Laporan Praktikum Proses Manufaktur Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Proses manufaktur memiliki hubungan yang sangat erat dengan produksi suatu barang yang menggunakan mesin maupun perkakas. Secara umum bentuk dari proses manufaktur merupakan proses input berupa bahan baku material dan design, proses produksi output berupa barang jadi dari design yang dapat di nilai maupun di analisa.

Dalam dunia kerja, seorang Sarjana Teknik Industri harus memiliki jiwa seorang manajer harus memahami kompetensi dasar dari proses manufaktur agar dapat mengestimasi waktu serta biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang produksi yang berkualitas tinggi.

Untuk lebih mendalami luwes dalam pengetahuan tentang proses manufaktur, tidaklah cukup hanya mendapat materi atau teori-teori yang berasal dari buku atau diberikan oleh dosen. Praktikum proses manufaktur sangat membantu mahasiswa dalam memahami dan menerapkan atau mengaplikasikan ilmu-ilmu atau materi yang telah didapat. Melalui praktikum proses manufaktur, mahasiswa diharapkan dapat merancang design suatu barang atau produk, maupun melakukan pemlihan bahan baku atau material yang tepat untuk membuat barang produksi, maupun melakukan pengukuran, menggunakan perkakas, serta mampu mengoprasikan mesin-mesin yang digunakan pada proses manufaktur.

Pada praktikum proses manufaktur 2013 ini, mahasiswa diharapkan dapat merancang design dan memproduksi ragum dengan bahan terbuat dari besi. Ragum adalah benda yang digunakan untuk mencekam/menjepit benda kerja agar posisi kuat. Proses kerja pembuatan ragum meliputi : kerja bangku, kerja turning, kerja milling

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum proses manufaktur ini adalah :

1. Mahasiswa diharapkan mengetahui berbagai macam mesin dan alat produksi secara umum, khususnya semua yang ada di LSP.

2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi, kegunaan dan cara pengoperasian mesin dan alat-alat tersebut.

3. Mahasiswa dapat mendesain dan membuat sebuah benda/produk buatan sendiri.

4. Mahasiswa dapat menhghitung estimasi waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk.

5. Mahasiswa dapat menganalisa segala macam proses yang dilakukan pada praktikum proses manufaktur.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan Meliputi latar belakang, tujuan praktikum, dan sistematika penulisan BAB II Dasar teori Berisi tentang landasan teori proses produksi, proses manufaktur, proses permesinan, kerja turning, kerja milling, kerja bangku dan assembly.

BAB III Pengolahan Data dan Analisis Berisi analisis ukuran dimensi desain dengan actual dan analisis estimasi waktu dengan waktu aktual.

BAB IV Penutup Berisi kesimpulan dan saran

BAB II DASAR TEORI

Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi untuk memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

Gambar 2. 1 Input-Output Sistem Produksi

Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam bahasa Indonesia) berasal dari bahasa latin, yaitu : manus = tangan (hand), factus = membuat

(make). Pada abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris manufacture berarti made by hand atau dibuat dengan tangan. Namun pada masa modern kata manufaktur lebih sering dikaitkan dengan bantuan permesinan dan kontrol komputer.

(Groover manufacturing) Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun

kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan komponen suaytu produk.

Proses manufaktur membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses sehingga menjadi barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut, mur, plat besi an lain-lain yang meripakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen lebih rumit dan mempunyaoi nilai yang lebih besr da berguna.

Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagaian bahan dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian

( turning), proses penyayatan/frais (milling), proses gergaji (sawing), proses broaching, dan proses gerinda (grinding).

( drill ing),

proses

pembubutan

Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;

1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan pisau pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.

2. Proses abrasi (abrasive process), seperti proses gerinda.

3. Proses pemesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektrik Proses pemesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada

dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagian bahan benda kerja dimana pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang merupakan bagian benda kerja yang akan dibuang. Pahat potong bergerak sepanjang benda kerja dengan kecepatan V dan kedalaman pemotongan Doc. Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram (chip) yang terbentuk akibat proses pergeseran (shearing) secara kontinu pada bidang geser.

(Daryanto Mpd, 1999) .

2.1 Kerja Turning

2.1.1 Definisi

Pekerjaan memotong yang paling utama terhadap benda kerja adalah membubut. Dalam hal ini benda kerja bergerak berputar, sedangkan pahat-pahatnya bergerak lurus. Oleh sebab itu benda kerja disebut melakukan gerak potong sedangkan pahatnya melakukan gerak berjalan.

(Ir.Slamet Setyo, 1983, Hal 86) Mesin bubut merupakan suatu mesin perkakas yang memproduksi bentuk

silindris. Mesin bubut mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda kerja dengan pahat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan atau ke kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda kerja. Kegunaan lain dari mesin bubut adalah membuat pusat (center), mengebor.

(Bambang Priambodo, 1986, hal. 101)

2.1.2 Prinsip Kerja Turning

Prinsip-prinsip kerja bangku yaitu :

1. Benda Kerja yang berputar.

2. Menggunakan pahat bermata tunggal (single point-cutting tool).

3. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga membuang permukaan/ surface turning adalah proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda.

4. Proses bubut permukaan/ surface turning adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi gerakan arah permukaan tegak lurus terhadap sumbu benda.

5. Proses bubut identik dengan proses bubut rata diatas, hanya pahat yang dijalankan. (Daryanto, 1999)

2.1.3 Jenis – Jenis Mesin Bubut

Jenis – jenis mesin bubut antara lain :

1. Mesin bubut horizontal. Mesin bubut horizontal merupakan mesin bubut yang paling umum digunakan. Mesin ini dapat digunakan untuk membuat silindris, mengebor, dan lain – lain.

(Drs.Daryanto, 1987)

Gambar 2. 2 Mesin Bubut Horisontal

2. Mesin bubut center Mesin bubut jenis ini pada headstocknya tidak memiliki pencekam, tetapi digantikan oleh center kepala tetap. Jadi kedua sisinya, baik tailstock dan headstock menjepit benda dengan menggunakan center.

Gambar 2. 3 Mesin Bubut Center

3. Mesin bubut tugas berat Mesin bubut ini digunakan untuk benda kerja yang memliki diameter besar dan terbuat dari logam yang sangat keras, seperti baja karbon tinggi, baja karbon rendah, dan sebagainya.

Gambar 2. 4 Mesin Bubut tugas Berat

4. Mesin bubut turet horizontal otomatis Mesin bubut turet horizontal otomatis sudah menggunakan beberapa kendali otomatis, sehingga tidak perlu pengendali manual seperti mesin bubut standar. Pada mesin ini letak pahat dan benda kerja horizontal.

Gambar 2. 5 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis

(Bambang Priambodo, 1986)

5. Mesin bubut turet vertical Pada mesin bubut turet vertical ini, benda kerja diletakkan secara vertical. Pergerakan mata pahatnya juga kearah vertical.

Gambar 2. 6 Mesin Bubut Turet Vertical

(Bambang Priambodo, 1986)

6. Mesin bubut pencekam vertical stasiun majemuk. Mesin ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya di lengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan kedudukan pemuatan. Keuntungan mesin ini adalah bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan.

Gambar 2. 7 Mesin Bubut Pencekam Vertical Stasiun Majemuk

(Bambang Priambodo, 1986)

7. Mesin bubut revolver (pistol) Mesin bubut revolver ini dalam pengoperasiannya dapat digunakan perkakas yang bersamaan dan juga dapat membuat potongan yang sama dalam jumlah besar

Gambar 2. 8 Mesin Bubut Revolver (Pistol)

8. Mesin bubut korsel Mesin bubut korsel ini digunakan untuk membubut benda kerja yang berukuran pendek dan berdiameter besar.

Gambar 2. 9 Mesin Bubut Korsel

(Drs. Daryanto, 1987)

9. Mesin bubut penyalin Mesin bubut ini dapat membuat benda kerja dengan cara duplikat. Yaitu menjadikan operator tidak perlu lagi mengukur benda yang akan dijadikan contoh, tetapi cukup meletakkan benda itu dalam tempat benda contoh. Yang kemudian melalui peraba, mesin bubut ini akan membuat duplikatnya pada benda kerja.

(Drs.Daryanto, 1987)

Gambar 2. 10 Mesin Bubut Penyalin

10. Mesin bubut CNC Merupakan penyempurnaan dari berbagai tipe mesin bubut yang ada dimana proses penyayatan benda kerja dapat diprogram terlebih dahulu dengan komputer, sehingga memungkinkan untuk membubut benda kerja secara masal dengan ketelitian yang tinggi dalam waktu singkat.

2.1.4 Bagian – Bagian Mesin Bubut

Gambar 2. 11 Mesin Bubut

1. Headstock Headstock dipasang pada landasan (bed) dan dilengkapi dengan motor, pulley,

dan V-belt yang menyuplai tenaga ke spindel pada kecepatan rotasi yang beragam. Fungsi headstock antara lain:

 Memegang dan memutar benda kerja  Memegang peralatan lain yang cocok dengan spindel  Sebagai ruang perubahan kecepatan

Bagian-bagian dari headstock:

a. Spindel Fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja. Spindel harus terpasang kokoh dan terbuat dari baja yang kuat. Pada umumnya bagian dalam spindle dibuat berlubang. Permukaan bantalan spindel biasanya dikeruskan dan digerinda. Bantalan ini terbuat dari perunggu. Untuk mengurangi gesekan dipakai “roller bearing” (bantalan roll).

 Spindel utama dengan bantalan bearing

Gambar 2. 12 Spindel Utama dengan Bantalan Bearing Keterangan:

a: Main Spindle (spindel utama)

b: Head of Main Spindle (kepala spindel utama)

c: Bearing Bush (bantalan luncur)

d: Ring Nut (mur ring)

e: Thrust Bearing (bantalan aksial)  Spindel utama dengan Roller atau Ball Bearing

Gambar 2. 13 Spindel Utama dengan Roller atau Ball Bearing

Keterangan:

a: Tapper Roller Bearing (bantalan rol tirus)

b: Ball Bearing (bantalan peluru)

c: Roller Bearing (bantalan rol) c: Roller Bearing (bantalan rol)

c. Transmisi Alat pengatur kecepatan dan dapat mengatur roda-roda gigi yang saling berhubungan.

Gambar 2. 14 Headstock

Gambar 2. 15 Lubang Spindel Pada Headstock

2. Tailstock Kegunaan dari Tailstock adalah:

 Sebagai tempat pemikul ujung benda kerja yang akan dibubut.  Sebagai tempat kedudukan bor pada waktu mengebor.  Sebagai tempat kedudukan penjepit bor.

Bagian-bagian tailstock: Bagian-bagian tailstock:

b. Body: Berfungsi sebagai badan penyangga tailstock.

c. Bed Lock: Tuas untuk mengunci tailstock.

d. Barrel Lock: Tuas untuk mengunci barrel.

e. Barrel: Fungsinya sama dengan spindel pada headstock, bedanya barrel terletak pada tailstock.

Gambar 2. 16 Kepala Lepas Mesin Bubut

3. Bed

Gambar 2. 17 Alas Mesin Bubut

Bed yaitu landasan tempat dipasangnya rel-rel atau slop yang menyangga carriage , tailstock, dan feeding mechanism. Biasanya terbuat dari besi cor yang terbuat dari lapisan krom dan terdapat celah pendek pada landasan depan kepala tetap untuk menaikkan kapasitas mesin bulat pada saat membuat roda-roda dan puli-puli besar.

Kegunaan dari bed adalah :  Tempat kedudukan kepala lepas

 Tempat kedudukan eretan (carriage atau support)  Tempat kedudukan penyangga diam (steady rest)  Kerangka utama pada mesin bubut untuk landasan tailstock dan carriage alur.

Kerusakan atau cacat pada alas mesin adalah menandakan tidak sempurnanya pekerjaan membubut karena kelurusan jalannya pahat bubut tergantung dari kerataan alas mesin.

Bagian-bagian Bed:

a. Bed Casting: Alas yang digunakan untuk menopang carriage dan tailstock.

b. Bed rack (poros beralur): berfungsi untuk memajukan carriage pada operasi memutar saat automatic feed lever dikunci.

c. Feed shaft: sebagai poros penyimpan yang dapat dihubungkan dengan kepala lepas bubutan dan lewat kepala gear.

d. Swarf Fray: tempat untuk menampung geram dari benda kerja yang dibubut. (Drs. Daryanto.1987.Hal.10)

4. Carriage

Gambar 2. 18 Eretan Mesin Bubut

Adalah alat pemegang pahat untuk memberi tekanan pada benda kerja. Dengan demikian pahat akan memotong benda kerja dengan potongan yang sudah diset

terlebih dahulu. Carriage umumnya berbentuk “H datar” dari besi cor yang bergerak di alur luar (outer way) dari bed. Slide harus bergerak tanpa berubah posisi (tidak boleh kendur) dalam guide ways (bed), saddle dan cross slide digerakkan oleh feed shaft dan lead screw.

