Deskripsi Permasalahan Penelitian

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Usaha yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (Jurusan Bangunan) dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja (Industri jasa Konstruksi), Untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di bidang industri jasa konstruksi dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja di industri jasa konstruksi tersebut. deskripsi dari apa yang dimaksud tersebut, peneliti telah melakukan sebuah penelitian dengan mengambil 6 Lokasi penelitian yaitu:

1. Sekolah Menengah Kejuruan di kota Surakarta yang Menyediakan Jurusan Bangunan

a. SMK Negeri 2 Surakarta

b. SMK Negeri 5 Surakarta

2. Industri jasa konstruksi

a. CV. Astha Bhawana (Perusahaan Konsultan perencana dan Pengawasan).

b. CV. Candrakirana Design Centre (Perusahaan perencanaan dan perancangan arsitektur).

c. CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) (Perusahaan Kontraktor Pelaksana).

3. Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta. Deskripsi lengkap mengenai pokok permasalahan penelitian di atas adalah

sebagai berikut:

1. Upaya Sekolah dalam Mempersiapkan Lulusannya

Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SMK dalam mempersiapkan Lulusan bangunan adalah dengan melakukan survey langsung ke lokasi penelitian, dan wawancara dengan pihak sekolah, dan diperoleh hasil sebagai berikut: Untuk mengetahui upaya yang dilakukan SMK dalam mempersiapkan Lulusan bangunan adalah dengan melakukan survey langsung ke lokasi penelitian, dan wawancara dengan pihak sekolah, dan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 5 Surakarta

a. Tabel 4.4 Data inventaris Bengkel praktek kayu mesin No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Mesin pelobang

1 Baik

2. Gergaji belah

1 Sedang

3. Gergaji pita

1 Baik

4. Pengasah pisau ketam

1 Baik

5. Gergaji lengan

1 Baik

6. Mesin ketam perata

1 Baik

7. Gergaji meja

2 Baik

8. Mesin ketam

1 Baik

9. Mesin bubut kayu

2 Sedang

10. Ketam multi

1 Baik

11. Gergaji pita kecil

13. Alat pemadam

1 Baik

14. Bor vertical

16. Palu kayu/ ganden

18. Gergaji tangan

17 Sedang

19. Bor tangan/engkol

21. Pahat (ukuran ¼", ¾" ,1" , 1½") 9, 12, 10, 10 Sedang

22. Trimer/roter

3 Sedang

23. Mesin amplas

25. Ketam mesin

2 Baik

26. Pahat bubut

25 Sedang

27. Gergaji besi

2 Sedang

28. Penggaris segitiga

1 Sedang

29. Bor pistol

2 Sedang

30. Pahat (ukuran 5/8", 1/2", 3/8") 15, 7, 8

Baik

31. Palu besi/martil

35. Klem (bentuk F, C, Panjang)

Baik

36. Tempat oil

2 Baik

15 Sedang Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

37. Mata bor

b. Tabel 4.5 Data inventaris Bengkel praktek kayu tangan No.

Nama / Jenis Barang

2. Palu besi

4. Meteran lipat

34 Sedang

5. Kakak tua

9. Bor tangan

11. Pahat (ukuran 3/4", 1", 5/8", 1/2", 3/8",

13. Batu asah

14 Sedang

21 Sedang Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

14. Palu kayu

c. Tabel 4.6 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Thuwel/sendok spesi

4. Palu besi/martil

8. Catut/kakak tua

5 Baik

9. Water pas

15. Siku besar

29 Baik

16. Gergaji ratono

20. Kunci pembengkok

7 Baik

21. Pemotong keramik/tegel

1 Baik

22. Molen

1 Baik

23. Cetakan gisum

5 Baik

24. Kloset jongkok

5 Baik

23 Sedang Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

25. Helem kerja

d. Tabel 4.7 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Pesawat penyipat datar

1 Baik Muto Level Top Can

2. Pesawat penyipat datar

1 Baik Kango

3. Pes pen datar saklisma

1 Baik C3Z/D

4. Pes pen datar eygpille

1 Rusak

5. Theodoli + H

1 Rusak

6. Statif kaki tiga

5 Sedang

7. Bak ukur

1 Baik

8. Rol meter

11. Payung kerja

3 Baik

40 Baik Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

12. Yalon

e. Tabel 4.8 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Meja gambar tangan

30 Baik

2. Komputer autocad (guru)

2 Baik

3. Komputer autocad (siswa)

36 Baik

2 Baik Sumber: Arsip SMK N 5 Surakarta

4. White board

2. Data intentaris laboratorium praktek SMK N 2 Surakarta

a. Tabel 4.9 Data inventaris Bengkel Teknik Perkayuan No.

Nama / Jenis Barang Jumlah Kondisi

1. Mesin ketam perata

2 Baik

2. Mesin ketam penebal

1 Baik

3. Mesin ketam penebal

1 Rusak berat

4. Mesin gergaji bundar bermeja

1 Baik

5. Mesin gergaji bundar bermeja

1 Cukup baik

6. Mesin gergaji 1 radikal berlengan

1 Rusak berat

7. Mesin gergaji lengan radikal

1 Cukup baik

8. Mesin pita

1 Cukup baik

9. Mesin pita

1 Rusak berat

10. Mesin pahat pelobang wakdin

2 Cukup

11. Mesin pembuat sponeng profil

1 Cukup baik

12. Mesin pembuat sponeng profil

1 Cukup baik

13. Mesin pembuat sponeng profil

1 Cukup baik

14. Mesin bubut kayu

1 Cukup baik

15. Mesin bubut kayu (bubut)

1 Cukup baik

16. Mesin gerinda ketam (bubut)

1 Rusak berat

17. Mesin gerinda kombinasi jaya

1 Cukup baik

18. Mesin bor bulat

1 Cukup baik

19. Penyambung daun gergaji pita

1 Buruk

20. Chain mortising machine

1 Cukup baik

21. Compresor

1 Buruk sekali

22. Saw dust extractor fan

4 Buruk sekali

23. Lemari besi

2 Baik

24. Filling besi/metal

1 Baik

25. Lemari kayu

1 Baik

26. Meja tulis

2 Baik

27. Kursi tangan

3 Baik

28. Kursi biasa

1 Baik

29. Compresor finishing

1 Baik

30. Spray gun finishing

1 Baik

31. FSR intec palm sander

2 Baik

32. Mesin router

2 Baik

33. Stapler gun KL

2 Baik

34. Lemari besi

2 Baik

35. Rak kayu

2 Baik

36. Meja tambahan

18 Baik

2 Baik Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

37. Kursi biasa

b. Tabel 4.10 Data inventaris Bengkel praktek plumbing No.

Nama / Jenis Barang

10 Cukup baik

2. Ragum pipa

5 Cukup baik

3. Ragum rantai

7 Cukup

4. Pembengkok pipa

2 Cukup baik

5. Seney

7 Cukup baik

6. Seney

2 Baik

7. Mesin gerinda

1 Baik

8. Mesin bor

10. Mesin Pres Hidrolik (punsh)

2 Baik

9 Baik Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

11. Perkakas standar lainya

c. Tabel 4.11 Data inventaris Bengkel praktek kerja batu No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Pemotong besi beton

1 Cukup

2. Tanggem

5 Cukup baik

3. Mesin penggetar

5. Elektrik dying oven

1 Cukup

6. Concret test hammer

2 Cukup baik

7. Pesawat vicat

3 Cukup

8. Perkakas pengangkat

5 Baik bermesin

9. Perkakas bengkel kayu

4 Baik

1 Baik Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

10. Peralatan las

d. Tabel 4.12 Data inventaris Bengkel praktek ukur tanah No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Pesawat theodolit

1 Cukup baik

2. Theodolit (transit)

1 Rusak

3. Theodolit (minut reading)

2 Baik

4. Pesawat penyipat datar

1 Cukup baik

5. Pesawat penyipat datar

1 Baik

6. Automatic builder level

1 Baik

7. Prisma

2 Cukup baik

8. Prisma

4 Cukup baik

9. Planemeter

2 Cukup baik

10. Planemeter

1 Baik

11. Bak pembaca

9 Cukup

12. Bak pembaca

2 Baik Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

15. Bousule Trauche

e. Tabel 4.13 Data inventaris Bengkel Gambar bangunan No.

Nama / Jenis Barang

Jumlah

Kondisi

1. Papan tulis

1 Baik

2. Komputer autocad (guru)

1 Baik

3. Komputer autocad (siswa)

36 Baik

4. Lemari kayu

4 Baik

5. Meja tulis

2 Baik

6. Kursi tangan

1 Baik

7. Meja gambar

32 Baik

8. Meubelier lain

1 Baik Sumber: Arsip SMK N 2 Surakarta

10. Proyektor

Data yang tersaji di atas SMK N 5 dan SMK N 5 Surakarta telah memiliki peralatan yang lengkap walaupun tidak semua alat yang dimiliki masih dalam kondisi baik, akan tetapi dapat dikatakan bahwa lebih dari 90% peralatan yang dimiliki SMK N 5 dan SMK N 5 masih cukup baik dan layak digunakan. Disamping mengenai kondisi peralatan praktek yang baik, jumlah alat yang dimiliki kedua sekolah yaitu SMK N 5 dan SMK N 5 cukup memadai untuk digunakan praktikum, hal ini didasari dari jumlah siswa rata rata setiap program bangunan yaitu kurang lebih 30 siswa.

Peneliti juga melakukan pengambilan data melalui observasi langsung dan wawancara dan berikut adalah kutipan wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa Lab yang dimiliki SMK N 5 Surakarta sudah memadai untuk praktek siswa SMK bangunan. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), meyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta memiliki Lab yang sangat mendukung karena memang banyak peralatan yang sudah dimiliki, bahkan Lab Perkayuan sudah digunakan Siswa untuk menerima order pekerjaan dari industri (khususnya bidang furniture) ini menunjukkan SMK N 2 Surakarta telah diakui dunia industri bahwa sekolah ini dipercaya untuk mengerjakan order pekerjaan mereka.

Menurut penelitian langsung oleh peneliti di lokasi penelitian memang dapat disimpulkan bahwa SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta memang memiliki lab yang lengkap itu dibuktikan dengan tersedianya peralatan praktek dengan jumlah yang cukup dan lengkap.

b. Kompetensi yang dimiliki oleh lulusan bangunan Menurut data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009 ) dan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009) , kompetensi yang dimiliki lulusan SMK Bangunan antara lain:

Kompetensi Lulusan Gambar Bangunan:

1. Menggambar teknik dasar.

2. Membaca dan menerjemahkan gambar konstruksi.

3. Merencanakan dan mengatur pekerjaan konstruksi.

4. Menggambar Autocad 2D dan 3D

5. Membuat gambar kerja.

6. Mendesain Bangunan Sederhana.

7. Pekerjaan dasar survei.

8. Perhitungan kekuatan konstruksi bangunan sederhana. Kompetensi Lulusan Konstruksi Bangunan

1. Melakukan pengukuran dan perhitungan sederhana.

2. Mempersiapkan lokasi dan lapangan kerja.

3. Melakukan pekerjaan pengukuran dan levelling lapangan.

4. Menyusun daftar kebutuhan material.

5. Memeriksa material agregat halus dan agregat kasar.

6. Memasang papan duga (bouwplank) untuk acuan dan perancah.

7. Mempersiapkan tulangan /pembesian di lapangan.

8. Memasang tulangan/pembesian.

9. Membuat adukan beton segar.

10. Melaksanakan penyelesaian (Finishing) akhir pada beton.

11. Melaksanakan perawatan beton.

12. Membuat Laporan Kerja.

13. Mempersiapkan material konstruksi pasangan batu.

14. Memasang papan duga pekerjaan konstruksi pasangan batu.

15. Mempersiapkan adukan mortar/spesi.

16. Membuat pasangan Pondasi.

17. Membuat pasangan dinding batu bata. Kompetensi Lulusan Teknik Perkayuan

1. Memilih bahan yang akan digunakan.

2. Mengoperasikan peralatan tangan sederhana.

3. Mengeporasikan peralatan mesin.

4. Membuat gambar rancangan kerja.

5. Melakukan penghitungan bahan.

6. Membuat kusen, pintu dan jendela.

7. Membuat macam macam sambungan kayu.

8. Membuat konstruksi kuda - kuda. Kompetensi di atas telah masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang telah digunakan di SMK Jurusan Bangunan, sehingga lulusan SMK Jurusan Bangunan telah memiliki kompetensi tersebut diatas.

c. Praktek, Prakerin dan Kunjungan Industri

1. Praktek Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa praktek dapat dikatakan suatu kompetensi keahlian yg utama, apalagi sekarang telah dilaksanakan pembelajaran continues job , kalau sekolah pada umumnya memiliki jam praktek 7 jam pelajaran dalam seminggu, namun pada saat telah diganti dengan system continues job atau system blok, yaitu pengumpulan jam praktek dalam satu bulan sehingga dalam satu bulan ada satu minggu yang digunakan khusus untuk praktek (dalam 1 minggu terdapat 28 jam pelajaran praktek), sehingga lebih efisien waktu. Hasil wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa praktek di SMK N 2 Surakarta digunakan oleh siswa menerima order dari luar, sehingga siswa dipekerjakan untuk pembuatan order dari luar tersebut. Hal tersebut sangat membantu siswa untuk bisa melakukan pekerjaan pekerjaan yang bisa mendukung siswa untuk bisa belajar mandiri dalam menghadapi pekerjaan yang sesungguhnya.

2. Praktek Kerja Industri (Prakerin) Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah Praktek Keahlian Produktif yang dilaksanakan di Dunia Industri, berbentuk penerapan ilmu-ilmu yang telah

diberikan di sekolah dengan mengerjakan pekerjaan produksi/ jasa (pekerjaan yang sesungguhnya) di Dunia Industri. Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa di SMK N 5 Surakarata siswa diwajibkan mengikuti Proses prakerin dan lama Prakerin rata - rata selama satu sampai tiga bulan. Sedangkan wawancara peneliti dengan kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 2 Surakarta siswa wajib melaksanakan Prakerin dan lama proses prakerin itu rata - rata dua sampai tiga bulan, kadang ada yang sampai 6 bulan bahkan satu tahun tergantung permintaan dari industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses prakerin yang dilakukan oleh siswa bangunan selama menempuh pendidikan di SMK rata – rata antara 2 sampai 3 bulan, kecuali jika ada permintaan dari perusahaan yang meminta agar kegiatan prakerin di perpanjang.

3. Kunjungan Industri Disamping praktek dan prakerin SMK N 5 surakarta juga mewajibkan siswanya untuk melakukan kunjungan industri. Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa kunjungan industri merupakan suatu misi sekolah untuk menenalkan produk sekolah yaitu human resources Sumber daya manusia (SDM) graduate (tamatan/ lulusan). Tujuan dari kunjungan industri ini adalah yang pertama untuk promosion produk (lulusan) dan yang kedua adalah untuk studi komparasi perbandingan sejauh mana bahwa teori yg diberikan di sekolah itu dikomparasikan dengan pekerjaan di lapangan, dan yang ketiga agar SMK dapat mengikuti adanya perkembangan dunia konstruksi sehingga istilah teknik dan produk- produk teknik yg terkini pun sekolah tahu dan tidak ketinggalan jaman.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masing- masing Sekolah telah memiliki Sarana prasarana, kompetensi dasar dan Kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di industri jasa Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masing- masing Sekolah telah memiliki Sarana prasarana, kompetensi dasar dan Kompetensi tambahan yang dapat digunakan untuk bekerja di industri jasa

