: Pengembangan Skema Kemitraan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Strategi 5 : Pengembangan Skema Kemitraan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Skema pengembangan kemitraan perlu mempertimbangkan berbagai aspek antara lain :

a. Kemitraan didasarkan atas isu lingkungan hidup didaerah. Artinya kemitraan dikembangkan untuk mengatasi persoalan lingkungan yang timbul baik akibat aktiitas swasta atau masyrakat maupun akibat akitiftas alami alam;

b. Kemitraan didasarkan atas prinsip pemberdayaan dan penguatan masyarakat dalam pengelolaan hutan dan lahan gambut secara lestari;

c. Kemitraan dapat dikembangkan sebagai upaya mendukung program Pemerintah Daerah sehingga singkronisasi dan koordinasi sangat diperlukan;

d. Kemitraan dikembangkan untuk mendorong lahirnya ekonomi alternatif bagi masyarakat untuk mengurangi tekanan terhadap hutan dan lahan gambut.

Strategi Rencana Aksi REDD + Provinsi Sumatera Barat

Strategi 5 dikembangkan dengan program pengembangan mekanisme yang implementatif bagi badan usaha dan masyarakat. Program ini dijalankan dengan tiga kegiatan sebagai berikut :

1) Restorasi ekosistem dan kemitraan dengan indikator terlaksananya pola pengelolaan restorasi kawasan dengan pelibatan masyarkat secara efektif;

2) Penguatan tanggung jawab sosial untuk pelestarian sumber daya alam dengan indikator tersedianya program kerjasama antara badan usaha dan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial;

3) Kemitraan usaha dengan indikator berkembangnya usaha ekonomi produktif masyarakat.

46 Strategi Rencana Aksi REDD + Provinsi Sumatera Barat

MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ PROVINSI : SUMATERA BARAT MISI :

1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA.

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan. Strat

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

1 2 3 4 5 eg 6 iR

Pembentukan kelembagaan

1. Pembentukan

1. Membentuk Lembaga

1. Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan dan opsi-opsi bentuk

1,2,4,5 Provinsi,

encana Aksi REDD + P

REDD + dan sinergi kebijakan

Kelembagaan REDD+ di

REDD+ Provinsi dan

kelembagaan REDD+ terkomunikasikan

Kabupaten/Kota

Provinsi & Kabupaten/

Kabupaten/Kota

Kota

2. Terbentuk Sekretariat tetap Lembaga REDD+ Provinsi beserta dengan pengadaan fasilitas penunjang & SDM

3. Terbentuk Kelompok Kerja (POKJA) REDD+ Provinsi 4. Terbentuk Sekretariat Tetap POKJA REDD+ provinsi Beserta dengan

Pengadaan Fasilitas Penunjang & SDM 5. Ranperda mengenai Lembaga REDD+ Daerah

ro Provinsi, vinsi Sumat

2. Membentuk Kelembagaan

Membentuk Kelembagaan Sistem Pemantauan. Pelaporan &

Sistem Pemantauan,

Veriikasi (MRV) Propinsi

Kabupaten/Kota

Pelaporan & Veriikasi (MRV) Provinsi

Pembentukan kelembagaan

1,2,4,5 Provinsi, REDD + dan sinergi kebijakan

2. Penguatan kelembagaan

1. Peningkatan kapasitas

1. Para pihak dalam kelembagaan memahami skema dan cara kerja

REDD+ di Provinsi &

SDM

REDD+ termasuk memahami Sistem Pemantauan, Pelaporan &

Kabupaten/Kota

era Barat

Kabupaten/ Kota

Veriikasi

2. Semua Tenaga Teknis untuk aplikasi SOP & Pedoman Teknis mempunysai sertiikat TOT

3. Sertiikasi Tenaga Teknis di bidang Pemetaan Hutan & Kabupaten/ Kota

4. Anggota KOMDA REDD+ Propinsi, Kab/Kota mempunyai

pengetahuan tentang Petunjuk Praktis Implementasi REDD+.

5. Sertiikasi Tenaga Teknis daiam Kegiatan Monitoring Kawasan Hutan

48 MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+

PROVINSI : SUMATERA BARAT

Strat MISI :

eg 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA. iR

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

encana Aksi REDD + P

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan.

