2.2.2 Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga
Menurut Susanto 2002:30 terdapat beberapa perbedaan antara wirausaha keluarga dengan wirausaha non keluarga yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga
No Kategori Wirausaha keluarga
Wirausaha non keluarga 1
Kepemilikan 100 dimiliki oleh
keluarga Pemegang saham
2 Pengawasan
Oleh keluarga Badan komisaris
3 Motivasi
Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan
pemegang saham 4
Pembuatan Cepat, berdasarkan
intuisi, sukses atau gagal merupakan
tanggung jawab Dipertimbangkan
dengan sangat hati-hati, suksesatau gagal
merupakan tanggung jawab profesional,
berorientasi pada proses bukan hasil
5 Pendelegasian
Tidak jelas Jelas tetapi sering kali
terlalu birokratis 6
Jam kerja Tidak terbatas
Terbatas 7
Kepemimpinan Paternalistik,
regenalisai didasarkan pada dukungan
keluarga dan prestasi Partisipasi, regenerasi,
didasarkan pada profesionalisme dan
prestasi
8 Pengembangan karir
Tidak jelas, kecil kesempatan untuk
korupsi Jelas, terdapat
kesempatan besar untuk korupsi
Sumber : Susanto 2002:30 2.3
Keberhasilan Usaha 2.3.1
Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana 2003:85, keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam mengukur
keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume penjualan, output
Universitas Sumatera Utara
produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe 2002: 94, kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat
dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.
Menurut Ranto 2007:20 keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena
kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai
dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun
strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme. Profesional berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang
baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan
prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila
mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis
Universitas Sumatera Utara
dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.
2.3.2 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga