STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI

STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh : Danang Tri Utomo

H 0306050

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hasil alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun demikian, kekayaan alam tersebut baru akan dapat memberikan nilai guna yang lebih banyak bagi masyarakat apabila diolah menjadi aneka macam produk. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan pengolahan hasil alam menjadi barang kerajinan untuk meningkatkan nilai ekonominya. Oleh karena itu, saat ini di berbagai daerah di Indonesia bermunculan agroindustri yang memanfaatkan potensi alam yang dimiliki daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta bertujuan mengembangkan dan memandirikan daerah masing-masing.

Bersama-sama dengan sektor pertanian primer, sektor agroindustri akan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan mengurangi kemiskinan. Pentingnya peran sektor agroindustri bukan hanya dilihat dari ketangguhannya dalam menghadapai krisis ekonomi namun juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya keterkaitan produk, tetapi juga melalui keterkaitan lain, yaitu keterkaitan konsumsi, investasi dan tenaga kerja. Hal ini berimplikasi melalui pengembangan sektor agroindustri, akan tercipta kesempatan kerja dan sumber pendapatan masyarakat, sehingga rumah tangga petani tidak hanya menggantungkan sumber penghidupan mereka pada sebidang tanah yang semakin menyempit, namun secara luas mampu mendukung pertumbuhan produktivitas (Susilowati, 2007).

Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2009) salah satu bentuk agroindustri di Indonesia adalah agroindustri kerajinan yang saat ini cukup berkembang di masing-masing daerah. Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau industri kecil dan menengah dari berbagai daerah, maka pengembangan

industri kerajinan potensial sebagian besar daerah di Indonesia. Untuk menggerakkan pengembangan industri kreatif seperti usaha kerajinan, kunci keberhasilannya terutama tergantung pada dua hal. Pertama, perlu upaya sistematis dan berkelanjutan dengan tahapan seleksi, pengembangan, dan ekspos. Tahap seleksi untuk menemukan pelaku usaha yang potensial, melakukan pengembangan, menemukan narasumber pengembangan, dan seleksi terhadap produk yang potensial dikembangkan sesuai dengan pasar yang dituju dengan sumber daya yang tersedia. Kedua, perlu upaya pihak terkait, baik pelaku usaha UMKM, termasuk lembaga pendukung usaha seperti lembaga keuangan, akademisi sebagai sumber inovasi dan kemajuan, pemerintah sebagai regulator, fasilitator, maupun masyarakat sebagai pendorong, penilai, konsumen kerajinan dan produk kreatif lainnya secara sinergis dan berkelanjutan.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama Koperasi dan UMKM. Perekonomian Kabupaten Wonogiri ditopang oleh usaha ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah baik yang bergerak pada sektor industri dan perdagangan yang kebanyakan berbasis pertanian. Namun demikian untuk bisa berkembang masih menghadapi kendala antara lain kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan marketable. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk

meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan (Anonim a , 2006). Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah

Kabupaten Wonogiri giat menata kegiatan ekonomi dan bisnis dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Potensi unggulan Kabupaten Wonogiri sebagai andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga

peluang bagi investor untuk menanamkan modal (Anonim a , 2008). UMKM merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan potensi daerah. Oleh karena

itu, pemerintah berupaya meningkatkan peran UMKM termasuk industri kerajinan dalam kontribusi terhadap PAD Kabupaten Wonogiri. Berikut ini itu, pemerintah berupaya meningkatkan peran UMKM termasuk industri kerajinan dalam kontribusi terhadap PAD Kabupaten Wonogiri. Berikut ini

di Kabupaten Wonogiri No

Jenis Industri Jumlah Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang)

2 Jamu Gendong

4 Anyaman Bambu

5 Batu Bata

6 Makanan Olahan

7 Anyaman Tikar

8 Kacang Mete

794 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal

9 Tahu

Kabupaten Wonogiri Tahun 2007 Pada Tabel 1 disebutkan industri potensial yang ada di Kabupaten Wonogiri. Dari beberapa industri yang ada, agroindustri merupakan bagian yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri. Hal ini dipengaruhi adanya dukungan potensi daerah yang menunjang bagi perkembangan agroindustri. Salah satu manfaat pemberdayaan agroindustri adalah dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Wonogiri. Selain itu, pemberdayaan agroindustri merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat.