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

6. Sertiikasi Tenaga Teknis Survei dan Teknik Pengukuran Karbon Hutan

ro 7. Sertiikasi Tenaga Teknis Bidang Pembuatan Sistem Pelaporan Emisi vinsi Sumat

& Sistem Akuntansi Karbon sektor Tata Guna Hutan, tata Guna Lahan dan Kehutanan dan Lahan Gambut

2. Pengadaan sarana dan

Tersedianya Perangkat Laboratorium Uji Analitik & Pengukuran/

1,2,4,5 Provinsi,

prasarana

Monitoring Karbon Hutan dengan Teknologi Modern & Lengkap yang

Kabupaten/Kota

terstandarisasi

era Barat

3. Penyediaan data base

1. Tersedianya pusat data informasi Tata Guna Lahan, Alih Guna Lahan

1,2,3,4,5 Provinsi,

dan Kehutanan (LULUCF) dan Lahan Gambut Secara Terintegrasi

Kabupaten/Kota

2. Tersusunnya Informasi terbaru tentang Nilai Jasa Lingkungan (Environmental Services) Sumberdaya Hutan dan Lahan gambut

4. Inventarisasi sumber-

Tersedianya informasi Kondisi Historis Awal & Prediksi Tingkat Emisi

1,2,3,4,5 Provinsi,

sumber emisi dari alih

Karbon Biasa dan kegiatan Tata Guna Lahan Alih Guna Lahan dan

Kabupaten/Kota

guna lahan

Kehutanan (LULUCF) dan Lahan Gambut

5. Penyusunan Regulasi

Tersedianya Regulasi Daerah yang mengatur tentang Implementasi

1,2,4,5 Provinsi,

Daerah yang mengatur

REDD+

Kabupaten/Kota

tentang impelmentasi REDD+

6. Pembuatan plot

Terbentuknya plot demonstrasi aktiiti (DA) pada berbagai tipe

1,2,3,4,5 Provinsi,

demonstrasi aktiitas (DA)

penggunaan lahan

Kabupaten/Kota

MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ PROVINSI : SUMATERA BARAT MISI :

1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA.

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan. Strat

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

Pembentukan kelembagaan

3. Penetapan status hukum

1. Penyusunan RANPERDA

Tersusunnya naskah akademik dan Penetapan SRAP Sumbar dalam

1,2,5 Provinsi,

eg REDD + dan sinergi kebijakan

SRAP REDD+

SRAP REDD+ Sumbar

RANPERDA Sumbar

Kabupaten/Kota

iR encana Aksi REDD + P

4. Penelitian dan

1. Penelitian kearifan

1. Terinventarisasi kearifan lokal untuk pengelolaan hutan

4, 5 Provinsi,

pengembangan model-

masyarakat lokal dalam

2. Tersedianya potensi praktek pengeloaan hutan yang baik

Kabupaten/Kota

model pengelolaan hutan

pengelolaan hutan

2. Penelitian sumber energy

Model sumber energy terbarukan bagi masyarakat sekitar hutan

terbarukan

3. Penelitian sumber-sumber Model sumber-sumber ekonomi alternative bagi masyarakat sekitar

ekonomi alternatif

hutan

4. Penelitian diversiikasi

Terinventarisasi diversiikasi hasil hutan

ro hasil hutan vinsi Sumat

5. Penelitian dan

Penelitian dan Pengembangan metode penghitungan karbon

Pengembangan metode penghitungan karbon

6. Pengembangan Bank Bibit Tersedianya kebun bibit nagari

era Barat

Tanaman Asli

7. Restorasi Ekosistem

Terpeliharanya keanekaragaman hayati kawasan hutan

50 MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+

PROVINSI : SUMATERA BARAT

Strat MISI :

eg 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA. iR

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

encana Aksi REDD + P

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan.

Prakondisi untuk aktor masyarakat :

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

1 2 3 4 5 6 Penataan ruang untuk

ro Provinsi, vinsi Sumat

1. Penataan & Pemanfaatan

1. Kajian Pola kepemilikan,

1. Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan dan opsi-opsi bentuk

Kejelasan dan kepastian

Kabupaten/Kota wilayah kelola berbasis nagari

ruang berdasarkan

potensi sosial dalam

kelembagaan REDD+ terkomunikasikan

kebutuhan lokal

Pemanfaatan sumber daya alam lokal

2. Musyawarah nagari untuk

2. Adanya konsensus awal untuk melaksanakan Penataan &

LKAMM, Provinsi,

mensosialisasikan hasil

Pemanfaatan ruang nagari

Kab/Kota

era Barat

dan rekomendasi kajian

3. Pemetaan Partisipatif,

1. Data Peta yang disepakati

Provinsi, Kab/Kota

analisis hasil

2. Data Keanekaragaman hayati menjadi pertimbangan tata & pemanfaatan

pemetaan dan Survey

ruang nagari

Keanekaragaman Hayati

4. Musyawarah dan

Konsensus untuk melaksanakan Penataan & Pemanfaatan ruang

KAN, Provinsi,

diskusi terfokus

Nagari

Kab/Kota

dengan stakeholder dan masyarakat untuk menyusun rencana penataan dan pemanfaatan ruang