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga kerja

Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian ini mengambil data dari sekolah mengenai jumlah lulusan jurusan Bangunan, sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan bangunan peneliti melakukan wawancara dengan 3 perusahaan jasa konstruksi yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mewakili perusahaan konstruksi secara keseluruhan di Surakarta dan juga wawancara dengan Disnakertrans kota Surakarta.

a. Ketersediaan Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 5 Surakarta rata – rata setiap tahun melulusakan 70 hingga 100 siswa jurusan Bangunan, Kemudian hasil wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa lulusan SMK N 2 Surakarta rata – rata setiap tahun meluluskan 80 hingga 100 siswa jurusan Bangunan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketersediaan jumlah lulusan SMK Bangunan setiap tahunnya di Kota Surakarta sekitar 150 hingga 200 lulusan.

b. Kebutuhan Informasi mengenai data kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Bangunan di industri jasa konstruksi diperoleh dari:

1. Sekolah Menengah Kejuruan Data diambil dari dua sumber yaitu: wawancara dan data tertulis yang terdapat pada Kantor Bursa Kerja Khusus Sekolah Menengah Kejuruan. Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin,

27 Juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 5 Surakarta mempunyai kerjasama khusus dengan industri jasa konstruksi dimana kerja sama itu meliputi kerjasama dibidang penyediaan tempat prakerin hingga pemasaran tamatan atau lulusan. Sedangkan wawancara peneliti dengan 27 Juli 2009), menyatakan bahwa SMK N 5 Surakarta mempunyai kerjasama khusus dengan industri jasa konstruksi dimana kerja sama itu meliputi kerjasama dibidang penyediaan tempat prakerin hingga pemasaran tamatan atau lulusan. Sedangkan wawancara peneliti dengan

Berikut adalah data tertulis yang terdapat di arsip kantor Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta dan SMK N 5 Surakarta, yang berkaitan dengan tamatan lulusan Banunan di industri jasa konstruksi.

a. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 5 Surakarta Tabel 4.14 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 5 Surakarta

Keterangan Bidang No.

Jumlah

Nama Perusahaan

Kebutuhan

Pekerjaan

1. PT. Indomarco

3 Retail Bahan Bangunan

2. PT. Legenda Bintang

4 Konstruksi Perkayuan

3. Perumnas Palur

4 Perumahan

4. CAAD

5 Gambar Bangunan

5. Wall Floor and Tile

5 Bahan Bangunan Jumlah

Sumber: Arsip BKK SMK N 5 Surakarta Terdapat total 21 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa Konstruksi.

b. Data di Bursa Kerja Khusus SMK N 2 Surakarta Tabel 4.15 Data Kebutuhan tenaga kerja dari SMK N 2 Surakarta

Keterangan Bidang No.

Jumlah

Nama Perusahaan

Kebutuhan

Pekerjaan

1. PT. Yasunli

1 Bahan Plastik

2. PT. Pama Persada

23 Perkebunan Jumlah

Sumber: Arsip BKK SMK N 2 Surakarta Terdapat total 24 kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan akan tetapi peluang kerja tersebut tidak berorientasi pada bidang pekerjaan bangunan.