Potensi agroindustri yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri diantaranya adalah kerajinan anyaman tikar. Anyaman tikar yang berkembang di Kabupaten Wonogiri merupakan pemanfaatan mendong (Cyperus Sp) menjadi suatu produk kerajinan yang meningkat nilai guna dan nilai ekonominya. Dengan adanya dukungan ketersediaan mendong sebagai bahan baku utama anyaman tikar yang cukup memadai serta penerimaan pasar terhadap produk anyaman tikar yang cukup baik menjadikan usaha ini dapat bertahan hingga sekarang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan industri anyaman tikar perlu menerapkan manajemen yang baik dalam segala lini. Industri anyaman tikar tersebar ke beberapa kecamatan di Kabupaten

Wonogiri. Berikut ini adalah data yang menunjukkan persebaran industri anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri di berbagai wilayah kecamatan. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Anyaman Tikar di

Kabupaten Wonogiri No

Kecamatan

Jumlah Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

1552 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal

Kabupaten Wonogiri Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri mayoritas berada di wilayah Kecamatan Puhpelem dengan jumlah 540 unit usaha. Dalam keberlangsungan usaha anyaman tikar para pengrajin mengalami berbagai kendala. Persaingan pasar yang semakin ketat, terlebih dengan terbukanya pasar bebas menuntut para pengrajin untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam memasuki pasar bebas agar mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain.

Masalah lain yang juga dihadapi adalah dalam hal permodalan yang terbatas, pengelolaan keuangan, manajemen produksi serta pemasaran produk anyaman tikar. Terkait dengan permasalahan dalam pemasaran anyaman tikar, maka pada penelitian ini akan lebih memfokuskan dalam menganalisis strategi pemasaran efektif yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal yang ada dalam pemasaran anyaman tikar.

B. Perumusan Masalah

Perkembangan jaman membawa dampak besar terhadap sistem perdagangan dunia dengan mengandalkan tingkat kompetisi tinggi sehingga pengrajin berusaha untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia usaha semakin ketat seiring Perkembangan jaman membawa dampak besar terhadap sistem perdagangan dunia dengan mengandalkan tingkat kompetisi tinggi sehingga pengrajin berusaha untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia usaha semakin ketat seiring

Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks termasuk permasalahan dalam bidang pemasaran. Masalah yang dihadapi pengrajin anyaman tikar meliputi produk, harga, promosi, distribusi, dan persaingan. Terkait dengan produk anyaman tikar merupakan salah satu kerajinan yang memanfaatkan tanaman mendong dengan kualitas anyaman yang bagus dilihat dari segi kerapatan dan kerapian anyamannya sehingga terlihat kuat dan menarik. Kontinyuitas produksi anyaman tikar cukup terjamin sehingga ketersediaan produk ini di pasar cukup stabil. Harga yang dipatok oleh pengrajin untuk tiap anyaman tikar disesuaikan dengan ukuran anyaman tikar.

Selain itu, promosi yang dilakukan pengrajin belum menjadikan anyaman tikar mending kurang dikenal oleh masyarakat secara luas. Anyaman tikar yang dihasilkan didistribusikan ke pasar-pasar lokal di sekitar tempat pengusaha. Persaingan yang dihadapi datang dari pengrajin sejenis serta maraknya produk subtitusi berupa karpet dan tikar berbahan plastik. Permasalahan-permasalahan dalam pemasaran yang dihadapi menuntut pengrajin anyaman tikar untuk mampu merumuskan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan pemasaran produk anyaman tikar sehingga industri anyaman tikar mendong ini dapat berkembang .

Dalam upaya merumuskan pemasaran produk anyaman tikar, pengrajin perlu melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran anyaman tikar. Dengan menganalisis faktor internal dan eksternal pengrajin dapat mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemasaran anyaman tikar sehingga diharapkan mampu memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta mampu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil analisis akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan alternatif strategi pemasaran anyaman tikar. Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan Dalam upaya merumuskan pemasaran produk anyaman tikar, pengrajin perlu melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran anyaman tikar. Dengan menganalisis faktor internal dan eksternal pengrajin dapat mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemasaran anyaman tikar sehingga diharapkan mampu memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta mampu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil analisis akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan alternatif strategi pemasaran anyaman tikar. Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apa faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri ?

2. Alternatif strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri?

3. Prioritas Strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang permasalahan yang dikaji serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pengrajin anyaman tikar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan strategi pemasaran yang lebih baik di masa yang akan datang untuk mengembangkan usahanya.

3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan mengenai pemasaran produk kerajinan UMKM termasuk anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta wacana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan referensi untuk permasalahan yang sejenis pada masa yang akan datang.

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Hastuti (2008) yang berjudul “Kerajinan Enceng Gondok (Studi kasus pada industri rumah tangga di Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang) menerangkan bahwa kegiatan pemasaran merupakan usaha yang sangat penting untuk mendorong proses produksi. Semakin lancar pemasaran suatu barang maka akan meningkatkan produksi suatu barang sebab permintaan akan terus meningkat. Salah satu penghambat perkembangan industri kerajinan adalah pemasaran mengingat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penggunaan produk dalam negeri masih cukup rendah. Sebagian dari mereka beranggapan produk luar negeri mempunyai mutu yang lebih baik. Meskipun demikian, sekarang ini sebagian produk Indonesia yang berupa kerajinan sudah banyak yang diekspor ke luar negeri. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan produk dalam negeri dapat menghambat pemasaran produk kerajinan seperti kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron.

Seperti halnya pendirian sebuah perusahaan yang menawarkan produk baru kendala awal yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Seiring perkembangan jaman dan lancarnya saluran informasi dan komunikasi peluang pasar untuk produk kerajinan semakin terbuka lebar, terlebih adanya gerakan kembali ke alam yang diserukan negara maju membuat pamor kerajinan tangan menjadi semakin terkenal. Dalam pemasaran produknya, perusahaan menggunakan metode pemasaran langsung dan tidak langsung. Metode langsung dengan menjual di tempat produksi atau dengan memasarkannya di toko souvenir ditempat-tempat wisata. Sedangkan untuk metode tidak langsung dilakukan dengan kemitraan melalui pedagang skala besar untuk memasarkan hasil kerajinan hingga bisa menembus pasar internasional.

Penelitian Winarsih (2005) mengenai Strategi Pemasaran Ekspor Furniture (Studi kasus pada PT Amalia Surya Cemerlang Kabupaten Klaten

Propinsi Jawa Tengah). Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa suatu usaha industri furniture kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku menjadi barang atau produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Untuk memasarkan produknya, maka perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tangguh dan handal dalam menghadapi persaingan yang ketat di dunia bisnis.

Dalam memasarkan produknya strategi pemasaran yang ditempuh meliputi variabel keragaman bauran pemasaran sebagai berikut :

1. Inovasi Produk Perusahaan selalu melakukan inovasi terhadap produk-produknya yang telah dihasilkan dengan cara penciptaan desain baru sesuai dengan permintaan konsumen dan pemilihan bahan baku yang berkualitas baik. Manfaat dilakukannya inovasi produk adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan juga meningkatkan volume penjualan yang nantinya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan laba yang didapatkan.

2. Harga Perusahaan bertujuan agar produknya bisa diterima pembeli dengan baik dan pembeli sendiri tidak merasa keberatan atas harga yang ditetapkan perusahaan. Selain itu dalam menentukan harga juga disesuaikan dengan situasi serta kondisi lingkungan perusahaan.

3. Promosi Tujuan perusahaan melakukan promosi adalah mencari, mempengaruhi, dan menjaring pembeli sebanyak mungkin karena dengan adanya promosi akan memudahkan perusahaan untuk mencari pembeli dan meyakinkan pembeli agar tetap setia kepada produk yang dihasilkan perusahaan.

