KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

(1)

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

(THE POLICY OF MALAYSIAN GOVERMENT TO BLOCK GLOBAL TERRORISM MOVEMENT)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

YAYUK WAHYUNI 20120510191

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

JUDUL SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

The Policy of Malaysian Goverment to Block Global Terrorism Movement

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu Pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Skripsi

Disusun oleh: YAYUK WAHYUNI

20120510191

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul:

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME ISIS

The Policy of Malaysian Government to Block Global Terrorism Movement Disusun oleh:

YAYUK WAHYUNI 20120510191

Skripsi ini telah dipertahankan dalam Ujian Pendadaran, dinyatakan Lulus, dan Disahkan di depan Tim Penguji JurusanIlmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada: Hari / Tanggal : Selasa / 30 Agustus 2016

Waktu : 8:00 WIB Tempat : Ruang HI.E

TIM PENGUJI Ketua Penguji

Dr. Nur Azizah., M.Si NIP : 163 004 Penguji I

Takdir Ali Mukti., S.Sos., M.Si NIP : 163 035

Penguji II

Dr. Surwandono., S.Sos., M.Si NIP : 163 032


(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yayuk Wahyuni

Nomor Induk Mahasiswa : 20120510191

Program Studi : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 5 September 2016 Yang membuat pernyataan, Tanda Tangan

Yayuk Wahyuni NIM : 20120510191


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan sebagai bentuk rasa Syukur Kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan Penulis waktu, peluang, kesehatan pikiran dan Jasmani untuk dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini sehingga penulisan Skripsi ini dapat

penulis selesaikan secara tepat waktu sehingga penulis mempersembahkan Skripsi ini kepada Untuk Bapak Muhammad Katur dan Ibu Mustiaman, Pak, Bu anakmu bisa menyelesaikan

tugas akhir berkat bantuan dari kalian. Terimakasih atas Support baik itu berupa Materi dan juga semangat yang tiada henti kalian berikan kepada penulis, terimakasih atas doa yang tak henti – henti kalian panjatkan untuk kelancaran penulis dalam masa kuliah dan penulisan

skripsi. ini salah satu bentuk doa kalian yang telah dikabulkan oleh Allah SWT. Untuk adek – adeku, Dita Kartika Sari, Nurmayanti dan Si Bungsu Muhammad Afifatur. Kesayangaan kakak, terimakasih atas doa – doa yang kalian panjatkan untuk kakak, terutama untuk Dita yang telah mengorbankan laptopnya demi untuk kelancaran penulisan skripsi ini, I LOVE U ALL kalian salah satu semangat kakak untuk berubah menjadi yang lebih baik. Untuk Bapaku Sudirman, Bapak, penulis bersyukur memiliki pak de seperti bapak, bapak

adalah Malaikat penyelamat yang dikirim tuhan untuk penulis, berkat dukungan berupa materi dan kata – kata mutiara yang bapak berikan penulis menjadikan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu, terimakasih Bapak Untuk semua keluarga besar Muhammad Katur dan Mustiaman. A. Iman, I. Miss, Bibi

Sumi, Kak Iyah, Kak Jaelani, Papuk nine, papuk mame Terimakasih dukungan dan motivasi yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan

penulisan skripsi dengan tepat waktu terimakasih

Untuk Princess Kos Mawar, Kakume, Zul ( FIFIN ), Anggita, Fenty, Mba Vina, Mba Ayu. Terimakasih banyak Girls untuk semua yang telah kalian berikan untuk penulis baik itu

berupa semangat, saran atau masukan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis. Terutama untuk Anggita dan Zul yang banyak berkontribusi dalam penulisan skripsi ini, makasi ya saran – saran kalian sangat bermanfaat bagi penulisan skripsi ini. Patner ngampus

pagi, sore dan malam Mba ay, Mba Ay akhirnya kita bisa menyelesaikan skripsi ini Untuk Dwi Suw dan Ainun Sari terimakasih sudah menjadi teman yang menerima penulis

apa adanya, penulis beruntung memiliki teman seperti kalian berdua. Untuk Dwi Suw terimakasih banyak atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, kau satu – satunya

teman yang paling tulus yang pernah aku kenal, LOVE U wiwik.

Untuk anak – anak KKN 036. Ririn, Dena, Lisa, Wulan, Erna, Fi’ah, Henny, Zahra, Anggoro, Dedi, Acenk, Amir, Ariq, Zeflin, Mas Faris. Penulis beruntung bisa mengenal


(6)

v

Untuk teman – teman HI UMY 2012. Terutama Anif, Nisa, Nanda, yang merasakan sulitnya mengurus syarat pendadaran dan wisuda. akhirnya kita bisa lulus juga!!

Semua pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam kelancaran penyelesaian Karya Ilmiah/Skripsi ini, penulis mengucapkan beribu terima kasih


(7)

vi MOTTO

Allah SWT Maha Segala - galanya

Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita Berdoa

dan Berusaha

Percayalah!!

(Penulis)

Dreams, Prayers, and Do it!!!

(Penulis)

Everyday, Everyhours turn the pain into power

(The Script)


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Malaysia Dalam Membendung Gerakan Terorisme Global” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata-1 (S1) dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sekaligus sebagai penerapan dari teori–teori yang telah penulis diperoleh selama berada di bangku kuliah. Ucapan terima kasih penulis dedikasikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses studi dan penulisan skripsi ini. Tentunya kepada:

1. Bapak Prof Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Ali Muhammad, S.IP., M.A., P.hD. Selaku ketua Dekanat Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Ibu Dra. Nur Azizah M.Si, selaku Kepala Prodi Hubungan Internasional sekaligus dosen pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini

4. Bapak Takdir Ali Mukti. S.Sos., M.Si. Selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran dan masukan untuk skripsi penulis. 5. Bapak Dr. Surwandono., S.Sos., M. Si. Selaku penguji II yang telah meluangkan

waktu untuk menguji dan memberikan saran dan masukan yang begitu berguna dalam penulisan skripsi ini.


(9)

viii

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan perkuliahan berupa teori maupun Soft Skill

selama 6 Semester sehingga penulis memiliki bekal untuk menyusun skripsi ini. 7. Seluruh karyawan dan staff Tata Usaha Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Pak

Djumari, Pak Waluyo dan Pak Ayub Terima kasih untuk segala pelayanan terbaik yang telah diberikan.

Tanpa bantuan dari pihak–pihak terkait, tentunya skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis berharap agar skripsi ini kedepannya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, 5 September 2016

Yayuk Wahyuni NIM : 20120510191


(10)

ix DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ...i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI...ix

ABSTRACT ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I. Latar Belakang Masalah... 1

II. Rumusan Masalah ... 6

III. Kerangka Pemikiran ... 6

a. Konsep Counterterrorism ... 7

b. Teori Sistem politik ... 9

IV. Hipotesa ... 11

V. Metodologi Penelitian ... 12

VI. Tujuan Penelitian ... 12

VII. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II PROFILE SINGKAT ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA), ISIS SEBAGAI GERAKAN TERORISME GLOBAL MUNCUL SEBAGAI ANCAMAN BARU YANG MENGANCAM KEAMANAN DALAM NEGERI MALAYSIA16 I. Terrorisme sebagai ancaman baru terhadap keamanan dalam negeri ... 14

a. Definisi Terorisme ... 14

b. Tujuan Terorisme ... 16

II. Profile Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) ... 18

a. Sejarah Berdirinya ISIS ... 18

b. Ideologi Gerakan ISIS ( Islamic State of Iraq and Syiria ) ... 20

II. Sumber kekuatan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) ... 23

a. Sumber kekuatan Dana ... 23

b. Sumber kekuatan Militer ... 25

III. Keanggotaan ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) ... 26 a. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui media sosial dan multimedia28


(11)

x

b. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui perwakilan anggota yang tersebar di

berbagai negara dunia ... 29

IV. Jaringan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Asia Tenggara ... 31

V. Sepak Terjang Terorisme di Malaysia dan pengaruh gerakan ISIS yang mengancam keamanan dalam negeri Malaysia ... 35

a. Terorisme di Malaysia ... 35

b. Pengaruh ISIS di Malaysia ... 39

BAB III KEBIJAKAN COUNTERTERRORISM SEBAGAI FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) DI MALAYSIA ... 43

I. Pengaruh kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat di Dunia Internasional .. 46

II. Strategi Kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat ... 48

III. Upaya Counterterrorism Malaysia dan kerjasama yang dibangun dalam kerangka kebijakan Counterterrorism ... 50

a. Bergabung kedalam Global Coalition to Counter – ISIS (Koalisi Global untuk melawan ISIS) ... 52

b. Koalisi Militer untuk Melawan ISIS ... 55

c. Kerjasama Antara AS – Malaysia ... 57

d. Kerjasama Malaysia – Indonesia ... 59

BAB IV POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG TERORISME GLOBAL DAN FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA ... 64

I. Pengertian POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 65

II. Faktor pendorong dibuatnya POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 66

A. Faktor Internal ... 66

B. Faktor Eksternal ... 70

III. Proses Pembuatan POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 72

IV. Analisis Kaitan antara POTA sebagai undang – undang untuk mencegah tindak terorisme ... 77

BAB V Kesimpulan ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(12)

(13)

i ABSTRACT

This research aims to explain the policy of Malaysian goverment to block global terrorism movement. the background of the Malaysian government to make a policy to blocked the global terrorist movement cause emergence of ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) as a global terrorist movement. ISIS becomes as new threats that threaten the internal security of Malaysia and globally. ISIS emergence as a global terrorist movement makes the Malaysian government take decisive steps to prevent the effects of ISIS entry into the country.the policy of Malaysian goverment has created a laws of terrorism prevention called POTA (Prevention Of Terrorism Act). POTA is a policy that is generated by the Counterterrorism namely an attempt to fight or prevent acts of terrorism in a country that is done through various ways one of them is to make acts like POTA and have international cooperation.

Keywords : ISIS, Malaysia, Counterterrorism, POTA ( Prevention Of Terrorism Act


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang mengancam keamanan dalam negerinya, ini sangatlah berpengaruh bagi keberlangsungan hidup warga negara Malaysia itu sendiri dan dunia internasional pada umumnya. Malaysia dikenal sebagai negara yang gencar dalam memerangi tindak terorisme dan aktif dalam forum – forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan tindak terorisme. salah satu cara Malaysia untuk mencegah tindak terorisme di negaranya yakni dengan cara membuat sebuah kebijakan pencegah tindak terorisme.