Data kebutuhan tenaga kerja yang tersebut di atas pada tahun 2009 ini Data kebutuhan tenaga kerja yang tersebut di atas pada tahun 2009 ini

2. Industri Jasa Konstruksi Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), meyatakan bahwa CV. Astha Bhawana pada tahun ini merekrut 2 karyawan yang berasal dari lulusan SMK Bangunan. CV. Astha Bhawana tidak merekrut karyawan baru setiap tahun karena perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja, dan biasanya mereka merupakan siswa yang dulunya pernah magang di perusahaan ini.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), menyatakan bahwa Ya’ pada tahun ini perusahaan kami melakukan perekrutan tenaga kerja baru dari Lulusan SMK bangunan dan berjumlah 5 orang. CV. Candrakirana tidak membuka informasi lowongan melalui media melainkan pelamar mengajukan sendiri Permohonan lamaran dan mereka merupakan lulusan yang dulunya pernah magang di perusahaan tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu, 7 Noveber 2009), meyatakan bahwa Perusahaan kami tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru pada tahun ini. Perusahaan kami tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru setiap tahun melainkan perekrutan hanya berdasarkan kebutuhan saja.

Melalui uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi yaitu CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana, sedang menurut data dari (www.lpjk.org, 11 Oktober 2009) di Kota Surakarta terdapat 250 perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi sehingga besar sekali kemungkinan peluang bagi lulusan SMK untuk bekerja di insustri jasa konstruksi hanya saja kebanyakan peluang tersebut tidak termuat di media karena biasanya perusahaan membuka peluang perekrutan bagi siswa yang pernah magang di perusahaan tersebut, atau peran aktif dari lulusan – lulusan tersebut untuk mendapatkan pekerjaanya.

3. Disnakertrans Kota Surakarta Wawancara peneliti dengan Bidang Penempatan Kerja & Transmigrasi (Selasa, 13 Oktober 2009), meyatakan bahwa tidak ada penyaluran tenaga kerja dari SMK bangunan karena penyaluran tenaga di Disnakertrans lebih secara umum yaitu; lulusan STM atau SMK itu ya dianggap sejajar dengan SMU atau MAN misalnya. Dan menurut data yang diperoleh peneliti penyaluran tersebut lebih di dominasi oleh perusahaan non jasa konstruksi.

4. Media Cetak Data digunakan sebagai informasi tambahan mengenai kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan, disini diambil dari arsip Koran solopos (www.solopos.co.id) yang keluar dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 sampai dengan Sabtu, 5 September 2009. Tabel 4.16 Data Kebutuhan tenaga kerja

Jumlah

No. Jabatan Bidang Pekerjaan

Kebutuhan

1. Tukang

1 Gybsum & Alumunium

3 Konstruksi Jumlah

5. Tukang

10 Sumber: Arsip www.solopos.co.id

Melalui uraian data di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan untuk bekerja di industri jasa konstruksi di Surakarta dari mulai Senin, 3 Agustus 2009 hingga Sabtu, 5 September 2009 terdapat 10 peluang kerja bagi lulusan SMK bangunan, dengan dua jenis pekerjaan yaitu 7 peluang kerja sebagai tukang dan 3 peluang kerja sebagai teknisi. Data tersebut dapat diasumsikan jika lulusan SMK bangunan di Surakarta

setiap tahunnya dapat meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan dari data yang diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21 peluang kerja yang berasal dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang setiap tahunnya dapat meluluskan 150 hingga 200 lulusan siap kerja sebagai tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan dari data yang diperoleh peneliti yaitu; untuk tahun ini terdapat 21 peluang kerja yang berasal dari SMK N 5 Surakarta, 10 peluang kerja yang

3. Faktor yang Mempengaruhi Keterserapan tenaga Kerja

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta, dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Kepala BKK SMK N 5 Surakarta, Kepala BKK SMK N 2 Surakarta, Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa sebagai berikut:

a. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta menurut Kepala BKK SMK N 5 Surakarta dan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaan biasanya tidak mementingkan nilai akademik dari lulusan tersebut, melainkan bagaimana lulusan itu bisa mempunyai jiwa dan berbudi pekerti luhur, jujur, patuh, disiplin karena skill mungkin nomor sekian karena nanti juga ada ujian ujian atau tes fit and proper test, yang bersifat teori ataupun wawancara.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaan yang utama adalah sikap, untuk ketrampilan itu bisa dididik dilatih dengan kondisi yang ada di industri, tapi nomor satu itu tetap sikap.