4. Tempat Pemilihan tempat untuk memasarkan produk agar sampai kepada pasar sasaran secara tepat perusahan menempuh jalan dengan saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung yang ditempuh 4. Tempat Pemilihan tempat untuk memasarkan produk agar sampai kepada pasar sasaran secara tepat perusahan menempuh jalan dengan saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung yang ditempuh

Penelitian-penelitian tersebut dipilih sebagai bahan referensi dalam penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji memiliki kemiripan yaitu mengenai usaha kerajinan serta pemasaran hasil kerajinannya. Oleh karena itu, hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini dalam menganalisis faktor strategis pemasaran serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan pengrajin anyaman tikar dalam memasarkan produk mereka.

B. Tinjauan Pustaka

1. Mendong (Cyperus Sp)

Tanaman Mendong (Cyperus Sp) merupakan salah satu famili dari Cyperacea yang hidup di area dengan sistem irigasi yang baik atau tumbuh di daerah yang lembek serta kandungan air yang cukup. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara tetapi saat ini bisa ditemukan hampir disemua negara di Asia seperti China dan India. Tanaman ini bisa mempunyai panjang sampai 1,5 meter di daerah yang ketinggiannya 300- 700 diatas permukaan air laut. Tanaman ini berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif (akar). Pemanenan bisa dilakukan kira kira setelah 5 bulan dari awal penanamannya. Disamping itu tanaman ini bisa dipanen sampai 7 kali dari awal penanamannya. Cara pemanenannya harus dilakukan dengan cara dikeringkan dulu airnya. Setelah kering, memotong tanaman tersebut dengan jarak kira-kira 3 cm dari permukaan tanah. Kemudian proses pengeringannya dilakukan dibawah sinar matahari

langsung (Anonim b , 2006) .

Gambar 1 : Tanaman Mendong

2. Usaha Anyaman Tikar Berbahan Baku Mendong

Berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan usahanya, industri digolongkan menjadi 3 macam. Pertama industri mikro yang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang. Kedua adalah industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang. Kemudian industri menengah adalah industri yang memperkerjakan 20-99 orang (Bappekab Sidoarjo, 2008).

Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Berbagai bentuk kerajinan tangan anyaman dapat dibentuk melalui proses dan teknik menganyam dan dibuat berdasarkan fungsi yang diinginkan. Misalnya anyaman dibentuk menjadi topi, bakul, tudung saji, tikar, dan aneka rupa yang di bentuk untuk digunakan sehari-hari. Seni kerajinan tangan anyaman adalah suatu karya yang unik dan rumit proses pembuatannya. Namun usaha untuk mempertahankannya harus diteruskan agar tidak termakan oleh perkembangan jaman. Budaya bangsa bukan hanya dilihat dari bahasa dan ragamnya saja, tetapi juga dilihat dari hasil karyanya yang bermutu tinggi (Pratama, 2009).

Kerajinan Tikar dengan bahan baku mendong merupakan salah satu warisan budaya Jawa. Saat ini anyaman mendong tidak hanya digunakan sebagai tikar ataupun alas tempat duduk saja tetapi telah berkembang penggunaannya sebagai salah satu bahan dasar pembuatan dompet, tas, Kerajinan Tikar dengan bahan baku mendong merupakan salah satu warisan budaya Jawa. Saat ini anyaman mendong tidak hanya digunakan sebagai tikar ataupun alas tempat duduk saja tetapi telah berkembang penggunaannya sebagai salah satu bahan dasar pembuatan dompet, tas,

luas terhadap perekonomian masyarakat ( Anonim b , 2008).

3. Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang bersangkutan (Kotler, 1992).

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengrajin dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengrajin di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengrajin untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat

berjalan lancar( Anonim c , 2008). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran (Ilmanoz, 2008).

4. Arti Penting Strategi

Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubunganya yang Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubunganya yang

Konsep-konsep strategik selalu memberi perhatian serius terhadap perumusan tujuan dan sasaran organisasi, faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahannya, serta peluang-peluang dan tantangan yang senantiasa dihadapi oleh setiap organisasi. Analisis mengenai faktor-faktor ini sangat berguna dalam merumuskan alternatif-alternatif yang akan memudahkan para pengambil keputusan tertinggi dalam setiap organisasi memilih alternatif terbaik. Pilihan atau alternatif terbaik ini biasanya dilakukan setelah memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul apabila suatu alternatif dipilih (Salusu, 2003).

