2.2.3 Konfigurasi Pin ATmega 8535
Mikrokontroler AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga
jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan
port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D.
Gambar 2.12. Konfigurasi IC Mikrokontroller ATmega 8535
Penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega 8535:
Tabel 2.2. Deskripsi Pin Mikrokontroler ATmega 8535
Nama Deskripsi
Vcc Tegangan catu digital
Gnd Catu daya negatip Ground
Port A PA0-PA7 Port A berfungsi sebagai port InputOutput. Port A juga berfungsi sebagai ADC, jika diperlukan. Pin pada Port
Universitas Sumatera Utara
dapat diatur untuk memberikan internal pull-up resistors pada tiap bit. Penyangga data buffer pada keluaran Port
A mempunyai karakteristik gerak simetris dengan kapabilitas high sink maupun source. Ketika pin PA0 –
PA7 digunakan sebagai input dan secara eksternal dikonfigurasi pulled-low, pin-pin tersebut menghasilkan
arus apabila internal pull-up resistors diaktifkan. Pin pada Port A berada dalam kondisi tri-stated ketika kondisi reset
diaktifkan, meskipun clock tidak bekerja. Port B PB0-PB7
Port B adalah port InputOutput dwi-arah 8-bit dengan internal pull-up resistors pada tiap bit. Penyangga data
pada output Port B mempunyai karakteristik gerak simetris dengan kapabilitas high sink maupun source. Sebagai
input, Port B yang secara eksternal dikonfigurasi pulled- low akan menghasilkan arus jika pull-up resistors
diaktifkan. Pin pada Port B berada dalam kondisi tri-stated ketika kondisi reset diaktifkan, meskipun clock tidak
bekerja. Port B juga memiliki fungsi lain yaitu TO, XCK, T1, AIN0, INT2, AIN1, SS, MOSI, MISO dan SCK.
Port C PC0-PC7 Port C adalah sebuah port InputOutput dwi-arah 8-bit dengan internal pull-up resistors pada tiap bit. Penyanga
data pada output Port C mempunyai karakteristik gerak simetris dengan kapabilitas high sink maupun source.
Sebagai input, Port C yang secara eksternal dikonfigurasi
Universitas Sumatera Utara
pulled-low akan menghasilkan arus jika pull-up resistors diaktifkan. Pin pada Port C berada dalam kondisi tri-stated
ketika kondisi reset diaktifkan, meskipun clock tidak bekerja. Port C juga memiliki fungsi lain seperti TOSC2
dan TOSC1. Port D PD0-PD7 Port D adalah sebuah port InputOutput dwi-arah 8-bit
dengan internal pull-up resistors pada tiap bit. Penyangga data pada output Port D mempunyai karakteristik gerak
simetris dengan kapabilitas high sink maupun source. Sebagai input, Port D yang secara eksternal dikonfigurasi
pulled-low akan menghasilkan arus jika pull-up resistors diaktifkan. Pin pada Port D berada dalam kondisi tri-stated
ketika kondisi reset diaktifkan, meskipun clock tidak bekerja. Port D juga memiliki fungsi lain seperti RXD
Nama Deskripsi
, TXD, INT0, INT1, OC1B, OC1A, ICP1, OC2, SCL dan SDA.
RESET Input Reset. Kondisi low-level pada pin ini yang lebih
lama dibanding panjang pulsa minimum akan menyebabkan kondisi reset, meskipun clock tidak bekerja.
Pulsa yang lebih pendek tidak dijamin menyebabkan kondisi reset.
XTAL1 Pin untuk eksternal clock.
XTAL2 Pin untuk eksternal clock.
Universitas Sumatera Utara
AVCC Pin tegangan catu untuk Port A dan ADC. AVcc harus
terhubung secara eksternal dengan Vcc, meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, AVcc harus
terhubung dengan Vcc melalui sebuah low-pass filter. AREF
Pin referensi analog bagi ADC
2.2.4. Port MasukanKeluaran InputOutput Port