Keterangan:

a. Saddle

d. Tool Holder

b. Eretan Lintang

e. Kontak Appron

c. Eretan Kombinasi

f. Tap Slide Screw (Drs.Daryanto.1987. hal. 22)

Bagian-bagian carriage:  Sadel adalah bagian yang terpasang pada alas mesin dan dapat bergeser

sepanjang rel alas mesin.  Appron adalah bagian yang terpasang pada saddle dan di dalamnya terdapat gear, clutch serta leaver atau menjalankan eretan secara manual atau otomatis.

Gambar 2. 19 Sisi Depan Apron

Gambar 2. 20 Belakang Apron

 Eretan Melintang (Cross slide) terpasang pada saddle dan bergerak melintang.  Penjepit Pahat (Tool post) berfungsi untuk memegang alat potong atau mata pahat.

Gambar 2. 21 Tool Post

 Compound rest untuk melayani gerakan luncur yang dilakukan oleh alat potong dengan sudut tertentu. (Drs.Daryanto.1987. hal. 22)

5. Feeding Mechanism Untuk memberikan suatu gerak otomatis bagi perkakas bubut yang secara

langsung berhubungan dengan perputaran potongan kerja. Bagian-bagian feeding mechanism:

a. Quick Change Gear Box Kotak tempat roda-roda gigi yang digunakan untuk mereduksi putaran motor listrik menjadi gerakan lurus ke arah spindel pada pembuatan ulir dan pembubutan otomatis.

b. Feed Shaft Berfungsi untuk memajukan carriage.

c. Spaling Nut

d. Gear

Segi positif dari system penggerak yang berupa roda gigi adalah tidak adanya selip.

e. Lead Screw Hanya dipakai untuk membuat ulir.

f. Lever and Cluthes

Gambar 2. 22 Exterior dan Interior Quick Change Gear Box

Gambar 2. 23 Feeding Mechanis

2.1.5 Peralatan Mesin Bubut

Alat – alat yang digunakan pada mesin bubut antara lain :

1. Pahat bubut Pahat bubut digunakan untuk memotong atau menyayat benda kerja, pahat dijepit atau dipasang pada penjepit pahat (tool post).

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 30) Sifat bahan dasar pahat bubut yaitu :

1. High Speed Steel (HSS); dipakai untuk berkecepatan tinggi. Attention pahat ini tahan terhadap suhu 600 o , karena mengandung C, Ni, S, Si, Wolfram, V

dan Cr. Kapasitas sayatnya besar sekali.

2. High Carbon Steel (HCS); dipakai untuk bahan yang lebih kuat atau keras, tahan panas dan tahan terhadap gesekan. Unsure yang memenuhi syarat antara lain : chromium steel, tungsten steel, chromium silicon steel.

3. Industrial Diamond; dipakai untuk memotong benda kerja yang terbuat dari aluminium, plastik dan karet keras.

4. Ceramic; terbuat dari aluminium oksida dan silicon oksida dengan pengikat berupa kaca dan mampu mencapai suhu 2000 o F.

5. Cast Non Ferrus Alloys.

6. Carbida; terbuat dari sebentuk logam dengan proses sintering dengan perangkat kobalt dan dapat mencapai 2000 o

F. Mengandung tungsten carbida (82%), titanium (10%), kobalt (8%) dengan kekerasan Rockwell antar 70 –

95. (Taufiq Rachim, 1993, hal. 142)

Macam-macam pahat bubut antara lain :  Pahat potong

 Pahat alur  Pahat serong  Pahat serong 45 o

 Pahat pisau kanan  Pahat lurus bulat  Pahat ulir luar  Pahat rata muka  Pahat rata bulat

Gambar 2. 24 Macam Pahat Bubut

Sedangkan macam pahat potong antara lain :

1. Pahat potong kiri

2. Pahat ujung bulat

3. Pahat potong kanan

4. Pahat potong sudut kanan

5. Pahat potong ulir segitiga

6. Pahat sudut kanan

7. Pahat sisi kiri

8. Pahat potong rata

9. Pahat sisi kanan

10. Pahat bentuk

Gambar 2. 25 Macam Pahat Potong

Gambar 2. 26 Macam pahat dengan logam keras yang terpasang pada tangkainya Untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan pahat yang tepat, oleh karena itu dipilih

berdasarkan tujuan pembubutannya.  Pahat Roughing ( pahat kasar )

Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin, oleh karena itu pahat ini harus dibuat kuat, bentuknya lurus atau bengkok.

 Pahat Finishing Pahat ini dibagi menjadi pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat finishing datar dengan sisi potong rata.

Macam-macam pahat berdasarkan bahannya:

a. Unalloyed Steel / Carbon Steel / Tool Steel Adalah baja dengan kandungan karbon 0.5 – 45%. Kekerasannya akan berkurang pada suhu 250 0

C. Tidak cocok untuk cutting speed tinggi. Hanya dipakai secara khusus.

b. Alloy Tool Steel Mengandung karbon, kromium, vanadium dan molybdenum. HSS adalah

baja campuran tinggi yang tahan terhadap keausan pada suhu sampai 600 0 C. Ketahanan tinggi tersebut disebabkan oleh tungsten. HSS dipakai untuk

membubut dengan kecepatan tinggi.

c. Cemented Carbide Digunakan untuk meningkatkan kemampuan pahat, terdiri dari tungsten atau molybdenum, kobalt dan karbon. Cemented Carbide tip ini di Brassing pada tangkai pahat yang terbuat dari Carbon Steel, harganya sangat mahal.

d. Diamond Tips Kegunaannya untuk pengerjaan finishing pada mesin-mesin khusus, sangat

keras dan tahan lama.

e. Ceramic Cutting Materials Material ini sangat keras. Penggunaannya seperti pada cutting tip.

Sifat-sifat Bahan Dasar Pahat Bubut :  Keras

Agar “cutting edge” dapat memotong benda kerja  Ulet Agar sisi potong tidak mudah patah

 Tahan Panas

Agar ketajaman sisi potong / cutting edge tidak mudah aus atau rusak

 Tahan Lama Agar menguntungkan secara ekonomis.

2. Pencekam Pencekam berfungsi untuk memegang benda kerja yang akan dibubut. Pencekam akan mencekam benda kerja yang berbentuk silindris/tidak berbentuk silindris, tidak bergantung pada bentuk bulat. Pencekam terdiri dari 2 macam, yaitu :

 Three Jaws Chuck yaitu pencekam tiga rahang yang bisa salah satu chucknya dikencangkan maka chuck lainnya ikut kencang  Four Jaws Chuck yaitu pencekam empat rahang, ini tidaklah berbeda dengan three jaws chuck. Bedanya cuma pada pengunci baja, di mana

chucknya tidaklah otomatis.

