Teori Sistem politik Rumusan Masalah
Jika dilihat dari penjelasan model pembuatan Undang-undang Malaysia diatas, Teori sistem politik digambarkan sebagai berikut, bahwa
adanya input berupa tuntutan dari dalam negeri yang terancam oleh gerakan ISIS, menjadikan pemerintah Malaysia harus mengambil langkah
cepat untuk membendung pengaruh ISIS tentunya juga untuk menjaga keamanan dalam negeri. Sehingga Pemerintah Malaysia mengajukan RUU
yaitu Prevention Of Terrorism Act POTA adapun yang mengawali dibuatnya uu ini karena dipicu oleh penangkapan 17 orang terduga teroris.
Kemudian langkah pemerintah tersebut mendapat dukungan penuh dari aparat keamanan Malaysia seperti Polisi dan lembaga penanggulangan
terorisme. dalam proses pembuatan rancangan uu tersebut, sebanyak 79 anggota parlemen menyatakan setuju dan 60 lainnya menolak. RUU
tersbut dapat lolos karena mendapatkan dukungan mayoritas dari pihak parlemen sehingga pada April 2015 RUU Prevention Of Terrorism Act
lolos menjadi sebuah undang-undang baru yang mengatur tentang pencegahan tindak terorisme di Malaysia.
Adanya Input berupa tuntutan dan output berupa undang – undang
menjadikan terbentuknya sebuah sistem politik berupa aturan-aturan atau kebijakan yang dibuat dalam bentuk undang-undang yaitu Prevention Of
Terrorism Act oleh pemerintah Malaysia. Adapun feedback dari
disahkannya undang-undang tersebut yakni mendapat penolakan dari beberapa elit parlemen dan organisasi internasional yang merasa bahwa uu
tersebut tidak cocok untuk diterapkan di negara Malaysia. Meskipun menuai banyak protes atau tindakan tidak setuju datang dari berbagai
pihak atas kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah, namun pemerintah Malaysia tetap membuat dan mengesahkan undang
– undang tersebut sebagai alat untuk membendung gerakan ISIS.