1 ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA LULUSAN SMK BANGUNAN DI SURAKARTA PADA SEKTOR INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SKRIPSI

Oleh: FAJAR KURNIAWAN SHODIQ

K 1504023

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri jasa konstruksi di kota surakarta berkembang dengan sangat pesat khususnya di bidang properti. Karena adanya perkembangan pesat inilah, Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di kota Surakarta dituntut untuk berperan aktif dalam memanfaatkan peluang sebagai penyedia tenaga kerja melalui lulusan – lulusannya. Industri konstruksi yang sangat cepat sekali berkembang, dapat dilihat dari bermunculannya berbagai macam perusahaan baru yang berkembang di industri jasa konstruksi baik itu berbentuk CV maupun PT. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja untuk menangani proyek – proyek yang dikerjakan oleh CV atau PT tersebut juga meningkat.

Kenyataannya, pada masa sekarang atau masa–masa sebelumnya banyak diantara tenaga – tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sektor tersebut tidak memiliki dasar ilmu keteknikan yang didapat dari sekolah kejuruan, melainkan pengetahuan para pekerja tersebut diperoleh melalui learning by doing (belajar lewat pengalaman). Kondisi ini dapat diartikan bahwa, terdapat hambatan bagi lulusan – lususan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dalam bersaing dengan tenaga – tenaga kerja yang melalui proses learning by doing.

Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah tenaga kerja yang berpendidikan akademik berjumlah tidak terlalu banyak, diperlukan upaya yang cerdas dari berbagai pihak dari masyarakat jasa konstruksi agar mampu mengklarifikasikan perbedaan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya. Misalnya pekerja yang belajar melalui pengalaman dibedakan porsinya dengan pekerja yang mempunyai dasar keteknikan dari sekolah kejuruan.

Sementara itu dengan adanya masalah tersebut, institusi Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia khususnya di Surakarta harus mampu mengantisipasinya dengan melakukan pembenahan diri, mulai dari penguatan program studi, yaitu dengan memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas lulusan teknik kejuruan hingga penempatan kerja bagi lulusannya. Hal ini harus Sementara itu dengan adanya masalah tersebut, institusi Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia khususnya di Surakarta harus mampu mengantisipasinya dengan melakukan pembenahan diri, mulai dari penguatan program studi, yaitu dengan memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas lulusan teknik kejuruan hingga penempatan kerja bagi lulusannya. Hal ini harus

Kota Surakarta sendiri terdapat 2 Sekolah Menengah Kejuruan yang menyelenggarakan jurusan Teknik Bangunan, yaitu; Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta. Dari masing-masing Sekolah Menengah Kejuruan tersebut jurusan Teknik Bangunan dipisahkan menjadi 3 program keahlian, yaitu; teknik perkayuan, teknik konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.

Berdasarkan informasi di atas terdapat beberapa permasalahan, apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan telah mengupayakan peningkatan kemampuan bagi lulusan – lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, dan sejauh mana keefektifan dari upaya – upaya tersebut dalam meningkatkan tingkat daya serap lulusannya. Apakah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di Surakarta ini telah cukup menyediakan tenaga kerja melalui lulusan, ataukah sebaliknya industri jasa konstruksi kurang memberi peluang bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan untuk bekerja di bidang jasa konstruksi.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelasakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan lulusannya.

2. Jumlah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang tersedia.

3. Jumlah kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi.

4. Sejauh mana tingkat daya serap lulusan sekolah menegah kejuruan Teknik Bangunan yang terserap di industri jasa konstruksi.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbandingan daya serap tersebut.

C. Pembatasan masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka permasalahan dibatasi pada “Upaya Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Bangunan dalam menyiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja, ketersediaan tenaga kerja lulusan Bangunan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Bangunan di industri jasa konstruksi serta Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi”.

D. Perumusan masalah

Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Sekolah Menengah Kejuruan jurusan bangunan dalam menyiapkan kemampuan lulusannya dalam menghadapi dunia kerja?

2. Seberapa besar ketersediaan tenaga kerja lulusan bangunan dan kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi?