Munculnya terorisme sebagai ancaman baru di dunia internasional menjadikan terorisme menjadi perhatian dan ancaman utama bagi keamanan sebuah negara. Terorisme merupakan salah satu realitas politik yang telah berlangsung sejak lama, terorisme didefinisikan sebagai kegiatan aktor negara atau non negara yang menggunakan teknik kekerasan dalam usahanya menggapai tujuan politik (Olton, 1999). Sejak berakhirnya perang dingin, intensitas kegiatan terorisme internasional tidak memperlihatkan gejala penurunan melainkan mengalami peningkatan yang pesat. Terorisme tidak lagi menjadi ancaman domestik melainkan telah menjadi ancaman internasional yang mengancam


(15)

keamanan dalam negeri setiap negara didunia. Hal ini dapat dilihat dari suatu organisasi teroris yang memperluas wilayah jaringannya melampau batas- batas wilayah negara. Tidak hanya melakukan aksi teror dinegara dimana mereka berasal namun juga membuat jaringan di negara – negara didunia.

Terorisme menjadi penting sejak peristiwa 11 September 2001. (Cipto, 2007) karena pada peristiwa tersebut menyerang dua fasilitas penting AS yakni gedung WTC (World Trade Centre) di Washington DC dan Pentagon di New York. Adapun kedua gedung tersebut dianggap sebagai lambang superioritas Amerika Serikat sebagai negara superpower dengan kehebatannya disegala bidang. Peristiwa tersebut menjadi tonggak awal Amerika Serikat menuduh bahwa dalang dari peristiwa tersebut diakibatkan oleh gerakan terorisme Al – Qaeda di Irak dibawah pimpinan Osamah Bin Laden dan titik awal munculnya isu terorisme sebagai ancaman global . Serangan 11 September 2001 merupakan sebuah pukulan keras bagi Amerika Serikat sehingga Amerika Serikat berkomitmen dengan tegas untuk melawan segala jenis tindak terorisme dan memberikan reaksi keras kepada dunia internasional untuk bersama – sama melawan terorisme. Hingga akhirnya inilah yang melatarbelakangi Amerika mengeluarkan kebijakan “Global War On Terror” sebuah kebijakan yang dibuat

oleh George W. Bush yang kala itu sedang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Asia Tenggara dikatakan menjadi kawasan dengan kasus terorisme terbanyak, sehingga tak ayal jika AS gencar mengkampanyekan “global war on terror” dan menjadikan Asia Tenggara “Front Kedua” setelah Afghanistan.


(16)

Mengapa Asia Tenggara menjadi target kampanye terorisme, ini dikarenakan dua hal yang Pertama, mayoritas penduduk dikawasan ini beragama Islam. Kedua,

yaitu dikawasan ini memang terdapat beberapa kelompok minoritas Islam yang cenderung keras dalam menyampaikan aspirasi mereka yang tersebar di Malaysia, Indonesia dan Filipina. (Cipto, 2007)

Pada tahun 2014 dunia internasional kembali dihadapkan pada tindak terorisme yakni kemunculan gerakan terorisme baru yakni ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang berpusat di Suriah. ISIS adalah sebuah gerakan terorisme yang terbentuk di Suriah yang mendeklarasikan dirinya sebagai sebuah negara Islam yang diketuai oleh Abu Bakar Al – Baghdadi. mereka menyebut dirinya sebagai sebuah negara Islam (khilafah Islamiyah), yang menghimbau untuk setiap umat Sunni diseluruh dunia untuk bergabung dan berjihad untuk melawan musuh Islam. Tidak hanya itu, gerakan ini adalah sebuah gerakan politik dan organisasi militer yang menggunakan interpretasi radikal Islam sebagai pilosofi politik untuk melancarkan semua aksinya (Project, Special Report The Islamic State, 2015). Gerakan ini dikenal sebagai sebuah gerakan terorisme paling berbahaya pada abad ini, mengingat bahwa tindakan dan pengaruh yang disebabkan oleh gerakan ini dapat mengancam siapa saja dan dimana saja baik itu warga muslim maupun non muslim. Pengaruh yang disebarkan oleh gerakan ini berupa penyebaran ajaran / ideologinya ke sebuah kawasan atau negara dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan berupa anggota, dimana sebagai gerakan yang baru terbentuk tentu saja akan membutuhkan anggota dengan jumlah besar. Akibat dari


(17)

tindakan tersebut menjadikan ISIS sebagai ancaman yang dapat mengganggu stabilitas keamanan baik itu keamanan dalam negeri maupun internasional.

Hal ini dibuktikan dengan adanya keterlibatan warga negara di Kawasan Asia Tenggara yang berangkat ke Suriah maupun Irak untuk bergabung dengan ISIS. seperti Malaysia yang mengindikasikan bahwa 40 warga negaranya teridentifikasi ikut bergabung dengan gerakan ISIS di Suriah. Menururt Ayob Khan, salah seorang pejabat kontraterorisme Malaysia menyebutkan bahwa warga Malaysia tersebut adalah warga yang memiliki visi membangun kekhalifahan Islam di Asia Tenggara, yang mencakup Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina serta Singapura (Internasional Kompas.Com, 2014)

Masuknya pengaruh ISIS ke Asia Tenggara ikut mengancam keamanan dalam negeri Malaysia, data dari Asisten Direktur Kepala Divisi penanggulangan terorisme Malaysia, menyatakan bahwa setidaknya ada 100 warga negara Malaysia telah berangkat ke Suriah untuk bergabung besama ISIS. Tidak hanya itu, kepala divisi juga telah menangkap ± 12 orang yang akan dibawa kepengadilan atas tuduhan terlibat aksi teror. Kemudian ditemukan bahwa ada sekitar 10 aksi bom bunuh diri yang akan dilakukan dikuala lumpur dan delapan lainnya di wilayah lain. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa perwakilan ISIS di Malaysia juga melakukan kerjasama dengan gerakan radikal di kawasan Asia Tenggara seperti Front Pembebasan Nasional Moro dan Abu Sayyaf kerjasama ini dilakukan guna untuk melancarkan aksi dan penempatan anggota di Kuala Lumpur dan Sabah. (Widodo & Indriawan, 2015)


(18)

Tindakan yang dilakukan oleh para warga negara Malaysia yang telah bergabung sebagai anggota ISIS tidak hanya sebatas berangkat ke Suriah dan ikut berperang, melainkan para warga negara tersebut juga berkontribusi dalam sistem pendanaan gerakan ini, hal yang dilakukan yakni memberikan sokongan dana untuk membuktikan bahwa mereka benar – benar ingin bergabung dan mendukung penuh apapun yang dilakukan oleh gerakan ini. Selain berkontribusi dalam memberikan sokongan dana, para warga negara Malaysia yang telah berangkat ke Suriah serta membawa ikut serta keluarga mereka memberikan wewenang penuh terhadap gerakan ini yakni dengan menyerahkan istri dan anak – anak mereka untuk dilatih oleh gerakan ini. Salah satunya ialah ISIS mempunyai hak untuk melatih anak – anak para anggotanya, anak – anak tersebut dilatih dalam latihan militer. Latihan yang diberikan oleh gerakan ini meliputi, latihan penggunaan senjata, latihan bela diri dan masih banyak lagi dan rata – rata umur para anak – anak tersebut dapat dikatakan masih dibawah umur. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan diri sejak dini dan juga sebagai generasi penerus gerakan ini.

Keberhasilan gerakan ini dalam menyebarkan pengaruhnya di Malaysia menjadikan pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas untuk membendung agar pengaruh gerakan ini dapat dihentikan karena mengancam keberlangsungan hidup warga negara Malaysia termasuk anak – anak dibawah umur dan akan berdampak negativ bagi negara tersebut di masa depan. Terancamnya keamanan dalam negeri Malaysia akan berpengaruh ke berbagai sektor vital di negara tersebut seperti sektor Ekonomi dan Politik dalam negeri maupun luar negeri.


(19)

Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang pasti untuk membendung gerakan terorisme ISIS.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalahnya sebagai berikut

Mengapa Pemerintah Malaysia membuat kebijakan Counterterrorism dengan cara mengesahkan undang – undang pencegahan tindak terorisme POTA (Prevention Of Terrorism Act)? III. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam membahas permasalahan dalam sebuah penelitian sangat diperlukan untuk menjadi landasan berpikir dalam melihat suatu fenomena hubungan internasional. konsep maupun teori yang digunakan adalah berfungsi untuk menjadi jembatan yang akan menghubungkan antara rumusan masalah dengan hipotesa. Dimana pengertian konsep itu sendiri ialah abstraksi yang mewakili suatu obyek sifat suatu obyek atau suatu fenomena tertentu. (Mas'oed, 1990) dimana konsep digunakan oleh manusia untuk melihat suatu fenomena secara abstrak dan menjadi landasan berfikir untuk mengkaji suatu fenomena. Sedangkan teori adalah suatu bentuk pernyataan yang menjawab pertanyaan “mengapa” artinya ialah berteori adalah upaya memberi makna pada fenomena yang terjadi.. (Mas'oed, 1990) pada penelitian ini akan menggunakan konsep Counterterrorismdan Teori sistem politik.


