ANALISIS DIMENSI PRODUK

3.1 ANALISIS DIMENSI PRODUK

3.1.1 Analisis Dimensi Eretan

Tabel 3. 1 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual

Kode Desain Aktual

A 140 mm 123 mm

B 34 mm 12 mm

C 28 mm 26,3 mm

D 4 mm 4 mm

Analisis:

 Pada kode A dan B, panjang dan lebar pada desain dan aktual sangat jauh berbeda. Ukuran aktual lebih kecil daripada ukuran desain karena pada saat

pengukuran operator salah baca gambar. Operator masih kurang teliti dan fokus sehingga hasil yang didapat sangat jauh berbeda.

 Pada kode C yaitu lebar kedua benda kerja plat L yang sudah digabungkan sangat jauh berbeda karena operator salah membaca gambar.

 Pada kode D yaitu tebal benda kerja ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini dikarenakan pada benda kerja yang sebanarnya tidak ada

pengurangan tebal benda kerja lagi. Benda kerja yang disediakan sudah memiliki ketebalan sebesar 4 mm. Tanpa adanya pengurangan, maka hasil yang didapat juga memiliki ketebalan yang sama.

Dari ukuran keempat kode tersebut memiliki perbedaan ukuran antar desain dengan aktual. Sehingga dimensi yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Part pendorong yang kami buat ukurannya lebih kecil daripada desain. Baik dari segi panjang maupun lebarnya. Namun tebalnya sudah sama karena praktikan tidak mengurangi ketebalan yang ada pada benda kerja yaitu plat L. Namun produk yang Dari ukuran keempat kode tersebut memiliki perbedaan ukuran antar desain dengan aktual. Sehingga dimensi yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Part pendorong yang kami buat ukurannya lebih kecil daripada desain. Baik dari segi panjang maupun lebarnya. Namun tebalnya sudah sama karena praktikan tidak mengurangi ketebalan yang ada pada benda kerja yaitu plat L. Namun produk yang

3.1.2 Analisis Dimensi Win Base

Tabel 3. 2 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 1

Kode Desain Aktual

 Pada kode A dan B yang akual memiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan desain. Kedua kode terdapat perbedaan lebar pada aktual dan desain.

Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran allowance yang diberikan cukup banyak yaitu 2 mm. Setelah permukaan sisi benda kerja rata allowance yang dibuang hanya membutuhkan 1 mm sehingga hasil ukuran yang didapat melebihi ukuran desainnya.

 Pada kode C yang merupakan ukuran dari sisi miring dari benda kerja memuliki ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini dikarenakan

pada operator lebih teliti melakukan pegukuran dan pemotongan benda kerja  Pada kode D, dimana panjang dari benda kerja plat L memiliki ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini terjadi karena operator lebih teliti dalam

pengukuran awal dengan memberikan sedikit allowance sebesar 1 mm dan pada saat pemotongan allowance yang diberikan telah berkurang untuk meratakan permukaan sisi dari benda kerja. Allowance yang diberikan berguna untuk menghindari ukuran yang kelonggaran yang diberikan untuk mendapatkan ukuran yang sama dengan desain dan meratakan sisi permukannya jika pada saat pemotongan tidak lurus.

 Pada kode E tedapat perbedaan antara aktual dan desain. Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran operator kurang teliti dan akhirnya pada kerja bangku

yaitu pemotongan hasilnya tidak sesuai dengan ukuran dimensi desain.  Pada kode F, G, dan H memiliki ukuran yang sama antara desain dan aktual. Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran operator lebih teliti dan fokus pada

pemotongan kerja bangku. Selain itu allowance yang diberikanb lebih sedikit sebanyak 1 mm.

Maka, produk yang kami hasilkan tidak sesuai dengan desain. Sudah terlihat pada setiap kode memiliki ukuran aktual berbeda dengan desain. Untuk mendapatkan ukuran yang sesuai, kami menyarankan agar dalam melakukan pengukuran lebih teliti, begitu juga pada saat melakukan pemotongan.