5. Strategi Pemasaran

Salah satu bentuk dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan masterplan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah dijadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan merencanakan strategi pemasaran, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, mulai dari pemenuhan produk (product), Salah satu bentuk dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan masterplan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah dijadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan merencanakan strategi pemasaran, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, mulai dari pemenuhan produk (product),

6. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung kegiatan fungsional manajemen (Hunger and Wheelen, 2003).

Umpan Balik

Melakukan Audit Eksternal

Melaksana

Membuat Menetap

Membuat,

Melaksana

kan Menguku

r dan an Visi

Pernyata Strategi, kan Mengevalua kan

Isu-isu Mengeval

dan Misi Pemasaran Jangka Memilih Isu-isu

uasi Panjang

, Keuangan,

Melakukan Audit Internal

Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi

Gambar 2. Skema Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif Sesuai dengan skema tersebut di atas, manajemen strategis adalah proses yang sangat interaktif yang memerlukan koordinatif diantara para manajer pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Meskipun proses manajemen strategis diawasi oleh para perencana strategi, agar berhasil proses tersebut harus melibatkan para manajer dan karyawan dari semua bidang fungsional untuk bekerja sama memberikan gagasan atau informasi (David, 2004).

Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal

a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Bisnis

Visi bisnis merupakan pernyataan apa yang perusahaan inginkan di masa depan. Visi dapat memberikan aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun strategi. Sedangkan misi mengandung tujuan pokok perusahaan, dan misi juga merupakan visi dari si pendiri perusahaan. Misi perusahaan adalah sebuah ekspresi dari ambisi untuk mengembangkan perusahaan. Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap group kecil dalam organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para karyawan lebih mengerti mengenai tujuan mereka (Kusuma, 2009).

Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil tertentu yang perlu dicapai organisasi dalam memenuhi misi utamanya. Tujuan juga penting untuk keberhasilan organisasi karena tujuan menentukan arah, membantu dalam melakukan evaluasi, menciptakan sinergi, menunjukkan prioritas, memusatkan koordinasi, dan menjadi dasar perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, serta pengendalian kegiatan yang efektif. Tujuan haruslah menantang, dapat diukur, konsisten, wajar, dan jelas (David, 2004).

b. Analisis Faktor-Faktor Strategis

1) Faktor Internal

Menurut Salusu (2003) kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai sasarannya,

adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat

sedangkan

kelemahan kelemahan

Kekuatan adalah sesuatu yang paling baik dilakukan oleh organisasi atau suatu karakteristik yang memberinya kemampuan yang sangat besar. Kekuatan itu dapat berupa ketrampilan, kompetensi, sumber daya organisasi yang sangat bernilai atau kemampuan kompetitif, atau hasil yang menempatkanya pada kedudukan yang superior, misalnya mutu produk yang lebih baik, adanya pengakuan dari pihak luar dan penguasa, teknologi yang superior, atau pelayanan yang memuaskan. Kelemahan dipihak lain, adalah sesuatu yang membuat organisasi sangat lemah, miskin, berpenampilan buruk, atau suatu kondisi yang menempatkanya pada posisi ketidak-beruntungan dan tidak kompetitif (Salusu, 2003).

2) Faktor Eksternal

Analisis lingkungan menurut Dirgantoro (2004) adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Salusu (2003) lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategik, yaitu peluang dan ancaman atau tantangan. Peluang sebagai situasi dari faktor-faktor eksternal yang membantu organisasi mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya, sedangkan ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya.

Menurut David (2004) audit eksternal terfokus pada upaya mengidentifikasi dan menilai tren serta peristiwa di luar kendali perusahaan. Audit eksternal tidak ditujukan untuk membuat daftar yang panjang mengenai setiap faktor yang mungkin dapat mempengaruhi bisnis, melainkan ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang dapat memberikan respon yang dapat dilaksanakan. Audit ekstrnal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian para manajer dapat merumuskan strategi agar dapat mengambil manfaat dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman.

Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi karena itu digunakan istilah eksternal (David, 2004).

c. Analisis SWOT

Perencana strategis (strategic planner) dalam mengambil keputusan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategis bisnis yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua sikap dalam menghadapi pesaing. Proses Perencana strategis (strategic planner) dalam mengambil keputusan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategis bisnis yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua sikap dalam menghadapi pesaing. Proses

d. Matriks SWOT

Menurut Rangkuti (2001), matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Matriks Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT) menurut David (2004), merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weakness-Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik.

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal (David, 2004).

e. QSPM (Quantitave Strategic Planning Matrix)

QSPM merupakan alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara obyektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, didasarkan atas factor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal QSPM merupakan alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara obyektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, didasarkan atas factor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing factor keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM, dan setiap jumlah strategi dapat menyusun rangkaian strategi tertentu. Tetapi, hanya strategi-strategi dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain (David, 2004).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Anyaman tikar yang berkembang di Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu usaha memanfaatkan tanaman mendong yang awalnya tumbuh liar di alam menjadi produk kerajinan yang meningkat nilai ekonominya. Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks termasuk permasalahan dalam pemasaran produk.

Pemasaran yang baik sangat diperlukan oleh pengrajin agar produknya dapat sampai kepada konsumen. Oleh karena itu perlu adanya perumusan strategi pemasaran yang efektif dalam memasarkan produk. Perumusan strategi yang efektif merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh perencana strategi yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut :

1. Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha Analisis ini diperlukan untuk mengetahui keragaan obyek penelitian yang dalam hal ini adalah visi, misi, dan tujuan pengrajin kerajinan 1. Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha Analisis ini diperlukan untuk mengetahui keragaan obyek penelitian yang dalam hal ini adalah visi, misi, dan tujuan pengrajin kerajinan

2. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Strategis Analisis terhadap faktor internal dan eksternal sangat diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman terhadap keberjalanan usaha yang dilakukan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang terdiri dari kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, serta faktor pemasaran yang terdiri dari 4 aspek (produk, promosi, harga, dan distribusi). Faktor eksternal meliputi pemerintah, pesaing, pemasok, lembaga pemasaran, dan konsumen.

3. Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran Perumusan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri menggunakan analisis SWOT dan matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan sehingga dihasilkan empat rumusan alternatif strategi pemasaran yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO), kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman (WT).

4. Penentuan Strategi Pemasaran Efektif Dari beberapa alternatif strategi yang didapatkan dari matriks SWOT perlu dilakukan penilaian untuk menentukan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) yang memungkinkan perencana strategi mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif dan menentukan strategi yang paling efektif.

Dari uraian di atas dapat disusun dalam bagan kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Industri Anyaman Tikar (visi, misi, dan tujuan)

Lingkungan Pemasaran

Identifikasi faktor-faktor Strategis

Faktor Eksternal : Faktor Internal : ·

konsumen · Pemasaran:

· Pesaing

o Produk

· o Pemerintah Harga ·

Lembaga Pemasaran

o Promosi

· Pemasok o Distribusi ·

Teknologi · Sumber Daya Manusia · Keuangan

· Produksi

Analisis SWOT)

Alternatif Strategi Pemasaran (Matrik SWOT)

Prioritas Strategi Pemasaran (Matrik QSP)

Strategi Pemasaran Efektif

Gambar 3 . Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

D. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan data pemasaran bulan Maret 2010.

2. Responden adalah pengrajin anyaman tikar, konsumen, lembaga pemasaran, pesaing, pemasok bahan baku serta Instansi Pemerintah yang terkait dengan pemasaran anyaman tikar yaitu Dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Wonogiri.

3. Data lingkungan internal dan eksternal yang dianalisis berupa data kualitatif yang disajikan dalam bentuk hasil wawancara dengan responden dan hasil pengamatan selama penelitian.

4. Faktor internal yang diteliti meliputi : aspek keuangan, aspek produksi, aspek sumber daya manusia, serta aspek pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi).

5. Faktor eksternal yang diteliti meliputi : konsumen, pemerintah, pemasok, pesaing, dan lembaga pemasaran, dan teknologi.

E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Pengrajin anyaman tikar adalah para pembuat kerajinan anyaman tikar, yang memproduksi mendong menjadi kerajinan anyaman tikar hingga memasarkannya kepada konsumen.

2. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.

3. Pemasaran adalah sebuah proses mengalirnya barang dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan.

4. Strategi pemasaran adalah merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi pemasaran produk di masa yang akan datang.

5. Lingkungan internal adalah faktor-faktor di dalam industri yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari segi produksi (manajemen produksi), keuangan (sumber dan pengelolaan keuangan), sumber daya manusia (kualitas dan ketersediaan tenaga kerja), serta pemasaran ( bauran pemasaran).

6. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar industri yang mempengaruhi kinerja dalam pemasaran produk berupa peluang dan ancaman bagi pemasaran produk berasal dari konsumen (pemakai anyaman tikar), pemasok bahan baku (ketersediaan dan kuantitas bahan baku), lembaga pemasaran meliputi saluran dan kelancaran distribusi yang 6. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar industri yang mempengaruhi kinerja dalam pemasaran produk berupa peluang dan ancaman bagi pemasaran produk berasal dari konsumen (pemakai anyaman tikar), pemasok bahan baku (ketersediaan dan kuantitas bahan baku), lembaga pemasaran meliputi saluran dan kelancaran distribusi yang

7. Analisis SWOT merupakan suatu analisis situasi yang mencakup kondisi internal dan ekternal dalam pemasaran anyaman tikar.

8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan merupakan keunggulan bagi pemasaran produk itu sendiri.

9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi pemasaran produk itu sendiri.

10. Peluang dapat juga diartikan kesempatan merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar industri dan bersifat menguntungkan bagi pemasaran produk.

11. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar industri dan bersifat mengganggu bagi pemasaran produk.

12. Matriks SWOT ( Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman) adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pemasaran produk melalui strategi SO, WO, ST, dan WT.

13. QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif) adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif untuk menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran hasil usaha.

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah- masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering pula disebut metode analitik. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan teknik survey yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan (Surakhmad, 1998).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan daerah sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Lokasi penelitian dipilih Kecamatan Puhpelem dengan pertimbangan karena merupakan wilayah yang terdapat industri anyaman tikar dengan jumlah paling banyak diantara kecamatan lain di Kabupaten Wonogiri. Data mengenai jumlah industri anyaman tikar pada Tabel 2.

2. Metode Penentuan Responden

a. Penentuan Responden Untuk Penentuan Faktor-faktor Strategis

Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari situasi benchmark dalam lingkungan persaingan (Harisudin, 2009). Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas yang bersifat unik dan kompleks. Di dalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman). Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai

Informan kunci ditentukan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya adalah orang tersebut dianggap paling tahu tentang informasi yang diharapkan, orang yang paling berpengaruh sehingga memudahkan peneliti menjelajahi dan menggali informasi dari obyek yang dibutuhkan (Sugiyono, 2006).

Menurut Bungin (2003) untuk memilih sampel informan kunci lebih tepat dilakukan dengan cara sengaja (purposive sampling). Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pengrajin anyaman tikar dengan pertimbangan pihak tersebut dianggap paling tahu mengenai informasi yang dibutuhkan peneliti. Melalui wawancara secara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci yang selanjutnya untuk mencari kedalaman informasi ditelusuri melalui teknik Snowball Sampling yang dimulai dari informan kunci tersebut diperoleh responden lainnya yang dapat menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal dengan menelusurinya sehingga mendapatkan responden pemasok bahan baku, konsumen, lembaga pemasaran dan pesaing. Selain itu untuk menambah informasi dilakukan wawancara dengan pemerintah yang dilaksanakan kepada pegawai dinas perindustrian yang secara struktural mengurusi UMKM di Kabupaten Wonogiri. Informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal diidentifikasi menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

b. Penentuan Responden Untuk Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik (Atractive Score / AS)

Penentuan bobot dan nilai daya tarik (Atractive score/AS) dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi

faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas strategi dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja) yaitu orang-orang yang masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Responden tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan. Responden untuk penentuan bobot adalah 15 orang pengrajin anyaman tikar karena dianggap sebagai pihak yang mengetahui mengenai anyaman tikar serta masih aktif dalam kegiatan yang menjadi fokus penelitian. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting) dan jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.