pada menjaga kelangsungan produksi beras domestik, melindungi petani padi serta menjamin kecukupan beras bagi masyarakat agar mereka
mendapatkan akses yang mudah secara ekonomi maupun fisik secara berkelanjutan. Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan
antara lain dilakukan melalui lembaga pangan yang bertugas melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang perberasan baik yang
menyangkut aspek pra produksi, proses produksi, serta pasca produksi. Salah satu lembaga pangan yang diberi tugas pemerintah untuk
menangani masalah pasca produksi, khususnya dalam bidang harga, pemasaran dan distribusi adalah Badan Urusan Logistik Bulog.
Lembaga seperti Bulog telah ada sejak zaman sebelum penjajahan Belanda, saat penjajahan Belanda yang dikenal sebagai VMF, masa
penjajahan Jepang yang dikenal sebagai Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha
, atau juga pada zaman kemerdekaan yang banyak mengalami perubahan sejak dari PMR, BAMA, YUBM, BPUP Badan Pelaksana
Urusan pangan, Kolognas dan Bulog. Tugas dan fungsi lembaga pangan tersebut umumnya berkisar pada masalah pengendalian harga, distribusi
dan pemasaran. Hanya fokus utamanya dapat berbeda antar waktu dan antar lembaga tersebut.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Impor Beras sehingga dapat mengetahui
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Impor Beras, Jumlah penduduk, Produksi Beras, Harga Beras Lokal , Kurs Valas dan
Produk Domestik Bruto.
4.2.1. Perkembangan Impor Beras
Perkembangan Impor Beras dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2. Perkembangan Impor Beras Tahun 2001-2010
Tahun Impor Beras Ton
Perkembangan 2001
644.733 -
2002 1.805.380 180,01
2003 1.428.506
- 20,87 2004
236.867 - 83,41
2005 189.616,6
- 19,94 2006
438.108,5 131,04
2007 1.406.843,6
221,11 2008
289.689,4 - 79,40
2009 250.473,2
- 13,53 2010
209.754,1 - 16,25
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Impor Beras selama 10 tahun 2001-2010 cenderung mengalami fluktuasi.
Perkembangan tertinggi Impor Beras adalah pada tahun 2007 sebesar 221,11 . Hal ini disebabkan karena penyerahan kebijakan perberasan ke
mekanisme pasar akan mengancam petani domestik sebab mereka belum siap berkompetisi dengan petani luar negeri yang mempunyai luas lahan
pertanian lebih luas serta didukung oleh teknologi yang lebih modern canggih dibandingkan dengan petani Indonesia yang sebagian besar
petani gurem dan cara bercocok tanam masih bersifat subsistem.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perkembangan terendah adalah pada tahun 2004 sebesar -83,41 . Hal ini disebabkan karena salah satu program pemerintah untuk
mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia salah satunya adalah dengan menerapkan panca usaha tani.
4.2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Jumlah Penduduk selama 10 tahun 2001-2010 cenderung mengalami
peningkatan. Perkembangan tertinggi Jumlah Penduduk adalah pada tahun 2010 sebesar 2,67 . Hal ini disebabkan karena adanya
transmigrasi besar-besaran yang dilakukan penduduk untuk menetap ke wilayah Indonesia.
Perkembangan terendah adalah pada tahun 2005 sebesar 0,91 . Hal ini disebabkan karena pemerintah menerapkan program Keluarga
Berencana KB supaya untuk membatasi angka kelahiran yang semakin meningkat tiap tahunnya.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2001-2010 Tahun
Jumlah Penduduk Juta Jiwa
Perkembangan 2001 206.835
- 2002 212.003
2,49 2003 215.278
1,54 2004 217.854
1,19 2005 219.852
0,91 2006 222.192
1,06 2007 225.642
1,55 2008 228.523
1,27 2009 231.369
1,24 2010 237.556
2,67
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3. Perkembangan Produksi Beras
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Produksi Beras selama 10 tahun 2001-2010 cenderung mengalami
kenaikan hanya pada tahun 2005 mengalami penurunan. Perkembangan tertinggi Produksi Beras adalah pada tahun 2009 sebesar 6,75 . Hal ini
disebabkan karena dalam jangka panjang pemerintah perlu memikirkan program pemberian income support to the farmer, yaitu memberikan
transfer uang secara langsung kepada petani berdasarkan jumlah produksi yang dijual kepada pemerintah, seperti model yang dilakukan oleh
pemerintah Malaysia. Walaupun kebijakan ini merupakan kebijakan yang mahal dari sudut pandang ekonomi, kebijakan ini merupakan bentuk
keseriusan keberpihakan pemerintah kepada petani domestik yang sebagian besar hidup dari bercocok tanam padi.
