Tata Letak Bangunan Pasar Bulu Induk Semarang Kepadatan Pasar Bulu Induk Semarang

II.3 BAB V II.3 PEMBAHASAN PENELITIAN Guna membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa perubahan fungsi koridor jalan Suyudono Semarang akibat keberadaan Pasar Bulu Semarang, maka sesuai ketentuan dalam metode penelitian, pendekatan utama dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode tersebut digunakan untuk menentukan signifikansi variabel-variabel yang muncul dalam pengaruh Pasar Bulu terhadap perubahan fungsi koridor jalan Suyudono Semarang. Sedangkan data-data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik deskriptip. Selain itu, untuk membantu menjelaskan signifikansi variabel-variabel yang muncul dari Pasar Bulu terhadap perubahan fungsi koridor jalan Suyudono, dilakukan secara kualitatif untuk membantu mendeskripsikan kondisi visual yang ada supaya lebih mendalam dan detail serta mudah dipahami.

5.1. ANALISA FIGURE GROUND KORIDOR JALAN SUYUDONO

Berdasarkan Roger Trancik tentang Teori Figure Ground dapat memberikan gambaran dua dimensi secara visual pada koridor jalan Suyudono Semarang. Analisa tersebut dilakukan pada awal analisa kuantitatif agar dapat lebih mudah memahami kondisi visual dari koridor tersebut.. Pada analisa figure ground koridor jalan Suyudono ini akan diperlihatkan komposisi solid dan void, sehingga dapat diketahui perubahan fungsi koridor jalan Suyudono, terutama yang menggunakan ruang di sebagian badan jalan dan jalur pedestrian. Analisa disajikan dalam bentuk sketsa peta koridor jalan Suyudono, yang dibagi menjadi 3 tiga penggal jalan, yaitu : Penggal Jalan A, Penggal Jalan B dan Penggal Jalan C. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masing- masing penggal jalan tersebut mempunyai periode waktu aktivitas yang spesifik, yaitu waktu antara jam 03.00 – 09.00 pagi, jam 09.00 – 16.00 siang serta jam 16.00 – 22.00 malam.

5.1.1. Analisa Figure Ground Pada Penggal A

Analisa yang dilakukan berdasarkan perolehan data dan pengamatan di lapangan koridor jalan Suyudono pada Penggal A, adalah sebagai berikut :

a. Pada Pagi Hari

Pada jam 03.00 – 09.00 pagi, eksternal void yang berada pada jalur jalan Suyudono, sebagian dipergunakan oleh para pedagang untuk menggelar dagangannya. Space yang ditempati oleh para pedagang tersebut merupakan elemen solid. Luas space eksternal void pada penggal A, seluas 1.870 m2, yang ditempati oleh pedagang kaki lima sayuran, ikan dan buah-buahan, seluas 1.437 m2 77, sarana lalu lintas 200 m2 11, sisanya untuk bongkar muat dagangan, seluas 233 m2 12. Diagram 5.1. Prosentase Pemanfaatan Ruang Luar Pada Pagi Hari di Penggal A Koridor Jl, Suyudono Diagram 5.1. PROSENTASE PEMANFAATAN RUANG LUAR PADA PAGI HARI DI PENGGAL A KORIDOR JL. SUYUDONO