Potensi dan Permasalahan Pengembangan Penerbitan

3.5 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Penerbitan

Pertumbuhan ekonomi kreatif sangat penting untuk meningkatkan perekonomian nasional dan persaingan global.Ekonomi kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, dan merupakan harapan bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh. Berdasarkan rata-rata pertumbuhan PDB tahunan periode 2002-2006,

BAB 3: Kondisi Umum Penerbitan di Indonesia 65 BAB 3: Kondisi Umum Penerbitan di Indonesia 65

Industri penerbitan dan percetakan memiliki posisi yang sangat fundamental, karena

industri inilah yang paling bertahan lama dan mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Saat iniindustri penerbitan mengalami perkembangan yang pesat. Dengan luas wilayah 1.910.931 km2 dan besar populasi sebanyak 244,2 juta yang 93,4% penduduknya telah melek huruf.

Tabel 3 - 4 Potensi Industri Penerbitan pada Tahun 2012 Luas

Pertumbuhan Populasi

Angka Melek Huruf

Pengguna Internet

71,19 Juta

Produk Domestik Bruto

$878 Milliar

PDB/kapita

Pertumbuhan Ekonomi

Angka Pengangguran

Sumber: IKAPI (2014)

Dalam perkembangan penerbitan di Indonesia terdapat 1126 Penerbit yang terdaftar di Pulau Jawa sebanyak 1004, berarti sebanyak 122 penerbit tersebar di luar pulau Jawa. Lain dari pada itu penerbit yang ada 60% menerbitan buku teks dan hanya 40% buku umum. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa dalam penerbitan Indonesia mayoritas masyarakat mengkonsumsi buku teks untuk keperluan pendidikan. PT.Gramedia sendiri, selaku penerbit dan distributor buku terbesar menerbitkan 2300 judul perbulannya di tahun 2011. Selain itu terdapat beberapa lembaga yang tidak terdeteksi menerbitkan buku seperti lembaga pemerintah, perusahaan swasta/BUMN, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Self Publisher, komunitas hobi dan Lembaga lainnya. Bila dilihat demikian potensi pengembangan buku memiliki pasar yang sangat besar dan masyarakat memiliki beragam pilihan, sehingga persaingan menjadi ketat.

Pasar penerbitan buku di Indonesia tumbuh sebanyak 6% pertahun (IKAPI, 2014) antara tahun 2007-2012. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di Indonesia, perkembangan pesat di kelas menengah dan meningkatnya kesadaran akan pendidikan. Pada tahun 2013, ada 33.199.557 eksemplar buku terjual di Indonesia dimana peringkat pertama penjualan dikuasai oleh penjualan buku anak sebanyak 10,9 Juta eksemplar (Tabel.12). Oleh karena itu bila dibandingkan dengan total populasi sebesar 244 juta,2 Juta Jiwa maka produksi buku di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi maju.

66 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penerbitan Nasional 2015-2019

Tabel 3 - 5 10 Buku Terlaris di Indonesia 1 Anak

3 Sastra/Fiksi

5 Referensi/Kamus

2 Juta

6 Bisnis/Ekonomi

1 Juta

7 Pengembangan Diri

900 Ribu

8 Ilmu Sosial

Sumber: IKAPI, 2013

Permasalahan utama yang di hadapi penerbitan Indonesia adalah keberlangsungan penerbitan cetak. Berkembangnya teknologi digital dan internet membuat beberapa penerbitan cetak lokal Indonesia mengalami kebangkrutan. Tetapi hal ini juga dapat dilihat sebagai tantangan untuk menciptakan bisnis model baru pada industri penerbitan. Selanjutnya, akan kita lihat secara mendetil berbagai potensi dan permasalahan industri penerbitan dalam matriks di bawah

Tabel 3 - 6 Potensi dan Permasalahan Penerbitan

POTENSI PERMASALAHAN (Peluang dan kekuatan)

(tantangan, hambatan, kelemahan, ancaman)

SUMBER DAYA KREATIF 1 Tersedianya pendidikan non-formal

1 Masih mahalnya biaya pendidikan non- yang dilakukan lembaga atau

formal untuk melatih keahlian orang kreatif komunitasberkaitan dengan creative

penerbitan

writing, design, tata letak, dll. 2 Semua tingkat dan jalur pendidikan dari

2 Institusi pendidikan memperbolehkan TK sampai perguruan tingggi mengajarkan

siswa dan pengajar untuk menggunaan anak untuk menggali imajinasi,

buku-buku bajakan di dalam proses belajar menggambar, menulis danmenganalisa

mengajar

3 Tersedianya orang kreatif yang memiliki 3 Masih jarangnya institusi pendidikan yang minat menulis

membuat ekstrakulikuler untuk melatih cara menulis dan membaca siswa

4 Sudah adanya penulis-penulis Indonesia 4 Mundurnya penggunaan bahasa penulisan yang diakui karyanya di Internasional ( Go-

karya kreatif menggunakan bahasa baku Internasional)

