Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Pencapaian Tingkat

Rhizka Indriantika Destiyanti, 2014 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PENCAPAIAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI KELURAHAN PERBUTULAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendukung anaknya untuk melanjutkan pendidikan, tidak adanya paksaan dari orang tua untuk berhenti sekolah dan memilih untuk bekerja. Disini terlihat pengharapan orang tua kepada anaknya untuk bersekolah dengan benar dan dapat membanggakan kedua orang tuanya. Tingkat pendidikan dalam kategori sedang sebanyak 50. Berdasarkan penelitian responden memiliki tingkat pendidikan dalam kategori sedang ini artinya mereka yang bekerja di konveksi tersebut tetap mengenyam pendidikan namun tidak terlalu tinggi. Mereka hanya mengikuti pendidikan berdasarkan program dari pemerintah yaitu program wajib belajar 9 tahun. Tingkat pendidikan dalam kategori rendah sebanyak 11,1, artinya masyakat di Kelurahan Perbutulan yang bekerja di konveksi tidak antusias terhadap pendidikan, yang mereka pikirkan hanya bekerja saja. Orang tua tidak mendukung anaknya dalam melanjutkan pendidikan, menurut mereka pendidikan tidak terlalu penting, karena pendidikan orang tuanya sendiri tidak tinggi sehingga mereka berpikir anak-anaknya pun tidak usah menempuh pendidikan yang tinggi. Disini banyak usia yang sebenarnya harus belajar di sekolah namun mereka memilih untuk bekerja. Mereka lebih tertarik bekerja daripada bersekolah karena banyak teman mereka yang bekerja, dan mereka merasa senang. Pendidikan dirasa mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada, karena dengan pendidikan dapat membantu membentuk anak mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga ia mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

3. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Pencapaian Tingkat

Pendidikan Anak di Kelurahan Perbutulan Dari hasil perhitungan yang peneliti lakukan diperoleh nilai korelasi pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap pencapaian tingkat pendidikan anak sebesar 0,392. Nilai yang diperoleh adalah positif dengan tingkat keeratan rendah. Pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap pencapaian tingkat pendidikan anak sebesar 15,37. Artinya status sosial ekonomi yang dimiliki keluarga dapat memberikan pengaruh sebesar 15,37 terhadap pencapaian tingkat pendidikan Rhizka Indriantika Destiyanti, 2014 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PENCAPAIAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI KELURAHAN PERBUTULAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu anak, sedangkan sisanya sebesar 84,63 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Meskipun presentase pengaruh status sosial ekonomi termasuk rendah, tetapi status sosial ekonomi termasuk sebagian kecil faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tingkat pendidikan anak. Pernyataan diatas sejalan dengan pendapat dari Soetjiningsih 2004, hlm. 67 mengemukakan bahwa, Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang tinggi akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena dengan pendapatan orang tua yang tinggi dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder. Dan dengan itu anak akan menjadi anak yang pintar dan mempunyai banyak pengetahuan, dengan itu pula anak bisa berprestasi. Ciri utama dari status sosial ekonomi dalam keluarga adalah adanya status sosial dalam sebuah keluarga dan status ekonomi yang dimiliki oleh keluarga. Status sosial yang dimiliki keluarga didapatkan melalui tiga hal yaitu: Pertama, status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau didapatkan karena faktor keturunan dan didapatkan tidak melalui usaha apa pun. Kedua, status sosial yang diperoleh memalui usaha yang disengaja dan melalui perjuangan yang panjang. Ketiga, status sosial yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan dari perjuangan yang telah dilakukannya. Status sosial yang dimiiki keluarga berpengaruh terhadap kedudukan keluarga di masyarakat, bagaimana penghargaan masyarakat terhadap sebuah keluarga bergantung kepada status sosial yang dimiliki. Selanjutnya status ekonomi yang dimiliki oleh keluarga. Kartono 2006. hlm. 45 mengemukakan bahwa, “Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari perndapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok ”. Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi status sosial ekonomi keluarga yaitu, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan pemilikan. Pertama, didapatkan melalui pekerjaan yang dijalani seseorang, dari bekerja segala kebutuhan akan terpenuhi selain itu juga kepuasan jasmani pun akan terpenuhi. Kedua, pendidikan sangat penting peranannya, melaui pendidikan seseorang menjadi berguna baik untuk Rhizka Indriantika Destiyanti, 2014 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PENCAPAIAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI KELURAHAN PERBUTULAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kehidupannya maupun kehidupan orang lain, dan dapat meningkatkan taraf kehidupan keluarganya. Ketiga, pendapatan dimana diperoleh melalui kerja atau usaha yang kita lakukan, dimana pendapatan mempengaruhi gaya hidup dan status sosial seseorang. Keempat, pemilikan dimana semakin banyak barang berharga seperti rumah dan tanah yang dimiliki keluarga, semakin dinilai tinggi status ekonomi yang dimiliki keluarga. Keluarga pasti akan memenuhi kebutuhan anaknya, kebutuhan yang paling mencolok adalah kebutuhan pendidikan anak. Pendidikan anak penting untuk meningkatkan dan membantu status sosial yang dimiliki keluarga. Pendidikan adalah proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam mencapai pendidikan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu keluarga, lingkungan masyarakat, dan teman sebaya. Pertama, keluarga peranannya sangat penting dalam pendidikan anak karena mulai dari yang membiayai pendidikan sampai menyediakan segala kebutuhannya. Kedua, lingkungan disini peran lingkungan dalam pendidikan adalah dalam peningkatan mutu pendidikan. Jika lingkungan baik, sarana prasarana pendidikan menunjang maka keluarga akan termotivasi dalam meningkatkan pendidikan, dan sebaliknya. Ketiga, teman sebaya dirasa mampu mempengaruhi pendidikan anak. Pergaulan yang dilakukan kearah positif maka dapat menghasilkan kepribadian yang baik, begitu pula dalam aspek pendidikan. Jika kita bergaul dengan orang yang berpendidikan secara tidak langsung kita akan termotivasi untuk setara dengan dirinya.

4. Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Sosiologi