(a)

(b)

Gambar 2. 27 (a) Three Jaws Chuck, (b) Four Jaws Chuck

 Metode pencekaman benda kerja pada mesin bubut. Empat macam metode yang bisa digunakan untuk mencekam benda kerja pada proses turning antara lain (a) mounting the work between center. (b) chuck (c) collet, dan (d) face plate. Metode pencekaman ini terdiri dari berbagai macam mekanisme untuk mencekam, center dan mendukung pada posisi sepanjang spindle axix dan putaran.

a) The work between centers The work between centers biasanya menggunakan 2 buah center yang satu terdapat pada headstock dan yang lain pada tailstock. Metode ini berfungsi untuk benda kerja dengan ukuran panjang dan diameter yang besar.

b) Collet Collet terdiri pipa tabung dengan longitudinal slits yang terdapat pada sepanjang setengah dari panjang dan biasanya diruang sekitar adalah keliling ruangan.

c) Face plate Face plate dibuat untuk pencekaman yang lebih cepat dari spindle pada mesin bubut dan face plate digunakan untuk mencekam benda kerja dengan bentuk yang tidak teratur karena bentuk yang tidak teratur.

3. Center Berfungsi untuk memegang ujung – ujung dari benda kerja yang akan dibubut khususnya untuk benda kerja yang panjang agar tidak goyang. Ada dua macam center :

a. Center mati/tetap (dead center)

Gambar 2. 28 Center Mati Gambar 2. 28 Center Mati

Gambar 2. 29 Center Hidup

4. Pembawa (Lathe Dog) Alat ini dipasang bersama – sama plat pembawa dengan maksud untuk membawa serta benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu mesin.

Gambar 2. 30 Lathedog

(Drs.Daryanto, 1987, hal 40)

5. Penyangga (Steady) Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang bulat yang panjang. Untuk menjaga benda kerja supaya tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap lurus segaris sumbu. Macam penyangga ada dua, yaitu:

a. Penyangga Jalan (Following Steady) Alat penyangga ini ikut bergerak searah dengan gerakan pahat atau

eretan.

Gambar 2. 31 Penyangga Jalak

b. Penyangga Tetap (Fix steady) Alat ini merupakan penyangga yang tidak dapat mengikuti gerakan pahat atau eretan melainkan tetap.

Gambar 2. 32 Penyangga Tetap

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 52)

6. Kartel Kartel adalah suatu alat yang gunanya untuk membuat alur – alur kecil pada benda kerja dengan maksud agar supaya tidak licin jika dipegang dengan tangan seperti pemegang. Kartel ini dipasang sama persis seperti pahat.

Kartel dibagi menjadi dua maca, yaitu :

a. Diamond Knurl adalah kartel pesilang diagonal.

b. Straight Knurl adalah kartel lurus.

Gambar 2. 33 Kartel

Peralatan lain yang digunakan pada saat menggunakan mesin bubut adalah cairan pendingin. Macam – macamnya antara lain :

a. Cairan sintetik (Syntetic fluids, chemical fluids) Larutan murni ini bersifat melumasi biasanya dipakai untuk sifat penyerapan panas yang tinggi dan melindungi terhadap korosi.

b. Cairan emulsi (Emulsions, water miscible fluids, water soluble oils) Unsur pengemulsi ditambahkan ke dalam minyak yang kemudian

dilarutkan dalam air. Penambahan jenis minyak jenuh atau unsur lain dapat menambah daya pelumas.

c. Cairan semi sintetik Merupakan perpaduan cairan sintetik dan emulsi dimana :

 Kandungan minyak lebih sedikit  Kandungan pengemulsinya lebih banyak dari tipe cairan sintetik

d. Minyak (Cutting Oils) Berasal dari satu atau kombinasi dari minyak bumi, minyak binatang,

minyak ikan atau minyak nabati. (Taufiq Rachim, 1993, hal.442)

Penggunaan cairan pendingin berdasarkan logam yang digunakan adalah :

1. Pada besi cor, pendingin yang digunakan adalah udara tekan, minyak larutan, dikerjakan kering. Penggunaan udara kering tekan memerlukan sistem untuk mengeluarkan debu yang ditimbulkan.

2. Pada besi mampu tempa, pendinginannya dikerjakan kering dengan pelumas, minyak larut air.

3. Pada baja pendingin dilakukan dengan minyak larut air, minyak bersulfurisasi/minyak mineral.

4. Pada aluminium, pendinginannya yaitu pelumas kerosin, minyak larutan/air soda.

5. Pada kuningan, pendinginannya yaitu minyak paraffin/campuran minyak mineral. Fungsi dari cairan pendingin adalah :

1. Untuk mengurangi gesekan antara mata pahat dengan benda kerja.

2. Untuk mengurangi suhu pahat.

3. Untuk memperpanjang umur pahat.

4. Untuk menurunkan daya yang diperlukan.

Macam-macam pekerjaan membubut dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Membuat Bubut Longitudinal (lurus) Pada pembubutan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja, sedang untuk pembubutan muka yang datar pahat ini sejajar dengan sumbu horizontal benda kerja. Cara pembubutan ini adalah yang paling sederhana di dalam pekerjaan membubut.

(Drs.Daryanto, 1987, hal.57)

Gambar 2. 34 Membubut Longitudinal

2. Membubut Tirus Cara membubut tirus ada tiga macam :

a. Dengan menggeser posisi tailstock kearah melintang.

b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas atau penjepit pahat.

c. Dengan memasang pembentuk.

Gambar 2. 35 Membubut Tirus

Pergeseran melintang dari kepala lepas (tailstock) dapat dihitung dengan rumus :

a = sudut pergeseran eretan atas

D = diameter terbesar

D = diameter terkecil P = panjang tirus (Drs.Daryanto, 1987, hal.61)

3. Membubut eksentris Bila garis bagi dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar

maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis – garis bagi itu disebut eksentrisitas (e). Pengencang luar dimana tingginya h dihitung sebagai berikut :

2 2 h = 1,5 e 1/2 – r + (r – 0,75 e )

Gambar 2. 36 Membubut Eksentris

4. Membubut Alur Untuk pekerjaan membubut alur dipergunakan pahat bubut pengalur dan

jenisnya ada yang lurus, bengkoko, berjenjang ke kanan, atau ke kiri. Dan bentuk – bentuknya sebagai berikut :

Gambar 2. 37 Membubut Alur

5. Memotong Benda Kerja Berbentuk Batang Pada Mesin Bubut Digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang ramping atau pipih.