(KBBI)

BAB 3: Kondisi Umum Penerbitan di Indonesia 67

(Peluang dan kekuatan) (tantangan, hambatan, kelemahan, ancaman)

5 Masih jarangnya pelaku kreatif penerbitan yang memiliki link and match dunia pendidikan dan dunia usaha

6 Belum terhubungnya dunia pendidikan dengan dunia usaha penerbitan

7 Belum banyaknya beasiswa yang mendukung kreativitas penulis /orang kreatif penerbitan

8 Hilangnya kualitas gaya dan kemampuan penulis ataupun penyunting

9 Rendahnya pemahaman penulis dalam pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual yang masih rendah

10 Kesejahteraan tenaga kerja penerbitan dan percetakan yang masih rendah

SUMBER DAYA PENDUKUNG

1 Penggunaan kertas-kertas daur ulang 1 Masih rendahnya pengarsipan terhadap untuk pencetakan karya tulis

karya-karya budaya bangsa. 2 Tersedia banyak sumber daya budaya yang

2 Kurangnya penelitian terkait sumber daya dapat menjadi identitas Penerbitan dan

pembuatan kertas produksi dalam negeri. Percetakan Indonesia.

Kertas masih impor 3 Karya kreatif yang bernilai budaya

3 Invasi budaya-budaya negara lain seperti Indonesia

korea, jepang yang lebihdiminati pembaca 4 Penggunaan karya-karya penerbitan untuk

4 Karya-karya budaya / sastra/ sejarah yang pengembangan karya subsektor ekonomi

kurang peminat atau mulai ditinggalkan kreatif lainnya

pembaca(terancam punah)

5 Kurangnya penelitian terkait sumber daya budaya oleh peneliti Indonesia

INDUSTRI

1 Tersedianya wirausaha kreatiflokal yang 1 Masih rendahnya wirausaha kreatiflokal banyak

yang menembus pasar internasional 2 Jumlah usaha penerbitan cetak sudah

2 Masih rendahnya jejaring dan kerjasama di banyak

tingkat lokal, nasional maupun global 3 Tumbuh dan berkembangnya model bisnis

3 Kesiapan industri untuk memenuhi baru seperti pengembangan konten, self

permintaan pasar masih kurang publisher dan digital publisher

4 Sudah ada beberapa usaha kreatif yang 4 Pemahaman penulis dan penerbit dalam mengembangkan karya kreatif untuk alih

pengelolaan Hak Cipta yang masih rendah media oleh industri kreatif lain seperti film, seni pertunjukan, animasi dll

5 Tumbuh dan berkembangnya self publisher 5 Penyebaran usaha kreatif belum merata di seluruh Indonesia (penerbit terpusat di kota besar)

68 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penerbitan Nasional 2015-2019

(Peluang dan kekuatan) (tantangan, hambatan, kelemahan, ancaman)

6 Kualitas dan keragaman beberapa karya 6 Belum adanya pemetaan tentang penerbit kreatif hasil Penerbitan dan Percetakan

mandiri dan penerbit digital yang Indonesia sudah diakui oleh pasar

berkembang saat ini internasional.

7 Terdapat karya-karya tulis Penerbitan dan 7 Masih kurangnya kesempatan alih media Percetakan produknya sudah dipasarkan

terhadap karya-karya tulis Indonesia ke luar negeri seperti pesona edu, gagas media dll.

8 Monetisasi yang merugikan penulis dan penerbit

9 Perusahaan Penerbitan dan Percetakan lokal masih susah bersaing dengan internasional di negeri sendiri

10 Kesiapan industri untuk memenuhi permintaan pasar masih kurang

11 Serapan industri terhadap hasil-hasil kompetisi rendah

12 Kualitas karya kreatif penulisan Indonesia masih rendah

PEMBIAYAAN

1 Penyewaan lisensi asing untuk pasar global 1 Belum adanya alternatif pembiayaan terkait pengembangan bisnis baru dalam industri penerbitan dan percetakan. Khususnya karya penulisan seperti sastra / sejarah yang kurang diminati pasar

2 Tidak adanya informasi terkait sumber pembiayaan untuk produksi penerbitan dan percetakan

3 Pembajakan karya tulis 4 Pembajakan karya tulis

PEMASARAN

1 Besarnya potensi perkembangan produk 1 Adanya kesepakatan pasar bebas pada penerbitan lokal

tahun 2015, sementara Indonesia belum siap untuk menghadapi hal tersebut.

