Sampel Dengan Pengembalian Dan Pengambilan Sampel Tanpa Pengembalian Acceptance sampling

10.2 Sampel Dengan Pengembalian Dan Pengambilan Sampel Tanpa Pengembalian Acceptance sampling

Dapat dilakukan dengan pengambilan sampel atau inspeksi dengan mengadakan pengembalian dan perbaikan atau pengambilan sampel atau inspeksi tanpa mengadakan pengembalian dan perbaikan. Hal ini dilakukan selama ini seksi, Pengembalian serta perbaikanyang dilakukan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

 Teknik pengambilan sample dalan acceptance sampling :  Sampel tunggal,  sampel ganda dan

 sampel banyak 

Syarat pengambilan produk sebagai sample : 

Produk harus homogen 

Produk yang diambil sebagai sample harus sebanyak mungkin 

Sample yang diambil harus dilakukan secara acak 

Prosedur yang dilakukan : 

Sejumlah produk yang sama N unit 

Ambil sample secara acak sebanyak n unit 

Apabila ditemukan kesalahan d sebanyak maksimum c unit, maka sample diterima. 

Apabila ditemukan kesalahan d melebihi c unit, maka sample ditolak, yang berarti seluruh produk yang homogen yang dihasilkan tersebut juga ditolak.

Jenis Sampling Penerimaan

A. Berdasarkan Landasan Keputusan  Sampling Berdasarkan Atribut  Sampling Berdasarkan Variable

B. Berdasarkan Rangkaian Sampling  Sampling Tunggal (Single Sampling)

Output Keputusan : Tolak / Terima  Sampling Ganda (Double Sampling) Output Keputusan : Sampling I : Terima/ Tolak Lanjut ke Sampling II Sampling II: Terima/ Tolak (Berdasarkan Hasil dari Sampling I & II)

 Sampling Majemuk (Multiple Sampling) Kelanjutan dari Sampling Ganda

Ukuran Sample lebih kecil dari Sampling Tunggal dan Sampling Ganda  Sampling Sekuensial (Sequential Sampling)

Kelanjutan dari Sampling Majemuk Teoritis : Dilakukan Hingga Inspeksi 100 % Praktek : Berhenti setelah yang di inspeksi =±3 x Jumlah yang diispeksi dengan

Sampling Tunggal Jika n = 1, disebut Item-by-item sampling

Karakteristik Acceptance Sampling Gryna(2001):

1. Indeks(AQL, AOQL, dansebagainya) yang digunakan untuk menentukan "kualitas" harus menunjukkan kebutuhan konsumen dan produsen dan tidak dipilih hanya untuk kebutuhan statistik.

2. Risiko dalam pengambilan sampel harus diketahui secara kuantitatif (kurva OC). Produsen harus memiliki perlindungan yang cukup terhadap penolakan produk baik, konsumen juga harus dilindungi terhadap penerimaan produk cacat.

3. Perencanaan harus meminimalkan biaya inspeksi produk secara keseluruhan. Perlu evaluasi yang lebih teliti dalam perencanaan sampel, baikdalam pengambilan sampel tunggal, ganda, dan banyak.

4. Perencanaan harus menggunakan pengetahuan seperti kemampuan proses, data pemasok, dan informasi-informas ilainnya.

5. Perencanaan harus fleksibel menyesuaikan perubahan banyaknya produk, kualitas produk yang diterima, dan faktor-faktor lain yang ter-kait.

 Pengukuran yang diperlukan dalam perencanaan harus menyediakan informasi yang bermanfaat dalam memperkirakan kualitas produk secara individu dan kualitas jangka panjang

Indek kualitas yang dapat digunakan dalam acceptance sampling :

1. AQL (Acceptance Quality Level = tingkat kualitas menurut produsen) Merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan. Produsen selalu menghendaki probabilitas penerimaan pada tingkat yang cukup tinggi

(biasanya 0,99 atau 0,95). Sehingga produsen menginginkan semua produk yang baik dapat diterima atau meminimalkan risiko produsen.

Risiko produsen (α) adalah risiko yg diterima karena menolak produk baik dalam Risiko produsen (α) adalah risiko yg diterima karena menolak produk baik dalam

(satu). Probabilitas kesalahan tipe I =α = 1 – Pa.

1. LQL (Limiting Quality Level = tingkat kualitas menurut konsumen) Merupakan kualitas ketidakpuasan atau tingkat penolakan. Probabilitas penerimaan LQL harus rendah, probabilitas tersebut disebut risiko konsumen

(β) atau kesalahan tipe II, yaitu risiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat atau tidak sesuai.

LQL sering disebut dg LTPD (Lot Tolerance Percent Defective).

1. IQL (Indifference Quality Level ) Tingkat kualitas diantara AQL dan LQL atau tingkat kualitas pada probabilitas 0.5 untuk

rencana sampel tertentu.

1. AOQL (Average Outgoing Quality Level) Perkiraan hubungan yang berada diantara bagian kesalahan pada produk sebelum inspeksi

(incoming quality) atau p dari bagian sisa kesalahan setelah inspeksi (outgoing quality) atau AOQ = p x Pa.

Apabila incoming quality baik, maka outgoing quality juga harus baik, namun bila incoming quality buruk, maka outgoing quality akan tetap baik. Dengan kata lain incoming quality baik atau buruk, outgoing quality akan cenderung baik.