Murniaty: Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah. Tarutung, Sumut : 18-19 Maret 2013.
Page 4
“sebagai lembaga penyedia layanan bahan pustaka dan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan pendidikan, informasi, penerangan, dan
rekreasi”. Tujuan dan fungsi pelayanan di Perpustakaan Sekolah adalah
menyajikan informasi untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar,
dan rekreasi bagi siswa-siswi dengan mempergunakan bahan perpustakaan yang disediakan,
serta bimbingan dan peningkatan minat baca.
4. Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan
Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan begitu penting karena pustakawanlah ujung tombak dari keberhasilan kegiatan
pelayanan tersebut. Apalah artinya sarana dan fasilitas yang lengkap, koleksi bahan pustaka yang memadai, apabila hal tersebut tidak ditunjang oleh
pustakawan yang mampu bekerja secara profesional. Berkaitan dengan masalah pelayanan, perlu diperhatikan bahwa
pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan hendaknya orang-orang yang mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, memiliki wawasan pengetahuan
yang luas, inovatif, berpenampilan menarik, mampu berkomunikasi dengan baik, ramah, sopan, dan supel. Hendaknya pustakawan menghindari sikap
kerja yang santai, menunggu, dan ada kesan selalu menghindari untuk berinteraksi dengan pengguna, birokratis, dan berbelit-belit dalam
menyelesaikan suatu masalah. Perlu disadari bahwa pada kegiatan pelayanan perpustakaan,
pustakawan lebih banyak berinteraksi dengan pengguna dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain di Perpustakaan. Maka dalam kegiatan pelayanan
tersebut pustakawan dituntut untuk lebih aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan penggunanya.
Sekarang ini terdapat kecendrungan perubahan sikap pustakawan. Dahulu pustakawan lebih banyak bersikap menunggu pengunjung, dan
Murniaty: Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah. Disampaikan Pada Pelatihan Pengelola Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah. Tarutung, Sumut : 18-19 Maret 2013.
Page 5
membiarkan pengunjung yang datang mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya, dan menghindari semaksimal mungkin berinteraksi dengan
pustakawan. Sikap mereka ini lebih mengarah ke sikap pustakawan yang pasif- reaktif passive-reactive. Kini pustakawan dituntut untuk bersikap lebih aktif
mengejar pengguna dan lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan informasi penggunanya. Ini artinya pustakawan dituntut untuk lebih aktif-responsif
active-responsive. Pendekatan professional ini mengharuskan pustakawan mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, berapa cepat dia
mampu menyediakan informasi, dalam bentuk apa informasi tersebut disajikan, dan dari sumber mana saja informasi tersebut di dapatkan.
Tanpa disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan pengguna dengan sangat terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan
ditanya oleh pengguna dan jarang berinteraksi dengan pengguna. Sehingga hal tersebut membuat pengguna kurang simpati dan enggan untuk datang kembali
ke perpustakaan.
5. Waktu Pelayanan