Perkembangan terendah adalah pada tahun 2005 sebesar -0,05 . Hal ini disebabkan karena petani padi tidak diberi perlindungan oleh
pemerintah maka jumlahnya akan semakin berkurang karena tidak mampu bersaing dengan sektor non padi dan sektor industri. Dalam
jangka panjang hal tersebut akan meningkatkan ketergantungan impor yang besar sehingga dapat mengganggu ketahanan pangan nasional.
Tabel 4. Perkembangan Produksi Beras Tahun 2001-2010
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tahun Produksi Beras
Ton Perkembangan
2001 50.460.782 -
2002 51.489.694 2,03
2003 52.137.604 1,25
2004 54.088.468 3,74
2005 54.056.282
- 0,05 2006 54.454.937
0,73 2007 57.157.435
4,96 2008 60.325.925
5,54 2009 64.398.890
6,75 2010 65.150.764
1,16
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.4 Perkembangan Harga Beras
Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa pekembangan Harga Beras selama 10 tahun 2001-2010 cenderung mengalami
kenaikan. Perkembangan tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 2005 sebesar 30,35 dengan nilai Harga Beras sebesar Rp.3444
per Kg yang ditahun sebelumnya nilainya sebesar Rp. 2642 per Kg. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 terjadi kenaikan harga BBM
sehingga Harga Beras naik. Sedangkan perkembangan terendah adalah pada tahun 2004 sebesar 0,00 atau tidak berubah dengan nilai harga
Beras tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar Rp.6500 per Kg. Hal ini disebabkan karena pemerintah menetapkan kebijakan perberasan melalui
penetapan tarif harga beras domestik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5. Perkembangan Harga Beras Tahun 2001-2010 Tahun
Harga Beras RpKg
Perkembangan 2001 2224
- 2002 2629
18,21 2003
2642 0,49
2004 2642
0,00 2005 3444
30,35 2006 4380
27,17 2007 5183
18,33 2008
5240 1,09
2009 5578
6,45 2010 6500
16,52
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah 4.2.5. Perkembangan Kurs Valuta Asing
Perkembangan Kurs Valuta Asing dari tahun ke tahun cenderung mengalami fluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6 yang menjelaskan
bahwa pada tahun 2001 sampai 2010, Perkembangan terbesar Kurs Valuta Asing pada tahun 2009 sebesar 11,59 hal ini dikarenakan 2009
merupakan dampak pada tahun 2008 yaitu terjadi adanya krisis minyak mentah dunia serta kenaikan harga BBM dan terendah sebesar – 14,03
terjadi pada tahun 2002, hal ini dikarenakan sudah membaiknya makro perekonomian di Indonesia sehingga Kurs Valuta Asing mengalami
penguatan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 6. Perkembangan Kurs Valuta Asing Tahun 2001 - 2010 Tahun
Kurs Valuta Asing Rupiah
Perkembangan 2001
10400 -
2002 8940
- 14,03 2003
8465 - 5,31
2004 9290 9,74
2005 9900 6,56
2006 9020
- 8,88 2007
8229 - 8,76
2008 7556
- 8,17 2009
8432 11,59
2010 8949
6,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah 4.2.6. Perkembangan Produk Domestik Bruto
Berdasarkan tabel 7 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Produk Domestik Bruto setiap tahunnya mengalami kenaikan yang tidak tentu
besarnya. Perkembangan tertinggi Produk Domestik Bruto adalah pada tahun 2002 sebesar 6,62 . Hal ini dikarenakan menghasilkan pendapatan
barang dan jasa cukup baik sehingga pertumbuhan ekonomi baik secara menyeluruh. Perkembangan terendah adalah pada tahun 2009 sebesar 4,54
, Produk Domestik Bruto tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar Rp.2.287.823,80dan Produk Domestik Bruto terendah pada tahun 2001
sebesar Rp. 1.411.753,50.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 7. Perkembangan Produk Domestik Bruto Tahun 2001-2010 Tahun
Produk Domestik Bruto Rupiah
Perkembangan 2001 1.411.753,50
- 2002 1.505.216,40
6,62 2003 1.577.171,32
4,78 2004 1.656.825,70
5,05 2005 1.749.546,90
5,59 2006 1.846.654,90
5,55 2007 1.964.327,32
6,37 2008 2.082.315,90
6,00 2009 2.176.975,50
4,54 2010 2.287.823,80
5,09
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE