PEMETAAN PERUBAHAN KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2000, 2005 DAN 2010 KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PEMETAAN PERUBAHAN KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2000, 2005 DAN 2010 KECAMATAN
GEMBONG KABUPATEN PATI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Tugas Akhir
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya Prodi Survei Dan Pemetaan Wilayah
Oleh Yusmita Nadhiroh NIM. 3252308003
PRODI D3 SURVEI DAN PEMETAAN WILAYAH JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Drs. Saptono Putro, M.Si NIP. 19620928 1990031 002
Mengetahui Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 19620904 1989011 001
(3)
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama
Penguji I Penguji II
Drs. Heri Tjahjono, M.Si. Drs. Saptono Putro, M.Si.
NIP. 19680202 1999031 001 NIP. 19620928 1990031 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Subagyo, M.Pd. NIP. 19510808 1980031 003
(4)
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tugas akhir ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam tugas akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 26 Juli 2010
Yusmita Nadhiroh NIM: 3252308003
(5)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
š Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (Al Insyiroh : 6) š Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, maka berikhtiyarlah,
berdoa dan bertawakallah kepada Allah SWT.
š Ilmu adalah cahaya bagi hati, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat (La Tahzan)
Persembahan
Tugas Akhir ini Kupersembahkan sebagai ungkapan
Rasa terima kasihku kepada :
š Kedua orang tuaku, Bapak Masduqi dan Ibu Siti Aisyah yang telah merawatku dengan sabar, dan senantiasa setia mengiringi langkahku dengan do’a serta Adik saya Indah dan mbak saya Luluk yang slalu saya sayangi.
š Teman-teman seperjuangan SPW ’08 Alfi, Gun2, Dayat, Mbah mumul, Dimas semoga kebersamaan ini sampai kita tua nanti.
š Huda terimakasih atas semangat, doa dan semuanya. š Temen-temen aditya kos: ana, mbak Pus, mbak atin, oki,
mbak ririn, reza, yayah, wahyu terimakasih semangat serta doanya.
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis ucapkan, atas segala limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
(7)
vii
6. Drs. Heri Tjahjono, M.Si., dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan saran dan dorongan kepada peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan.
8. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin kepada penulisi untuk mengadakan penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan turut berpatisipasi baik langsung maupun tidak langsung atas terselesainya Tugas Akhir ini.
Penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Agustus 2011
(8)
viii ABSTRAK
Nadhiroh Yusmita. 2011 Pemetaan Perubahan Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2000, 2005 dan 2010 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurusan Geografi, FIS UNNES. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang.
Kata Kunci: Pemetaan, Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama. Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di suatu wilayah dari tahun ketahun mengalami perubahan. Oleh sebab itu, informasi mengenai data komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian sangatlah penting. Permasalahan yang akan dikaji dalam tugas akhir ini adalah: bagaimana perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005 dan 2010. Serta luasan penggunaan lahan dan kepadatan penduduk agrarisnya. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk meengetahui perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, luasan lahan dan kepadatan penduduk agraris.
Lokasi penelitian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati pada tahun 2000, 2005 dan 2010 variabel yang digunakan yaitu komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, luasan lahan, dan kepadatan penduduk agraris, data yang digunakan mengenai komposisi penduduk ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati. Metode yang digunakan yaitu metode dokumentasi yang dimulai dari tahap pencarian data sekunder di Kantor BPS Kabupaten Pati, kemudian tahap pengolahan data dengan menggunakan ArcView Gis 3.3 dan sampai menghasilkan peta perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Hasil penelitian dalam tugas akhir ini yaitu komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong adalah petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya. Dari tahun 2000, 2005 dan 2010 sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, tahun 2000 mencapai 12.927 jiwa, tahun 2005 yaitu 13.398 jiwa dan tahun 2010 yaitu 12612 jiwa. Penggunaan lahan paling luas di Kecamatan Gembong yaitu Tegalan/ladang. Pada tahun 2000 Kepadatan Penduduk Agraris tertinggi terdapat di Desa Desa Gembong yaitu 70,250, pada tahun 2005 kepadatan penduduk agraris tertinggi terdapat di Desa Desa Gembong yaitu 69,125, dan tahun 2010 tertinggi terdapat di Desa Desa Bageng yaitu 65,813.
Saran yang diajukan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah perlu ditingkatkan pencatatan dalam hal kepandudukan di Kabupaten Pati.
(9)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan ... 4
D. Manfaat ... 4
E. Penegasan Istilah ... 5
F. Sistematika Tugas Akhir ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemetaan ... 9
B. Kependudukan.. ... 12
C. Sistem Informasi Geografis... 15
BAB III METODE SURVEI DAN PEMETAAN A. Dasar Penelitian. ... 20
B. Fokus dan Variabel Penelitian ... 20
C. Sumber Data ... 21
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ... 22
(10)
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 24
B. Prosedur atau Langkah Pembuatan Peta ... 27
1. Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 27
2. Peta Penggunaan Lahan ... 40
3. Peta Kepadatan Penduduk Agraris ... 42
C. Hasil ... 46
D.Pembahasan ... 65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
(11)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Variabel Penelitian ... 20 Tabel 2 Daftar Desa di Kecamatan Gembong ... 25 Tabel 3 Jumlah Penduduk Kecamatan Gembong tahun 2000, 2005 dan
2010 ... 27 Tabel 4 Daftar Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun
2000 ... 46 Tabel 5 Daftar komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun
2005 ... 49 Tabel 6 Daftar Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun
2010 ... 52 Tabel 7 Daftar Penggunaan Lahan Dan luasan ... 55 Tabel 8 Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2000 ... 57 Tabel 9 Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2005 ... 59 Tabel 10 Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2010 ... 61 Tabel 11 Basis Data Rata-rata Kapadatan Penduduk Agraris
(12)
xii DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Sub Sistem SIG ... 16
Gambar 2 Diagram Alir Pemetaan ... 23
Gambar 3 Peta Administrasi Kecamatan Gembong Kabupaten Pati ... 26
Gambar 4 Jendela memulai program ArcView GIS 3.3 ... 28
Gambar 5 Jendela New Project ... 28
Gambar 6 Jendela Add Data... 29
Gambar 7 Jendela Utama View ... 29
Gambar 8 Jendela Kotak Dialog View Properties ... 30
Gambar 9 Jendela Pengaturan Extention ... 31
Gambar 10 Jendela Kotak Dialog Add Theme ... 31
Gambar 11 Jendela Tampilan Peta Hasil Scan Pada View ... 32
Gambar 12 Jendela Register and Transform (Test Version)... 32
Gambar 13 Jendela pendigitan administrasi ... 33
Gambar 14 Jendela Penghitungan pada Excel ... 34
Gambar 15 Jendela Penghitungan pada Excel ... 34
Gambar 16 Jendela Awal Autocad ... 35
Gambar 17 Jendela Pembuatan Kotak Dari Line ... 35
Gambar 18 Jendela Pembuatan Sudut ... 36
Gambar 19 Jendela Pewarnaan Pada Autocad ... 36
Gambar 20 Hasil Export dari Autocad ... 37
Gambar 21 Jendela Page Setup Layout ... 37
Gambar 22 Jendela Grid And Graticule ... 39
Gambar 23 Jendela Export ... 39
Gambar 24 Jendela Pendigitan Penggunaan Lahan ... 40
Gambar 25 Jendela XTool ... 40
(13)
xiii
Gambar 27 Jendela Export ... 42 Gambar 28 Jendela Legend Editor ... 44 Gambar 29 Jendela Export ... 45 Gambar 30 Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Kecamatan Gembong Tahun 2000 ... 48 Gambar 31 Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Kecamatan Gembong Tahun 2005 ... 51 Gambar 32 Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Kecamatan Gembong Tahun 2010 ... 54 Gambar 33 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Gembong... 56 Gambar 34 Peta Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2000 ... 58 Gambar 35 Peta Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2005 ... 60 Gambar 36 Peta Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
Tahun 2010 ... 62 Gambar 37 Peta Rata-rata Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong
(14)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan suatu wilayah. Pada dasarnya pembangunan ditujukan untuk dan oleh penduduk itu sendiri. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan yang sangat penting. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat (Mantra, 2003:1). Dalam ilmu kependudukan (Demografi) Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli, 1983 dalam Mantra, 2003:23) bermacam-macam komposisi penduduk yang dibuat, misalnya komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, bahasa dan agama.
Jumlah penduduk dari waktu ke waktu mengalami perubahan, adapun yang mengakibatkan perubahan tersebut adalah adanya suatu kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk dikatakan meningkat bila kelahiran lebih tinggi dari pada kematian, jumlah orang yang
(15)
datang lebih banyak daripada kematian. Pertumbuhan penduduk dikatakan menurun bila kematian lebih tinggi daripada kelahiran.
Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di suatu wilayah dari tahun ketahun mengalami perubahan yang semakin lama semakin meningkat dan kadang juga mengalami penurunan. Jenis pekerjaan yang ada di Kecamatan Gembong antara desa satu dengan desa yang lainnya berbeda. Untuk lebih mengetahui dan memudahkan informasi-informasi tentang perubahan jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan yang ada di Kecamatan Gembong maka adanya peta informasi sangat diperlukan. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Gembong bermata pencaharian sebagai petani, pekerjaan yang lainnya seperti nelayan, industri, buruh, peadagang, pengangkutan, PNS, TNI/POLRI, Pensiunan, dan lain-lain.
Penggunaan lahan di Kecamatan Gembong yaitu berupa penggunaan sumber-sumber alam yang bertujuan untuk memperoleh hasil produksi bagi kehidupan manusia. pada umumnya berupa persawahan, tegalan, kolam ikan, Pemukiman, pasar, pertokoan, industri, sekolah, kantor-kantor pemerintahan, lapangan dan sebagainya. Karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani maka lahan sawah paling luas, akan tetapi dari tahun ketahun penggunaan lahan mengalami perubahan penggunaan lahan termasuk lahan buat pertanian.
Proses perubahan penggunaan lahan akan berlangsung terus-menerus sejalan dengan laju pertambahan penduduk. Semakin meningkatnya
(16)
kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya.
Keberadaan peta dari waktu kewaktu dirasa sangat diperlukan diberbagai kalangan seperti kalangan perencana wilayah, pendidik, ilmuan, administrasi dan sebagainya. (Juhadi dan Dewi Liesnoor, 2001).
Salah satu penyajian informasi mengenai perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah melalui penayangan dalam bentuk data atau informasi yang dikaitkan dengan kondisi geografis wilayah. Sistem ini sering disebut dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), atau Geographic Information System (GIS). Manfaat yang diperoleh dari perkembangan sistem tersebut tidak hanya mempermudah bagi masyarakat untuk mengetahui data atau informasi di suatu wilayah, tetapi juga dapat digunakan pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam hal perencanaan pembangunan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis bermaksud mengambil judul
(17)
1. Bagaimana perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005, dan 2010. 2. Bagaimana luasan penggunaan lahan Kecamatan Gembong Kabupaten
Pati.
3. Bagaimana Kepadatan penduduk agraris (banyaknya penduduk petani per satuan luas lahan) Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005, dan 2010.
C. Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk memetakan data perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005, dan 2010.
2. Untuk mengetahui luasan lahan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. 3. Untuk mengetahui kepadatan penduduk agraris (banyaknya penduduk
petani per satuan luas lahan) Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005, dan 2010.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, diharapkan adanya manfaat sebagai berikut:
(18)
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya pada bidang kependudukan.
3. Dapat memberikan informasi berupa peta perubahan komposisi kepadatan penduduk berdasarkan mata pencaharian yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan pembangunan.
E. Penegasan Istilah 1. Pemetaan
Pemetaan adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan (Juhadi dan Setyowati, 2001: 1). Dalam survei ini yaitu pemetaan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, luasan lahan, dan kepadatan penduduk agraris Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun 2000, 2005, dan 2010.
2. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli, 1983 dalam Mantra, 2003:23). Dalam hal ini komposisi penduduk yang digunakan yaitu komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian.
(19)
3. Mata pencaharian
Mata pencaharian adalah macam-macam kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan untuk mendapatkan kesejahteraan atau taraf hidup yang layak. (BPS Kabupaten Pati). Dalam penelitian ini mata pencaharian yang terdapat di Kecamatan Gembong yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya.
4. Kecamatan
Daerah administrasi di bawah kabupaten yang dikepalai oleh seorang camat yang terdiri dari beberapa desa (Undang-undang Otonomi Daerah Kabupaten Pati). Dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
5. Sistem Informasi geografis
Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintregasikan dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Berdasarkan penalitian di atas bahwa SIG dirancang untuk membentuk suatu data yang terorganisasi dari berbagai data keruangan dan data atribut yang mempunyai Geo Code dalam suatu basis data agar dapat dengan mudah dimanfaatkan dan dianalisis (Damers dalam Prahasta, 2002: 55). Dalam hal ini SIG digunakan untuk mengolah dan membuat peta komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian.
(20)
F. Sistematika Tugas Akhir
Penyusunan tugas akhir disusun dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari sampul depan, halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan motto dan persembahan dan daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bagian utama terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode survei dan pemetaan hasil penelitian, pembahasan dan penutup.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan penegasan istilah.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi mengenai kajian pustaka yang membahas mengenai pemetaan, kependudukan, Sistem Informasi Geografis, dan diagram pemetaan/ alur berpikir.
BAB III METODE SURVEI DAN PEMETAAN
Berisi tentang lokasi survei, variabel survei, jenis data, metode pengumpulan data, alat dan bahan survei, metode
(21)
pengumpulan data, tahap pemetaan, pemetaan menggunakan SIG.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi mengenai uraian tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai hasil penelitian.
Bagian akhir tugas akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang berkaitan dengan proses penelitian.
(22)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemetaan
Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan informasi atau data kualitatif dan kuantitatif dari suatu tema atau maksud dan konsep tertentu dalam hubungannya dengan unsur-unsur detail-detail topografi yang spesifik, sesuai dengan peta tematik. (Lukman Aziz, 1985: 1). Pada umumnya yang di pentingkan dalam peta tematik adalah penyajian data-data statistik berupa data-data kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk simbol.
Peta mempunyai banyak kegunaan, menurut Juhadi dan Dewi LS dalam bukunya yang berjudul Desain dan komposisi peta tematik, kegunaan peta adalah:
1) Sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah. 2) Alat yang membantu dalam kegiatan penelitian.
3) Sebagai media untuk belajar mandiri.
Komponen peta merupakan informasi tepi peta yang terdiri dari sembilan macam komponen (Juhadi dan Setiyowati, 2001: 18).
a. Judul Peta b. Skala Peta c. Orientasi Peta d. Garis Tepi Peta
(23)
e. Nama Pembuat Peta f. Koordinat Peta g. Sumber Peta h. Legenda Peta i. Inset Peta a. Judul peta
Judul disesuaikan dengan tema peta yang akan dibuat dan posisi dapat diubah
(24)
d. Garis tepi peta
Garis tepi peta merupakan garis yang membatasi informasi pada tepi peta. Semua komponen peta berada di dalam garis tepi peta atau dengan kata lain tidak ada informasi tepi peta yang letaknya berada di luar garis tepi.
e. Nama Pembuat Peta
Nama pembuat peta merupakan unsur peta yang perlu dicantumkan. Nama pembuat peta dicantumkan diluar garis peta karena nama pembuat peta merupakan informasi pendukung saja.
f.Koordinat peta
Koordinat Peta merupakan unsur penting, karena koordinat menunujukkkan lokasi absolut di bola bumi. Koordinat peta dapat digunakan dengan dua cara yaitu koordinat Lintang Bujur dan koordinat X dan Y atau yang lebih di kenal koordinat UTM.
g. Sumber peta
Sumber peta adalah sumber yang harus dicantumkan pada peta tematik yang dibuat.Sumber peta dapat terdiri dari dua macam sumber yaitu:
1)Peta biasa dari data statistik yang digunakan.
(25)
h. Legenda peta
Legenda peta merupakan kunci peta sehingga mutlak harus ada pada peta. Legenda peta berisi tentang keterangan simbol tanda atau singkatan yang dipergunakan pada peta.
i.Inset peta
Inset Peta terdiri dari 2 macam yaitu Inset Pembesaran Peta dan Inset Lokasi Wilayah.
1)Inset Pembesaran Peta
Banyak dijumpai pada atlas, gunanya untuk menerangkan informasi dari suatu Pulau, kenampakan Pulau tersebut pada skala tertentu tampak sangat kecil sehingga perlu diperbesar.
2)Inset Lokasi Wilayah
(26)
Hauser dan Duddley Duncan (1959) dalam Mantra (2003:2) mengusulkan bahwa Demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, merupakan gambaran atau potret penduduk dari hasil sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus pada tahun yang berakhiran dengan angka kosong (0). Data penduduk pada hari sensus penduduk (hari H) ini dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Sesudah hari sensus struktur penduduk akan berubah.
Demografi tidak mempelajari penduduk sebagai individu, tetapi penduduk sebagai suatu kumpulan (aggregates atau collection). Selain itu demografi bersifat analitis matematis, yang berarti analisis demografi didasarkan atas analisis kuantitatif, dan karena sifatnya yang demikian maka demografi sering juga disebut statistik penuduk (Mantra, 2003:3).
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli, 19983 dalam Mantra, 2003:23).
(27)
Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah tersebut. Hal ini karena penduduk bertambah sedangkan ruang atau wilayah sifatnya tetap. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama di daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi, fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kondisi geografis yang bagus, maupun dari aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan karena manusia mempunyai kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat dengan sumber penghidupannya seperti dekat industri, dekat sungai, dekat jalan raya dan lain sebagainya.
Jenis pekerjaan yang ada di Kecamatan Gembong antar desa berbeda-beda. Jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah akan mempengaruhi jenis pekerjaan yang ada. Mayoritas penduduk di Kecamatan Gembong mempunyai jenis pekerjaan di bidang pertanian karena letak dari Kecamatan Gembong sendiri didaerah yang agraris, pekerjaan yang lainnya seperti nelayan, industri, buruh, pedagang, pengangkutan, PNS, TNI/POLRI, Pensiunan, dan lain-lain.
Secara garis besar penggunaan lahan dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Penggunaan lahan pertanian (agraris) dan penggunaan lahan non pertanian (non agraris). Penggunaan lahan pertanian adalah semua penggunaan sumber-sumber alam yang bertujuan untuk memperoleh hasil produksi
(28)
bagi kehidupan manusia. Penggunaan lahan pertanian pada umumnya berupa persawahan, tegalan, kolam ikan dan sebagainya. Penggunaan lahan non pertanian pada umumnya berupa tempat tinggal, pasar, pertokoan, industri, sekolah, kantor-kantor pemerintahan, lapangan dan sebagainya.
Berdasarkan besarnya proporsi penduduk yang mempunyai aktivitas disektor pertanian, maka struktur ekonomi suatu daerah atau Negara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu apabila jumlah penduduk yang mempunyai kegiatan disektor pertanian
Lebih dari 65%, disebut mempunyai struktur ekonomi agraris.
Antara 35% - kurang dari 65% disebut semi industri.
Kurang dari 35% disebut industri.
Kepadatan penduduk agraris adalah banyaknya penduduk petani per satuan luas lahan pertanian(Mantra, 2000: 76).
Kepadatan penduduk agraris ini mencangkup jumlah penduduk petani dan luas lahan pertanian yang terdapat di Kecamatan Gembong. Pemetaan kepadatan penduduk agraris ini untuk membedakan daerah yang mempunyai kepadatan yang tinggi, rendah dan sedang.
(Ha) Pertanian Lahan Luas (jiwa) Petani Penduduk Jumlah PAgr K. =
(29)
C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mengintregasikan dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi. Berdasarkan penelitian diatas bahwa SIG dirancang untuk membentuk suatu data yang terorganisasi dari berbagai data keruangan dan data atribut yang mempunyai Geo Code dalam suatu basis data agar dapat dengan mudah dimanfaatkan dan dianalisis (Damers dalam Prahasta, 2002: 85).
a. Sub Sistem SIG
Gambar 1. Sub Sistem SIG (Prahasta, 2002: 57) Data manipulation and analisis
Data Input
Data Output
Data Management
(30)
a) Data Input (Data Masukan)
Sub Sistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber. Sub Sistem ini juga yang bertugas dan bertanggung jawab mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya kedalam format yang digunakan oleh SIG.
b) Data Manajemen (Pengolahan Data)
Sub Sistem ini mengorganisasikan baik data spasial mapun data atribut kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan diedit. Sub sistem ini dapat menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar, juga dapat melakukan perbaikan data dengan menambah, mengurangi maupun memperbaharui data input yang telah di masukkan kemudian di kelompokkan dan disesuaikan dengan jenis datanya, baik data spasial maupun data atributnya.
c) Data Manipulasi dan Analisis
Sub Sistem ini menentukan informasi informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG, selain itu subsistem ini juga melakukan menipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan manipulasi data yang diharapkan. Data yang telah termanajemen dengan baik diolah dan dianalisis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembuat maupun pengguna.
(31)
d) Data Output (Data Keluaran).
Sub Sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy, seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
b.Alasan Penggunaan SIG
Alasan utama digunakannnya Sistem Informasi Geografis menurut (Prahasta Eddy, 2001: 6) adalah:
a) Sistem Informasi Geografi menggunakan data spasial dan data atribut secara teriintregasi sehingga sistemnya dapat menjawab pertanyaan spasial beserta permodelannya maupun menjawab pertanyaan non spasial.
b) Mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial dan data atribut, memvisualisasi warna, bentuk, ukuran, simbol, skala, dapat dilakukan dengan mudah.
c) Dapat menurunkan data-data secara otomatis sehingga Sistem Informasi Geografis dapat menghasilkan peta-peta tematik yang merupakan turunan dari peta-peta yang lain dengan hanya memanipulasi data atributnya.
d) Dapat digunakan alat bantu yang utama dari berinteraktif dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan pendidikan mengenai konsep ruang dan unsur geografis.
(32)
e) Sistem Informasi Geografis saat ini sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai map-server atau Gis-server yang siap melayani permintaan-permintaan baik para klien maupun jaringan lokal maupun jaringan internet.
c. Teknik Dalam Pemetaan Perubahan Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Teknik yang dilakukan dalam pembuatan peta ini adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). cara memperoleh data SIG berupa data yang terformat raster dan vector, sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi (scanning).
Metode perolehan meliputi:
a. Digitasi peta-peta yang ada dengan menggunakan digitizer b. Scanning peta
c. Produksi peta foto digital d. Masukan manual dari koordinat e. Transfer dari sumber data digitasi.
(33)
BAB III
METODE SURVEI DAN PEMETAAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian tentang pemetaan perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ini dilaksanakan di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Perubahan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian yang dikaji yaitu komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati pada tahun 2000, 2005, dan 2010.
B. Fokus dan Variabel Penelitian
Fokus dalam penelitian ini yaitu komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, luasan lahan, dan kepadatan penduduk agraris Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
Variabel Indikator Variabel
1. Komposisi Penduduk
Berdasarkan Mata Pencaharian
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Mata Pencaharian
b. Tahun
2. Luasan Lahan a. Data luasan lahan
3. Kepadatan Penduduk Agraris
a. Jumlah Penduduk Petani b. Luas Lahan Pertanian c. Tahun
Tabel 1. Variabel Penelitia
(34)
C. Sumber Data 1. Data spasial
Data spasial merupakan data yang beracuan pada lokasi, data spasial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta administrasi Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
2. Data atribut
Data atribut merupakan data yang berupa keterangan atau data pelengkap dan tidak memiliki aspek kewilayahan. Data atribut yang digunakan yaitu data Kecamatan Gembong dalam angka pada tahun 2000, 2005, dan 2010.
3. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat di instansi terkait tanpa terjun langsung ke lapangan. Data diambil dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati berupa:
a. Data jumlah penduduk Kecamatan Gembong tahun 2000, 2005, dan 2010.
b. Data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Kecamatan Gembong tahun 2000, 2005 dan 2010.
(35)
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data 1. Alat
Alat survei dan alat penggambaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Seperangkat komputer dengan software Arcview Gis 3.3 b. Printer
c. Alat tulis
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode dokumentasi dengan cara mengumpulkan data yang telah ada di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati. Data yang diambil yaitu data kependudukan yang meliputi data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2000, 2005, 2010, dan luas lahan.
(36)
E. Diagram Alir
Diagram pemetaan/ alur berpikir
Gambar 2. Diagram alir pemetaan Peta perubahan Komposisi
Penduduk berdasarakan mata pencaharian
Peta Penggunaan lahan Peta Kepadatan Penduduk Agraris PETA ADMINISTRASI KEC.
GEMBONG KAB. PATI
Di Olah Menggunakan Arc View Arc View Luas Lahan (RBI) Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Kepadatan Penduduk Agraris DATA KEPENDUDUKAN KEC.
GEMBONG KAB.PATI
Jumlah Penduduk Petani Luas Lahan
Pertanian
(37)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Wilayah Penelitian
Kecamatan Gembong merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Pati yang terletak disebelah barat laut dari ibukota Kabupaten Pati dengan posisi koordinat antara 006° 44
(38)
Tabel 2. Daftar Desa di Kecamatan Gembong
NO Nama Desa Luas (Ha) Prosentase
(%) 1 Bermi 807.332 10.68 2 Kedungbulus 499.212 6.60 3 Semirejo 371.714 4.92 4 Plukaran 408.496 5.40 5 Gembong 714.905 9.46 6 Bageng 634.955 8.40 7 Wonosekar 349.297 4.62 8 Ketanggan 289.218 3.83 9 Sitiluhur 1905.734 25.21 10 Pohgading 377.253 4.99 11 Klakahkasihan 1202.553 15.91
Jumlah 7.560,669 100 Sumber: Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2000
(39)
(40)
Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kecamatan Gembong tercatat sebanyak 42.083 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 20.909 jiwa, dan perempuan 21.174 jiwa.
Jumlah penduduk Kecamatan Gembong sampai dengan akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 42.618 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 21456 jiwa, dan perempuan 21.162 jiwa. Dilihat dari perdesa jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2010 terdapat di Desa Gembong yaitu sebanyak 8.987 jiwa dan jumlah paling sedikit adalah Desa Wonosekar yaitu sebanyak 1.599 jiwa. (lihat Tabel 3)
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Gembong tahun 2000, 2005 dan 2010. NO. Nama Desa Jumlah
Penduduk Tahun 2000 Jumlah Penduduk Tahun 2005 Jumlah Penduduk Tahun 2010
1. Bermi 4356 4231 4529
2. Kedungbulus 2248 2242 2439
3. Semirejo 3987 3830 4011
4. Wonosekar 1569 1512 1599
5. Gembong 9342 8973 8987
6. Plukaran 2711 2675 2658
7. Bageng 3653 3350 3728
8. Pohgading 2972 2845 3177
9. Klakahkasihan 6081 5905 6202
10. Ketanggan 1588 1550 1607
11. Sitiluhur 3576 3485 3681
(41)
B. Prosedur atau Langkah Pembuatan Peta
Langkah pertama yang dilakukan adalah menscan peta yang dibutuhkan untuk pembuatan peta, dalam hal ini peta RBI Gembong. Langkah berikutnya yaitu mengedit peta yang telah discan dengan menggunakan program ArcView.
1. Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian. a. Membuka Program Arc view GIS 3.3
Untuk mengoperasikan perangkat lunak SIG pertama kali pengguna harus membuka program ArcView Gis 3.3 pada komputer yang telah dilengkapi dengan program ini. Pilih Start
(42)
b. Membuat New Project
Setelah mengaktifkan Arcview Gis 3.3 langkah selanjutnya adalah membuat New Project. Maka dalam layar monitor akan muncul kotak dialog yang menawarkan tiga pilihan yaitu membuka project dengan view baru, membuka project kosong, dan membuka project yang telah dibuka.
Gambar 4. Jendela New Project
Kita pilih "with a new view", karena kita belum memiliki simpanan data.Kemudian klik
(43)
(44)
Gambar 8. Jendela Kotak Dialog View Properties
Untuk menampilkan skala peta maka pada pilihan map unit/satuan peta dan distance units/ satuan jarak kita ganti dengan satuan meter. Kemudian klik
(45)
e. Menambahkan Theme Pada View
Setelah memperoleh view baru maka pengguna dapat memanggil peta dasar yang akan digunakan dengan cara klik menu View, kemudian pilih Add Theme atau tekan Ctrl T. Maka dialog berikut muncul.