5. Mendorong Konsensus

Produk Peraturan Nagari tentang Penataan & Pemanfaatan ruang

Provinsi, kab/Kota

Tata ruang mikro dalam Peraturan Nagari

6. Konsultasi Publik ditingkat

1. Konsensus multi Pihak untuk implementasi tata ruang nagari

LKAMM, Provinsi,

Kabupaten/Kota tentang

2. Dokumen tata ruang nagari menjadi masukan untuk revisi RTRW

Kab/Kota

dokumen tata ruang

Kabupaten/Kota

nagari

MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ PROVINSI : SUMATERA BARAT MISI :

1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA.

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan. Strat

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

Penataan ruang untuk

2. Fasilitasi skema

1. Sosialisasi Roadmap

Kesepakatan rencana tindak lanjut dan target kab/kota untuk usulan

3,4,5 Pokja PHBM

eg Kejelasan dan kepastian

pengelolaan hutan

pengembangan

perluasan masing-masing

provinsi, kab/kota

iR

wilayah kelola berbasis nagari

bersama masyarakat

hutan nagari, hutan

encana Aksi REDD + P

kemasyarakatan, Hutan rakyat dan hutan adat di kab/kota dan nagari

2. Koordinasi stakeholder

Kesepahaman bersama untuk dukungan layanan perizinan dan

SKPD terkait di

terkait tentang sistem

program dari SKPD terkait

KAB/kota

birokrasi, perizinan dan program dan pelayanan pada tingkat kabupaten

3. Fasilitasi kesepakatan

Masyarakat mengajukan usulan dengan kelengkapan prasyarat

Provinsi dan kab/

ro

dan penyiapan dokumen

dokumen yang dibutuhkan

kota

vinsi Sumat

usulan perluasan skema Hutan Nagari dan HKm di Propinsi Sumatera Barat

4. Penguatan kelembagaan

Kesesuaian rencana kerja pengelolaan dengan kebutuhan dan kondisi

Provinsi dan kab/

masyarakat di tingkat

wilayah nagari

kota

era Barat

nagari untuk menyusun rencana kerja pengelolaan skema hutan nagari, HKm dan Hutan Rakyat

5. Pengawalan proses

Kepastian waktu dan alur informasi proses perizinan diketahui secara

Provinsi dan

penetapan areal kerja di

jelas

Pokja PHBM

Kementerian Kehutanan,

provinsi dan kab/kota

52 MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+

PROVINSI : SUMATERA BARAT

Strat MISI :

eg 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA. iR

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

encana Aksi REDD + P

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan.

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

6. Memperkuat bimbingan,

Pelaksanaan pengelolaan hutan tidak bertentangan dengan aturan

Kab/kota, provinsi

arahan dan supervisi

yang berlaku

pengelolaan Hutan Nagari

ro

dan HKm

vinsi Sumat

7. Melaksanakan konsolidasi

Kabupaten/Kota memasukan dalam penganggaran daerah untuk

Kab/kota, provinsi

dukungan pendanaan dari mengembangkan kelembagaan pengelola hutan di nagari

dan nasional

sumber-sumber APBN dan APBD

era Barat

8. Publikasi skema PHBM

Publikasi skema PHBM di beberapa media

Kab/kota, provinsi

(Hutan Nagari dan HKm)

dan nasional

secara menyeluruh

MATRIX RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ PROVINSI : SUMATERA BARAT MISI :

1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA.