(20)

a. Konsep Counterterrorism

Untuk mengkaji upaya-upaya apa saja yang bisa digunakan dalam memerangi tindak terorisme kita dapat menggunakan sebuah konsep yang disebut dengan Counterterrorism atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Strategi penanggulangan terorisme atau Kontra-terorisme. Counterterrorism dapat diartikan sebagai tindakan untuk melawan ancaman terorisme, mencegah tindakan terorisme dan mengurangi pengaruh yang diberikan oleh para pelaku teror selain itu, Counterterrorism mencoba untuk menghentikan bahkan menghilangkan teroris menggunakan cara yang spesial. (Jackson, 2013). Yakni dengan cara :


(21)

Prevention, sebuah upaya pencegahan yakni mencegah orang-orang masuk ke dalam jaringan terorisme, baik dalam lingkup suatu negara, kawasan, maupun, ditingkat internasional. Menanggulangi faktor dan akar penyebab yang dapat menyebabkan radikalisasi dan rekruitmen oleh para anggota terorisme. upaya prevention dapat dilakukan antara lain dengan cara melakukan dialog antara para pakar-pakar budaya dan agama, namun strategi ini juga daat diterapkan dalam bentuk kebijakan didalam pemerintahan suatu negara. Upaya yang ditempuh oleh pemerintah Malaysia ialah menggunakan strategi kebijakan Counter-Terrorism yang bersifat Prevention. Dimana pemeritah Malysia berkomitmen untuk memberantas tindakan terorisme dengan cara membuat Undang-undang pencegahan tindak terorisme yang disebut Prevention Of Terorism Act


(22)

Protection, merupakan sebuah upaya melindungi warga negara serta infrastruktur disuatu negara dan meminimalisir kerentanan mereka terhadap serangan. Hal ini dapat dicapai melalui penguatan keamanan batas negara, sistem transportasi umum, dan infrastruktur lainnya. Pentingnya meningkatkan perlindungan dan pengawasan disegala sektor dalam suatu negara dengan maksud agar para teroris mendapatkan kesulitan untuk mengetahhui, meminimalisir kemungkinannya untuk masuk kekawasan suatu negara. Negara Malaysia juga menggunakan model Protection untuk melindungi keamanan dalam negerinya dengan cara membuat lembaga penanggulangan Counterterrorism yang berfungsi sebagai tempat pertukaran informasi tentang tindak terorisme. selain itu, Malaysia melakukan kerjasama intelijen yakni mengizinkan para intelijen asing untuk masuk ke negaranya salah satunya yakni dibawah lembaga


(23)

Response, strategi yang terakhir ini merupakan menuntut suatu negara ataupun organisasi-organisasi baik ditingkat regional maupun internasional untuk menjalin sebuah kerjasama bersama dan berkomitmen untuk memberantas segala bentuk tindakan terorisme. usaha ini dimunculkan karena mengingat bahwa gerakan terorisme menjadi ancaman baru yang mengancam keamanan suatu negara atau kawasan sehingga dibutuhkan suatu keseriusan untuk menjalin kerjasama dengan cara bertukar informasi dan strategi-stragegi lainnya. Adapun upaya Malaysia dalam melakukan Counterterrorism melalui cara Response yakni dengan melakukan kerjasama secara regional dan Global seperti bergabung kedalam Global Coalition to Counter ISIL, Koalisi Militer Global untuk melawan ISIS yang dicanangkan oleh Arab Saudi, kemudian bekerjasama secara bilateral dalam hal kemanan dengan AS dan Indonesia (Winarno, 2014).


(24)

b. Teori Sistem politik

Teori Sistem politik oleh David Easton dimana penegertian sistem politik menurut David Easton adalah dalam suatu sistem politik selalu ada suatu aliran yang mengalir secara terus menerus dari input ke output dan

feedback. Kemudian menghasilakan suatu Sistem Poitik baru. Input terdiri atas tuntutan dan dukungan yang berasal dari lingkungan. sistem politik yang terdiri dari pembuat keputusan dan aktor-aktor politik lainnya, menerima input ini dan mempertimbangkan reaksi terhadap kebijakan-kebijakannya. Informasi tadi dikonversikan dalam suatu Black Box yang terdiri dari intitusi-intitusi politik dan menghasilkan output dalam bentuk peraturan serta keputusan yang otoratif. Kemudian output tersebut dikembalikan kelingkungan melalui suatu lingkaran umpan balik (Feedback) dan ini menjadi input baru bagi sistem politik (Budiarjo, 2008).

Model pembuatan Undang-undang di Malaysia secara umum diawali dengan Rancangan Undang-undang yang dapat bersumber dari tuntutan Pemerintah itu sendiri untuk membuat suatu kebijakan baru. Kemudian di tembuskan kepada anggota parlemen. RUU tersebut yang telah ditembuskan kepada anggota Dewan Rakyat masuk kedalam tiga tahapan pemeriksaan, selanjutnya diajukan ke pihak Senat untuk melalui proses yang sama yaitu pemeriksaan kembali, jika RUU telah disetujui oleh Dewan Rakyat dan Senat tahap selanjutnya yaitu meminta persetujuan dari Raja.


(25)

Jika dilihat dari penjelasan model pembuatan Undang-undang Malaysia diatas, Teori sistem politik digambarkan sebagai berikut, bahwa adanya input berupa tuntutan dari dalam negeri yang terancam oleh gerakan ISIS, menjadikan pemerintah Malaysia harus mengambil langkah cepat untuk membendung pengaruh ISIS tentunya juga untuk menjaga keamanan dalam negeri. Sehingga Pemerintah Malaysia mengajukan RUU yaitu Prevention Of Terrorism Act (POTA) adapun yang mengawali dibuatnya uu ini karena dipicu oleh penangkapan 17 orang terduga teroris.

Kemudian langkah pemerintah tersebut mendapat dukungan penuh dari aparat keamanan Malaysia seperti Polisi dan lembaga penanggulangan terorisme. dalam proses pembuatan rancangan uu tersebut, sebanyak 79 anggota parlemen menyatakan setuju dan 60 lainnya menolak. RUU tersbut dapat lolos karena mendapatkan dukungan mayoritas dari pihak parlemen sehingga pada April 2015 RUU Prevention Of Terrorism Act

lolos menjadi sebuah undang-undang baru yang mengatur tentang pencegahan tindak terorisme di Malaysia.


(26)

Adanya Input berupa tuntutan dan output berupa undang – undang menjadikan terbentuknya sebuah sistem politik berupa aturan-aturan atau kebijakan yang dibuat dalam bentuk undang-undang yaitu Prevention Of Terrorism Act oleh pemerintah Malaysia. Adapun feedback dari disahkannya undang-undang tersebut yakni mendapat penolakan dari beberapa elit parlemen dan organisasi internasional yang merasa bahwa uu tersebut tidak cocok untuk diterapkan di negara Malaysia. Meskipun menuai banyak protes atau tindakan tidak setuju datang dari berbagai pihak atas kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah, namun pemerintah Malaysia tetap membuat dan mengesahkan undang – undang tersebut sebagai alat untuk membendung gerakan ISIS.

IV. Hipotesa

Berdasarkan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, dan Kerangka teori dapat diambil Hipotesa bahwa alasan mengapa pemerintah Malaysia membuat kebijakan Counterterrorism dengan cara mengesahkan undang – undang pencegah tindak terorisme POTA ialah:

1. Untuk menangkal pengaruh ISIS, yang menjadi ancaman baru bagi keamanan dalam negeri Malaysia sehingga dibutuhkan suatu alat yang tepat untuk membendung pengaruh yang disebarkan oleh ISIS.

2. Lemahnya regulasi keamanan internal negara Malaysia sehingga dibutuhkan regulasi baru yakni sebuah undang – undang yang khusus


(27)

menangani pencegahan tindak terorisme di Malaysia yang disebut POTA (Prevention Of Terrorism Act)

V. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni analisa deskriptif dan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi berupa buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, kutipan hasil penelitian, media massa, media sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan (Library Research).

VI. Tujuan Penelitian

1. Dengan penulisan skripsi ini diharapakan dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan dan mebuktikan hipotesa tentang upaya pemerintah dalam penanganan terorisme global.

2. Skripsi ini ditujukan untuk menambah pengetahuan khalayak ramai tentang keseriusan negara Malaysia dalam menangani gerakan terorisme global khususnya terorisme ISIS.

3. Skripsi ini ditujukan guna untuk mendapatkan dan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu politik dengan Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(28)

VII. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan skripsi ini dipaparkan sebagai berikut:

BAB I : Bab I berisi tentang Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka konsep, kerangka teori, Hipotesa, metodologi penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Bab II membahas tentang masuknya pengaruh ISIS di Asia Tenggara, yang menjadi ancaman baru bagi kemanan dalam negeri negara – negara di kawasan tersebut khususnya Malaysia, disini akan dipaparkan tentang profile ISIS yakni, sejarah terbentuknya, ideologi, pendanaan, keanggotan dan pengaruh ISIS di Malaysia.

BAB III : Bab III membahas tentang strategi Response sebagai kebijakan Counterterrorism yang digunakan oleh pemerintah Malaysia untuk membendung gerakan terorisme ISIS dan juga sebagai faktor pendorong dibuatnya POTA (Prevention Of Terrorism Act)

BAB IV : Bab IV membahas tentang POTA sebagai upaya pemerintah Malaysia membendung gerakan terrorisme ISIS. Disini akan dipaparkan faktor internal dan eksternal disahkannya POTA sebagai undang – undang anti terorisme Malaysia, bagaimana POTA dapat membendung pengaruh yang disebarkan oleh gerakan ISIS dan kelemahan regulasi keamanan negara Malaysia terdahulu.


(29)

(30)

BAB II

PROFILE SINGKAT ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA), ISIS SEBAGAI GERAKAN TERORISME GLOBAL MUNCUL SEBAGAI ANCAMAN BARU YANG MENGANCAM KEAMANAN

DALAM NEGERI MALAYSIA

I. Terrorisme sebagai ancaman baru terhadap keamanan dalam negeri Isu terorisme sebenarnya bukanlah isu baru yang muncul untuk mengancam keamanan suatu negara melainkan isu ini menjadi penting setelah Amerika merubah arah kebijakan luar negeri mengikuti terjadinya serangan yang dilakukan oleh kelompok radikal pada 11 September 2001 di Washington DC. Terorisme di

a. Definisi Terorisme

Definisi terorisme menurut Webster’s New School and Office Dictionary, “terrorism is the use of violence, intimidation, to gain to end especially a system of goverment ruling by terror”, ia menjelaskan bahwa terorisme selalu menggunakan kekerasan, intimidasi, untuk melawan atau menghentikan sebuah sistem termasuk sistem pemerintahan yang dilakukan melalui penyebaran teror. sedangkan pelakunya disebut sebagai teroris. Sedangkan menurut ensiklopedia Indonesia terorisme merupakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang diperhitungkan sedemikian rupa untuk menciptakan suasana ketakutan dan bahaya dengan tujuan menarik perhatian nasional maupun internasional terhadap suatu aksi atau tuntutan. Kemudian , menurut kamus besar bahasa Indonesia Terorisme diartikan


(31)

sebagai rasa takut yang ditimbulkan oleh orang atau sekelompok orang. Jadi terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan.

Selain itu terorisme merupakan kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crime) yang kental dengan muatan kekerasan politik, yang cenderung sering membuat kerusuhan, pemberontakan, revolusi, perang saudara dan pembantian termasuk melalui teror bom, penyanderaan, dan penembakan dengan sasaran masyarakat sipil bukan militer yang notabenenya tidak terkait langsung terhadap masalah yang sedang dihadapi, terorisme memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Merupakan intimidasi yang bersifat memaksa

2. Menggunakan pembunuhan dan penghancuran secara sistematis sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu

3. Menciptakan dampak ketakutan yang berkepanjangan

4. Target atau sasaran aksi di pilih namun tujuannya adalah publik dan bersifat rahasia

5. Pesan aksi sebetulnya sudah menjadi rahasia umum, walaupun tidak diungkapkan secara rasional

6. Para anggota jaringan terorisme biasanya dilatarbelakangi oleh sifat idealisme atau fanatisme yang keras, baik nilai-nilai agama, kultur dan nilai-nilai lainnya.