3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi daya serap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi dunia kerja.

2. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja di industri jasa konstruksi yang berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bangunan.

3. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja tersebut.

F. Manfaat penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang ketenagakerjaan di sektor Industri Jasa Konstruksi.

b. Untuk mengetahui apakah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap lulusan SMK bangunan di dunia kerja.

2. Secara Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Teknik Bangunan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusannya.

b. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di dunia jasa konstruksi.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian analisis

Pengertian analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia online. penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui

keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); 2 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 3 pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya; ayak Kim pemilahan zat padat menurut ukurannya dng menggunakan pengayak; -- bahasa Ling penelaahan yg dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dl menggarap data kebahasaan yg diperoleh dr penelitian lapangan atau dr pengumpulan teks (penelitian kepustakaan); -- data penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan;. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Sedang menurut wikipedia.org analisis dalam arti bahasa adalah; analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna

meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, 12 Juni 2008).

Jadi dapat disimpulkan, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui suatu kedaan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggarap data yang diperoleh di lapangan, kemudian melakukan penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan kesimpulan.

b. Ketersediaan

Ketersediaan menurut kamus besar bahasa indonesia online; 1 kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan di waktu yg telah ditentukan; 2 keadaan tersedia; hal tersedia; se·di·a·an n 1 hasil menyediakan; 2 sesuatu yg sudah ada (sedia); (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

c. Kebutuhan tenaga kerja

Berbicara mengenai kebutuhan tenaga kerja tidak lepas dari kondisi nyata yang sedang terjadi di dunia kerja sekarang ini. Menurut data statistik pesat kota Surakarta diperoleh Jumlah pencari kerja pada akhir Tahun 2002 sebanyak 5.380 jiwa yang terdiri dari 3.238 laki-laki dan 2.142 perempuan. Tingkat pendidikan pencari kerja di Kota . Surakarta adalah Sarjana (S1) yaitu sekitar 57% dan sisanya adalah lulusan SD, SMP, SMA dan SMK. Dari data tersebut timbul pertanyaan di benak kita apakah semua pencari kerja tersebut dapat berbanding lurus dengan penyedia lapangan pekerjaanya (kebutuhan tenaga kerja).

Kebutuhan Menurut wikipedia.org; Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan, 12 Juni 2008). Sedangkan tenaga kerja Menurut kamus besar bahasa indonesia online; te·na·ga ker·ja n 1 orang yg bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai, dsb: proyek itu masih memerlukan ratusan --; 2 orang yg mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja; ke·te·na·ga·ker·ja·an n hal tenaga kerja. (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 6 Juni 2008).

Dapat dinyatakan bahwa kebutuhan tenaga kerja adalah suatu aspek yang menggerakkan suatu perusahaan, proyek dan sebagainya untuk memperoleh orang yang bekerja padanya sebagai pekerja, pegawai dan sebagainya, bagi perusahaan atau proyek tersebut.

d. Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan

Kecerdasan suatu bangsa tidak ditentukan oleh banyaknya warga negara yang memperoleh pendidikan tetapi ditentukan oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Salah satu tolak ukur dari kualitas pendidikan yang baik ialah meningkatkan kemampuan intelektual bangsa dalam menangani pembangunan dalam berbagai bidang, relevansi dengan tuntutan pembangunan dan tesedianya sumber daya manusia secara kualitas untuk menggerakkan pembangunan. Lembaga pendidikan seperti sekolah serta kelompok –kelompok masyarakat adalah sumber belajar dan proses jati diri, sekaligus tempat partisipasi individu Kecerdasan suatu bangsa tidak ditentukan oleh banyaknya warga negara yang memperoleh pendidikan tetapi ditentukan oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Salah satu tolak ukur dari kualitas pendidikan yang baik ialah meningkatkan kemampuan intelektual bangsa dalam menangani pembangunan dalam berbagai bidang, relevansi dengan tuntutan pembangunan dan tesedianya sumber daya manusia secara kualitas untuk menggerakkan pembangunan. Lembaga pendidikan seperti sekolah serta kelompok –kelompok masyarakat adalah sumber belajar dan proses jati diri, sekaligus tempat partisipasi individu

Selain itu sekolah merupakan lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok – kelompok umur tertentu dalam ruang – ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari program keahlian (mata diklat).

