yang strategis.

Gambar IV.3 Spanduk

Ukuran : 400cm x 100cm Material : Flexy Vinyl Teknis Produksi : Digital Printing


(38)

29 c. Flyer

Media flayer dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh masyarakat karena media ini dibagikan secara langsung kepada masyarakat. Flyer memiliki fungsi lain yaitu sebagai figura foto. Sehingga tidak akan terbuang sia-sia.

Gambar IV.4 Flyer

Ukuran : 40cm x 20cm Material : Art Papper 310gr Teknis Produksi : Cetak Offset

d. Gantungan Pot

Media ini di gunakan sebagai identitas. Untuk masyarakat yang mengikuti event kampung hijau. Desain mengadopsi dari pot tanaman.

Gambar IV.5 Gantungan Pot

Material : Mdf


(39)

30 e. Gantungan Kunci

Media ini di gunakan sebagai merchandise. Menggunakan bentuk pot.

Gambar IV.6 Gantungan Kunci

Material : Mdf

Teknis Produksi : Grafir dan Cutting

f. Jam Dinding

Media ini di gunakan sebagai pengingat, karea jam hampir setiap waktunya dilahat.

Gambar IV.7 Jam Dinding

Ukuran : 13,5cm x 13,5cm Material : Art Papper 310gr Teknis Produksi : Digital Printing


(40)

31 g. Stiker

Media ini di gunakan sebagai identitas bagi masyarakat yang telah berpartisipasi di dalam event.

Gambar IV.8 Stiker

Ukuran : 11cm x 10cm Teknis Produksi : Digital Printing


(1)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Pra Produksi

Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat menciptakan efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga.

Sebelum masuk tahap produksi tahapan yang dilalui dalam membuat media kampanye ini adalah:

a. Sketsa

Pembuatan sketsa bertujuan untuk mengetahui visual mana yang akan di ambil.

b. Pengolahan visual

Pengolahan visual meliputi hasil foto dimasukan ke dalam proses digital menggunakan software Adobe Photoshop meliputi koreksi warna dan editing teks.

c. Teknis produksi

Setelah proses editing selesai kemudian masuk ke proses produksi atau cetak.

IV.2 Teknis Produksi

Berikut adalah media beserta proses produksinya : a. Poster

Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan poster tersebut. Daerah tersebut diantaranya adalah di kawasan


(2)

permukiman padat penduduk. Alasan lain pemilihan media poster adalah karena harganya yang cukup murah.

Poster Event

Pada poster event menggunakan ilustrasi dengan konsep hijau di tambahkan foto perbandingan antara kampung yang hijau dan yang tidak hijau sebagai pemikat dan memancing rasa peduli terhadap lingkungan tempat tinggal. Ditambahkan tagline, headline, content, dan sponsor.

Gambar IV.1 Poster Event

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm) Material : Art Paper 150 gram Teknis Produksi : Cetak Offset

Poster Kampanye

Pada poster Kampanye menggunakan foto digunakan sebagai poster yang mengisnpirasi. Tujuanya adalah agar masyarakat tidak berfikir untuk menjadi hiau itu tidaklah mahal. Menggunakan objek sandal sebagai media tanaman.


(3)

Gambar IV.2 Poster Kampanye

Ukuran : A3 (29,7 x 47 cm) Material : Art Paper 150 gram

Teknis Produksi : Cetak Offset

b. Spanduk

Media ini dapat ditempatkan dimana saja dan dapat memberikan informasi. Biasanya media ini ditempatkan pada tempat yang strategis.

Gambar IV.3 Spanduk

Ukuran : 400cm x 100cm Material : Flexy Vinyl Teknis Produksi : Digital Printing


(4)

c. Flyer

Media flayer dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh masyarakat karena media ini dibagikan secara langsung kepada masyarakat. Flyer memiliki fungsi lain yaitu sebagai figura foto. Sehingga tidak akan terbuang sia-sia.

Gambar IV.4 Flyer

Ukuran : 40cm x 20cm

Material : Art Papper 310gr Teknis Produksi : Cetak Offset

d. Gantungan Pot

Media ini di gunakan sebagai identitas. Untuk masyarakat yang mengikuti event kampung hijau. Desain mengadopsi dari pot tanaman.

Gambar IV.5 Gantungan Pot

Material : Mdf


(5)

e. Gantungan Kunci

Media ini di gunakan sebagai merchandise. Menggunakan bentuk pot.

Gambar IV.6 Gantungan Kunci

Material : Mdf

Teknis Produksi : Grafir dan Cutting

f. Jam Dinding

Media ini di gunakan sebagai pengingat, karea jam hampir setiap waktunya dilahat.

Gambar IV.7 Jam Dinding

Ukuran : 13,5cm x 13,5cm Material : Art Papper 310gr Teknis Produksi : Digital Printing


(6)

g. Stiker

Media ini di gunakan sebagai identitas bagi masyarakat yang telah berpartisipasi di dalam event.

Gambar IV.8 Stiker

Ukuran : 11cm x 10cm