Gambar 2. 38 Memotong Benda Kerja Berbentuk Batang

6. Mengebor Pada Mesin Bubut Pada proses ini juga bisa disebut proses drill, dimana pada proses ini benda kerja terjadi pengeboran. Ada dua cara pembuatan lubang center, yaitu : 6. Mengebor Pada Mesin Bubut Pada proses ini juga bisa disebut proses drill, dimana pada proses ini benda kerja terjadi pengeboran. Ada dua cara pembuatan lubang center, yaitu :

Gambar 2. 39 Mengebor Benda Kerja Berputar

b. Bor Center Yang Berputar

Gambar 2. 40 Mengebor Dengan Center Yang Berputar

(Drs.Daryanto, 1987, hal. 72)

7. Membubut Dalam (Reaming) Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam.

8. Membubut Profil Membubut profil dilakukan dengan menggunakan pahat profil yangdiasah menurut profilnya. Pahat profil cocok untuk produk-produk yang pendek.

Gambar 2. 41 Membubut Profil

9. Mengkartel (Knurling) Mengkartel adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang tersedia. Kartel bekerja dengan mencekam benda kerja bukan dengan menyayat.

Gambar 2. 42 Mengkartel (Knurling)

10. Membubut Ulir Sekrup (Threading) Untuk membuat ulir sekrup dengan mesin bubut digunakan khusus dengan berbagai bentuk sesuai bentuk ulir yang diinginkan. Untuk memeriksa pahat ulir digunakan mal ulir.

Gambar 2. 43 Membuat Ulir

Dalam pengoperasian mesin bubut ada beberapa hal yang penting sehingga perlu diperhatiakn dengan cermat, diantaranya adalah :

Gambar 2. 44 Prinsip Kerja Mesin Bubut

2.1.6 Parameter Kerja Turning

Parameter-paremetr yang ada pada kerja Turning

1. Kecepatan potong (Cutting Speed) Kecepatan potong adalah kecepatan yang terjadi saat keliling benda kerja bergerak sepanjang pahat atau cutter yang dinyatakan dalam rpm yaitu rotasi permenit.

(R.Syamsudin, 1997, hal. 62) Secara sistematis dapat dirumuskan :

3 , 14  D  n

dimana : v = kecepatan potong (m/menit)

D = diameter benda kerja (mm) n = putaran spindel

2. Gerak Pemakanan (fr) Gerak pemakanan adalah gerak dari pahat terhadap benda kerja yang

berputar atau menghasilkan geram.

fr  f  N

dengan satuan mm/putaran. Macam gerak pemakanan :

 Gerak pemakan melintang, yaitu pahat bergerak tegak lurus terhadap benda kerja.

 Gerak pemakanan mendatar, yaitu pahat bergerak sejajar dengan sumbu putaran benda kerja.

 Gerak pemakanan tirus, yaitu merupakan kombinasi dari gerakan melintang dan mendatar.

3. Depth of Cut Depth of Cut yaitu kedalaman dan pemakanan dengan pahat bulat.

D = diameter sebelum pembubutan

d = diameter setelah pembubutan

4. Banyaknya Pembubutan  i

adalah banyaknya pemakanan pahat terhadap benda kerja,

5. Waktu Permesinan Waktu yang diperlukan dalam proses pembubutan suatu benda kerja.

 Turning

 L L   T  

 fn

 Facing

T  

  i

fn

Dimana T = waktu pengerjaan (menit)

L = panjang benda kerja (mm) L = toleransi (mm) 

d = diameter lubang (mm)

i = banyaknya pemakanan

f = gerak pemakanan n = putaran spindel

(Kalpakjian ,2000)

Setting Nol

1. Pasang benda kerja pada chuck, pastikan pemasangan kuat dan pas

2. Atur letak pahat tepat menyentuh ujung benda kerja , lalu beri sedikit jarak.

3. Cutting motion (benda kerja berputar); dengan putaran utama.

4. Gerakkan pengatur pemakanan / cross slide crank sampai pahat sedikit memakan benda kerja.

5. Menjauhkan pahat dari benda kerja, posisikan pada angka nol tanpa mengubah posisi handle.

2.2 Kerja Milling

2.2.1 Pengertian

Milling adalah sebuah proses untuk membuang sebagian material dengan pemakanan benda kerja melalui gerak rotasi pahat majemuk. Pemotongan dari mata pahat di sekeliling pahat milling, mempercepat proses milling.

(Kent, 1961:46) Mesin milling adalah mesin perkakas yang dapat menghasilkan benda kerja

dengan menggunakan pahat milling sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin, baik yang mempunyai sisi potong tunggal atau sisi potong jamak. Selanjutnya benda kerja dipasang pada meja benda kerja atau menggunakan penjepit (ragum) dan dibawa kontak dengan cutter yang berputar.

Mesin milling merupakan mesin perkakas serbaguna yang dapat menghandel bermacam-macam operasi seperti permukaan datar, bentuk permuakaan tidak teratur, roda gigi, ulir, drilling, boring, reaming, dan slotting. Karena merupakan mesin serbaguna sehingga mesin milling adalah salah satu mesin perkakas yang paling penting di dalam mesin shop (workshop).

(Ir.AP.Bayuseno MSc, 2001:41) Gerakan pada mesin milling yaitu :

1. Gerakan utam Sisi potong dari pisau dapat dibuat melingkar sambil memotong, pahat berputar pada sumbunya.

2. Gerakan Pemakannan Benda kerja digerakkan sepanjang bidang yang akan di frais, gerakan pemakanan adalah gerka lurus, melingkar atau lurus melingkar.

(Daryanto, 1992)

2.2.2 Prinsip Dasar Kerja Mesin Milling

Mesin milling mempunyai gerak utama pahat yang berputar pada sumbu z, pahat dipasang pada arbor, jika arbor mesin berputar melalui putaran motor listrik maka pahat milling ikut berputar, arbor mesin dapat berputar ke kanan atau ke kiri, berputarnya pahat ini merupakan gerak potong. Sedangkan benda bergerak translasi pada dua sumbu x dan y yang merupakan gerak makan.