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah kultur atau budaya karena di jawa tengah khususnya di Surakarta industri jasa konstruksi belum menerapkan system kopetensi (sertifikasi keahlian) bagi tukang, jadi Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 5 Surakarta (Senin, 27 Juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah kultur atau budaya karena di jawa tengah khususnya di Surakarta industri jasa konstruksi belum menerapkan system kopetensi (sertifikasi keahlian) bagi tukang, jadi

Wawancara peneliti dengan Kepala BKK SMK N 2 Surakarta (Jumat, 31 juli 2009), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah sistem famili atau keluarga jadi mereka bisa bekerja di industri karena di ajak oleh keluarga atau sanak saudara kemudian antusisme atau minat dari lulusan itu sendiri mereka belum merasa perlu untuk bekerja memenuhi kebutuhanya sendiri.

b. Faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta menurut Direktur CV. Astha Bhawana, Direktur CV. Candrakirana dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), menyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaanya yaitu lulusan lulusan tersebut sudah menguasai ilmu-ilmu yang aplikatif untuk terjun di lapangan.Lulusan SMK bangunan sudah dianggap sebagai tenaga kerja yang sudah memiliki berkompetisi untuk bekerja di industri hanya saja masih kurang berpengalaman.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaanya yaitu lulusan tersebut sudah menguasai kompetensi dasar tenaga kerja seperti menggambar dan menghitung rencana anggaran biaya dan ditambah dengan pengalaman kerja seperti magang di perusahaan hingga dia mampu untuk menangani suatu pekerjaan.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,

7 Noveber 2009), meyatakan bahwa syarat dalam perekrutan tenaga kerja dari perusahaanya yaitu jujur, disiplin, dia harus mengerti masalah bangunan masalah konstruksi bangunan, mudah di arahkan dan professional. Pada dasarnya lulusan SMK bangunan sudah paham mengenai urusan bangunan walaupun tidak semuanya untuk kelemahan lulusan SMK bangunan mereka kurang mengenal kondisi yang terjadi di lapangan, karena mungkin belum punya pengalaman.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Astha Bhawana (Selasa, 3 November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah Karena memang jarang sekali ada lulusan bangunan yang mendaftar untuk bekerja di Industri, kecuali mungkin memang dia di ajak oleh saudara atau orang tuanya, dan minat mereka kurang besar cenderung mungkin melanjutkan kuliah lagi ke jurusan teknik. Faktor yang mempengaruhi lebih pada minat lulusan lulusan tersebut.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Candrakirana (Senin, 9 November 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah karena perusahaan itu lebih memilih orang yang sudah terampil, dan berpengalaman, anak SMK mungkin sudah memiliki ilmu tapi masih kurang pengalaman. Dan menurut Direktur CV. Candrakirana lulusan SMK dengan ditambah magang atau pelatihan sudah siap untuk bekerja.

Wawancara peneliti dengan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Sabtu,

7 Noveber 2009), menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi adalah faktor pengalaman kerja anak SMK masih kalah dengan tenaga yang belajar langsung di lapangan dan juga segi koneksi orang dalam misalnya walaupun ada pelamar dari lulusan SMK kalau dia dari luar tentu perusahaan akan lebih memilih kerabatnya atau kenalannya walaupun dia bukan dari lulusan SMK bangunan.

Uraian yang tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi keterserapan lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi antara lain adalah: minat dari lulusan SMK bangunan tersebut untuk bekerja, pengalaman kerja di lapangan, koneksi orang dalam.