Gambar 10. Jendela Kotak Dialog Add Theme
f. Mengaktifkan Thema Pada View
Untuk mengaktifkan Theme yang telah dipanggil maka pengguna harus mengklik (√) agar Theme dalam posisi aktif sehingga peta dasar atau theme yang diinginkan muncul.
Gambar 11. Jendela Tampilan Peta Hasil Scan Pada View
(46)
1) Klik view
2) Klik register and transform, akan muncul jendela register and transform (test version).
Gambar 12. Jendela Register and Transform (Test Version)
3) Masukkan 4 titik koordinat UTM dengan klik source point
4) Atau klikan dititik yang tepat pada peta scanan kemudian isikan angka koordinat X dan Y pada jendela destination kemudian tab,ulangi klik sourse point minimal empat buah titik ikat agar dapat membentik koordinat
5) Sesudah 4 buah koordinat terisi semua, lihat RMS Errornya. RMS Error yang baik adalah kurang dari 1.
6) Sesudah yakin benar, maka langkah berikutnya adalah menyimpan koordinat tersebut dengan cara klik Write World File.
h. Melakukan Pendigitan Peta
1) Buka satu view kosong dan tambahkan peta yang telah diregistrasi. View
(47)
(48)
2) Menghitung diameternya dengan cara jumlah satu desa dibagi jumlah keseluruhan dikali seratus.
3) Dan untuk menghitung sudutnya dengan cara petani pada satu desa dibagi jumlah keseluruhan, dikali 360.
Gambar 15. Jendela Penghitungan pada excel
j. Membuat diagram pada autocad
1) Buka program aoutocad, snapnya harus diaktif.
Gambar 16. Jendela awal autocad Snap
(49)
Garis Bantu
2) Setelah membuka program autocad, kemudian buat kotak untuk membatasi lingkaran yang akan dibuat dengan line atau klik dan masukan ukurannya yaitu 21x21. Setelah jadi satu, kemudian copy menjadi sebelas kotak karena desanya ada sebelas desa, dan buat garis bantu pada tengah kotak seperti gambar di bawah ini.
17. Jendela pembuatan kotak dari line
3) Buat lingkaran dengan cara klik masukan diameternya yang sudah dihitung diexel sebelumnya. Setelah semua lingkaran jadi hapus garis bantunya. Kemudian buat sudut dengan cara klik line @ jari-jari < sudut. Misal @ 9 < 60.
(50)
4) Warnai tiap-tiap bagian lingkaran yang telah dibuat dengan cara ketik H →Enter →solid dan pilih warna seperti dibawah ini
Gambar 19. Jendela pewarnaan pada autocad
5) Ubah background menjadi warna putih dengan ketik OP → Enter → Display →Colours → pilih warna putih. Kemudian Export, pada jendela export kita pilih direktori penyimpanan di D
(51)
layout manual dari sebuah view komposisi penduduk, kita dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pilih ToolLayout
(52)
10)Masukkan sumber data dan pembuat peta dengan cara klik toolbars, text maka akan muncul jendela Text Properties. Sumber data dan nama pembuat diletakkan pada sebelah kanan layout peta dibawah inset peta
11)Buat grid peta dengan menggunakan tool
· Pilih View frame yang akan dilayout dan isi interval grid · Tampilkan grid dapat berupa tic mark atau line
· Isikan lebar garis, warna grid, label, front size dan text style · Klik remove untuk mengubah, klik preview untuk melihat hasil
dan klik finish untuk mengakhiri.
(53)
12)Mengexport layout
Untuk mengexport layout yang telah kita buat dapat kita lakukan dengan memilih menu File → Export, pada jendela export kita pilih direktori penyimpanan di D
(54)
b. Mengetahui luasan penggunaan lahan yaitu XTools Update Area, Perimeter, Hectares,and Length. Pada tabel secara otomatis akan bertambah keterangan luasan.
Gambar 25. Jendela XTools
c. Pengeditan Data
Untuk merubah simbol dan warna, kita dapat melakukannya dengan double click terhadap simbol kotak pada theme hingga muncul dialog "legend Editor" yang dapat digunakan untuk meng
(55)
Gambar 26. Jendela Legend Editor dan Fill Pallete
d. Membuat Layout
Setelah View yang diinginkan telah selesai maka langkah selanjutnya adalah pembuatan layout peta. Membuat layout penggunaan lahan langkah-langkahnya sama seperti pembuatan peta di atas dan kemudian diexport.
Gambar 27. Jendela Export Legend Editor
Klik 2X
(56)
3. Peta Kepadatan Penduduk Agraris
Langkah awalnya sama seperti pembuatan peta di atas kemudian,
a. Dari peta administrasi yang telah dibuat, gandakan peta admiistrasi kedalam tiga view yang telah dibuat dengan cara mengaktifkan yang akan kita copy (theme peta administrasi)
(57)
yang terpilih ditandai dengan highlight dengan warna kuning pada recordnya.
e. Gunakan tool untuk mengedit atribut pada tabel.
f. Setelah semua basis data terisi simpan data data atribut yang baru kita masukkan dengan mengklik Table
(58)
j. Membuat Layout
Setelah View yang diinginkan telah selesai maka langkah selanjutnya adalah pembuatan layout peta. Membuat layout kepadatan penduduk agraris tahun 2000. langkah-langkahnya sama seperti pembuatan peta di atas dan kemudian diexport.
(59)
DESA PETAN I NELA YAN INDUS TRI BURU H PEDA GANG ANGK UTAN PNS TNI_P OLRI PENSI UNAN LAINN YA Jumlah
BERMI 2584 0 6 127 112 85 57 1 10 318 3300
KEDUNGBULUS 414 0 0 332 57 11 24 0 3 407 1248
SEMIREJO 987 0 4 208 15 11 41 9 21 0 1296
GEMBONG 2248 0 29 362 63 86 78 21 21 561 3469
WONOSEKAR 314 0 4 86 5 4 47 6 7 741 1214
POHGADING 540 0 0 300 37 8 13 1 6 0 905
KETANGGAN 810 0 2 84 24 29 36 0 6 29 1020
PLUKARAN 669 0 0 59 46 6 5 0 1 0 786
BAGENG 642 0 2 272 60 4 27 4 4 0 1015
KLAKAHKASIHAN 3020 0 0 86 0 0 10 1 0 50 3167
SITILUHUR 699 0 1 96 52 25 21 2 23 0 919
Jumlah 12927 0 48 2012 471 269 359 45 102 2106 18339
C. Hasil
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Pada tahun 2000 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong terbagi menjadi sepuluh kelompok, yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya. (Lihat pada tabel 4)
Tabel 4. Daftar komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2000
Sumber: Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2000
Di Kecamatan Gembong jumlah keseluruhan penduduk yang bermata pencaharian mencapai 18339 jiwa. Jumlah penduduk petani yaitu 12927, terbanyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 3020 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 314 jiwa. Jumlah nelayan di Kecamatan Gembong pada tahun ini tidak ada. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang industri yaitu 48 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 29 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Sitiluhur yaitu hanya 1 jiwa. Jumlah penduduk sebagai buruh yaitu 2012 jiwa, terbanyak terdapat di
(60)
Desa Gembong yaitu 362 jiwa, paling sedikit terdapat di Desa Plukaran 59 yaitu jiwa. Jumlah pedagang mencapai 471 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Bermi yaitu 112 jiwa, dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat pedagang. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan yaitu 269 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 86 jiwa dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS yaitu 359 jiwa,terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 78 jiwa, dan paling sedikit terdapat di Desa Plukaran yaitu 5 jiwa. Jumlah TNI/POLRI yaitu 45 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 21 jiwa, dan di Desa Kedungbulus, Ketanggan, Plukaran tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI/POLRI. Jumlah pensiunan yaitu 102 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Sitiluhur yaitu 23 jiwa dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat pensiunan. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian lainnya (selain mata pencaharian yang telah disebutkan sebelumnya) yaitu 2106 terbanyak terdapat di Desa Wonosekar yaitu 741 jiwa dan di Desa Semirejo, Pohgading, Plukaran, Bageng, dan sitiluhur tidak ada. (Lihat Gambar 30).
(61)
Gambar 30. Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kecamatan Gembong Tahun 2000
(62)
DESA PETAN I NELA YAN INDUS TRI BURU H PEDA GANG ANGK UTAN PNS TNI_P OLRI PENSI UNAN LAINN YA Jumlah
BERMI 2322 0 15 135 96 73 58 1 5 54 2759
KEDUNGBULUS 670 0 20 64 30 36 34 1 2 30 887
SEMIREJO 1210 0 32 141 54 51 40 7 10 120 1665
GEMBONG 2212 21 65 311 78 154 132 24 24 327 3348
WONOSEKAR 350 0 43 51 12 10 48 3 2 345 864
POHGADING 675 0 15 111 40 44 20 3 4 198 1110
KETANGGAN 764 0 7 60 42 14 37 1 2 15 942
PLUKARAN 686 5 31 98 35 25 7 1 1 19 908
BAGENG 985 5 34 242 66 25 39 4 3 30 1433
KLAKAHKASIHAN 2812 0 5 56 57 15 12 1 1 148 3107
SITILUHUR 712 0 4 125 42 23 23 8 8 129 1074
Jumlah 13398 31 271 1394 552 470 450 54 62 1415 18097
Pada tahun 2005 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong terbagi menjadi sepuluh kelompok, sama seperti pada tahun 2000 yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya. (Lihat pada tabel 5)
Tabel 5. Daftar komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2005
Sumber: Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2005
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian di Kecamatan Gembong mencapai 18097 jiwa. Jumlah penduduk petani yaitu 13398, terbanyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 2812 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 350 jiwa. Jumlah nelayan di Kecamatan Gembong pada tahun ini hanya terdapat di Desa Gembong yaitu 21 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang industri yaitu 271 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 65 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Sitiluhur yaitu 4 jiwa. Jumlah penduduk sebagai buruh yaitu 1394 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Semirejo yaitu 141 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 51 jiwa. Jumlah pedagang mencapai 552 jiwa,
(63)
terbanyak terdapat di Desa Bermi yaitu 92 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 12 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan yaitu 470 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 154 jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 10 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS yaitu 450 jiwa,terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 132 jiwa, dan paling sedikit terdapat di Desa Plukaran yaitu 7 jiwa. Jumlah TNI/POLRI yaitu 54 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa, dan di Desa Bermi, Kedungbulus, Ketanggan, Plukaran, dan Klakahkasihan terdapat 1 jiwa. Jumlah pensiunan yaitu 62 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa, di Desa Plukaran dan Klakahkasihan hanya terdapat 1 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian lainnya (selain mata pencaharian yang telah disebutkan sebelumnya) yaitu 1415 terbanyak terdapat di Desa Wonosekar yaitu 345 jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Ketanggan yaitu 15 jiwa.
(64)
Gambar 31. Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kecamatan Gembong Tahun 2005
(65)
DESA PETAN I NELA YAN INDUS TRI BURU H PEDA GANG ANGK UTAN PNS TNI_P OLRI PENSI UNAN LAINN YA Jumlah
BERMI 1314 0 19 198 86 56 59 1 3 27 1763
KEDUNGBULUS 377 0 65 38 26 58 56 2 1 35 658
SEMIREJO 1542 0 54 84 87 69 36 6 0 154 2032
GEMBONG 2072 17 101 329 91 307 164 26 23 287 3417
WONOSEKAR 423 0 72 32 19 14 45 4 3 63 675
POHGADING 1101 3 28 64 41 77 26 5 4 235 1584
KETANGGAN 654 0 5 54 17 8 30 1 2 16 787
PLUKARAN 973 5 67 126 31 14 9 2 0 209 1436
BAGENG 1367 5 54 203 36 31 43 2 2 41 1784
KLAKAHKASIHAN 2029 0 16 152 114 26 13 1 1 367 2719
SITILUHUR 760 0 7 210 29 13 25 16 2 259 1321
JUMLAH 12612 30 488 1490 577 673 506 66 41 1693 18176
Pada tahun 2010 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong tetap sama terbagi menjadi sepuluh kelompok seperti pada tahun 2000 dan tahun 2010 yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya. (Lihat pada tabel 6).
Tabel 6. Daftar komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian tahun 2010
Sumber: Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2010
Pada tahun 2010 jumlah penduduk yang bermata pencaharian mencapai 18176 jiwa. Jumlah penduduk petani yaitu 12612, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 2072 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Kedungbulus yaitu 377 jiwa. Nelayan di Kecamatan Gembong hanya terdapat di Desa Gembong yaitu 17 jiwa, di Desa Pohgading 3 jiwa, Desa Plukaran dan Bageng 5 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang industri yaitu 488 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 101 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Ketanggan yaitu 5 jiwa. Jumlah penduduk sebagai buruh yaitu 1490 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 329 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 32 jiwa. Jumlah pedagang mencapai 577
(66)
jiwa, terbanyak terdapat di Desa klakahkasihan yaitu 114 jiwa paling sedikit terdapat di Desa Ketanggan yaitu 17 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan yaitu 673 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 307 jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Ketanggan yaitu 8 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS yaitu 506 jiwa,terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 164 jiwa, dan paling sedikit terdapat di Desa Plukaran yaitu 9 jiwa. Jumlah TNI/POLRI yaitu 66 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 26 jiwa, dan di Desa Bermi, Ketanggan, dan Klakahkasihan terdapat 1 jiwa. Jumlah pensiunan yaitu 41 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 23 jiwa, di Desa Semirejo dan Plukaran hanya terdapat 1 jiwa. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian lainnya (selain mata pencaharian yang telah disebutkan sebelumnya) yaitu 1693 terbanyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 367 jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Ketanggan yaitu 16 jiwa.
(67)
Gambar 32. Peta Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kecamatan Gembong Tahun 2010
(68)
2. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati yaitu hutan, kebun, lahan kosong, pemukiman, sawah, semak belukar, tegalan/lading, waduk. Lahan paling luas digunakan sebagai tegalan/ladang yaitu 2.971,649 Ha. Dan paling sedikit yaitu digunakan lahan kosong 72,908. (lihat tabel 6).
Tabel 7. Daftar Penggunaan Lahan dan luasan.
NO. PENGGUNAAN Luas (Ha)
1. Hutan 1.070,283
2. Kebun 612,338
3. Lahan Kosong 72,908
4. Pemukiman 884,787
5. Sawah 825,174
6. Semak Belukar 342,859 7. Tegalan/Ladang 2.971,649
8. Waduk 117,197
(69)
(70)
3. Kepadatan Penduduk Agraris
Pada tahun 2000 kelas kepadatan penduduk agraris tertinggi terdapat di Desa Gembong yaitu 70,250 dengan jumlah penduduk 2.248 jiwa dan luas lahan sawah 32,000 Ha. Kelas terendah terdapat di Desa Semirejo yaitu 5,036 dengan jumlah penduduk 987 jiwa dan luas lahan sawah 196,00 Ha. (lihat tabel 7)
Tabel 8. Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2000
No Desa
Jumlah pend. Petani Lahan sawah (Ha) Kepadatan pend. Agraris Kelas
1 Bermi 2.584 42,840 60,317 Tinggi
2 Kedungbulus 414 72,885 5,680 Rendah
3 Semirejo 987 196,000 5,036 Rendah
4 Plukaran 669 52,250 12,804 Rendah
5 Gembong 2.248 32,000 70,250 Tinggi
6 Bageng 642 20,771 30,908 Sedang
7 Wonosekar 314 56,545 5,553 Rendah
8 Ketanggan 810 63,000 12,857 Rendah
9 Sitiluhur 699 196,000 16,643 Rendah
10 Pohgading 540 91,942 5,873 Rendah
11 Klakahkasihan 3.020 154,941 19,491 Rendah
Jumlah 12.927 825,174 245.413
(71)
Gambar 34. Peta Kepadatan Penduduk Agraris Tahun Kecamatan Gembong Tahun 2000
(72)
Pada tahun 2005 kelas kepadatan penduduk agraris tertinggi terdapat di Desa Gembong yaitu 69,125 dengan jumlah penduduk 2.212 jiwa dan luas lahan sawah 32,000 Ha. Kelas terendah terdapat di Desa Semirejo yaitu 6,173 dengan jumlah penduduk 1.210 jiwa dan luas lahan sawah 196,00 Ha. (lihat tabel 8).
Tabel 9. Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2005
No Desa
Jumlah pend. Petani Lahan sawah (Ha) Kepadatan pend. Agraris Kelas
1 Bermi 2.322 42,840 54,202 Tinggi
2 Kedungbulus 670 72,885 9,193 Rendah
3 Semirejo 1.210 196,000 6,173 Rendah
4 Plukaran 686 52,250 13,129 Rendah
5 Gembong 2.212 32,000 69,125 Tinggi
6 Bageng 985 20,771 47,422 Sedang
7 Wonosekar 350 56,545 6,190 Rendah
8 Ketanggan 764 63,000 12,127 Rendah
9 Sitiluhur 712 42,000 16,952 Rendah
10 Pohgading 675 91,942 7,342 Rendah
11 Klakahkasihan 2.812 154,941 18,149 Rendah
Jumlah 13.398 825,174 260,000
(73)
Gambar 35. Peta Kepadatan Penduduk Agraris Tahun Kecamatan Gembong Tahun 2005
(74)
Pada tahun 2010 kelas kepadatan penduduk agraris tertinggi terdapat di Desa Bageng yaitu 65,813 dengan jumlah penduduk 1367 jiwa dan luas lahan sawah 20,771 Ha. Kelas terendah terdapat di Desa Kedungbulus yaitu 5,173 dengan jumlah penduduk 377 jiwa dan luas lahan sawah 72,885 Ha. (lihat tabel 9).
Tabel 10. Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2010
No Desa
Jumlah pend. Petani Lahan sawah (Ha) Kepadatan pend. Agraris Kelas
1 Bermi 1314 42,840 30,672 Sedang
2 Kedungbulus 377 72,885 5,173 Rendah
3 Semirejo 1542 196,000 7,867 Rendah
4 Plukaran 973 52,250 18,622 Rendah
5 Gembong 2072 32,000 64,750 Tinggi
6 Bageng 1367 20,771 65,813 Tinggi
7 Wonosekar 423 56,545 7,481 Rendah
8 Ketanggan 654 63,000 10,381 Rendah
9 Sitiluhur 760 42,000 18,095 Rendah
10 Pohgading 1101 91,942 11,975 Rendah
11 Klakahkasihan 2029 154,941 13,095 Rendah
Jumlah 12612 825,174 253,924
(75)
Gambar 36. Peta Kepadatan Penduduk Agraris Tahun Kecamatan Gembong Tahun 2010
(76)
Dari kepadatan penduduk agraris dari tahun 2000, 2005 dan 2010 maka dapat diperoleh rata-rata kepadatan penduduk agraris tahun 2000, 2005 dan 2010.
Tabel 11. Basis Data Rata-rata Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2000, 2005 dan 2010
(77)
Gambar 37. Peta Rata-rata Kepadatan Penduduk Agraris Tahun Kecamatan Gembong Tahun 2000, 2005 dan 2010
(78)
D. Pembahasan
1. Perubahan Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian terbagi menjadi sepuluh kelompok, yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya.
a. Petani
Petani merupakan mata pencaharian paling banyak yang terdapat di Kecamatan Gembong, baik petani pemilik, ataupun petani penggarap karena di kecamatan ini merupakan pedesaan dengan lahan sawah yang cukup luas yaitu 825,174 Ha. Pada tahun 2000 jumlah petani mencapai 12.927 jiwa, Desa Klakahksihan mempunyai nilai petani tinggi yaitu 3.020 jiwa, dan paling rendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 314 jiwa. Pada tahun 2005 jumlah petani mengalami kenaikan yaitu 13.398 jiwa, Desa Klakahkasihan pada tahun ini sama seperti pada tahun 2000 mempunyai petani yang terbanyak yaitu 2812 jiwa, dan paling rendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 350 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah petani menurun yaitu 12.612 jiwa nilai petani tertinggi terdapat di Desa Gembong yaitu 2072 jiwa, dan nilai terendah terdapat di Desa Kedungbulus yaitu 377 jiwa.
b. Nelayan
Kecamatan Gembong merupakan dataran tinggi, dan letaknya jauh dari laut/pantai, maka penduduk di Kecamatan ini hanya sedikit yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada tahun 2000 tidak ada
(79)
penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada tahun 2005 di Desa Gembong terdapat 21 orang, Desa Plukaran 5 orang dan Desa Bageng 5 orang. Pada tahun 2010 Desa Gembong terdapat 17 orang, Desa Plukaran 5 orang, dan Desa Pohgading terdapat 3 orang.
c. Industri
Pada tahun 2000 jumlah penduduk yang bermata pencaharian di bidang industri mencapai 48 jiwa, industri yang terdapat di Kecamatan Gembong kebanyakan berupa industri mebel atau pengrajin kayu karena di Kecamatan Gembong juga terdapat hutan. Penduduk yang bermata pencaharian di bidang industri terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 26 jiwa, dan di Desa Kedungbulus, Pohgaading, Plukaran, Klakahkasihan tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian dibidang industri. Di bandingkan dengan tahun 2000 pada tahun 2005 jumlahnya mengalami kenaikan yaitu mencapai 271 jiwa, yang terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 65 jiwa dan terendah terdapat di Desa Sitiluhur yaitu 4 jiwa. Pda tahun 2010 jumlahnya mencapai 488 jiwa. Terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 101 jiwa dan terendah terdapat di Desa Pohgading yaitu 5 jiwa.
d. Buruh
Di Kecamatan Gembong terdapat beberapa macam buruh, yaitu buruh industri, buruh bangunan, buruh pertambangan, buruh perdagangan, dan lain-lain. Pada tahun 2000 buruh tertinggi terdapat di Desa Gembong yaitu 362 jiwa, dan terendah terdapat di Desa Plukaran
(80)
yaitu 59 jiwa. Pada tahun 2005 buruh tertinggi juga terdapat di Desa Gembong yaitu 311 jiwa, dan terendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 50 jiwa. Pada tahun 2010 buruh tertinggi di Desa Gembong yaitu 329 jiwa dan terendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 32 jiwa.
e. Pedagang
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk suatu daerah selalu terdapat penjual, pasar, toko, dan lain-lain, begitu juga di Kecamatan Gembong. Maka di Kecamatan Gembong banyak terdapat penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Jumlah pedagang pada tahun 2000 mencapai 471 jiwa, pedagang terbanyak terdapat di Desa Bermi yaitu 112 jiwa dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Pada tahun 2005 jumlah pedagang mencapai 552 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Bermi yaitu 96 jiwa, terendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 12 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah pedagang mencapai 577 jiwa terbanyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 114 jiwa dan terendah terdapat di Desa Ketanggan yaitu 17 jiwa.
f. Angkutan
Untuk memudahkan penduduk dalam beraktivitas dalam kegiatan sehari-hari, untuk menghubungkan penduduk dari desa ke desa maupun desa ke kota, maka diperlukan alat transportasi, di Kecamatan ini terdapat alat transportasi umum berupa angkutan dan ojek. Banyak penduduk yang bermata pencaharian di bidang angkutan ini, Jumlah
(81)
penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan pada tahun 2000 mencapai 269 jiwa. Terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 86 jiwa dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian dibidang angkutan. Pada tahun 2005 jumlahnya mencapai 470 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 154 jiwa dan terendah terdapat di Desa Wonosekar yaitu 10 jiwa. Pada tahun 2010 jumlahnya mencapai 673 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 307 jiwa dan terendah terdapat di Desa Ketanggan yaitu 8 jiwa.
g. PNS
Pada tahun 2000 jumlah PNS mencapai 359 jiwa, PNS tertinggi terdapat di Desa Gembong yaitu 78 jiwa, dan terendah terdapat di Desa Plukaran yaitu 5 jiwa. Pada tahun 2005 jumlah PNS mencapai 450 jiwa, desa dan PNS tertinggi pada tahun ini sama dengan tahun 2000, dan terendah terdapat di Desa Plukaran yaitu 7 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah PNS naik yaitu 506 jiwa. PNS tertinggi terdapat di Desa Gembong dengan jumlah 164 jiwa dan terendah terdapat di Desa Plukaran yaitu 9 jiwa. PNS paling banyak terdapat di Desa Gembong karena desa itu merupakan pusat dari kecamatan Gembong, padat pemukiman dengan jumlah penduduk yang banyak.
h. TNI/POLRI
TNI/POLRI pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 45 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 21 jiwa dan di Desa
(82)
Kedungbulus, Ketanggan, dan Plukaran tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian sebagai TNI/POLRI. Pada tahun 2005 jumlahnya mencapai 54 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa dan terendah terdapat di Desa Bermi, Kedungbulus, Ketanggan, Plukaran, dan Klakahkasihan hanya terdapat 1 jiwa. Pada tahun 2010 jumlahnya mencapai 66 jiwa. Terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 26 jiwa, dan terendah terdapat di Desa Bermi, Ketanggan, Klakahkasihan yaitu hanya 1 jiwa. Beberapa desa di Kecamatan Gembong masih sedikit yang bermata pencaharian sebagai TNI/POLRI karena beberapa desa tersebut merupakan pedesaan.
i. Pensiunan
Pensiunan yang terdapat di Kecamatan Gembong pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 102 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Semirejo dan Gembong yaitu 21 jiwa dan di Desa Klakahkasihan tidak terdapat pensiunan. Pada tahun 2005 jumlah pensiunan mencapai 62 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa dan terendah terdapat di Desa Plukaran dan Klakahkasihan yaitu 1 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah pensiunan mencapai 41 jiwa, terbanayak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa, dan di Desa Semirejo dan Plukaran tidak terdapat pensiunan.
j. Lainnya
Lainnya merupakan penduduk yang bermata pencaharian selain mata pencaharian yang telah disenutkan diatas tersebut. Pada tahun
(83)
2000 jumlahnya mencapai 2106 jiwa, yang terbanyak terdapat di Desa Wonosekar yaitu 746 jiwa, dan di Desa Semirejo, Pohgading, Plukaran, Bageng tidak terdapat penduduk yang bermata pencaharian selain mata pencaharian diatas. Pada tahun 2005 jumlahnya mencapai 62 jiwa terbanyak terdapat di Desa Gembong yaitu 24 jiwa dan terendah terdapat di Desa Plukaran dan Klakahkasihan yaitu 1 jiwa. Pada tahun 2010 jumlahanya paling banyak dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 1693 jiwa, terbanyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 367 jiwa dan terendah terdapat di Desa Ketanggan yaitu 16 jiwa.
2. Penggunaan Lahan
Luas penggunaan lahan di Kecamatan Gembong adalah 7.560.669 Ha. Dari luas penggunaan lahan tersebut tidak semua lahan di Kecamatan Gembong digunakan sebagai lahan sawah saja melainkan ada juga yang digunakan untuk lahan bukan sawah antara lain digunakan untuk hutan, kebun, lahan kosong, pemukiman, semak belukar, tegalan/ladang, dan waduk. Dari data yang ada lahan yang paling luas yaitu tegalan/ladang 2.971,649 Ha. Paling sedikit yaitu lahan kosong 72,908 Ha. (lihat tabel 6).
3. Kepadatan Penduduk Agraris.
Dari data jumlah penduduk petani dari tahun 2000, 2005, 2010, dan luasan lahan pertanian dapat diketahui kepadatan penduduk agraris, yaitu banyaknya penduduk petani per satuan luas lahan pertanian.
Pada tahun 2000 jumlah penduduk petani Kecamatan Gembong berjumlah 12.927 jiwa dari jumlah penduduk keseluruhan 42.083 jiwa.
(84)
Jumlah penduduk petani di tahun 2000 yang paling banyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 3.020 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk 6.080 jiwa dengan luas lahan pertanian 154,941 Ha. Penduduk petani yang paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 314 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk 1.569 jiwa dengan luas lahan pertanian 56,545 Ha. (lihat Tabel 7)
Pada tahun 2005 jumlah penduduk petani Kecamatan Gembong berjumlah 13.398 jiwa dari jumlah penduduk keseluruhan 40.752 jiwa. Jumlah penduduk petani di tahun 2005 yang paling banyak terdapat di Desa Klakahkasihan yaitu 2.812 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk 5.905 jiwa dengan luas lahan pertanian 154,941 Ha. Penduduk petani yang paling sedikit terdapat di Desa Wonosekar yaitu 350 jiwa dari keseluruhan penduduk 1512 jiwa dengan luas lahan 56,545 Ha.
Dibandingkan jumlah penduduk petani Kecamatan Gembong di tahun 2000, penduduk petani di Kecamatan Gembong pada tahun2005 mengalami kenaikan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk petani mencapai 12.927 jiwa, dan pada tahun 2005 jumlah penduduk petani mencapai 13.398 jiwa. (lihat Tabel 8)
Pada tahun 2010 jumlah penduduk petani Kecamatan Gembong berjumlah 12.612 jiwa dari jumlah penduduk keseluruhan 42.618 jiwa. Jumlah penduduk petani di tahun 2010 yang paling banyak terdapat di Desa Gembong yaitu 2.072 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk 8.987 jiwa dengan luas lahan pertanian 32,000 Ha. Penduduk petani yang paling sedikit
(85)
terdapat di Desa Kedungbulus yaitu 377 jiwa dari keseluruhan penduduk 2.439 jiwa dengan luas lahan 72,885Ha.
Dibandingkan jumlah penduduk petani Kecamatan Gembong pada tahun 2005, penduduk petani Kecamatan Gembong mengalami penurunan. Pada tahun 2005 jumlah penduduk petani mencapai 13.398 jiwa, dan pada tahun 20010 jumlah penduduk petani mencapai 12.612 jiwa. (lihat Tabel 9)
(86)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Dari tahun 2000, 2005 dan 2010 komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong terbagi menjadi sepuluh kelompok, yaitu petani, nelayan, industri, buruh, pedagang, angkutan, PNS, TNI/POLRI, pensiunan, dan lainnya. Mayoritas penduduk di Kecamatan Gembong bermata pencaharian sebagai petani.
2.Penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati yaitu hutan, kebun, lahan kosong, pemukiman, sawah, semak belukar, tegalan/lading, waduk. Lahan paling luas digunakan sebagai tegalan/ladang yaitu 2.971,649 Ha, dan paling sedikit yaitu digunakan lahan kosong 72,908.
3.Dari tahun 2000, 2005 dan 2010 kepadatan penduduk dengan criteria tertinggi terdapat di Desa Bermi, Gembong dan Bageng.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian tentang Pemetaan Perubahan Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian tahun 2000,
(87)
2005 dan 2010 Di Kecamatan Gembong Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah :
1. Perlu adanya penyajian data dalam bentuk peta, karena peta sangat penting dan dapat memberikan keterangan yang lebih mudah dan di pahami. 2. Peningkatan kualitas kerja pegawai Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Pati agar data-datanya lebih tersimpan dan terawat dengan baik.
3. Perlu ditingkatkan pencatatan kependudukan di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
4. Perlu adanya pemetaan komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.
(88)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2000 . Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2000. Pati: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2005 . Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2005. Pati: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2010 . Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2010. Pati: Badan Pusat Statistik.
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS. Yogyakarta: Andi.
Fakultas Ilmu Sosial. 2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan, dan Penilaian Skripsi Mahasiswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Juhadi dan Setyowati, Dewi Liesnoor. 2001. Desain dan Komposisi Peta
Tematik. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Aziz, Lukman. 1985. Peta Tematik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi.
Bandung: Informatika.
Sugiyanto dan Amien, moch. 1982. Pengantar demografi. Semarang: IKIP Semarang.
(89)
Basis Data Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2000
DESA PETANI NELAYAN INDUSTRI BURUH PEDAGANG ANGKUTAN PNS TNI_POLRI PENSIUNAN LAINNYA Jumlah Diameter
BERMI 2584 0 6 127 112 85 57 1 10 318 3300 18
KEDUNGBULUS 414 0 0 332 57 11 24 0 3 407 1248 7
SEMIREJO 987 0 4 208 15 11 41 9 21 0 1296 7
GEMBONG 2248 0 29 362 63 86 78 21 21 561 3469 19
WONOSEKAR 314 0 4 86 5 4 47 6 7 741 1214 7
POHGADING 540 0 0 300 37 8 13 1 6 0 905 5
KETANGGAN 810 0 2 84 24 29 36 0 6 29 1020 6
PLUKARAN 669 0 0 59 46 6 5 0 1 0 786 4
BAGENG 642 0 2 272 60 4 27 4 4 0 1015 6
KLAKAHKASIHAN 3020 0 0 86 0 0 10 1 0 50 3167 17
SITILUHUR 699 0 1 96 52 25 21 2 23 0 919 5
Jumlah 12927 0 48 2012 471 269 359 45 102 2106 18339 100
Sumber : BPS Kabupaten Pati
Cara Menentukan Diameter:
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dalam satu desa X 100 =
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian semua desa 3300 x 100
=
18339
(90)
Penduduk mata pencaharian satu desa X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian dalam satu desa Misal
Penduduk petani Desa Bermi X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian Desa Bermi 2584 X 360
=
3300
= 281.9
DESA PETANI
NELAYA N INDUSTR I BURU H PEDAGAN G ANGKUTA
N PNS TNI_POLRI
PENSIUNA N
LAINNY
A Jumlah
BERMI 281.9 0.0 0.7 13.9 12.2 9.3 6.2 0.1 1.1 34.7 360
KEDUNGBULUS 119.4 0.0 0.0 95.8 16.4 3.2 6.9 0.0 0.9 117.4 360
SEMIREJO 274.2 0.0 1.1 57.8 4.2 3.1 11.4 2.5 5.8 0.0 360
GEMBONG 233.3 0.0 3.0 37.6 6.5 8.9 8.1 2.2 2.2 58.2 360
WONOSEKAR 93.1 0.0 1.2 25.5 1.5 1.2 13.9 1.8 2.1 219.7 360
POHGADING 214.8 0.0 0.0 119.3 14.7 3.2 5.2 0.4 2.4 0.0 360
KETANGGAN 285.9 0.0 0.7 29.6 8.5 10.2 12.7 0.0 2.1 10.2 360
PLUKARAN 306.4 0.0 0.0 27.0 21.1 2.7 2.3 0.0 0.5 0.0 360
BAGENG 227.7 0.0 0.7 96.5 21.3 1.4 9.6 1.4 1.4 0.0 360
KLAKAHKASIHAN 343.3 0.0 0.0 9.8 0.0 0.0 1.1 0.1 0.0 5.7 360
(91)
Basis Data Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2005
DESA PETANI NELAYAN INDUSTRI BURUH PEDAGANG ANGKUTAN PNS TNI_POLRI PENSIUNAN LAINNYA Jumlah Diameter
BERMI 2322 0 15 135 96 73 58 1 5 54 2759 15.2
KEDUNGBULUS 670 0 20 64 30 36 34 1 2 30 887 4.9
SEMIREJO 1210 0 32 141 54 51 40 7 10 120 1665 9.2
GEMBONG 2212 21 65 311 78 154 132 24 24 327 3348 18.5
WONOSEKAR 350 0 43 51 12 10 48 3 2 345 864 4.8
POHGADING 675 0 15 111 40 44 20 3 4 198 1110 6.1
KETANGGAN 764 0 7 60 42 14 37 1 2 15 942 5.2
PLUKARAN 686 5 31 98 35 25 7 1 1 19 908 5.0
BAGENG 985 5 34 242 66 25 39 4 3 30 1433 7.9
KLAKAHKASIHAN 2812 0 5 56 57 15 12 1 1 148 3107 17.2
SITILUHUR 712 0 4 125 42 23 23 8 8 129 1074 5.9
Jumlah 13398 31 271 1394 552 470 450 54 62 1415 18097 100
Sumber : BPS Kabupaten Pati
Cara Menentukan Diameter:
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dalam satu desa X 100 =
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian semua desa 2759 x 100
=
18097
(92)
Penduduk mata pencaharian satu desa X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian dalam satu desa Misal
Penduduk petani Desa Bermi X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian Desa Bermi 2322 X 360
=
2759
= 302.98
DESA PETANI
NELAYA N
INDUSTR
I BURUH
PEDAGAN G
ANGKUTA
N PNS
TNI_POLR I
PENSIUNA N
LAINNY
A Jumlah
BERMI 302.98 0.00 1.96 17.62 12.53 9.53 7.57 0.13 0.65 7.05 360.00
KEDUNGBULUS 271.93 0.00 8.12 25.98 12.18 14.61 13.80 0.41 0.81 12.18 360.00
SEMIREJO 261.62 0.00 6.92 30.49 11.68 11.03 8.65 1.51 2.16 25.95 360.00
GEMBONG 237.85 2.26 6.99 33.44 8.39 16.56 14.19 2.58 2.58 35.16 360.00
WONOSEKAR 145.83 0.00 17.92 21.25 5.00 4.17 20.00 1.25 0.83 143.75 360.00