(32)

Kemudian definisi lain tentang terorisme ialah Terorisme adalah tindakan yang melanggar hukum atau tindakan kekerasan yang mengancam peradaban, sering kali untuk mencapai tujuan politis, agama, atau tujuan – tujuan lain yang serupa. Terorisme internasional melibatkan teritori atau warga negara lebih dari satu negara (Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013). Selain itu, para teroris menggunakan kekerasan untuk menarik perhatian akan maksud atau alasan dibalik tindakan mereka. Mereka berusaha membuat rasa takut kepada masyarakat luas dan pemerintah dengan cara mencederai orang. Kemudian para teroris menjadikan orang – orang yang tidak bersalah sebagai target (Winarno, 2011).

b. Tujuan Terorisme

Tujuan dari gerakan terorisme secara umum diartikan sebagai memublikasikan suatu alasan melalui aksi kekerasan. Karena dengan demikian tujuan mereka akan dapat terpublikasikan dengan cepat dan masif, katalisator bagi aksi militerisme atau mobilisasi massa, menyuarakan ideologi tertentu untuk merekrut anggota, menebar kebencian dan konflik intern-komunal, menyalakan api peperangan dan menghancurkan kepercayaan masyrakat terhadap pemerintah dan kelompok-kelompo tertentu.

Paradigma terorisme saat ini telah mengalami transformasi dari pengertian awalnya seperti yang diutarakan oleh Profesor linguistik Noam


(33)

mengatakan bahwa konsep terorisme telah berkembang menjadi

“Pembalasan” oleh individu dan kelompok-kelompok ertentu terhadap pemegang kekuasaan (Negara) dari yang awalnya merupakan konsep kekerasan yang dilakukan oleh pemerinth negara pada akhr abad ke-18 untuk menjamin ketaatan rakyat (Chomsky, 2006).

Jika dilihat dari Definisi dan Tujuan terorisme maka ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) dapat dikategorikan sebagai sebuah organisasi terorisme internasional. Karena ISIS tidak hanya bergerak dikawasan Suriah dan Irak melainkan pengaruhnya menyebar keseluruh penjuru dunia dengan tujuan ingin mendirikan negara Islam (Khilafah Islamiyah). Tujuannya yang ingin mendirikan sebuah negara Islam menjadikan gerakan ini melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi tujuannya tersebut, cara – cara yang digunakan oleh gerakan ini ialah dengan aksi kekerasan, tidak manusiawi, melanggar aturan yang tidak semestinya dilakukan oleh umat Islam yang ingin mendirikan sebuah negara Islam.

Gerakan ini tidak pandang bulu dalam melancarkan aksinya, mereka beranggapan bahwa siapapun yang tidak sepaham dengan ideologi atau pemikiran yang dianutnya maka orang tersebut adalah musuh dan harus dilenyapkan. Ini terbukti dengan berbagai aksi yang dilakukan oleh gerakan ini seperti bom bunuh diri yang dilakukan diberbagai negara di dunia, membunuh tawanan perang dengan cara yang tidak wajar yakni dengan cara memenggal kepala atau menembak korban. Itu semua dilakukan karena Tidak seperti gerakan terorisme yang terdahulu, ISIS


(34)

muncul sebagai gerakan terorisme yang memiliki pengaruh kuat untuk mempengaruhi setiap individu untuk bergabung dengannya yang dilakukan melalui media sosial. Itulah mengapa ISIS dapat dikatakan sebagai gerakan terorisme karena tindakan yang dilakukan dapat mengancam dan memberikan efek takut ditengah masyarakat luas.

II. Profile Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) a. Sejarah Berdirinya ISIS

ISIS merupakan sebuah gerakan yang dihasilakan oleh Al – Qaeda yang memiliki upaya untuk melakuakn ekspansi secara global dalam memperjuangkan politik mereka. ISIS adalah grup jihad berbasis Sunni Wahabi di daerah Timur Tengah yang telah mengumumkan bahwa statusnya sebagai sebuah negara Islam (Khalifah) yang berkuasa atas semua umat Islam di seluruh dunia (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Sham), 2013).

Adapun sejarah gerakan ISIS bermula dari dientuknya “Jama’ah

Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 yang diketuai oleh Abu Mush’ab Zarqawi. Kemudian pada waktu yang sama, Zarqawi menyatakan pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi Al – Qaeda yakni Usamah Bin Ladin. Dengan demikian, kepemimpinan Al – Qaeda berpindah tangan ke Zarqawi yang menjadi perwkilan resmi di Irak. Ketika Amerika melakukan serangan ke Irak, para anggota Zarqawi sangat agresif menentang penjajahan yang dilakukan oleh AS. Pada tahun 2006, Zarqawi


(35)

Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rasyid Al – Baghdadi. Tujuan dibentuknya majelis ini adalah untuk mengantisipasi perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di berbagai pelosok negara Irak.

Pembentukan majelis ini tidak berjalan sesuai rencana dimana para anggota yang tergabung didalamnya memilih untuk mendirikan majelis

sendiri, kemudian pada akir tahun 2006, sebagian besar pasukan “Majelis

Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan untuk mendirikan

sebuah negra islam Irak di bawah pimpinan Abu Umar Al – Baghdadi. Setelah terbentuknya negara Islam Irak lalu pada tanggal 9 April 2010, pasukan Amerika mengadakan penyerangan besar – besaran ke salah satu daerah di Irak yang bernama Tsar-tsar, dari penyerangan tersebut menyebabkan terbunuhya pemimpin Abu Umar Al – Baghdadi (Pimpinan negara Islam Irak) yang kemudian di gantikan oleh Abu Bakar Al – Baghdadi (Putra, 2014).

Islamic State Of Irak and Syiria atau lebih dikenal dengan sebutan ISIS adalah sebuah kelompok jihadi yang dibentuk oleh Abu Bakar Al- Baghdadi yang berasal dari Irak yang mendeklarasikan dirinya pada 9 April 2013 jaringan ini merupakan metamorposis dai jaringan teroris

Islamic State Of Irak (ISI) yang terbentuk pada tahun 2006 yang juga merupakan metamorfosis dari gerakan Al- Qaeda in Iraq (AQI) yang terbentuk pada tahun 2004. Sedangkan AQI adalah sebuah anak cabang


(36)

dari gerakan Al-Qaeda internasional pimpinan Osama Bin Laden (Plebani, 2014).

Pada awalnya, kelompok gabungan ini mencetuskan diri dengan nama Islamic State of Irak and Syiria, Namun dalam kancah internasional gerakan ini lebih dikenal dengan istilah Islamic State in Irak and the Levant disingkat ISIL atau Islamic State of Irak and Sham ISIS. Dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al- Baghdadi, ISIS telah menjelma menjadi gerakan teroris yang paling menakutkan dan kontroversial pada abad sekarang ini. Gerakan ini bukanlah gerakan teroris biasa melainkan sebuah organisasi politik dan militer islam radikal sebagai filsafat politik dan berusaha untuk memasukan pandangan atau ideologiya berlaku untuk seluruh muslim maupun non-muslim. Gerakan ini memiliki tujuan yankni ingin membentuk Khilafah Islamiyah (Negara Islam) dimuka bumi dengan menempuh jalan yang radikal, gerakan ini mengklaim dirinya sebagai penguasa tunggal dari semua muslim Sunni diseluruh dunia. Seiring berjalanya waktu, pada tahun 2014 ISIS berhasil menguasi Fallujah, Mosul dan Raqqa di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah dan menjadikan Raqqa sebagai ibukota ISIS. (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria), 2013)

b. Ideologi Gerakan ISIS ( Islamic State of Iraq and Syiria )

Ideologi ISIS yakni Salafi Jihadis, merupakan sebuag pemikiran yang bersumber dari pemikiran orang - orang terdahulu (Salaf Shalih) yang menginginkan terbentuknya negara Islam dan menjunjung tinggi


(37)

nilai – nilai dasar Islam. ini sangatlah penting mengingat bahwa gerakan ini mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara agama dan negara. Sehingga pengambilan semua keputusan didasarkan pada hukum Syariah (Hukum Islam). Secara bahasa kata Salaf memiliki arti yang merujuk kepada orang – orang terdahulu, sedangkan Salafiyah merujuk kepada gerakannya sehingga menurut istilah Salafiyah merupakan paham yang berpedoman pada Al –Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai sumber awal bagi ilmu dan amal. Mereka berpegang teguh pada pemahaman para Sahabat sahabat termasuk dalam segi akidah dan dalam segi penerapan gerakan

Salafiyah terfokus pada perjuangan melawan fanatisme mazhad dan menyerukan untuk kembali kepada Al –Qur’an dan Al – Sunnah. Adapun tujuan dari gerakan ini ialah menghidupkan ajaran para kaum terdahulu (

Salaf ) yang menyerukan agar umat Islam kembali kepada Al –Qur’an dan Sunnah dan meninggalkan ajaran (Mazhab) yang tidak didasarkan pada Al

– Qurab dan Al – Sunnah. Selain itu, Salafiyah dikenal juga sebagai sebuah metode (Manhaj) untuk memahami dan menerapkan Islam (Jaiz, 2004). Oleh sebab itu, salafi merupakan istilah yang ditujukan bagi setiap orang yang berusaha memelihara kemurnian nilai – nilai Islam yang dilandaskan pada ajaran nabi Muhammad SAW dan Al – Sunnah dengan sumber hukum yang berasal dari Al –Qur’an dan Al – Sunnah.

