Situasi Budaya Jemaat GBKP Yogyakarta.

6. Situasi Budaya Jemaat GBKP Yogyakarta.

Situasi sosial yang ada di dalam kehidupan orang Karo diaspora ialah bahwa secara umum mereka memahami dan melaksanakan kebudayaan itu berdasarkan apa yang menjadi pengetahuan mereka saja dikarenakan mereka sudah lama meninggalkan kampung halaman. Oleh sebab itu mereka membutuhkan suatu sistem sosial yang berisikan tindakan sosial yang diisi dengan kegiatan-kegiatan suku Karo yang pada dasarnya dipelopori oleh tetua orang Karo yang sudah lama di Yogyakarta yang memahami dan mengerti benar tentang budaya orang Karo beserta sistem peradatan yang sebenarnya. Karena keterbatasan itulah jemaat GBKP Yogyakarta dan masyarakat Karo pada umumnya melaksanakan peradatan sesuai dengan kesanggupan mereka.

Pada dasarnya rakut si telu memberikan kebebasan yang terbatas, artinya bahwa masyarakat Karo diaspora pasti akan berada dalam peran sosial yang berganti-gantian oleh sebab itu diharapkan ketika proses sosial berjalan masyarakat Karo benar-benar menjalankan kewajibannya dengan baik. Dan ini dirasakan oleh masyarakat Karo diaspora. Karena tidak selamanya menjadi kalimbubu yang harus dihormati. Tetapi akan berada didalam posisi senina dan anak beru. Polarisasi peran budaya itu akan dinikmati dan dilaksanakan secara bergantian tergantung kepada si pemilik pesta yang memiliki hubungan sosial dengan kerabat dan masyarakat Karo diaspora.

Tidak mengalami pergeseran nilai, makna dan sisi budayanya. Hanya saja apa yang bisa dilakukan semampu masyarakat Karo saja tidak mengalami kekakuan dan struktural budaya Tidak mengalami pergeseran nilai, makna dan sisi budayanya. Hanya saja apa yang bisa dilakukan semampu masyarakat Karo saja tidak mengalami kekakuan dan struktural budaya

Agar tetap ada norma budaya Karo yang melekat. Masyarakat Karo diaspora sudah mulai melakukan diskusi dan pertemuan dalam hal membicarakan tentang budaya, kekaroan dan budaya Karo. Agar norma budaya bisa tetap ditransfer secara simultan dan berkelanjutan. Upaya ini agar sistem sosial, tindakan sosial dan norma budaya selalu ada di dalam diri mereka sebagai orang Karo. Hal ini memberi kekuatan bahwa rakut si telu terkhususnya memiliki kepentingan yang sangat menentukan peradaban masyarakat Karo yang ada di Yogyakarta. Oleh sebab itu rakut si telu tidak ditampilkan sebagai warisan budaya saja melainkan menjadi perekat sosial yang berbasis etnik. Entitas semacam ini, merujuk kepada rakut si telu sebagai identitas sosial yang sangat diperlukan oleh masyarakat Karo diaspora.

Kekhawatiran mengenai keberlangsungan masyarakat Karo disini ialah bagaimana dengan anak cucu mereka nantinya apakah mereka nanti akan mengenal, memahami bahkan menyukai budaya mereka sendiri. Oleh sebab itu budaya karo terkhususnya rakut si telu sudah diperkenalkan kepada mereka. Misalnya melalui nyanyian karo, ikut serta dalam perpulungen jabu-jabu , arisan orang Karo dan peradatan suku Karo dan terbiasa untuk berbicara bahasa Karo Kekhawatiran mengenai keberlangsungan masyarakat Karo disini ialah bagaimana dengan anak cucu mereka nantinya apakah mereka nanti akan mengenal, memahami bahkan menyukai budaya mereka sendiri. Oleh sebab itu budaya karo terkhususnya rakut si telu sudah diperkenalkan kepada mereka. Misalnya melalui nyanyian karo, ikut serta dalam perpulungen jabu-jabu , arisan orang Karo dan peradatan suku Karo dan terbiasa untuk berbicara bahasa Karo

Dengan begitu mereka akan mengetahui siapa sangkep nggeluh mereka kalau mereka memahami siapa keluarga terdekat mereka. Karena sangkep nggeluh menjadi keluarga kedua dari tiap individu Karo. mereka menjadi wadah untuk berdiskusi, meminta pertolongan. Oleh sebab itu rakut si telu dipahami sebagai identitas sosial. Identitas sosial berarti rakut si telu sebagai pilihan yang memampukan mereka hidup secara baik dalam budaya dan kehidupan sehari-hari. Di dalam fungsi-fungsi rakut si telu banyak menebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat membentuk harmoni sosial dan meningkatkan persaudaraan yang sangat mendalam bagi sesama karo. Oleh sebab itu sudah menjadi keharusan bagi masyarakat Karo Yogyakarta dan jemaat GBKP Yogyakarta untuk memiliki sangkep nggeluh meski tidak kandung demi mempertahankan budaya karo yang selalu memiliki kekerabatan yang baik dimana pun mereka berada. Dan sebagai pertahanan diri dan perwujudan eksistensi orang Karo yang sebagai suku yang menjunjung tinggi persaudaraan dalam tiap-tiap segi kehidupan.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa teori identitas yang diusung oleh Burke dan Stets beserta Freese dan Burke. Keduanya memang menekankan simbol interaksi sebagai pusat pembentukan identitas yang dilihat dari tanda, simbol, sumber dan respon. Tak hanya itu persepsi dan tindakan sebagai langkah awal dalam menentukan identitas. Teori ini turut membantu hasil temuan penulis. Temuan-temuan penulis ternyata juga ketika dihubungkan dengan teori yang dipakai memiliki kesinambungan. Teori interaksi simbolik turut menganalisis temuan yang ada.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajara

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajara

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajara

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajara

0 0 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan: Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani

0 0 41

Revolusi Hijau dan Kerusakan Lingkungan (Tinjauan Ekoteologi terhadap Pandangan Masyarakat Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi- NTT tentang Pengaruh Revolusi Hijau dalam Bertani) TESIS Diajukan kepada Program Studi: Magister Sosiologi Agama, Fakultas: Teologi

0 0 14

2. IDENTITAS SOSIAL BAGI MASYARAKAT KARO DIASPORA 2.1. Pendahuluan. - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rakut Si Telu: Studi Sosiologis terhadap Rakut Si Telu sebagai Identitas Sosial bagi Masyarakat Karo Diaspora Yogyakarta

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rakut Si Telu: Studi Sosiologis terhadap Rakut Si Telu sebagai Identitas Sosial bagi Masyarakat Karo Diaspora Yogyakarta

0 0 45