2.2.3 Bagian-bagian Mesin Milling

Gambar 2. 45 Gambar Mesin Milling Horisontal

Keterangan :

1 = paksi ulir untuk memindahkan meja siku dalam arah vertikal 2 = roda tangan untuk memindahkan meja siku dalam arah vertikal 3 = roda tangan untuk memindahkan meja dalam arah melintang 4 = hantaran untuk melintang 5 = eretan melintang 6 = meja tambat 7 = hantaran untuk memindahkan meja siku secara vertikal 8 = frais silindris 9 = poros milling

10 = lengan penunjang 11 = paksi utama 12 = badan mesin 13 = lemari hubung 14 = roda tangan untuk memindahkan meja tambat dalam arah memanjang 15 = poros pemindah atau untuk catu awal mekanis 16 = meja siku

(Drs.Daryanto,1992:34)

2.2.4 Klasifikasi Operasi Milling

Operasi mesin milling secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Peripheral Milling (Plain Milling)

Dalam operasi ini sumbu pahat sejajar dengan benda kerja, operasi pemotongan terjadi pada ujung pahat sepanjang mata pahat bagian peripheral pahat.

Gambar 2. 46 Gambar Operasi Peripheral Milling

Dalam peripheral milling digunakan 2 metode yang berbeda yaitu : a. Up Milling

Dalam metode ini, benda kerja bergerak maju ke arah pahat dari sisi dimana mata pahat bergerak ke atas. Arah perputaran pahat berlawanan dengan gerak pemakanan. Bila pahat berputar searah jarum jam, benda diproses dengan metode up millling. Ketebalan geram minimum pada awal pemotongan dan maximum pada akhir pemotongan.

(Kent, 1961:46)

Proses up milling lebih banyak dipilih karena alasan-alasan tentang tekanan meja, getaran dan kerusakan. Tetapi proses up milling akan mempercepat keausan pahat karena mata pahat lebih banyak menggesek benda kerja pada saat mulai memotong dan permukaaan benda kerja akan lebih kasar. Proses up milling dapat dilihat pada Gambar 3. 47

Gambar 2. 47 Gambar proses up milling

b. Down Milling (Climb Milling) Dalam metode ini, benda kerja bergerak maju ke arah pahat dari sisi

dimana mata pahat bergerak ke bawah. Arah perputaran pahat sama dengan arah gerak pemakanan. Jika pahat berputar berlawanan arah jarum jam, benda diproses dengan metode down milling.

(Kent, 1961:46) Proses down milling akan menyebabkan benda kerja lebih tertekan

ke meja terdorong oleh pahat yang mungkin suatu saat gaya dorongnya akan melebihi gaya dorong roda gigi penggerak meja.

Gambar 2. 48 Gambar Proses Down Milling

Beberapa operasi peripheral milling adalah :

a. Slab milling Pada operasi ini pahat sejajar dengan permukaan benda kerja. Operasi ini biasa digunakan untuk meratakan permukaan.

Gambar 2. 49 Slab Milling

b. Slotting Operasi ini biasanya digunakan untuk pemotongan benda kerja atau juga membuat alur “U”.

Gambar 2. 50 Sloting Gambar 2. 50 Sloting

Gambar 2. 51 Side Milling

d. Stradle milling Operasi ini menggunakan dua pahat dalam sekali pemakanan. Operasi ini dapat mamakan benda kerja dalam dua bagian sekaligus

Gambar 2. 52 Stradle Milling

2. Face Milling Pada face milling sumbu pahat tegak lurus terhadap benda kerja jadi permukaan benda kerja sejajar dengan permukaan ujung pahat. Proses pemotongan dilakukan oleh ujung pahat dan sisi peripheral pahat.

Gambar 2. 53 Gambar operasi face milling

Beberapa operasi face milling adalah :

a. Convencional face milling Biasanya untuk meratakan permukaan benda kerja dimana pahat tegak lurus terhadap permukaan benda kerja.

b. Partial face milling Operasi ini hampir sama dengan side milling, bedanya terletak pada posisi pahat terhadap benda kerja.

c. End milling Operasi ini hampir sama dengan slot milling. Perbedaannya hanya pada posisi pahat.

d. Profile milling Operasi ini digunakan untuk menghaluskan sisi permukaan lekuk

e. Pocket milling Operasi ini di gunakan untu membuat lubang saku pada permukaan benda kerja

f. Surface milling Operasi ini digunakan untuk membuat alur permukaan.

Gambar 2. 54 Operasi Face Milling

(Groover, Mikell P. Fundamental of Modern manufacturing)

2.2.5 Jenis-Jenis Mesin Milling

Mesin milling dibuat dalam jenis dan ukuran yang sangat beraneka ragam. Penggeraknya mungkin sabuk puli kerucut atau motor tersendiri. Hantaran benda kerja mungkin dilakukan dengan tangan, secara mekanis atau secara hidrolis. Berikut adalah jenis-jenis dari mesin milling :

a) Mesin milling vertikal Mesin milling vertikal mempunyai spindle yang kedudukan/letaknya vertical. Pada mesin ini kepala spindelnya dapat diputar, yang memungkinkan penyetelan spindle dalam bidang vertical pada setiap sudut dari vertical sampai horizontal. Mesin ini mempunyai perjalanan spindle aksial yang berukuran pendek untuk memudahkan proses pengefraisan bertingkat. Kegunaanya untuk perluasan lubang, pemotongan tepi, dan lain-lain.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Beraneka ragam pemotongan seperti horizontal, vertical dan miring dapat dilakukan dengan mesin frais vertical. Di dalam mesin jenis knee benda kerja dipotong (feed) di dalam :

1. Sepanjang sumbu vertical (sumbu z) dengan menaikkan atau menurunkan knee.

2. Sepanjang sumbu horizontal (sumbu y) dengan menggerakkan saddle sepanjang knee.

3. Sepanjang sumbu horizontal (sumbu x) dengan menggerakkan meja melintasi saddle.

(Ir.Bayuseno,M.Sc. 2001:41-45)

Gambar 2. 55 Mesin Milling Vertikal Gambar 2. 55 Mesin Milling Vertikal

(Daryanto. 1992)

Gambar 2. 56 Mesin Milling Horisontal

(Daryanto, 1992) (Daryanto, 1992)

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 57 Mesin Milling Universal

d) Mesin Milling Datar (Plain Milling Machine) Mesin milling datar mempunyai tipe meja yang dapat dipindah sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Ciri utama mesin milling datar adalah proses pengefraisannya dengan arah memanjang, sehingga dapat malakukan pekerjaan yang banyak dalam waktu yang singkat dan menghemat biaya.

Gambar 2. 58 Mesin Milling Datar

e) Mesin Milling Meja Putar Yaitu mesin milling yang meja kerjanya dapat diputar sehingga memungkinkan untuk membuat lingkaran.

Gambar 2. 59 Mesin Milling Meja Putar

(Priambodo, Bambang. 1993)

f) Mesin Milling Duplikat Mesin milling duplikat yaitu mesin milling yang mempunyai keunggulan khusus dimana mampu mengerjakan suatu benda kerja yang sama persis dengan aslinya tanpa harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.