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan. Strat

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

eg Penataan ruang untuk

3,4,5 Kab/kota, provinsi Kejelasan dan kepastian

3. Fasilitasi peran nagari

1. Evaluasi dan Identiikasi

Rekomendasi dan pengembangan rencana untuk perlindungan

iR berbasis nagari

dalam perlindungan

pengembangan

encana Aksi REDD + P pengamanan dan

wilayah kelola berbasis nagari

dan pengamanan hutan

(PPHBN)

perlindungan hutan oleh nagari

2. Mensinergikan

Pada wilayah tertentu PPHBN menjadi bagian tidak terpisah dengan

Kab/kota, provinsi

pengamanan dan

pengelolaan hutan bersama masyarakat

perlidungan hutan dengan Skema Hutan Nagari, Hkm, hutan adat dan Hutan Rakyat

3. Penguatan pola

Model pengamanan dan perlindungan hutan berbasis nagari

Kab/kota, provinsi

ro vinsi Sumat pengamanan dan

perlindungan hutan merujuk hasil evaluasi

era Barat

54 MATRIKS RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+

PROVINSI : SUMATERA BARAT

Strat

MISI :

eg 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA. iR encana Aksi REDD + P

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

Pengembangan dengan Aktor Masyarakat :

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

ro

Pengembangan pengelolaan

1. Rehabilitasi, Konservasi

1. Penyuluhan dan sosialisasi

1. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap tujuan dan manfaat

3,4,5 Propinsi,

vinsi Sumat

landscape berkelanjutan

Kabupaten/Kota berbasiskan ekosistem

dan Mitigasi Bencana

pelestarian kawasan hutan

pelestarian hutan

2. Percepatan Rehabilitasi

1. Berkurangnya luasan lahan kritis

hutan dan lahan kritis

2. Tersedianya pusat-pusat kebun bibit rakyat

3. Penguatan Pengelolaan

Peningkatan pengelolaan konservasi hutan oleh instansi terkait dan

era Barat

dan konservasi

masyarakat

sumberdaya hutan

4. Pengendaliaan

Berkurangnya pencemaran dan perusakan kawasan hutan

pencemaran dan perusakan kawasan hutan

5. Pengamanan dan

Berkurangnya illegal logging

Perlindungan Hutan

6. Restorasi hutan melalui

Berkembangnya pola-pola pengelolaan parak untuk meningkatkan

pengayaan dan

pendapatan dan pemulihan fungsi hutan

pengembangan parak

2. Pengembangan Ekonomi

1. Pengembangan

Meningkatnya pendapatan petani

3,4,5 Propinsi,

masyarakat sekitar hutan

agroforestry (wana tani)

Kabupaten/Kota

2. Optimalisasi penggunaan

Pemanfaatan energi ramah lingkungan oleh masyarakat seperti

energi ramah lingkungan

matahari, air, panas bumi, biogas, dan lain sebagainya

3. Pengembangan wisata

Terciptanya wisata alam dan wisata budaya serta wisata pendidikan

alam dan wisata budaya serta wisata pendidikan

MATRIKS RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ PROVINSI : SUMATERA BARAT MISI :

1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA.

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

Prakondisi untuk aktor COORPORATE :

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

eg 1 2 3 4 5 6 iR

encana Aksi REDD + P

Perbaikan Kriteria dan Standar

2,3,4,5 Provinsi, Pengelolaan Sumber Daya Alam standar Pengelolaan

Perbaikan kriteria dan

1. Kajian efektiitas kriteria

Tersedianya kriteria dan standar yang optimal dan efektif

Akademisi Lestari

dan standar

Sumber Daya Alam Lestari

2. Sosialisasi kriteria dan

Meningkatnya pemahaman para pihak

Provinsi, kab/Kota

standar

3. Penyusunan mekanisme

Tersedianya mekanisme pemantauan implementasi kriteria dan

Provinsi, kab/Kota

pemantauan efektif

standar

4. Evaluasi reguler terhadap

Peningkatan penerapan kriteria dan standar Pengelolaan Sumber Daya

Provinsi, kab/Kota

kriteria dan standar

Alam Lestari

ro Provinsi, kab/Kota vinsi Sumat silvikultur intensif (Silint)

5. Evaluasi sistem penerapan Bertambahnya jumlahnya perusahaan yang menerapkan Silint

era Barat

56 MATRIKS RENCANA AKSI PROVINSI DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+

PROVINSI : SUMATERA BARAT

Strat MISI :

eg 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA. iR

2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi

encana Aksi REDD + P

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

3. Mengembangkan system tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian.

Pengembangan untuk aktor COORPORATE :

Indikator kinerja

Pilar Unit Pelaksana

1 2 3 4 5 6 Pengembangan skema

ro Propinsi, Kab/ vinsi Sumat

Pengembangan mekanisme

1. Restorasi Ekosistem dan

Terlaksananya pola pengelolaan Restorasi Kawasan dengan pelibatan

Kemitraan pengelolaan Sumber yang implementatif

Kota, swasta daya alam