reseptor glukokortikoid dan mineralokortikoid serta afinitasnya mengikat protein, stabilitas rantai samping, laju eliminasi, dan produk metabolik Katzung, 2010.
Aktivitas kerja kortikosteroid tidak hanya tergantung dari tingkatan kerjanya, melainkan juga dari daya penetrasinya kedalam kulit dan basis
salepkrim yang digunakan.Misalnya obat dalam bentuk salep lebih baik penetrasinya daripada krim, karena bertahan lebih lama diatas kulit.Penetrasi
dapat pula ditingkatkan lebih dari 10 kali dengan jalan oklusi, yakni menutup bagian kulit dengan sehelai plastik.Atau dengan jalan memberikan zat-zat
tambahan seperti urea 10, asam salisilat 3, asam laktat 2, dan propilenglikol 10.Zat-zat keratolis ini melepaskan atau menghidratasi selaput
tanduk kulit dengan efek meningkatnya penetrasi, resorpsi, dan efeknya Tjay dan Rahardja, 2007.
2.2.3 Khasiat farmakologi
Menurut Katzung 2010, kortikosteroid memiliki efek-efek farmakologi yang sangat berpengaruh pada tubuh manusia. Efek-efek farmakologi yang
ditimbulkan meliputi efek fisiologik karena glukokortikoid mempengaruhi respons lipolitik sel lemak terhadap katekolamin, ACTH, dan hormon
pertumbuhan; efek metabolik karena glukokortikoid mempunyai efek penting yang berhubungan dengan dosis terhadap metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak; efek katabolik dan anabolik karena glukokortikoid dalam jumlah suprafisiologik menyebabkan pengurangan massa otot dan kelemahan serta
penipisan kulit; efek anti-inflamasi dan imunosupresif karena glukokortikoid mengurangi manifestasi peradangan, meningkatkan kadar neutrofil, menghambat
Universitas Sumatera Utara
fungsi makrofag, menurunnya jumlah limfosit sel T dan B, serta menyebabkan vasokonstriksi dan menurunkan permeabilitas kapiler; dan efek lainnya seperti
perubahan struktural dan fungsional pada paru janin yang hampir aterm, termasuk produksi bahan aktif pada permukaan paru yang dibutuhkan untuk bernafas
surfaktan, dirangsang oleh glukokortikoid. Kortikoida merupakan obat manjur paling ampuh dalam pengobatan
gangguan kulit dan digunakan secara luas.Berkat efek anti-radang dan anti- mitosisnya zat-zat ini dapat menyembuhkan dengan efektif bermacam-macam
bentuk ekzem dan dermatitis, psoriasis penyakit sisik, dan prurigo bintil-bintil gatal.Tetapi tidak jarang gangguan khususnya ekzem segera kambuh lagi,
terutama bila digunakan fluorkortikoida dengan khasiat kuat Tjay dan Rahardja, 2007.
2.2.4 Efek samping
Betametason valerat memiliki efek-efek samping, di antaranya kulit kering, pruritus, iritasi, rasa nyeriterbakar, gatal, folikulitis, hipertrikosis, erupsi
seperti akne, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak alergi, maserasi kulit, infeksi sekunder, striae, dan miliaria. Pemakaian jangka panjang
dan intensif dapat menyebabkan perubahan atrofi lokal pada kulit. Akibat absorpsi sistemik pada pemakaian jangka panjang menyebabkan hiperkortisme
Pramudianto, 2009 Efek samping dapat timbul karena penghentian pengobatan tiba-tiba atau
pemberian terus-menerus terutama dengan dosis besar.Pemberian kortikosteroid yang dihentikan tiba-tiba dapat menimbulkan insufiensi adrenal akut dengan
Universitas Sumatera Utara
gejala demam, mialgia, artralgia, dan malaise.Gejala-gejala ini sukar dibedakan dengan gejala reaktivasi artritis reumatoid atau demam reumatik yang sering
terjadi bila kortikosteroid dihentikan Ganiswara, 1995.
2.2.5 Dosis