Gambar 2. 60 Mesin Milling Duplikat

g) Mesin Milling Profil Mesin ini dikhususkan pada pembuatan profil benda kerja. Misalnya pembuatan profil ekor burung. Mesin ini mempunyai pemotongan putar, gerakannya dikendalikan gerak dan meja. Mesin ini tidak ekonomis dalam tugas produksi yang mencakup peelpasan banyak logam sehingga metode ini telah dioperasikan secara elektrik dan hidrolis. Selama gerakan ini, maka gaya yang dilepaskan akan menggerakkan beberapa peluncur mesin sedemikian rupa untuk memberikan pada pemotongan suatu gerakan yang identik dengan gerakan pencari jejak.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 61 Mesin Milling Profil Gambar 2. 61 Mesin Milling Profil

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 62 Mesin Milling Planet

i) Mesin Milling Penyerut Mesin milling penyerut ini berfungsi khusus untuk menyerut/menyayat benda kerja. Mesin ini digunakan untuk mengefrais benda besar yang memerlukan pelepasan stok berat.

(Priambodo, Bambang. 1993)

Gambar 2. 63 Mesin Milling Penyerut

j) Mesin Milling Produksi Mesin ini dilengkapi dengan kepala spindel tunggal, ganda dan tripel dan hanya memiliki gerakan longitudinal pada meja kerjanya. Mesin ini sangat efektif untuk membuat suatu produksi karena dapat mengerjakan berbagai macam proses pengerjaan.

Gambar 2. 64 Mesin Milling Produksi

k) Mesin Milling Korter Mesin milling korter khususnya untuk perbesaran lubang. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan mengkorter benda kerja sebagaimana fungsi dari k) Mesin Milling Korter Mesin milling korter khususnya untuk perbesaran lubang. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan mengkorter benda kerja sebagaimana fungsi dari

Gambar 2. 65 Mesin Milling Korter

l) Mesin Milling Ketam / serut Mesin milling ketam ini adalah mesin frais yang proses permesinannya khusus pengerjaan hasil ketam/serut. Digunakan untuk mengetam atau mengubah permukaan benda kerja menjadi bentuk-bentuk yang dikehendaki.

Gambar 2. 66 Mesin Milling Ketam/ Serut

(Priambodo, Bambang. 1993)

2.2.6 Alat Perlengkapan Mesin Milling

Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses milling adalah:

1. Arbor (Poros tempat cutter / pahat milling) Arbor adalah tempat memasang / memegang pahat milling pada setiap mesin, arbor juga dinamakan poros milling yaitu perlengkapan yang berguna sebagi tempat kedudukan pisau milling yang terletak pada sumbu mesin. Bentuk arbor, bulat panjang dan sepanjang badannya diberi alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat, bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir. Ring penjepit pahat disini dinamakan collar. Bentuk-bentuk arbor dan bagian- bagiannya dapat dilihat pada Gambar 3.67.

(Drs.Daryanto,1992:39-40)

(a) (b)

Gambar 2. 67 (a) Macam-macam arbor (b) Bagian-bagian arbor

2. Cutter (Pahat milling) Pahat ini mempunyai bermacam-macam bentuk diseduaikan dengan kebutuhan sehingga nama pahat disesuaikan dengan bentuk dan kegunaannya.

a. Klasifikasi pahat berdasarkan pada bentuk mata pahat  Pahat profile (permukaan) Termasuk semua bentuk pahat yang ditajamkan dengan grinding contohnya adalah pahat muka dan pahat muka dengan ujung karbid. Gambar pahat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.68

(a) (b)

Gambar 2. 68 (a) pahat milling muka (b) pahat milling muka dengan ujung karbid

(Drs.Daryanto,1992:40)  Pahat pembentuk (formed cutter)

Meliputi semua pahat yang memiliki bentuk ujung pahat yang khusus (aneh). Pahat ini diasah dengan grinding pada permukaan mata pahatnya.

b. Klasifikasi pahat berdasarkan metode pencekaman.  Pahat arbor Merupakan pahat dengan lubang untuk mencekam pada arbor.

 Pahat shank

Merupakan semua pahat yang memiliki shank lurus atau shank taper.  Pahat milling muka

Termasuk semua pahat yang dirancang untuk dipasang sebagai pelengkap pada ujung spindel atau ujung arbor pendek (stub arbor).

c. Klasifikasi pahat berdasarkan jenis dan penggunaanya.  Pahat milling datar (Plain milling cutter) Berbentuk silinder dengan mata pahatnya pada permukaan circumferen (sekelilingnya). Digunakan untuk menghasilkan permukaan datar yang sejajar dengan sumbu pahat.

Gambar 2. 69 Gambar pahat-pahat milling datar

 Pahat milling sisi (side milling cutter) Merupakan pahat miliing datar dengan tambahan mata pahat pada kedua sisinya.

Gambar 2. 70 Gambar jenis-jenis pahat milling sisi

 Pahat sambung (interlocking cutter)

Digunakan untuk membuat alur atau slot dengan kedalaman standar.  Pahat milling mata pahat miring (staggered tooth milling cutter)

Merupakan pahat silinder dengan mata pahat pemotong di sekelilingnya saja. Jenis pahat ini digunakan untuk mendapatkan kedalaman yang tepat untuk pembuatan alur. Pahat ini membuang banyak logam tanpa terjadi getaran. Gambar pahat ini dapat dilihat pada Gambar 2.71.

Gambar 2. 71Gambar staggered milling cutter

 Pahat celah gergaji Merupakan pahat milling datar dengan bentuk ramping untuk memberikan jarak sampingnya. Gambar pahat ini dapat dilihat pada Gambar 2.72.

Gambar 2. 72 Gambar pahat celah gergaji

 Pahat milling sudut Dibuat baik dalam bentuk sudut tungggal atau sudut ganda. Gambar dapat dilihat pada dibawah ini.

Gambar 2. 73 Gambar pahat milling sudut.

 Pahat milling pembentuk Biasanya memiliki outline mata pahat berbentuk kurva yang digunakan dalam membentuk permukaan dari bermacam-macam bentuk. Pahat ini dibagi dalam dua kelompok:

 Pahat pembentuk profile (permukaan) Diasah dengan grinding pada bagian ujung pemotongan, bentuk pahat harus direproduksi setiap kali pahat diasah.

 Pahat pembentuk bentuk cam Digunakan untuk membentuk pahat profile

Gambar 2. 74 Gambar pahat milling pembentuk.

