- GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III-56 - GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III-56

BAB III - GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III-56 BAB III - GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III-56

Berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, pemerintah dimungkinkan untuk melakukan kerjasama dengan badan usaha.

Kerjasama pemerintah dengan badan usaha dilakukan dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum. Kerjasama tersebut mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para fihak.

Skema pendanaan KPBU dimaksudkan untuk pembangunan prasarana dasar yang tidak layak secara finansial namun layak secara ekonomis dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Kerjasama pemerintah dan badan usaha menjadi salah satu alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi.

Karateristik proyek KPBU meliputi:

1. Proyek KPBU merupakan proyek infastruktur yang penyediaannya dilakukan Pemerintah melalui kerjasama dengan badan usaha

2. Skema diwujudkan melalui ikatan perjanjian (kontrak) kerjasama yang melibatkan pemerintah sebagai PJPK dan suatu badan usaha.

3. Dalam perjanjian kerjasama proyek, pihak badan usaha dapat bertanggung jawab atas desain, kontribusi, pembiayaan dan operasi proyek KPBU.

4. Perjanjian kerjasama skema KPBU biasanya memiliki jangka waktu relatif panjang (lebih dari 15 tahun) untuk memungkinkan pengembalian investasi bagi pihak badan usaha.

5. Basis dan perjanjian kerjasama proyek KPBU tersebut adalah pembagian alokasi risiko antara pemerintah melalui PJPK dan badan usaha.

Kriteria dan jenis infrastruktur prioritas yang dapat dibiayai melalui pendanaan KPBU terdiri: Kriteria dan jenis infrastruktur prioritas yang dapat dibiayai melalui pendanaan KPBU terdiri:

b. Memiliki kesesuaian dengan rencana tata ruang dan wilayah;

c. Memiliki keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah;

d. Memiliki peran strategik terhadap perekonomian, kesejahteraan sosial, pertahanan dan keamanan nasional; dan/atau

e. Membutuhkan

dan/atau jaminan pemerintah, dalam penyediaan infrastruktur prioritas kerja sama pemerintah dan swasta.

dukungan

pemerintah

Pendanaan Pembangunan melalui KPBU memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas proyek dengan pelibatan badan usaha yang memungkinkan adanya pembagian risiko dan menjamin ketepatan waktu dan anggaran (on schedule-on budget).

b. Menjamin kualitas pelayanan karena performance diperjanjikan dalam kontrak.

c. KPBU memiliki perlindungan hukum yang baik karena regulasinya jelas dan governance terjaga melalui mekanisme KPBU yang melibatkan pemangku kepentingan (Bappenas dalam pemilihan proyek, Kementerian Keuangan dalam pemberian fasilitas fiskal, LKPP dalam proses pengadaan, BKPM dalam menjajaki minat dan nilai pasar, Kementerian Dalam Negeri dalam pemberian rekomendasi Availability Payment/AP Daerah, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian dalam debottlenecking, dan PT. PII dalam pemberian penjaminan Pemerintah), serta best practice KPBU sudah ada di berbagai negara dan berbagai sektor.

KPBU di Indonesia sudah dibuka untuk 19 sektor baik KPBU ekonomi maupun sosial yang mempunyai kelayakan finansial tinggi (full cost recovery) atau kelayakan marjinal, 19 jenis infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha yaitu: 1) infrastruktur transportasi;

2) infrastruktur jalan; 3) infrastruktur sumber daya air dan irigasi; 4) infrastruktur air minum; 5) infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat; 6) infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat; 7) infrastruktur sistem pengelolaan persampahan; 8) infrastruktur 2) infrastruktur jalan; 3) infrastruktur sumber daya air dan irigasi; 4) infrastruktur air minum; 5) infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat; 6) infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat; 7) infrastruktur sistem pengelolaan persampahan; 8) infrastruktur

Pengelompokan 19 (sembilan belas) jenis infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha melaui skema pendanaan KPBU dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok terdiri kelompok pertama 7 (tujuh)

(tranportasi, jalan, ketenagalistrikan, migas dan energi baru dan terbarukan (EBT), konservasi energi, telekomunikasi dan informatika), kelompok kedua 7 (tujuh) jenis infrastruktur fasilitas perkotaan (air minum, pengelolaan limbah setempat, pengelolaan limbah terpusat, pengelolaan sampah, SDA dan irigasi, pasar tradisional, perumaha rakyat, dan kelompok ketiga 6 jenis infrastruktur fasilitas sosial (pariwisata, fasilitas pendidikan, lembaga pemasyarakatan, sarana olah raga dan budaya, kawasan/technopark, kesehatan).

jenis

infrastruktur

konektivitas

Dokumen yang terkait

RANCANGAN PROGRAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU PADA PRODUK WAHID SECANG USAHA KECIL MENENGAH SAKINAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN BENCHMARKING INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION PROGRAM FORMULATION FOR WAHID SECANG PRODUCT OF SAKINAH SMALL MEDIUM ENTERPRISE USI

0 1 7

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI GITAR AKUSTIK JENIS BOLT-ON DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT GENTA TRIKARYA IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE ON PRODUCTION PROCESS OF BOLT-ON TYPE GUITARS USING

0 1 8

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI ADVERTISMENT INFORMATION SYSTEM (AVIS) BERBASIS WEB STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG BARAT DESIGN AND IMPLEMENTATION OF APPLICATION ADVERTISMENT INFORMATION SYSTEM (AVIS) WEB BASED CASE STUDY WEST BANDUNG REGENCY

0 0 8

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI AVIS BERBASIS ANDROID STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG BARAT DESIGN AND IMPLEMENTATION OF APPLICATION AVIS ANDROID BASED CASE STUDY OF WEST BANDUNG REGENCY

0 0 6

USULAN RANCANGAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI DOOR FS ROOT A320 UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING PADA WORKSTATION CMM INSPECTION DI PT.DIRGANTARA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PRODUCTION PROCESS IMPROVEMENT OF DOOR FS ROOT A320 TO MINIMIZE WAS

1 3 8

PEMAKAIAN KATA REFORMASI DALAM MEDIA MASSA JAWA POS

0 0 11

GBPP ARS 312 RPS Pranata Pembangunan 2017 2018

0 0 8

PAPARAN APN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 Revisi 8 Maret 2017 Final

0 0 70

Arah Kebijakan Nasional dan Prioritas JABAR Rancangan Awal RKP 2018 V01

0 1 101

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

0 1 30