Pemberian insulin Departemen Ilmu Kesehatan Anak - FKUI

76 Tata Laksana Ketoasidosis Diabetik pada Anak tabel 1. 5 Kehilangan cairan dan elektrolit pada KAD dapat terjadi akibat poliuria, hiperventilasi, serta akibat muntah dan diare. 3 Pemeriksaan analisis gas darah dan pemeriksaan laboratorium lainnya serta penurunan berat badan tidak mampu memberikan petunjuk yang akurat tentang derajat dehidrasi. Jika kesulitan menentukan derajat dehidrasi maka dapat digunakan dehidrasi derajat sedang sambil memantau respons klinis penderita pada saat resusitasi cairan. 8-10 Perhitungan kebutuhan cairan pada penderita KAD dilakukan dengan menghitung derajat dehidrasi kemudian ditambahkan dengan defisit cairan serta kebutuhan rumatan selama 48 jam. Langkah-langkah penghitungan kebutuhan cairan KAD seperti dibawah ini. 11 - Tentukan derajat dehidrasi : … A - Tentukan defisit cairan : A x BB kg x 1000 = B mL - Hitung kebutuhan rumatan dalam 48 jam : C mL - Hitung kebutuhan total dalam 48 jam : B+C mL - Hitung tetesan perjam : B+C48 jam = …mLjam Cairan pilihan untuk resusitasi pada penderita KAD tanpa syok adalah NaCl 0,9. Jika terdapat keadaan syok maka dapat diberikan NaCl 0,9 atau ringer laktat sebanyak 20 mL kg BB bolus melalui infus secepatnya dan dapat diulang kembali sesuai dengan respons klinis penderita. Akses intraoseus jarang sekali dilakukan tetapi dapat dipertimbangkan jika gagal mendapatkan akses intravena. 5,6,12 Perhitungan cairan setelah resusitasi awal termasuk dalam perhitungan total kebutuhan cairan dalam 48 jam. Produksi urin tidak dimasukkan dalam perhitungan kebutuhan cairan dalam 48 jam. 5 Setelah resusitasi awal maka pemberian cairan untuk defisit dan kebutuhan rumatan dipilih cairan yang memiliki tonisitas sama atau lebih rendah dari NaCl 0,9 dengan menambahkan kalium klorida KCl atau kalium fosfat KPO4 atau kalium asetat. Pemberian NaCl 0,9 dalam jumlah besar dapat menyebabkan hiperkloremik. Jika sudah memungkinkan diberikan cairan oral maka dapat diberikan cairan per oral dan jumlah cairan intravena dikurangi. 5,6,12 Pemberian asupan oral harus sudah dimulai kurang dari 24 jam kecuali bila terdapat sakit berat atau pada penderita usia sangat muda. 5

3. Pemberian insulin

Pemberian insulin bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan menekan proses lipolisis dan ketogenesis. Pemberian insulin dilakukan segera setelah resusitasi cairan awal. Pemberian resusitasi cairan yang adekuat saja akan dapat menurunkan gula darah sekitar 180-270 mgdL. 5 Insulin diberikan melalui jalur intravena. 5,6 Jenis insulin yang diberikan adalah insulin reguler dengan dosis 0,1 unitkgBBjam contoh pengenceran 5 unit insulin reguler 77 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXIV dalam 50 mL NaCl 0,9, 1 mL = 0,1 unit insulin hingga terjadi perbaikan klinis dan laboratorium. Perbaikan laboratorium ditandai dengan pH 7,3; bikarbonat 15 mEqL dan atau anion gap mendekati normal. Pemberian insulin bolus tidak dianjurkan karena akan meningkatkan risiko terjadinya edema serebri. Pada penderita yang sensitif terhadap insulin maka dapat diberikan dosis yang lebih rendah yaitu sebesar 0,05 unitkgBBjam. 5,6,12 Selama proses resusitasi kadar gula darah akan turun secara bertahap. Pemberian insulin akan menurunkan kadar gula darah sekitar 36-90 mgdL jam. Target gula darah yang diharapkan selama proses resusitasi dan terapi insulin intravena berkisar antara 250-300 mgdL dan untuk menjaga gula darah dalam kadar tersebut seringkali diperlukan tambahan glukosa dengan kosentrasi 5 dan jika perlu dapat ditambahkan glukosa dengan kosentrasi 10 atau 12,5. Jika penurunan gula darah terlalu cepat melebihi 90 mgdL jam maka dapat dipertimbangkan pemberian tambahan infus glukosa tanpa harus menunggu kadar glukosa darah 250-300 mgdL. 5,6,12 Penggantian insulin dari intravena ke subkutan dapat dilakukan jika keadaan ketoasidosis telah teratasi dan penderita dapat minum per oral tanpa muntah. Saat terbaik pengalihan insulin intravena ke subkutan adalah sebelum waktu makan tiba. Insulin intravena dihentikan 60 menit setelah pemberian insulin rapid subkutan atau 60-120 menit setelah pemberian insulin reguler. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan insulin subkutan diserap dan bekerja dengan baik. Pengalihan insulin intravena ke subkutan diikuti dengan penghentian cairan intravena secara bertahap. Selanjutnya kadar gula darah harus tetap dipantau hingga diperoleh dosis insulin yang paling tepat sesuai dengan target gula darah yang diinginkan. 5,11

4. Koreksi asidosis dan elektrolit