2 Potensi pasar domestik(pasar pemerintah 2 Karya-karya tulis/komik (produk) dan pasar swasta) dan pasar internasional

internasional yang lebih diminati masyarakat

3 Pertumbuhan konsumsi Indonesia 3 Penyediaan ruang promosi dan pameran bertambah sehingga dapat menambah

nasional dan internasional yang masih peluang bagi Penerbitan dan Percetakan

sangat mahal

untuk memasarkan produknya 4 Besarnya potensi penggunaan produk-

4 Belum banyaknya pameran yang diadakan produk penerbitan padasemua sektor

di tingkat internasional seperti : pendidikan,komunikasi, kesehatan,ekonomi kreatif, dan pariwisata

BAB 3: Kondisi Umum Penerbitan di Indonesia 69

(Peluang dan kekuatan) (tantangan, hambatan, kelemahan, ancaman)

5 Adanya media sosial seperti Facebook, 5 Belum banyaknya pameran yang diadakan Twitter, dan Instagram untuk membantu

di tingkat internasional perluasan pasar hingga internasional

INFRASTRUKTUR DAN TEKNOLOGI

1 Banyaknya jumlah Perpustakaan yang perlu 1 Pengangkutan / distribusi yang memakan direvitalisasi berbasis kemajuan

waktu tidak singkat ke daerah pelosok

2 Perkembangan teknologi internet 2 Mesin-mesin teknologi tinggi untuk memunculkan pengembangan model bisnis

pencetakan yang masih mahal baru, konten penulisan untuk alih media, kemudahan informasi dan publikas karya

3 Berkembangnya teknologi digital dan 3 Teknologi mengganggu kestabilan karya multimedia membuat proses kreasi

kreatif cetak penerbitan dan percetakan Penerbitan dan Percetakan lebih mudah dan cepat

4 Teknologi mengganggu kestabilan karya kreatif cetak penerbitan dan percetakan

KELEMBAGAAN

1 Sudah ada regulasi terkait kebebasan 1 Belum adanya regulasi terkait penciptaan informasi danperpajakan produk penerbitan

nilai kreatif (creative chain) dan penataan yang berkaitan dengan pendidikan

industri kreatif dan industri pendukung penciptaan nilai kreatif (backward and forward linkage)

2 RUU Perbukuan yang sedang diajukan IKAPI 2 Belum adanya kebijakan terkait perluasan karya ekspor Penerbitan dan Percetakan

3 Adanya insentif keringanan pajak untuk 3 Belum adanya regulasi pelaku penerbitan buku/produk pendidikan

terkaitpengembangan dan penyediaan teknologi dan infrastruktur pendukung industri kreatif, terutama distribusi produk Penerbitan dan Percetakan di Indonesia

4 Sudah ada regulasi terkait HAKI bagi karya 4 Belum adanya ketegasan sanksi Penerbitan dan Percetakan.

plagiarisme terhadap karya kreatif Penerbitan dan Percetakaner di Indonesia Permasalahan HAKI

5 Kerjasama pemangku kepentingan dalam 5 Potensi komunitas terkait industri membangun even-event internasional

penerbitan yang tersebar dan tidak terdata

6 Eksistensi komunitas-komunitas berkaitan 6 Tempat umum yang masih jarang dengan industri penerbitan dan percetakan

dalammerepresentasikan karya Penerbitan yang banyak dan merata

dan Percetakan Indonesia 7 Berkerjasama dan bermitra dengan

7 Belum adanya peningkatan diplomasi komunitas-komunitas yang tersebar di

secara bilateral, regional dan multirateral seluruh Indonesia

mengenai karya-karya penerbitan Indonesia

70 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penerbitan Nasional 2015-2019

(Peluang dan kekuatan) (tantangan, hambatan, kelemahan, ancaman)

8 Sudah ada beberapa program untuk 8 Kurangnya apresiasi/ penghargaan mengembangkan unit usaha Penerbitan dan

terhadap karya kreatif penerbitan dan Percetakan dari pemerintah

percetakan

9 Kurangnya literasi masyarakat terhadap orang/karya/wirausaha/usaha kreatif lokal dan konsumsi karya kreatif lokal

10 Masih rendahnyaminat baca masyarakat 11 Belum adanya lembaga kritik, komite

ataupun dewan buku yang berstandar sehingga karya penulis indonesia menjadi tidak berkualitas

12 Pembajakan karya kreatif yang cukup banyak

13 Masih rendahnya akses dan distribusi terhadap informasi/pengetahuan terhadap sumber daya alam dan sumber daya budaya lokal

14 Kurangnya apresiasi masyarakat untuk mendukung produk penerbitan nasional

BAB 3: Kondisi Umum Penerbitan di Indonesia 71

72 Ekonomi Kreatif: Rencana Aksi Jangka Menengah Penerbitan 2015-2019

BAB 4

Rencana Pengembangan Penerbitan Indonesia

BAB 4: Rencana Pengembangan Penerbitan Indonesia 73