kraniodentofasial. Adanya malnutrisi dapat memperlambat pertumbuhan dan mempengaruhi ukuran lengkung rahang.
7,15
Pada penelitian Febrina RS, dkk. 1997 menunjukkan bahwa lebar lengkung gigi rahang laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini dapat disebabkan
oleh ukuran mesiodistal gigi pada pria lebih besar daripada wanita dan juga disebabkan oleh ukuran panjang lengkung rahang pria lebih besar dibandingkan
dengan wanita.
8
2.3 Hubungan Lebar Mesiodistal dan Lengkung Gigi
Untuk membuat suatu diagnosis dan rencana perawatan yang tepat pada kasus gigi berjejal diperlukan ketepatan dalam menentukan keparahan berjejal dan
perhitungan tempat yang dibutuhkan untuk menghilangkan berjejal. Berjejal biasanya dihitung dari perbedaan jumlah mesiodistal gigi geligi dengan tempat yang tersedia
dalam lengkung. Pada lengkung rahang yang ideal tidak ada tumpang tindih antar gigi geligi. Jumlah lebar mesiodistal gigi merupakan perimeter lengkung rahang.
Sedangkan pada rahang dengan gigi berjejal akan tampak gigi yang tumpang tindih dengan perimeter lengkung yang lebih pendek dari jumlah lebar mesiodistal giginya.
1
Hubungan antara lebar mesiodistal gigi dengan dimensi rahang tempat letaknya gigi tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
oklusi gigi geligi. Oklusi gigi geligi idealnya harus ada ruangan yang cukup agar gigi geligi bererupsi ke dalam mulut tanpa perlu berjejal.
Jika gigi geligi terlalu besar untuk ukuran rahangnya maka akan terjadi masalah dalam perkembangan
oklusalnya.
4
Universitas Sumatera Utara
2.4 Suku
Batak
Populasi masyarakat Indonesia didominasi oleh ras Paleomongolid yang disebut ras Melayu. Ras paleomongolid ini terdiri atas Proto-Melayu Melayu tua
dan Deutro Melayu Melayu Muda.
9,15
Antropologi Fisher 1991 berpendapat bahwa kelompok Proto-Melayu lebih dulu datang ke Indonesia daripada kelompok
Deutro-Melayu. Kelompok Proto-Melayu mula-mula menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat yang kemudian terdesak oleh
kelompok Deutro-Melayu.
9
Yang termasuk Proto-Melayu adalah Batak, Gayo, Sasak dan Toraja sedangkan yang termasuk Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh,
Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lbong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado pesisir, Sunda kecil timur dan Malayu.
9,10,15
Ciri fisik kedua kelompok ini sangat berbeda. Kelompok Proto-Melayu memiliki bentuk kepala yang
panjang dolichocephalic sedangkan kelompok Deutro-Melayu memiliki bentuk kepala yang pendek brachycephalic.
9
Ukuran lebar mesiodistal dan lengkung gigi pada kedua kelompok ras ini juga berbeda.
6,7,15
Suku Batak merupakan bagian dari ras Proto-Melayu yang menempati pulau Sumatra. Berdasarkan Badan Pusat Statistik BPS, suku Batak merupakan suku
terbesar yang menempati Sumatera Utara 44,75. Dengan demikian, pengambilan
sampel dalam penelitian ini ditujukan pada suku Batak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengumpulkan data-data mengenai ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung gigi pada mahasiswa Suku
Batak Universitas Sumatera Utara.
3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG FT USU suku Batak usia
≥ 18 tahun yang masih aktif mengikuti pendidikan.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No. 2 Universitas Sumatera Utara, Medan dan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Almamater, Kampus USU. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 – Juli 2011.
3.4 Sampel
Universitas Sumatera Utara