Menurut (Everet Reimer 1987; 33); Sekolah mempunyai tugas primer yang terdiri dari suatu proses”import conversation export ”, artinya sebuah sekolah hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila ia menunaikan tugas primernya, yaitu menerima anak – anak, memberikan suatu program, pendidikan yang memungkinkan anak – anak itu tumbuh dan belajar kemudian melepaskan mereka setelah sekian tahun sebagai pribadi – pribadi yang sudah matang dibandingkan dengan saat mereka masuk.

Menurut kamu besar bahasa indonesia “sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Jelas bahwasannya sekolah tidak hanya memberi masukan bagi siswa tetapi juga memberi ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam kehidupan bagi siswa yang menuntut ilmu. Sifat menerima dan memberi harus senantiasa terjalin sehingga keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan sebagai lanjutan dari SMP atau bentuk lain yang sederajat atau hasil belajar yang diakui sama. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya bidang teknologi dan industri mempunyai beberapa jurusan salah satunya jurusan Teknik Bangunan. Pada Teknik Bangunan sendiri dibagi dua program yaitu, program konstruksi bangunan dan teknik gambar bangunan.

e. Peningkatan Kemampuan / Kompetensi

Istilah kemampuan / kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. (Rustyah, 1982), menyatakan bahwa ”kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan Istilah kemampuan / kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. (Rustyah, 1982), menyatakan bahwa ”kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

Menurut (Herry, 1998), kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan latihan.

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa peningkatan kemampuan / kompetensi lulusan SMK bangunan adalah upaya yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kemampuan lulusannya dalam hal pengetahuan, ketrampilan untuk bekerja di industri jasa konstruksi.

f. Kesiapan Lulusan SMK Bangunan

Kesiapan berasal dari kata dasar siap yang artinya : si·ap v 1 sudah disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja); - - pakai 1 (tt tamatan sekolah dsb) terampil dan profesional serta dapat langsung (tanpa pelatihan lagi) menjalankan pekerjaan; (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, 12 April 2009).

Kesiapan lulusan dapat diartikan, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan yang telah disediakan untuk bekerja secara terampil dan professional dan dapat langsung menjalankan pekerjaan tanpa harus mendapatkan pelatihan lagi.

g. Industri jasa konstruksi

a. Pengertian industri jasa konstruksi

Menurut UU 18/1999, bab 1 pasal 1 jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Jenis usaha jasa konstruksi antara lain terdiri dari;

1. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

2. Usaha pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam jasa konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian – bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi.

3. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi. (Wulfram I Ervianto 2004; 10)

Dalam UU 18/1999, bab 1 pasal 8 dan 9 industri jasa konstruksi memiliki beberapa persyaratan usaha terhadap perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi yang berbentuk badan usaha harus memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha dibidang jasa konstruksi dan memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Dalam bidang keahlian tenaga kerja perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana, pelaksana ataupun pengawas pekerjaan konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian.

b. Pihak-pihak yang terlibat dalam industri jasa Konstruksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak, yaitu

atau prinsipal (employer/client/bouwheer), pihak perencana (designer) dan pihak kontraktor ( annemer ).

pihak pemilik

proyek

(owner)

Gambar 2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”

c. Hubungan kerja

Hubungan antar pihak dalam penyelenggaraan pembangunan dapat diskemakan seperti dalam gambar ini;

Gambar 2.2 Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan

Wulfram I Ervianto,2004.”Manajemen Proyek”

B. Kerangka Berpikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan mempersiapkan lulusannya sebagai tenaga teknisi di industri jasa konstruksi. Mengingat kebutuhan tenaga di industri jasa konstruksi, maka Sekolah Menengah Kejuruan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan lulusannya sebagai tenaga teknisi yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh industri jasa konstruksi.