Tabel 3. 3 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Win Base 2

Kode Desain Aktual

Dari Tabel diatas menunjukkan perbandingan dimensi desain dengan aktual pada prduk win base 2. Dari ukuran aktualnya didapat perbedaan dengan desain. Dengan mendapatkan ukuran aktual maka kia harus melihat apakah ukurannya sesuai dengan desain. Agar produk yang kita hasilkan pada part ini dapat di assembly. Oleh karena itu ukuran sangat menentukan hasil proses assembly dengan menggabungkan tiap-tiap part.

Berikut ini analisi dari tiap-tiap ukuran (kode) yang ada pada tabel diatas yaitu :

 Pada kode A memiliki nilai desain dan aktual sudah sama yang menandakan bahwa praktikan sudah cukup mengerti dan cukup teliti dalam melakukan pengukuran dan pemotongan pada saat kerja bangku.

 Pada kode B dan C memiliki ukuran desain dan aktual yang berbeda. Hal ini dikarenakan pemberian allowance yang cukup besar dan pada saat pemotongan melewati garis yang sudah diukur.

 Pada kode D yaitu panjang benda kerja plat L memiliki ukuran yang sama antara desain dan aktual. Dalam pengukuran operator memberikan allowance yang cukup kecil yaitu 1 mm, sehingga pada saat pemotongan dan pengelasan allowance yang diberikan sudah habis dan ukurannya sudah sesuai dengan desain.

 Pada kode E yang merupakan ketebalan dari benda kerja. Kedua kode ini memuliki ukuran dimensi desain dan aktual yang sama. Hal ini dikarenakan pada benda kerja yang sebanarnya tidak ada pengurangan lagi.

 Pada kode F dan G, dimana panjang dan lebar benda kerja plat L memiliki ukuran dimensi aktual dan desain yang berbeda. Hal ini dikarenakan allowance yang diberikan cukub besar yaitu 2 mm. Selain itu operator masih kurang menguasai teknik-teknik dari pemotongan pada kerja bangku sehingga pada saat pemotongan operator memotong benda kerja melewati garis ukur.

 Pada kode H memiliki ukuran yang sama antara desain dan aktual. Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran operator lebih teliti dan juga operator lebih

fokus pada saat melakukan pemotongan benda kerja. Selain itu allowance yang diberikan lebih sedikit.

Dengan produk yang kami hasilkan untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan desain maka diperlukan pengukuran yang teliti dan pemotongan dengan cara kerja bangku yang tepat. Fokus/ konsentrasi pada saat melakukan pemotongan agar pada saat menggergaji, gergaji tidak bergeser melewati garis.

3.1.3 Analisis Dimensi Bracket

Tabel 3. 4 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Bracket

Kode Desain Aktual

Dari tabel diatas merupakan perbandingan ukuran antar desain dan aktual (yang dihasilkan). Dan dari tabel terlihat bahwa sebagian ukuran tidak dihasilkan. Dari tabel diatas juga menunjukkan perbedaan yang sangat jauh. Oleh karena itu produk bracket yang kami hasilkan tidak sesuai dengan yang ada pada desain.

 Kode A pada desain tertera diameter lubang lingkaran 10 mm dan diameter pada benda operator 3 mm. Terjadi perbedaan yang cukup besar dengan desain.

Disebabkan karena pada saat melakukan drilling (pembuatan lubang) waktu yang diberikan masih kurang. Sehingga operator hanya mampu membuat diameter lubang sebesar 3 mm.

 Kode B ukuran desain yang ada 17 dan pada akutal juga 17. Jadi dalam pengukuran operator dapat menghasilkan pola dengan benar sehingga dalam

penggergajian baik.  Kode C dan D tidak menghasilkan ukuran aktual. Operator tidak menyelesaikan proses kerja dengan baik, hal ini dikarenakan waktu yang

dibutuhkan operator untuk menyelesaikan benda kerja dengan ukuran yang ditentukan pada desain masih kurang. Selain itu operator harus bekerja secara bergantian dengan operator yang lain karena mesin di laboratorium masih terbatas jumlahnya.

 Kode E, ukuran desain dengan ukuran aktual tidak sama, dikarenakan adanya penggergajian yang kurang teliti dan pemberian allowancenya terlalu tinggi sedikit.

 Kode F tidak menghasilkan ukuran aktual. Hal ini dikarenakan operator tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelasikan ukuran yang diinginkan pada desai.