ISIS menggunakan Salafi Jihadis sebagai ideologi yang dijadikan sebagai landasan dalam melakukan semua aksinya yakni dengan berpatokan kepada Salaf Shalih, namun kaidah yang digunakan oleh


(38)

gerakan ini dalam memperjuangkan tujuannya adalah keras dan kejam jika dibandingkan dengan gerakan – gerakan terorisme seperti Al – Qaeda, Taliban, Boko Haram, Jamaah Islamiyah yang menggunakan ideologi sama yakni salafi jihadis. Kekejaman ISIS dapat dilihat dari kejadian – kejadian yang telah ditampilkan oleh gerahkan ini yang di rilis melalui berita dan video. jika ewajibkan semua warga muslim untuk hijrah ke negara yaitu di Suriah, ISIS menggunakan pemahaman para Salaf Shalih sebagai landasan utama, sehingga kita harus menolak semua yang tidak sesuai dengan pengalaman Salaf Shalih, yakni menolak pembaharuan di dunia Islam, menghimbau semua warga muslim untuk kembali ke jalan yang benar yakni keluar dari negara sekuler dan bergabung dan membentuk sebuah negara Islam. Kemudia adapaun ajaran yang digunakan sebagai tinjauan yang digunakan oleh ISIS sebagai justifikasi atas berbagai tindakan yang dilakukan, bahwa gerakan ini memiliki keyakinan untuk melencapkan segala macam hal yang mendatangkan kesyirikan seperti sebuah gedung – gedung hiburan yang didesaign oleh orang – orang barat. Selain itu gerakan ini juga memiliki landasan utama untuk menghilangkan ajaran Syiah di muka bumi, mengharamkan setaip sesuatu yang tidak mendatangkan kebaikan menurut Islam. Para Salafiyah

beranggapan bahwa di dunia ini hanya ada dua kubu yang saling berlawanan satu sama lain yakni Islam Vs Jahiliyah dan Keimanan Vs Kekufuran, otoritas Tuhan dan otoritas Manusia, dalam pengambilan setiap keputusan didasarkan pada hukum Islam yang bersumber dari Al –


(39)

Quran dan Al – Sunnah (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Sham ), 2014).

Kemudian untuk menghadapi musuh ini dilakukan dengan cara berjihad (berperang). Jihad versi gerakan ini ialah jihad yang menggunakan kekerasan dan kekejaman untuk mencapai tujuanya, jihad tidak hanya berbicara mengenai penyelesaian masalah melalui berperang melainkan jihad juga berarti sesuatu yang kita lakukan dengan bersungguh

– sungguh dalam melakukan kebaikan. Namun gerakan ini memahami jihad sebagai sebuah jalan untuk berperang dan memiliki tujuan untuk mati Syahid. Inilah landasan utama ISIS dalam mengambil setiap keputusan atau tindakan yang akan mereka lakukan dengan tujuan untuk menghimbau semua umat untuk bergabung kedalam kekhilafahan yang telah dibuat oleh ISIS dan berjihad melawan musuh yang akan mencoba menghentikan usahanya dalam membentuk negara Islam (Khilafah Islamiyah) (Amin, 2014).

II. Sumber kekuatan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) a. Sumber kekuatan Dana

Gerakan militan ISIS merupakan gerakan terorisme yang bisa dibilang paling kaya dalam segi materi maupun non materi pada abad ini mengapa demikian karena, gerakan ini mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak yang mendorong dalam hal pendanaan. Tak main – main gerakan ini untuk mewujudkan misinya yakni utuk membuat


(40)

khilafah islamiyah di muka bumi. Salah satu buktinya adalah dengan diambil alihnya wilayah di Suriah yakni Raqqa dan Mosul di Irak. pendorong keberhasilan gerakan ini melakukan aksinya ialah banyaknya dana yang menjadi faktor utama keberhasilan misinya.

Sumber dana ISIS datang dari berbagai pihak, baik itu individu, kelompok bahkan negara sekalipun, tak tanggung – tanggung para pihak tersebut mendanai gerakan ini mulai dari pendanaan berupa materi seperti uang dan juga fasilitas seperti senjata dan kendaraan umum, pendanaanya dilakukan berupa sumbangan perindividu bahkan sumbangan yang dilakukan langsung oleh negara ke pemimpin negara di Suriah dan kemudian langsung diteruskan kepada gerakan ini. (Arrahmahnews, 2015).

Pendanaan ISIS juga bersumber dari penjarahan kilang minyak yang dilakukan diwilayah Irak. Berdasarkan perkiraan para ahli nilai akhir dari hasil penjarahan 11 kilang minyak dana yang dapat mereka peroleh sebanyak $1.000.000 hingga lebih dari $3.000.000,-perhari. Kemudian hasil penjarahan kilang minyak tersebut dikirim melintasi Irak hingga ke daerah perbatasan Turki. Selain itu, gerakan ini tidak hanya melakukan penjarahan tetapi juga melakukan penyanderaan warga sipil. para korban penyanderaan digunakan sebagai alat untuk mengancam para pemimpin negara untuk dimintai tebusan dengan jumlah yang sangat besar. seperti yang dialami oleh beberapa negara yang mengalami


(41)

penyanderaan warga negaranya dan harus membayar tebusan dengan jumlah yang sangat besar (Merdeka, 2015).

Secara garis besar ISIS mendapatkan dana melalui beberapa cara yang Pertama mendapatkan sumbangan yang bersumber dari individu, kelompok bahkan perwakilan negara yang memiliki kepentingan yang sama dengan gerakan ini. Perwakilan negara ini memberikan sumbangan dalam jumlah yang sangat besar. Namun sumbangan paling banyak datang dari para individu yang secara sukarelawan memberikan sokongan dana terhadap gerakan ini karena telah terpengaruh oleh ideologi yang diusung oleh gerakan ini. Kedua sumber dana ISIS berasal dari hasil penjarahan kilang minyak diwilayah Irak yang menghasilkan dana yang begitu besar dari hasil penjualan minyak tersebut yang dijual melintasi Irak hingga perbatasan Turki. Yang Ketiga ialah hasil dari tebusan para sandera yakni para warga sipil yang ditahan yang kemudian dijadikan sebagai alat untuk mengancam pemerintah setempat kemudian meminta tebusan agar para sandera dapat dibebaskan dengan jaminan sandera digantikan dengan tebusan yang berjumlah besar.

b. Sumber kekuatan Militer

Berdasarkan data yang dirilis oleh Central Intelligence Agency

(CIA) Amerika Serikat, ISIS telah memiliki sekitar 15.000 pejuang di Irak dan Suriah, ini terus meningkat hingga lebih dari 100.000 pejuang hingga kini. Para pejuang tersbut datang dari berbagai penjuru didunia, disebutkan bahwa ada sekitar 40.000 dari keseluruhan pejuang tersebut


(42)

berasal dari luar timur tengah, seperti Eropa, Asia Selatan dan juga Asia Tenggara. Blok terbesar para pejuang gerakan ini datang dari negara – negar muslim terdekat seperti Yordania, Tunisia, Yaman dan Arab Saudi.

Dari segi kekuatan militer, ISIS juga memiliki perleengkapan perang berupa senjata canggih dan modern yang sebagian besat mereka peroleh dari hasil merebut camp – camp militer di Suriah dan Iraq sebagianya lagi mereka peroleh melali transaksi jual – beli. Adapun senjata – senjata yang dimiliki oleh gerakan ini meliputi : Tank, Senjata Api, kendaraan dengan senapan mesin semi otomatis, peluncur roket, peluncur geranat, roket dan yang terakhir adalah jet tempur (Surbakti, 2015).

Kekuatan dana dan militer yang dimiliki oleh ISIS merupakan faktor utama keberhasilan gerakan ini dalam mempengaruhi dan menyebarluaskan ideologinya dikancah global. Didukung oleh sumber dana yang melimpah dan juga kekuatan militer yang canggih dan modern menjadikan ISIS sebagai gerakan terorisme paling kuat pada abad ini.

III. Keanggotaan ISIS (Islamic State of Irak and Syiria)

Sebagai organisasi terorisme global tentunya membuat gerakan ini memerlukan anggota sebanyak – banyaknya demi untuk melancarkan misinya yakni untuk membentuk negara Islam. Tercatat bahwa keanggotaan ISIS berasal dari berbagai negara di belahan dunia, aksinya dalam perekrutan anggota termasuk yang paling berhasil dibandingkan dengan gerakan – gerakan terorisme lainnya. Kelebihan gerakan ini


(43)

dengan gerakan yang lain ialah dalam pemanfaatan fenomena globalisasi saat ini dengan cara yakni menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan cara menggunakan sosial media.

Salah satu saluran berita di Inggris yakni Sky News mendapati ribuan dokumen berisi nama jihadis gerakan ini mulai dari tempat tinggal, nomer telepon, dan identitas keluarga mereka. Laporan ini didapatkan dari dokumen dalam sebuah kartu memori curian mantan anggota ISIS yang ditangani oleh kepala polisi keamanan internal. Balnko tersebut juga berisi form pendaftaran perekrutan anggota ISIS, tercatat bahwa ada sekitar 51 negara terkumpul dalam dokumen tersebut (Naufal, 2016). Selanjutnya negara Jerman juga mendapatkan bocoran ribuan data anggota gerakan ini, Bagian kriminal kepolisian federal Jerman menyatakan bahwa arsip tersebut berisi data pribadi para anggota gerakan ini dan data tersebut bersifat autentik (WW, 2016).

Keberhasilan gerakan ini untuk mampu mempengaruhi para warga negara asing untuk bergabung menjadi anggotanya ialah karena gerakan ini meganut sistem perekrutan secara modern. Seperti yang telah dijelaskan diatas yakni menggunakan teknologi informasi dan komunikasi selain itu juga terdapat cara lain yang digunakan oleh gerakan ini untuk penyebaran ideologi dan juga perekrutan anggota.


(44)

a. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui media sosial dan multimedia

Tercatat bahwa hampir semua akun media sosial dimiliki oleh gerakan ini, sebut saja seperti Youtube, Facebook, Twitter yang dari masing masing media sosial tersebut memiliki fungsi untuk menukar dan membagikan informasi secara cepat dan intens dan dapat diakses oleh siapapun di seluruh dunia. Gerakan ini termasuk kedalam gerakan yang sukses menggunakan media sosial sebagai alat penyebaran ideologi dan perekrutan anggota.

Selain menggunakan media sosial sebagai alat penyebaran dan perekrutan anggota, juga terdapat tujuan lain yakni untuk menyebarkan informasi secara cepat dan intens mendorong para pendukungnya untuk ambila bagian dalam proses peperangan dalam kata lain ialah memudahkan pertukaran informasi antara anggotanya. Penggunanan media sosial oleh gerakan ini juga diperuntukan tidak hanya untuk membuktikan eksistensi tapi juga untuk menyeba propaganda, serta memberitahu pencapaian – pencapaian yang telah dicapai oleh gerakan ini. Laporan dari Anti – Defamation League (ADL) menyatakan bahwa aksi media sosial gerakan ini telah berhasil merekrut sekitar 12.000 hingga 15.000 anggota asing dimana 3.000 orang diantaranya adalah berasal dari barat, termasuk 100 orang berasal dari Amerika. Selain memiliki akun media sosial gerakan ini juga memanfaakan multimedia seperti pembuatan situs majalah online milik ISIS yang bernama The Islamic State report.