 End mills cutter (pahat end mill) Merupakan pahat dengan mata pahat pada sekelilingnya dan pada bagian ujung akhirnya. Mata pahat sejajar dengan sumbu putar atau helik, baik arah kanan maupun arah kiri. End mill dibagi menjadi 8 jenis secara umum yaitu:

 Solid end mill Digunakan untuk membuat slot, profilling (meratakan permukaan) dan menghaluskan permukaan yang dekat (kedalamannya kecil).

 Two-lip end mill Terdiri dari pahat shank dengan 2 mata pahat disekelilingnya dan di ujung pahat sampai ke tengah. Diameter pahat biasanya dapat diambil dari solid stock.

 Pahat T-slot Mata pahatnya berada disekelilingnya dan pada kedua sisinya. Pada pembuatan T-slot, pemotongan pertama dipotong dengan pahat milling sisi atau sebuah pahat two-lipped end mill.

 Pahat woodruff key seater Dibuat untuk jenis shank dan arbor. Jenis shank biasanya hanya memiliki mata pahat di sekeliling permukaannya. Jenis arbor biasanya digunakan pada ukuran lebih luas dari 2 inchi dalam diamater.

 Fly cutter Terdiri dari pahat tunggal, dicekam dan diputar pada arbor dapat membentuk dengan tepat bentuk yang diinginkan.

 Face mill Berbentuk silinder dengan slot dibagian peripheralnya. Mata pahat dari high speed steel dimasukkan di dalam slot.

Gambar 2. 75 Gambar macam-macam pahat end mill

 Shell-end mill Adalah sebuah pahat milling muka dari jenis solid dengan pemotongan mata pahat pada sekelilingnya dan pada ujung sarunya.

d. Material yang digunakan untuk pahat milling :  Steel  Carbon tool steel  Alloy tool steel  Cast nonferous alloys  Cast high speed steel  Cast nonferous tool material  Sintered carbide tool material  Tungsten carbide  Tantalum carbide  Tungsten-titanium carbide

(Kent, 1961:48-51)

3. Kepala lepas Proses yang akan dikerjakan pada mesin milling dapat diikat dengan dengan cekam seperti pada mesin bubut atau ditempelkan pada meja milling dengan mengklem alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segiempat, sedangkan untuk memproses milling alur pasak, roda gigi lurus, alur helix atau segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara 2 senter, salah satunya pada kepala lepas. Gambar kepala lepas ditunjukkan pada Gambar 3.76

Gambar 2. 76 Gambar kepala lepas.

(Drs.Daryanto,1992:43)

4. Kepala pembagi Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang pada spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas. Untuk menahan benda benda kerja yang panjang biasanya menggunakan kepala lepas.

Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, alur-alur poros digunakan kepala pembagi. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang dalam sekali pemakanan. Macam-macam kepala pembagi ada 4 yaitu : pembagi langsung, pembagi sederhana, pembagi sudut, pembagi diferensial. Gambar 3.33 menunjukkan bagian-bagian kepala pembagi.

5. Ragum (Penjepit) Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda berbeda-beda maka tersedia juga bermacam-macam ragum. Ragum datar dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk pekerjaan berat pada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horisontal sebesar sudut tertentu. Ragum universal sudut arahnya dapat disetel ke arah horisontal dan vertiakal dengan sudut tertentu. Penjepit benda kerja sembarang dapat digunakan dengan sudut tertentu.

6. Collet Chuck Berfungsi sebagai pengencang pahat pada mesin milling, biasanya terdapat di dalam arbor. Collet chuck sering juga disebut rumah pahat.

Gambar 2. 77 Colet Chuck

2.2.7 Proses Permesinan Pada Kerja Milling

Pahat milling merupakan pahat potong yang berganda. Supaya pahat milling dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut. Untuk mendapatkan geram, benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerakan pemotongan dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendingin.

Pada pengerjaan sederhana sumbu pahat paralel dengan permukaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada sekelilingnya. Berikut akan dijelaskan mengenai proses dasar pada kerja milling yaitu:

a. Meratakan permukaan benda kerja. Proses ini dilakukan menggunakan pahat milling mantel (plain milling cutter) pada mesin horisontal dan pahat muka pada mesin vertikal.

Gambar 2. 78 Gambar proses meratakan permukaan datar Gambar 2. 78 Gambar proses meratakan permukaan datar

Gambar 2. 79 Gambar proses membuat muka bersudut

c. Membuat alur Proses ini menggunakan pahat milling alur (slot) pada mesin horisontal dan vertikal.

Gambar 2. 80 Gambar proses menbuat alur atau slot

d. Membuat alur T Proses ini menggunakan pahat milling alur kemuadian dilanjutkan dengan pahat milling alur T.

Gambar 2. 81 Gambar membuat alur T

(Drs.Daryanto,1992)

2.3. Kerja Bangku

Kerja bangku adalah suatu proses pengerjaan benda kerja tanpa menggunakan alat- alat permesinan, dikerjakan di atas meja kerja. Biasanya proses kerjanya tidak bisa dilakukan oleh mesin. Pekerjaan yang dilakukan oleh kerja bangku antara lain :

1. Pemotongan logam dengan gergaji

2. Proses meratakan permukaan benda kerja, membuat chamfer dengan kikir

3. Proses pembuatan ulir, pengetapan (tap), dan penyenayan (sney)

4. Pengukuran

Peralatan Kerja Bangku dan Penggunaannya

1. Bangku Kerja

Digunakan untuk meletakkan alat-alat yang digunakan secara rapi. Konstruksi dibuat kuat dan kaku agar tidak mudah goyang.

Gambar 2. 82 Bangku kerja

2. Kikir

Suatu peralatan yang terbuat dari baja karbon tinggi, yang dibuat sesuai dengan fungsinya. Macam – macam kikir menurut bentuknya antara lain sebagai berikut :

a. Kikir bulat (round) Fungsinya untuk pengerjaan tusuk, membesarkan lubang, dan membulatkan sudut.

b. Kikir pipih (mils) Fungsinya untuk pengerjaan permukaan, menghaluskan permukaan.

Gambar 2. 83 Bentuk-bentuk kikir

c. Kikir bujur sangkar Fungsinya untuk pengerjaan tusuk, pengerjaan sudut – sudut yang tidak dapat dikerjakan dengan kikir rata.

d. Kikir rata

Fungsinya untuk mengikir sudut yang besarnya kira 0 – kira 60 .

e. Kikir warding

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Perancangan Sarana Praktikum Prestasi Mesin Pendingin Pembuat Es Batu

10 135 1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157