POHGADING 218.92 0.00 4.86 36.00 12.97 14.27 6.49 0.97 1.30 64.22 360.00
KETANGGAN 291.97 0.00 2.68 22.93 16.05 5.35 14.14 0.38 0.76 5.73 360.00
PLUKARAN 271.98 1.98 12.29 38.85 13.88 9.91 2.78 0.40 0.40 7.53 360.00
BAGENG 247.45 1.26 8.54 60.80 16.58 6.28 9.80 1.00 0.75 7.54 360.00
KLAKAHKASIHA
N 325.82 0.00 0.58 6.49 6.60 1.74 1.39 0.12 0.12 17.15 360.00
(93)
Basis Data Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010
DESA PETANI NELAYAN INDUSTRI BURUH PEDAGANG ANGKUTAN PNS TNI_POLRI PENSIUNAN LAINNYA JUMLAH Diameter
BERMI 1314 0 19 198 86 56 59 1 3 27 1763 10
KEDUNGBULUS 377 0 65 38 26 58 56 2 1 35 658 4
SEMIREJO 1542 0 54 84 87 69 36 6 0 154 2032 11
GEMBONG 2072 17 101 329 91 307 164 26 23 287 3417 19
WONOSEKAR 423 0 72 32 19 14 45 4 3 63 675 4
POHGADING 1101 3 28 64 41 77 26 5 4 235 1584 9
KETANGGAN 654 0 5 54 17 8 30 1 2 16 787 4
PLUKARAN 973 5 67 126 31 14 9 2 0 209 1436 8
BAGENG 1367 5 54 203 36 31 43 2 2 41 1784 10
KLAKAHKASIHAN 2029 0 16 152 114 26 13 1 1 367 2719 15
SITILUHUR 760 0 7 210 29 13 25 16 2 259 1321 7
JUMLAH 12612 30 488 1490 577 673 506 66 41 1693 18176 100
Sumber : BPS Kabupaten Pati
Cara Menentukan Diameter:
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dalam satu desa X 100 =
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian semua desa 1763 x 100
=
18176
(1)
81
Lampiran 3
Basis Data Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010
DESA PETANI NELAYAN INDUSTRI BURUH PEDAGANG ANGKUTAN PNS TNI_POLRI PENSIUNAN LAINNYA JUMLAH Diameter
BERMI 1314 0 19 198 86 56 59 1 3 27 1763 10
KEDUNGBULUS 377 0 65 38 26 58 56 2 1 35 658 4
SEMIREJO 1542 0 54 84 87 69 36 6 0 154 2032 11
GEMBONG 2072 17 101 329 91 307 164 26 23 287 3417 19
WONOSEKAR 423 0 72 32 19 14 45 4 3 63 675 4
POHGADING 1101 3 28 64 41 77 26 5 4 235 1584 9
KETANGGAN 654 0 5 54 17 8 30 1 2 16 787 4
PLUKARAN 973 5 67 126 31 14 9 2 0 209 1436 8
BAGENG 1367 5 54 203 36 31 43 2 2 41 1784 10
KLAKAHKASIHAN 2029 0 16 152 114 26 13 1 1 367 2719 15
SITILUHUR 760 0 7 210 29 13 25 16 2 259 1321 7
JUMLAH 12612 30 488 1490 577 673 506 66 41 1693 18176 100
Sumber : BPS Kabupaten Pati
Cara Menentukan Diameter:
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian dalam satu desa X 100 =
Jumlah penduduk yang bermata pencaharian semua desa 1763 x 100
=
18176
(2)
82
Cara Menentukan Sudut:
Penduduk mata pencaharian satu desa X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian dalam satu desa Misal
Penduduk petani Desa Bermi X 360 =
Jumlah penduduk semua rmata pencaharian Desa Bermi 1314 X 360
=
1763
= 268
DESA PETANI NELAYAN INDUSTRI BURUH PEDAGANG ANGKUTAN PNS TNI_POLRI PENSIUNAN LAINNYA JUMLAH
BERMI 268 0 4 40 18 11 12 0 1 6 360
KEDUNGBULUS 206 0 36 21 14 32 31 1 1 19 360
SEMIREJO 273 0 10 15 15 12 6 1 0 27 360
GEMBONG 218 2 11 35 10 32 17 3 2 30 360
WONOSEKAR 226 0 38 17 10 7 24 2 2 34 360
POHGADING 250 1 6 15 9 18 6 1 1 53 360
KETANGGAN 299 0 2 25 8 4 14 0 1 7 360
PLUKARAN 244 1 17 32 8 4 2 1 0 52 360
BAGENG 276 1 11 41 7 6 9 0 0 8 360
KLAKAHKASIHAN 269 0 2 20 15 3 2 0 0 49 360
(3)
Lampiran 4
Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2000 NO Desa Jumlah Penduduk
Petani
Luas Lahan Pertanian
kepadatan
Penduduk Agraris Kelas
1 Bermi 2584 42.840 60.317 Tinggi
2 Kedungbulus 414 72.885 5.680 Rendah
3 Semirejo 987 196.000 5.036 Rendah
4 Plukaran 669 52.250 12.804 Rendah
5 Gembong 2248 32.000 70.250 Tinggi
6 Bageng 642 20.771 30.908 Sedang
7 Wonosekar 314 56.545 5.553 Rendah
8 Ketanggan 810 63.000 12.857 Rendah
9 Sitiluhur 699 42.000 16.643 Rendah
10 Pohgading 540 91.942 5.873 Rendah
11 Klakahkasihan 3020 154.941 19.491 Rendah
Jumlah 12.927 825.174 245.413
Sumber : Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2000
Cara Penentuan kepadatan penduduk agraris : = Jumlah Penduduk Petani
Luas Lahan Pertanian
= 2584 = = 60.317 Jiwa/Ha
42.84
Cara Penentuan Interval kelas untuk kepadatan penduduk agraris : K P. Agraris Tertinggi - K P. Agraris Terendah
Kriteria Jumlah Kelas
= 70.250-5.036 = 21.738 Jiwa/Ha 3
Interval Kelas Kepadatan Pend. Agraris
5.036-26.774 Rendah
26.775-48.513 Sedang
(4)
Lampiran 5
Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2005
NO DESA Luas Lahan
Pertanian
Jumlah Penduduk Petani
Kepadatan Penduduk
Agraris Kelas
1 Bermi 42.840 2322 54.202 Tinggi
2 Kedungbulus 72.885 670 9.193 Rendah
3 Semirejo 196.000 1210 6.173 Rendah
4 Wonosekar 56.545 350 6.190 Rendah
5 Gembong 32.000 2212 69.125 Tinggi
6 Plukaran 52.250 686 13.129 Rendah
7 Bageng 20.771 985 47.422 Sedang
8 Pohgading 91.942 675 7.342 Rendah
9 Klakahkasian 154.941 2812 18.149 Rendah
10 Ketanggan 63.000 764 12.127 Rendah
11 Sitiluhur 42.000 712 16.952 Rendah
JUMLAH 825.174 13398 260.00
Sumber : Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2005
Cara Penentuan untuk kepadatan penduduk agraris : = Jumlah Penduduk Petani
Luas Lahan Pertanian
= 2322 = 54,202 Jiwa/Ha
42.84
Cara Penentuan Interval kelas untuk kepadatan penduduk agraris : K P. Agraris Tertinggi - K P. Agraris Terendah
Kriteria Jumlah Kelas
= 69.125-6.173 = 20.984 Jiwa/Ha 3
Interval Kelas Kepadatan Pend. Agraris
4.595-26.105 Rendah
26.106-47.616 Sedang
(5)
Lampiran 6
Basis Data Kapadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2010
NO DESA Luas Lahan
Pertanian
Jumlah Penduduk Petani
Kepadatan Penduduk
Agraris Kelas
1 Bermi 42.840 1314 30.672 Sedang
2 Kedungbulus 72.885 377 5.173 Rendah
3 Semirejo 196.000 1542 7.867 Rendah
4 Wonosekar 56.545 423 7.481 Rendah
5 Gembong 32.000 2072 64.750 Tinggi
6 Plukaran 52.250 973 18.622 Rendah
7 Bageng 20.771 1367 65.813 Tinggi
8 Pohgading 91.942 1101 11.975 Rendah
9 Klakahkasian 154.941 2029 13.095 Rendah
10 Ketanggan 63.000 654 10.381 Rendah
11 Sitiluhur 42.000 760 18.095 Rendah
JUMLAH 825174 12612 253.92
Sumber : Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2010
Cara Penentuan untuk kepadatan penduduk agraris : = Jumlah Penduduk Petani
Luas Lahan Pertanian
= 1314 = 30,672 Jiwa/Ha
42.84
Cara Penentuan Interval kelas untuk kepadatan penduduk agraris : K P. Agraris Tertinggi - K P. Agraris Terendah
Kriteria Jumlah Kelas
= 65.813-5.173 = 20.213 Jiwa/Ha
3
Interval Kelas Kepadatan Pend. Agraris
5.173-25.386 Rendah
25.387-45.600 Sedang
(6)
Lampiran 7
Kepadatan Penduduk Agraris Kecamatan Gembong Tahun 2000, 2005 dan 2010 No Desa Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2010 Rata-rata Kelas
1 Bermi 60.317 54.202 30.672 48.397 Tinggi
2 Kedungbulus 5.680 9.193 5.173 6.682 Rendah
3 Semirejo 5.036 6.173 7.867 6.359 Rendah
4 Plukaran 12.804 13.129 18.622 14.852 Rendah
5 Gembong 70.250 69.125 64.75 68.042 Tinggi
6 Bageng 30.908 47.422 65.813 48.048 Tinggi
7 Wonosekar 5.553 6.190 7.481 6.408 Rendah
8 Ketanggan 12.857 12.127 10.381 11.788 Rendah
9 Sitiluhur 16.643 16.952 18.095 17.230 Rendah
10 Pohgading 5.873 7.342 11.975 8.397 Rendah
11 Klakahkasihan 19.491 18.149 13.095 16.912 Rendah
Sumber: Kecamatan Gembong Dalam Angka Tahun 2000, 2005 dan 2010
Cara Penentuan Interval kelas untuk kepadatan penduduk agraris : Rata-rata K P. Agraris Tertinggi