(45)

Berita yang dimuat didalam majalah tersebut menceritakaan kelebihan – kelebihan yang terjadi jiga menjadi anggota gerakan ini. Selain majalah online, gerakan ini juga membuat aplikasi video yang diberi nama Al Hayat Media Centre yang merupakan alat propaganda ISIS melalui siaran video dengan kualitas tampilan High Definition (Irib, 2014).

Namun belakangan ini juga ISIS telah membuat aplikasi yang sejenis dengan Twitter guna untuk memudahkan akses pertukaran informasi dan perekrutan anggota dimana aplikasi tersebut buatan anggota ISIS sendiri. mengingat bahwa banyaknya negara atau kelompok – kelompok yang melakukan pemblokiran akun yang dimiliki oleh gerakan ini, sehingga gerakan ini membuat aplikasi sendiri guna menghindari campur tangan negara atau kelompok – kelompok tertentu yang berusaha memblokir semua akun yang berkaitan dengan ISIS. Sebagian besar anggota ISIS berhasil didapat melalui media sosial, yakni para anggota yang berada diluar kawasan Timur Tengah.

b. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui perwakilan anggota yang tersebar di berbagai negara dunia

Penyebaran ideologi yag dilakukan oleh gerakan ini tidak hanya terbatas pada penggunaan media sosial saja melainkan gerakan ini juga menggunakan para anggotanya yang tersebar di berbagi tempat diseluruh dunia. Cara ini juga terbilang ampuh dimana pemimpin ISIS mentransformasi para anggotanya menjadi seseorang yang baru yakni mulai dari identitas pribadi yaitu penggantian nama, alamat dan


(46)

kewarganegaraan selain itu gerakan ini juga mengubah penampilan anggotanya dengan cara menyesuaikan sesuai dengan penempatan para anggotanya. Hal tesebut ditujukan agar para perwakilan anggota tersbeut dapat berbaur dengan warga lokal dan juga untuk meminimalisir kecurigaan yang akan ditimbulkan.

Setelah usahanya untuk masuk kenegara asing berhasil dan juga dapat berbaur dengan warga lokal, selanjutya para perwakilan anggota tersebut mulai melakukan aksi yakni dengan cara soft approach yaitu dengan cara membuka pengajian dan bedah buku mengenai ideologinya di masjid – masjid dan melakukan kegiatan sosial lainnya. Lain halnya dengan perekrutan anggota para perwakilan tesbut menceritakan kelebihan

– kelebihan yang akan didapat jiga bersedia menjadi anggota ISIS yakni salah satunya dengan di iming – imingi akan mendapatkan gaji yang berlimpah ruah mengingat bahwa gerakan ini merupakan gerakan terorisme paling kaya dengan dana yang begitu banyak. Setelah mendapatkan status sosial didalam masyarakat dan sudah dapat mempengaruhi masyarakat untuk bergabung dengannya, hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh para perwakilan anggota ialah membawa para anggota baru tersebut untuk berangkat ke Suriah yakni menjadi anggota baru untuk membantu gerakan ini melakukan misinya disana (Panggabean, 2014)

Keberhasilan ISIS untuk mendapatkan anggota dari berbagai negara didunia didorong oleh faktor ideologi yang diusung oleh gerakan


(47)

ini yakni Salafi Jihadis yang menjadikan warga negara dunia terpengaruh dan bergabung dengan gerakan ini untuk membentuk negara Islam (Khilafah Islamiyah).

IV. Jaringan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) di Asia Tenggara

Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan yang berada di benua Asia mengingat bahwa kawasan ini yang berada pada titik strategis yang menghubungkan antara benua Eropa dengan benua Asia dan juga Australia bahkan Afrika. Dengan letaknya yang starategis tidak heran jika kawasan ini menjadi jalur surta yang menjadi akses dagang, kerjasama hingga kejahatan lintas batas atau bisa disebut juga kejahatann transnasional. Jika Menyebut kejahatan lintas batas kita akan diingatkan pada kasus - kasus perdagangan narkoba, perdagangan organ dan manusia, dan yang terakhir adalah terorisme internasional.

Isu terorisme merupakan salah satu isu yang menjadi tantangan terbesar bagi stabilitas keamanan di negara – negara kawasan Asia Tenggara. Asia Tenggara seolah – olah menjadi medan perang, dimana intensitas aktivitas dan serangan dari teroris yang ada di Asia Tenggara mengindikasikan bawa wilayah Asia Tenggara menjadi salah satu sarang dari jaringan terorisme internasional. tahun 1968 mengawali kesadaran bahwa serangan terorisme internasional menjadi ancaman krusial dimana meningkatnya jumlah korban dari serangan yang diakibatkan oleh kelompok

– kelompok terorisme internasional menjadi ancaman krusial dan juga pada tahun 1980an, peningkatan terbentuknya kelompok Islam Radikal atau dalam


(48)

kata lain religous terorism seagai sala satu bentuk ancaman terorisme yang mengancam integritas dan eksistensi negara sekular dan stabilitas keamanan di kawasan Asia tenggara (Afrilene, 2015).

Berbicara mengenai terorisme kawasan ini memiliki catatan panjang mengenai kejahatan jenis ini dimana jika kita kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu yakni tragedi pengeboman WTC 9/11 di Amerikas Serikat yang menjadi akar munculnya pergerakan terorisme internasional,

kawasan ini dijadikan sebagai ”Front kedua” oleh AS setelah Afghanistan

dimana kawasan ini menjadi tempat bersarangnya gerakan terorisme internasional yakni Al - Qaeda yang tersebar di Filipina, Malaysia, dan juga Indonesia. Usaha yang dilakukan oleh jaringan Al – Qaeda inilah yang mendukung perkembangan gerakan kelompok islam radikal yang berada di Asia Tenggara. Adapun kelompok – kelompok Islam radikal yang telah berkembang menjadi teroris adalah Moro Islamic Liberation Front (MILF),

dan Abu Sayyaf Group (ASG) di Filipina; Laskar Jundullah di Indonesia; Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) di Malaysia; dan juga Jamaah Islamiyah yang tidak hanya tersebar di tiga negara tersebut melainkan berkembang hingga ke Australia.

Jumlah populasi masyarakat di kawasan Asia Tenggara yang padat dan juga kawasan ini rentan dengan terjadinya konflik internal antara penduduk mayoritas dan minoritas yang mengakibatkan adanya gerakan – gerakan separatis yang terbentuk dari konflik tersebut juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh mengapa para kelompok teroris datang


(49)

ke kawasan ini. seperti di beberapa negara yakni, Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam yang cenderung mayoritas penduduknya beragama Islam kemudian ada beberapa negara yang memiliki gerakan separatis seperti minoritas muslim di Thailand, Myanmar dan Filipina. tak sedikit dari mereka membentuk kelompok radikal lokal. Seperti Abu Sayyaf di Filipina yang telah mengumunkan dirinya sebagai perwakilan ISIS di Asia Tenggara, ISIS menggunakan gerakan Abu Sayyaf sebagai perpanjangan tangannya di kawasan tersebut selain itu gerakan Abu Sayyaf juga memiliki jaringan dengan gerakan – gerakan terorisme lokal yang ada di Malaysia dan Indonesia. Ini bertujuan untuk membantu ISIS dalam penyebaran pengaruhnya di Asia Tenggara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penjelasan diatas merupakan faktor pendorong masuknya para kelompok teroris ke kawasan ini. Populasi dengan mayoritas beragama Islam ini begitu dimanfaatkan oleh para kelompok – kelompok untuk melancarkan misi dan juga menjadi lahan yang strategis untuk merekrut para anggota baru untuk bergabung dengannya.

ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) merupakan sebuah gerakan Islam radikal muncul menjadi ancaman baru yang mengancam keamanan dikawasan Asia Tenggara. Eksistenti ISIS di Asia Tenggara menurut Profesor Rohan Gunaratna, seorang pakar keamanan dan kontraterorisme dari Singapura menyatakan bawa saat ini terdapat 22 kelompok teroris di Asia Tenggara yang telah berbaiat setia kepada kelompok ini, ia membuat


(50)

Tenggara secara daring dan menggunakan bahasa setempat” ia juga

berpendapat bawa gempuran koalisi serangan udara terhadap berbagai markas di Irak dan Suriah mendorong kelompok militan ini mengembangkan sayap di kawasan lain. Hilangnya markas kekuasaan di negara asal membuat gerakan ini melakukan inovasi yakni dengan cara mencari kawasan baru yang akan digunakan sebagai markas baru dan ketika para kelompok tersebut kehilangan wilayahnya ia akan menjadi lebih memberontak dan juga akan mencoba memperbesar pengaruhnya hingga keluar kawasan kekuasannya (Sari, 2015).

Jika merujuk pada definisi, tujuan, aksi terorisme diatas ISIS dapat dikatakan sebagai terorisme internasional karena cakupan gerakan ini tidak hanya di Suriah dan Irak namun sudah menyebar keseluruh dunia. seperti penjelesan diatas bahwa setiap tindakan terorisme pasti memiliki tujuan yang harus dicapai, begitupun dengan ISIS. ISIS memiliki tujuan yakni membentuk sebuah negara Islam (Khilafah Islamiyah) namun tindakan yang ditempuh untuk mendapatkan tujuannya cenderung ke arah kekerasan, brutal, melanggar norma – norma yang seharusnya tidak dilakukan terhadap umat muslim. Gerakannya yang radikal menjadikan ISIS masuk kedalam gerakan terorisme paling ekstrem pada abad ini. Dimana ISIS tak segan – segan membunuh siapapun yang tidak sepaham dengan ideologi atau pendapatnya. Kemudian gerakan ini juga melatih anak dibawah umur untuk menjadi para prajurit. Mempengaruhi setiap warga negara didunia untuk bergabung dengannya dan melawan negara – negara kafir yang diyaknini sebagai musuh


(51)

utama yakni negara – negara yang tidak sejalan dengan ajaran Islam atau bahkan negara non - Islam (Dunia Barat).

V. Sepak Terjang Terorisme di Malaysia dan pengaruh gerakan ISIS yang mengancam keamanan dalam negeri Malaysia

a. Terorisme di Malaysia

Malaysia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang merupakan salah satu dari negara terkaya di Asia Tenggara. Malaysia berbentuk federasi yang terdiri dari 13 negara bagian, negara ini terdiri dari dua bagian yang terpisah secara geografis, yaitu semenanjung Malaysia dan Malaysia. Kedunya dipisahkan oleh laut cina selatan. Semenanjung Malaysia berbatasan dengan Thailand disebelah utara dan perairan disebelah barat (Selat Malaka), timur (Laut Cina Selatan), dan selatan (Selatan Johor). Sementara itu, Malaysia Barat yang terletak di pulai kalimantan berbatasan dengan Indonesia dan Brunei Darussalam. Sedangkan dipulau kalimantan Malaysia memiliki perbatasan darat dengan Indonesia dan Brunei Darussalam.

