16
diperlukan sehingga dapat memotivasi sekolah-sekolah imbas dan dapat memunculkan keberanian dalam diri
sekolah imbas untuk menjalin kerja sama dengan pihak atau instansi lainnya. Dengan adanya model pembinaan
berbasis partisipasi pula akan diketahui seberapa jauh keefektifan dan keberhasilan pembinaan tersebut
dilakukan. Selain itu bila dilihat dari segi waktu akan menjadi lebih efisien serta apabila sewaktu-waktu
sekolah imbas dilepas atau dihentikan pembinaannya, mereka dapat berdiri sendiri karena sudah memiliki
patokan yang jelas dalam melaksanakan program Adiwiyata.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang, dilihat dari model pembinaan yang selama ini dilaksanakan, didapat
bahwa: 1 dari segi perencanaan pembinaan belum ada perencanaan khusus yang dibuat untuk pembinaan
karena mengingat adanya beberapa pertimbangan terutama waktu, sehingga pembinaan masih bersifat
isidental. Selain itu pula ada perubahan rencana pembinaan karena antara pihak sekolah imbas dan
sekolah induk sering berbenturan jadwalnya dengan kegiatan dinas lainnya; 2 dalam pengorganisasiannya
sendiri belum ada pembentukan tim khusus pembinaan, sehingga selama ini yang melakukan perencanaan dan
17
pembinaan hanya
ketua Adiwiyata;
3 dalam
pelaksanaan pembinaan belum berjalan dengan efektif dikarenakan sekolah imbas belum banyak berpartisipasi
secara utuh, kurang termotivasi dan juga masih memiliki komitmen yang rendah dalam melaksanakan
program Adiwiyata, sehingga evaluasi yang dilakukan oleh pembina belum dapat mempengaruhi sekolah
imbas secara optimal. Paparan diatas menunjukkan bahwa pembinaan
yang dijalankan di sekolah belum terkonsep dengan baik dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan evaluasi sehingga berdampak kepada pelaksanaan pembinaan Adiwiyata yang tidak efektif. Jika merujuk
kepada tujuan dari sebuah pembinaan, apabila masalah-masalah tersebut tidak segera diatasi maka
akan berdampak kepada kegagalan sekolah untuk menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri. Selain itu pula bagi
sekolah imbas ketika menghadapi permasalahan menyangkut program Adiwiyata tidak segera mendapat
solusi sehingga program Adiwiyata tidak berjalan sebagaimana mestinya dan pada akhirnya tujuan
program Adiwiyata sulit untuk tercapai. Untuk mengatasi
masalah tersebut
diperlukan model
pembinaan yang terkonsep berbasis partisipasi sehingga dapat memberikan motivasi agar pembinaan terhadap
18
sekolah imbas dapat berjalan dan tujuan utama dari pembinaan dapat tercapai.
1.3 Pembatasan Masalah