3.1.4 Analisis Dimensi Pendorong

Tabel 3. 5 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Pendorong

Kode Desain Aktual

H 10 mm 9,8 mm

I mm mm J 5,5 mm - K 10 mm 10 mm

Analisis:

 Kode A dan B ukuran diameter lingkaran antara desain dengan aktual mendapatkan ukuran yang sama, yaktni 19mm dan 30 mm. Memungkinkan perhitungan cukup teliti dalam mesin turning.

 Kode C ukuran desan dengan ukuran kami besarnya sama yakni 44 mm.

Perhitungan operator cukup teliti dalam melakukan proses mesin turning.  Kode D memiliki ukuran desain dan aktual yang ccukup jauh berbeda. Perbedannya sebanyak 5 mm, hal ini dikarenakan operator kurang teliti dalam

melakukan pengukuran dan juga melakukan proses turning.  Kode E, F, dan G ukuran desain dan ukuran aktual memiliki ukuran yang sama. Hal ini dikarenakan operator sudah cukup fokus dalam melakukan proses

turning.

 Kode H, terdapat perbedaan sebesar 0,2 mm antara desain dan aktual. Perbedaan yang dengan ukuran yang dibuat kurang dari ukuran desain karena operator masih kurang teliti dan konsentarsi dalam melakukan proses turning. Selain itu operator juga belum mengusai teknik dalam melakukan pembubutan dengan baik.

 Kode I ukuran desain dengan ukuran aktual sama. Pengukuran yang teliti dan juga fokus dalam melakukan proses pebubutan menjadi alasan untuk

mendapatkan ukuran yang sama dengan desain.  Kode J, tidak menhasilkan ukuran. Dari desain diketahui ukurannya sebesar 5,5

mm. Namun kami tidak menyelsaikan pekerjaan dari part ini. Hal ini dikarenakan operator masih kurang mengerti dalam proses pembubutan.

 Kode K ukuran desain dengan ukuran kami sama adanya. Pengukuran yang teliti saat melakukan turning.

3.1.5 Analisis Dimensi Moveable Jaw

Tabel 3. 6 Perbandingan Dimensi Design dan Aktual Moveable Jaw

Kode Desain Aktual

A 6,30 mm -

B 3,40 mm -

C R 25 R 25

D 20 mm 20,8 mm

E mm 19 mm

F mm -

 Kode A dan B pada desain tertera 36 mm, namun pada benda operator tidak ada. Operator tidak membuat lubang pada benda kerja dikarenakan waktu yang kurang cukup untuk melakukan proses kerja drilling.

 Kode C ukuran desain dan ukuran benda kerja yang dihasilkan operator sudah sama, dikarenakan pada saat proses milling operator sangat berhati-hati dalam

proses pemakan benda kerja.

 Kode D ukuran yang didesain adalah 20 mm tetapi pada benda kerja operator berukuran20,8 mm. Adanya perbedaan ukuran karena operator kurang fokus dalam prosas pemakan nbenda kerja dan masih kurang memahami teknik kerja milling. Operator belum bisa mengatur jarak pemakan yang akan dimilling.

 Kode E didesain tertulis 21, 10 mm dan pada benda kerja tertulis 19 mm. Adanya perbedaan yang cukup jauh dimana ukuran sebenarnya lebih kecil dari

ukuran dimensi. Hal ini dikarenakan pada saat memakan benda kerja tidak sesuai dengan ukuran yang dibuat, bergeser sedikit.

 Kode F tertulis kedalamannya sedalam 8 mm namun kami sebagai operator tidak membuat ukaran desain tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu untuk proses kerja milling

 Kode G, ukuran desain dengan aktual cukup jauh berbeda disebabkan pada kerja milling yang ragu-ragu untuk memakan benda kerja.

 Kode H, pada desain ukurannya 28 mm sedangkan ukuran yang kami hasilkan pada benda kerjanya adalah 27 mm, terjadi perbedaan yang lebih kecil. Hal ini

disebabkan karena pada saat kerja milling terjadi pergeseran garis sehingga memakan lebih banyak.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Perancangan Sarana Praktikum Prestasi Mesin Pendingin Pembuat Es Batu

10 135 1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157