Malaysia terbagi menjadi dua wilayah utama yaitu Malaysia Barat dan timur, yang dipisahkan oleh Laut Cina Selatan. Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai macam suku seperti suku Melayu yang menjadi dominasi penduduk yang tinggal di Malaysia (50,4 %) kemudian ada suku Tionghoa (23,7 %) dan suku India (7,1 %). tercatat bahwa total penduduk Malaysia pada tahun 2015 berjumlah 31.2 juta orang (Economics, 2016). Dari keseluruhan jumlah penduduk tersebut mayoritas beragama Islam


(52)

mengingat negara tersebut adalah salah satu negara Islam di Asia Tenggara negara Islam yakni negara yang menggunakan hukum Islam sebagai landasan hukum di negaranya. Islam menempati posisi starategis dalam proses pembentukan negara Malaysia. Konstitusi Malaysia mempertahankan kekuasaan dan wewenang para sultan disembilan wilayah kesultanan Malaysia dan mewajibkan warga suku melayu agar memeluk agama islam. Para sultan secara konstitusional adalah pimpinan tertinggi di berbagai wilayah tersebut.

Selanjutnya Malaysia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat ketiga di Asia Tenggara. Namun latar belakang yang mengawali pertumbuhan ekonomi Malaysia diawali dengan krisis yeng melanda negara tersebut. pada tahun 1997, terjadi krisis finansial di Asia yang menyebabkan jatuhnya perekonomian negara-negara di kawasan Asia, salah satunya Malaysia. Akan tetapi, Malaysia menjadi negara tercepat yang pulih dari krisis ini dengan menolak bantuan IMF. Alasan menolak karena Malaysia masih memiliki cadangan devisa yang cukup untuk keberlangsungan hidup dinegaranya, dan juga Malaysia tanggap akan terjadinya krisi, yaitu dengan menerapkan isolasi ekonomi. Yang pada akhirnya menjadikan Malaysia dapat bertahan dari krisis yang melanda. Sekarang negara Malaysia dikenal memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat di kawasan Asia tenggara hal itu dapat dilihat dari keberhasilan Malaysia sebagai eksportir minyak kedua terbesar di dunia. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang begitu pesat menjadikan negara tersebut


(53)

memiliki jumlah Sumber daya manusia melimpah yang mendukung pertumbuhan industri dan didukung juga oleh posisi Malaysia yang strategis sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. (Pshafira-Fisip12, 2014)

Dibalik kekuatan dan kondisi ekonomi yang dimiliki oleh Malaysia sangat berbanding terbalik dengan kondisi politik dan keamanan dimana negara ini dikenal sebagai negara dengan sistem pemerintahan yang cenderung otoriter dalam membuat sebuah keputusan atau kebijakan yang akan berdampak kepada timbulnya gerakan – gerakan kontra terhadap pemerintah sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi politik di Malaysia cenderung kacau dibandin dengan kondisi ekonomi. Selain itu, dalam segi keamanan negara ini masih terbilang longgar. Banyaknya kebijakan kemanan yang dibuat oleh negara ini tidak menjamin bahwa negara ini aman dari ancaman yang datang dari luar, salah satunya ancaman terorisme. Dalam segi keamanan negara Malaysia dianggap masih kurang waspada, termasuk keamanan dalam keimigrasian. Lemahnya keamanan dalam negeri ini dijadikan sebagai peluang yang besar untuk para kelompok – kelompok radikal seperti gerakan terorisme. lemahnya sistem keamanan Malaysia menjadikan negara ini rentan sebagai tempat transit oleh para kelomok terorisme, baik itu terorisme lokal maupun internasional. Dalam sejarahnya sejak tahun 1970-an Malaysia telah mengalami kasus terorisme.

Pasca peristiwa 9/11, terjadi pergeseran persepsi mengenai Malaysia dalam kaitanya dengan terorisme global. Malaysia yang sebelumnya


(54)

dianggap sebagai negara yang relatif aman tiba – tiba dipandang sebagai salah satu negara dengan tingkat aktivitas terorisme global. Tidak seperti Thailand, Filipina dan Indonesia, Malaysia diketahui tidak memiliki kelompok separatisme seperti negara – negara yang cenderung menggunakan tindak Terrorisme. Hal ini diperkuat oleh Vaughn et al (2009, h.150) dalam Anggalia yang menyatakan bahwa kelompok – kelompok terorisme yang ada di Malaysia bersifat eksternal. Namun pasca terjadinya peristiwa 9/11, Malaysia dipandang sebagai ‘hot spot’ terorisme karena

beberapa orang yang merencanakan serangan 9/11 dilaporkan menggunakan Kuala Lumpur sebagai tempat transit dan sebagai tempat untuk melakukan

pertemuan untuk merancanakan aksi teror. Sebutan “hot spot” juga

didukung oleh keberadaan Jamaah Islamiyah yang memanfaatkan negara Malaysia sebagai tempat penggalangan dana (Mantiqi I) seperti halnya Singapura (Australian Goverment Departement of Foreign Affairs and Trade, 2004).

Meskipun Malaysia belum pernah mengalami serangan teroris secara langsung, seperti pengeboman maupun bom bunuh diri, namun negara tersebut masih dinilai rawan aktivitas terorisme karena faktor pengawasan perbatasanya yang cenderung lemah terutama dalam hal keamanan Maritim (United State Departement of State, 2011). Pengawasan perbatasan menjadi sorotan internasional karena negara ini berbatasan langsung dengan Thailand, Filipina dan Indonesia yang dikenal sebagai tempat persembunyian kelompok terorisme (United State, Departement of State,


(55)

2011). Kelemahan ini dikatakan telah dimanfaatkan oleh kelompok teroris transnasional dengan menggunakan negara sebagai tempat untuk melakukan transit (Permatasari, 2013)

b. Pengaruh ISIS di Malaysia

Munculnya ISIS sebagai sebuah gerakan terorisme menjadi ancaman baru di dunia internasional, gerakan ini tidak hanya aktif dikawasan Timur Tengah namun pengaruhnya telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Salah satu negara yang merasa keamanan dalam negerinya terganggu oleh kelompok ini ialah Malaysia. Malaysia kini dihadapkan dengan isu kemunculan ISIS sebagai organisasi terorisme terbesar, terkuat dan terkaya pada abad ini. Pengaruh ISIS telah masuk ke Malaysia sejak tahun 2013 - 2015 ada sekitar 68 orang terduga terlibat dengan gerakan ISIS yang ditangkap oleh aparat kepolisian Malaysia, dari jumlah 68 orang tersebut terdapat 55 warga negara Malaysia, 12 warga negara Indonesia dan 1 warga negara Timur tengah. ada sekitar 61 warga Malaysia yang berada di Suriah. Ini dibuktikan dengan dirilisnya sebuah video oleh para pejuang ISIS Malaysia yang berada di Suriah yang baru saja menyelesaikan misi perang. Video tersebut dirilis pada 20 Agustus 2014 didalam video tersebut teradapat 9 orang warga Malaysia yang sengaja membuat sebuah rekaman video dengan berbahasa melayu dalam posisi jeda perang lengkap dengan pakaian dan senjata masing – masing dalam video tersebut dijelaskan bahwa para pejuang ISIS ini berada pada kawasan Azir yang mereka anggap sebagai kawasan di ambang maut.


(56)

Selain itu, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang disebarkan oleh gerakan ini di Malaysia dapat dilihat dari pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Ketua Devisi CounterterrorismMalaysia yakni Ayub Khan Mydin Pitchay bahwa pihak mereka telah menahan salah satu mantan Komando militan Syiria karena ia menyusup masuk ke negara Malaysia pada bulan Januari 2015 yang diduga akan menyebarkan pengaruh ISIS di Malaysia. Tidak hanya itu, para perempuan yang ada di Malaysia berniat untuk berangkat ke Suriah dan menikah dengan warga Malaysia yang telah bergabung dengan ISIS. sokongan dana juga didapat dari beberapa warga negara Malaysia yang bersekutu dengan gerakan ini.

Terlibatnya warga Malaysia dalam penyembeliha seorang tawanan perang yang tersebar melalui rekaman video yang dikirimkan ke salah satu akun facebook miliknya. Terdapat ±500 akun Facebook Aktifmilik warga negara Malaysia yang digunakan sebagai alat untuk menyebarkan ideologi gerakan ISIS, merekrut para anggota baru, sebagai sarana untuk membujuk para warga untuk berangkat ke Suriah . selain untuk menyebarkan ideologi,

Facebook ini juga digunakan sebagai alat untuk membagikan pengalaman para anggota selama menjadi anggota ISIS di Suriah. meningat bahwa gerakan ini menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pengaruhnya keseluruh dunia.

Para warga yang telah terpengaruh dan sudah di angkat sebagai anggota akan berangkat ke Suriah. cara mereka keluar dari Malaysia dilakukan dengan melakukan perjalanan darat yakni dari Malaysia menuju


(57)

Bangkok. Thailand menggunakan kereta api, setelah itu setibanya di Thailand para anggota ISIS ini kemudian berangkat dari Thailand ke Moscow, Rusia melalui perjalanan udara. Setibanya di Moscow para warga Malaysia tersebut kembali menggunakan perjalanan udara dari Rusia ke Turki. Sesampainya di Turki warga Malaysia tersebut menggunakan perjalanan darat yang ditempuh selama 13 Jam perjalanan dari Turki ke Sepadan Hatay, Suriah. cara ini digunakan untuk meminimalisr kecurigaan yang akan ditimbulkan dan akan menghambat perjalanan mererka untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.

Para warga Malaysia yang bergabung dengan ISIS dan berangkat ke Suriah terpengaruh oleh ideologi gerakan ini yang menggunakan ideologi

Salafi Jihadi. Gerakan ini mempengaruhi umat muslim khususnya warga Malaysia untuk berangkat ke Suriah demi mengembalikan kejayaan Islam dengan cara berjihad melawan musuh Islam yakni negara – negara barat. Ini dibuktikan dengan dirilisnya sebuah video ancaman bagi pemerintah di Malaysia dan Indonesia oleh seorang jihadis ISIS asal Malaysia, dalam video tersebut sangat jelas bahwa jihadis asal Malaysia menghimbau para umat muslim diseluruh dunia khususnya Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina untuk bersatu, bergabung dengan ISIS dan berangkat ke Suriah untuk melakukan Jihad. Dalam video tersebut juga disebutkan bahwa para warga negara Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina diperintahkan untuk bersatu untuk melawan para pemerintahan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam. Selain itu, para warga negara tersebut


(58)

dihimbau untuk bergabung dengan Abu Sayyaf di Filipina yang telah diberi amanah untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

Keberhasilan gerakan ISIS masuk ke Malaysia dan menyebarkan pengaruhnya disana ialah karena Malaysia merupakan sebuah negara Islam dengan mayoritas penduduk yang beraliran Sunni yang sejalan dengan aliran gerakan ini. Selain faktor tersebut ada juga faktor yang mempengaruhi masuknya pengaruh gerakan ini ke Malaysia yakni gerakan ini memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan ideologi, salah satu media sosial yang digunakan oleh gerakan ini ialah Facebook.

Kemudian faktor pendorong bagi warga negara Malaysia yang bersedia menjadi anggota dan berangkat ke Suriah di dorong oleh kondisi Politik Malaysia yang tidak pernah stabil.


(1)

para pejabat Malaysia, dimana undang – undang ini digunakan sebagai alat untuk membungkam para lawan politik.

Selain itu, undang undang ini digunakan ketika perekonomian Malaysia sedang melemah yang dapat menimbulkan protes dan keresahan masyarakat terhadap kebijakan – kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh pemerintah, gejolak ekonomi pasti akan menimbulkan gejolak sosial seperti demonstrasi, dan tekanan – tekanan yang diciptakan oleh masyarakat luas sehingga ISA ini duganakan untuk dapat menahan sembarang orang tanpa dugaan yang jelas tentang tindakan yang ia perbuat, dimana setiap individu atau kelompok ditahan selama 60 hari dan tidak mendapatkan akses atau bantuan hukum dan kontak dengan keluarganya.

Penyalahgunaan ISA sebagai sebuah undang – undang keamanan dalam negeri Malaysia mendapatkan banyak protes dari semua kalangan hingga pada tahun 2011 UU ini dihapuskan karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Dilain sisi juga ISA dicabut untuk mengindikasikan bahwa Malaysia ingin menjadi negara yang demokratis (INTELIJEN, 2015).

Jika dilihat dari proses peradilan dibawah UU ISA, UU ini tidak dapat mencegah tindak terorisme di Malaysia meningat bahwa tidak ada pasal khusus di dalam ISA yang menyatakan tentang pencegahan tindak terorisme di Malaysia khususnya dalam mencegah pengaruh ISIS.

Merujuk pada latarbelakang penggunaan ISA sebagai undang – undang keamanan dalam negeri, dimana uu ini digunakan sebagai alat untuk meredam gejolak ekonomi yang pernah melanda Malaysia seperti krisis pada tahun 70-an. Sehingga pada masa ini


(2)

ketika dunia dihadapkan dengan fenomena terorisme yang harus diselesaikan dengan cara yang tepat dan cepat sehingga penggunaan uu ISA ini sebagai alat untuk mencegah tindak terorisme dirasa kurang cocok dan efektif.

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal datang dari luar Malaysia atau lebih tepatnya faktor yang datang dari kawasan global. Ini dapat berupa faktor ini dapat berupa ancaman dari luar seperti ancaman terorisme. terorisme telah menjadi ancaman global yang akan mengancam keamanan dalam negeri setiap negara didunia. selain itu adanya intervensi asing yang datang dari dunia internasional yang mengharuskan setiap negara untuk bergabung dalam menciptakan keadaan aman baik itu dikawasan regional maupun global.

a. Masuknya pengaruh ISIS ke kawasan Asia Tenggara

Masuknya pengaruh ISIS ke kawasan Asia Tenggara menjadi faktor yang paling utama dalam pembuatan POTA, dimana kelompok ini menyebarkan pengaruhnya berupa perekrutan anggota yang dilobi melalui media sosial. Malaysia dan Indonesia merupakan negara yang menjadi korban ISIS di Asia Tenggara. Namun tidak seperti Indonesia yang mendapatkan serangan bom dari kelompok tersebut, Malaysia hanya mendapati warga negaranya berangkat dan bergabung dengan kelompok ISIS yang berada di Suriah. Meskipun Malaysia tidak mendapatkan aksi penyerangan di negaranya namun dengan sigap dan cepat Malaysia berusaha untuk membendung segala bentuk pengaruh yang disebarkan oleh kelompok tersebut.

Sebagaimana telah disebutkan di faktor internal bahwa ada sekitar delapan keluarga yang telah berangkat kesuriah, sepanjang tahun 2015 Malaysia dihadapi oleh berbagai kasus yang disebabkan oleh ISIS. tidak hanya merekrut anggota namun


(3)

kelompok ini juga merencanakan aksi teror yang akan dilakukan di ibukota negara tersebut yakni Kuala Lumpur. Ada sebanyak 17 orang yang ditankap oleh kepolisian Malaysia yang berusaha untuk melancarkan aksi teror.

b. Tekanan Internasional Berupa Kebijakan Counterterrorism

Adanya tekanan internasional berupa kebijakan Counterterrorism yang diterapka oleh pemerintah Malaysia. Kebijakan Counterterrorism tidak hanya sebagai upaya Malaysia dalam membendun tindak terorisme, melainkan diterapkannya kebijakan tersbut menjadi faktor pendorong dibuatnya POTA. Dalam strategi kebijakan Counterterrorism disebutkan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatka hasil yang maksimal dengan beberapa cara yakni ; melakukan kerjasama global dan regional dengan berbagai badan intelijen dan menegakkan hukum atau undang – undang, bekerjasama dengan negara – negara dimana kelompok teroris mendapatkan para pendukung, menghentikan sumber dana dan juga para pendukung kelompok teroris. memberikan ganjaran asal aja ada informasi yang berkaitan dengan kelompok terorisme, menandatangi perjanjian dibawah kendali Amerika Serikat.

Hampir semua strategi Counterterrorism yang dtetapkan oleh AS diterapkan oleh pemerintah Malaysia. Ini sebagai bentuk komitmen Malaysia untuk membendung segala bentuk tindak terorisme. POTA adalah salah satu bentuk upaya Malaysia dalam membendung tindak terorisme termasuk ISIS.

Dalam konsep Counterterrorism disebutkan bahwa ada tiga upaya yang dapat ditempuh oleh sebuah negara untuk membendung gerakan terorisme global yakni;


(4)

Prevention, sebuah upaya pencegahan yakni mencegah orang-orang masuk ke dalam jaringan terorisme, baik dalam lingkup suatu negara, kawasan, maupun, ditingkat internasional. Menanggulangi faktor dan akar penyebab yang dapat menyebabkan radikalisasi dan rekruitmen oleh para anggota terorisme. upaya prevention dapat dilakukan antara lain dengan cara melakukan dialog antara para pakar-pakar budaya dan agama, namun strategi ini juga daat diterapkan dalam bentuk kebijakan didalam pemerintahan suatu negara. Upaya yang ditempuh oleh pemerintah Malaysia ialah menggunakan strategi kebijakan Counter-Terrorism yang bersifat Prevention. Dimana pemeritah Malysia berkomitmen untuk memberantas tindakan terorisme dengan cara membuat Undang-undang pencegahan tindak terorisme yang disebut Prevention Of Terorism Act (POTA).

Protection, merupakan sebuah upaya melindungi warga negara serta infrastruktur disuatu negara dan meminimalisir kerentanan mereka terhadap serangan. Hal ini dapat dicapai melalui penguatan keamanan batas negara, sistem transportasi umum, dan infrastruktur lainnya. Pentingnya meningkatkan perlindungan dan pengawasan disegala sektor dalam suatu negara dengan maksud agar para teroris mendapatkan kesulitan untuk mengetahhui, meminimalisir kemungkinannya untuk masuk kekawasan suatu negara. Negara Malaysia juga menggunakan model Protection untuk melindungi keamanan dalam negerinya dengan cara membuat lembaga penanggulangan Counterterrorism yang berfungsi sebagai tempat pertukaran informasi tentang tindak terorisme. selain itu, Malaysia melakukan kerjasama intelijen yakni mengizinkan para intelijen asing untuk masuk ke negaranya salah satunya yakni dibawah lembaga AntiterrorismAssitanceProgram. Response, strategi yang terakhir ini merupakan menuntut suatu negara ataupun organisasi-organisasi baik ditingkat regional maupun internasional untuk menjalin sebuah kerjasama bersama dan berkomitmen untuk memberantas segala bentuk tindakan terorisme. usaha ini dimunculkan karena mengingat bahwa gerakan


(5)

terorisme menjadi ancaman baru yang mengancam keamanan suatu negara atau kawasan sehingga dibutuhkan suatu keseriusan untuk menjalin kerjasama dengan cara bertukar informasi dan strategi-stragegi lainnya. Adapun upaya Malaysia dalam melakukan Counterterrorism melalui cara Response yakni dengan melakukan kerjasama secara regional dan Global seperti bergabung kedalam Global Coalition to Counter ISIL, Koalisi Militer Global untuk melawan ISIS yang dicanangkan oleh Arab Saudi, kemudian bekerjasama secara bilateral dalam hal kemanan dengan AS dan Indonesia (Winarno, 2014).

Daftar Pustaka

Cipto, B. (2007). Hubungan Internasionla di Asia Tenggara. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

INTELIJEN. (2015). Malaysia Perbaharui UU Keamanan Dalam Negeri (ISA). Retrieved from Intelijen.co.id.

Internasional Kompas.Com. (2014, 9 26). Retrieved 9 12, 2015, from Anggota ISIS dari Indonesia dan Malaysia Bentuk Unit Militer:

(http://internasional.kompas.com/read/2014/09/26/15234581/Anggota.ISIS.dari.Indonesi a.dan.Malaysia.Bentuk.Unit.Militer

Olton, J. C. (1999). Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.

Prasetyono, E. (2012). Internal Security Act (ISA): Berkaca dari pengalaman Malaysia . Project, C. (2015). Special Report The Islamic State.

Security, A. N. (2002). Undang - Undang Anti Terorisme Australia. Retrieved 06 2016, from Nationalsecurity.gov.au:

file:///C:/Users/Windows%208.1%20Pro/Downloads/australias-counter-terrorism-laws-indonesian.pdf

Widodo, R. I., & Indriawan, A. (2015, 12 13). 50 Ribu Warga Malaysia Diketahui Mendukung ISIS. Retrieved 1 11, 2016, from Republika.co.id:


(6)

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/15/12/13/nz9dmc365-50-ribu-warga-malaysia-diketahui-mendukung-isis