Kenyataanya orang – orang yang bekerja di Industri jasa konstruksi didominasi oleh orang - orang dari non formal atau orang – orang yang tidak mengenyam pendidikan keteknikan secara formal. Sedangkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan apakah juga memiliki peluang yang sama untuk bekerja di Industri jasa konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari apakah jumlah lulusan SMK Teknik Bangunan di Surakarta ini sesuai dengan jumlah kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Bangunan yang diinginkan oleh industri jasa konstruksi.

Persentase dari ketersediaan dan kebutuhan tenaga lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan dapat dilihat dari jumlah lulusan SMK Bangunan di Surakarta dengan peluang peluang kerja dari ikatan kerjasama antara SMK dengan industri jasa konstruksi, DISNAKER Surakarta. Berdasarkan data tersebut akan diperoleh kesimpulan apakah jumlah lulusan SMK Bangunan sudah sesuai dengan Jumlah peluang kerja yang tersedia. Jika ada ketidakseimbangan dalam hal ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan harus di cari faktor – faktor apa saja yang menyebabkan keterserapan tenaga kerja Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan berikut:

Lulusan SMK Bangunan di Surakarta

Industri jasa konstruksi

Data dari Sekolah: Data di lapangan mengenai Data mengenai jumlah lulusan

ketersedian lapangan kerja bagi SMK bangunan di Surakarta.

lulusan SMK bangunan di industri jasa konstruksi di Surakarta: - Industri Jasa konstruksi. - Disnakertrans Surakarta.

- Media cetak.

Pengumpulan data Pengumpulan data

Jumlah ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan

di Kota Surakarta

Faktor faktor yang mempengaruhi keterserapan tenaga kerja tersebut

Upaya yang dilakukan sekolah Kriteria tenaga kerja yang untuk menyiapkan lulusanya.

diinginkan industri jasa konstruksi.

Analisis/ Interpretasi

Lulusan memenuhi syarat Lulusan tidak memenuhi untuk bekerja di industri jasa

syarat untuk bekerja di konstruksi.

industri jasa konstruksi.

Peninjauan Kembali

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data-data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tempat penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu ;

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta yang menyediakan jurusan Teknik Bangunan (SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta).

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Surakarta (DISNAKERTRANS) dan informasi lowongan pekerjaan yang lain melalui media cetak (harian Solopos).

3. Industri jasa konstruksi; CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan) CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan CV. Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana).

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Maret 2010. Adapun perinciannya sebagai berikut : Tabel 3. 1 Waktu penelitian

No. Nama Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Pengajuan Judul

10 Juli 2008

2. Proposal Penelitian

25 Juli 2008 sampai 18 Desember 2008

3. Seminar Proposal Penelitian

19 Februari 2009

4. Revisi Proposal Penelitian

4 Meret 2009 sampai 6 April 2009

5. Perijinan Penelitian

6 Maret 2009 sampai 3 Juni 2009

6. Pelaksanaan Penelitian

3 Juni 2009 sampai 3 September 2009

7. Analisis Data Penelitian

25 Agustus 2009 sampai 8 Desember 2009

8. Penyusunan Laporan

8 Desember 2009 sampai 23 Maret 2010

9. Ujian Skripsi

13 April 2010

10. Revisi

13 April 2010 sampai 13 Mei 2010

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap diperlukan pendekatan permasalahan melalui strategi yang tepat. Penelitian kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi dan partisipasi), maka jenis penelitian dengan strategi yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dikutip dari Dr. Lexy J. Moleong, M.A. (2001:3) menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Strategi penelitian deskriptif dibedakan menjadi 3 yaitu tunggal terpancang, ganda terpancang, tunggal holistic dan ganda holistic. Dalam penelitian ini digunakan strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang merupakan penelitian yang melihat berbagai masalah yang tidak berdiri sendiri dan berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah tetapi dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti melihat berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan utuh. Peneliti ingin mengungkapkan berbagai masalah yang berhubungan dengan upaya sekolah menyiapkan lulusannya, ketersediaan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan, kebutuhan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik

Bangunan di industri jasa konstruksi serta faktor faktor yang mempengaruhi daya serap tersebut.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan atau narasumber

a. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyediakan jururan Teknik Bangunan di surakarta, yaitu; SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Negeri 5 Surakarta.

b. Dinas Tenaga Kerja Surakarta, sebagai lembaga penyalur tenaga kerja di surakarta.

c. Pihak industri jasa konstruksi, dalam hal ini Direktur CV. Astha Bhawana (Perencana dan Pengawasan), Direktur CV. Candrakirana Design Centre (Konsultan Perencana Arsitektur) dan Direktur CV. Mukti Pramana Sentosa (Kontraktor Pelaksana) yang mengetahui dan memberikan informasi permasalahan penelitian.

2. Informasi lapangan melalui media cetak, dalam hal ini media yang berkaitan dengan informasi lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK jurusan bangunan khususnya di kota Surakarta. Informasi melalui media cetak yaitu; surat kabar yang membahas informasi lowongan di Surakarta (Harian Solopos).

3. Arsip, referensi dan dokumen resmi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan bukanlah cuplikan statistik atau biasa dikenal sebagai “Probability Sampling” yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keingintahuan Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan bukanlah cuplikan statistik atau biasa dikenal sebagai “Probability Sampling” yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif dengan menggunakan keingintahuan

Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing) Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan berulang berupa informan yang sama (Patton, 1980). Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap kompetensi ketrampilan lulusan pendidikan Teknik Bangunan. Teknik ini akan dilakukan pada semua informan oleh peneliti langsung sehingga diharapkan data yang diperoleh akan lebih valid.

2. Observasi Langsung.

Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys) Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan dengan permasalan penelitian Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.

F. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengembangan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Artinya untuk menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Bangunan di industri jasa konstruksi serta persyaratan kompetensi ketrampilan yang dibutukan industri jasa konstruksi.

WAWANCARA Sales

INFORMAN

Copy Center

DATA DOKUMEN/ Accounting

Copy Center

OBSERVASI Publications

AKTIVITAS

Shipping

Gambar 3.1 Teknik Triangulasi data

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

2. Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai sumber secara mandiri. Selain itu basis data akan dikembangkan dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya verifikasi.

Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)

G. Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar 3.3 Proses Analisis Interaktif

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

1. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh di lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih, dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.

2. Reduksi (data) Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan membatasi permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan – pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam penelitian. Hal itu dilakukan agar banyaknya data yang terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.

3. Sajian data Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan sajian yang berupa cerita sistematis dan logis agar makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matrik, gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian.

4. Penarikan kesimpulan/ verifikasi Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi dan sajian data. Ketiga kegiatan analisis tersebut dilakukan

Reduksi data dan sajian data diperoleh dari pengumpulan data yang masih heterogen. Kemudian dipisahkan menurut jenis data dan keperluan yang dicari dengan memberi kode atau tanda disetiap data. Penarikan kesimpulan atau verifikasi diambil dari reduksi data dan sajian data akhir yang diperoleh dan antara ketiganya terdapat hubungan yang terkait satu dengan yang lain. Karena sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, walaupun penelitian menggunakan strategi terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pertanyaan yang jelas dirumuskan, namun penelitian ini tetap bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan kemudian oleh keadaan yang sebenarnya di lokasi studi.

H. Prosedur penelitan

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut;

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret.

b. Mengurus perijinan penelitian ke DISPORA guna memperoleh ijin untuk melakukan penelitian ke SMK dan DISNAKER, sebagai objek penelitian.

c. Mengurus perijinan penelitian ke Industri Jasa Konstruksi sebagai objek penelitian.

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat dokumen.

b. Melakukan pengkajian dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan data, pada pengumpulan data berikutnya.

c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka berfikir.

3. Analisis Data

Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan usaha untuk menemukan tema-tema yang relevan dengan masalah penelitian

4. Penyajian Simpulan/ Hasil

Penyajian kesimpulan/ hasil berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif mengenai analisis ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK bangunan di Surakarta pada sektor industri jasa konstruksi.

Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penelitian dapat digambarkan melalui bagan alur penelitian berikut:

Mengurus Perijinan: Persiapan Penelitian

1. Pembantu Dekan III FKIP

2. DISPORA untuk memperoleh ijin ke SMK dan DISNAKER.

3. Perijinan Ke Industri Jasa Konstruksi

Pengumpulan Data

Melakukan pengkajian dan pembahasan data yang telah terkumpul

Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis

Analisis Data

Penyajian Simpulan/ Hasil

Gambar 3.4 Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. SMK Negeri 5 Surakarta

a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962. Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan Gedung.

Adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

b. Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m 2 yang terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat

menunjang kegiatan belajar mengajar.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 5 Surakarta.

1) Visi SMK Negeri 5 Surakarta. Visi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu menciptakan teknisi muda tingkat menengah yang profesioanal handal dan tangguh

2) Misi SMK Negeri 5 Surakarta Misi SMK Negeri 5 Surakarta yaitu :

a) Mendidik dan melatih peserta didik dengan prinsip kewirausahaan.

b) Mendidik dan Melatih peserta didik sesuai kebutuhan dunia usaha.

c) Mendidik dan melatih peserta didik untuk mandiri.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 5 Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

5 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4. Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai berikut :

1. Wakil Kepala Sekolah (WKS 4)

2. Sekretaris

3. Bendahara

4. Urusan Prakerin

5. Bursa Kerja Khusus (BKK) Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 5 Surakarta mempunyai tugas membantu WKS 4 dalam melaksanakan tugas – tugas yang meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

b) Bekerja sama untuk mengadakan hubungan dengan Du/Di pengguna tenaga kerja, khususnya lulusan SMK Negeri 5 Surakarta.

c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta, dalam informasi tenaga kerja.

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja lulusan SMK Negeri 5 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 5 Surakarta.

Sekolah terletak didalam kota Surakarta dikomplek persekolahan /dilingkungan sangat setrategis dan dekat dengan lapangan olah raga ( stadion ) Manahan. Dilalui kendaraan angkutan umum dari berbagaiJurusan. Memudahkan pencapaian ke sekolah.

Guna menunjang Pendidikan SMK Negeri 5 Surakarta mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik Industri, Bengkel Teknik Listrik Elektro, engkel Teknik Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif, Bengkel Las, Laboratorium Komputer dan Internet, Perpustakaan dengan jaringan internet, dan Laboratorium Bahasa.

Fasilitas lain sebagai penunjang kegiatan Extrakulikuler SMK negeri 5 Surakarta mempunyai fasilitas antara lain: Lapangan Tenis, Lapangan basket, Lapangan Volley, Koperasi siswa, Studio Musik, 3 Kantin, Masjid,UKS dan Lab Komputer.

2. SMK Negeri 2 Surakarta

a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta

Sejalan dengan berkembangnya zaman, para pakar teknologi membuat kesepakatan untuk mendirikan sekolah STM di Solo, adapun para pakar tersebut antara lain:

1) Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden

2) Prof.Ir. Soediro

3) R.T. Djoyo Suparno ( Sri sampurno)

4) R. Soemardi Djati Sworo

5) Letda Soejono,B.A Tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan. Tahun 1956 STM ini berstatus negeri dengan SK

Mendikbud RI No. 3095/ B dan tanggal 4 Juli 1952 berlokasi di sekolah Teknik IV/ V Gendengan dengan alamat Jl. Dr Muwardi No. 56 Surakarta hingga tahun 1957/ 1958 dengan kepala sekolahnya adalah Ir. Frederick Cornelius Louis Van Olden. Sejak tahun 1998 lokasi tersebut menjadi SMP Negeri 24 surakarta dan SMP Negeri 25 Surakarta.

Tahun 1967 berdasarkan SK Mendikbud RI No. 99/ SBL DH. Direktorat Pendidikan kejuruan N/ 67 tanggal 18 Juni 1967 dengan nama Sekolah Teknik Menengah Kejuruan Negeri 1 Surakarta dengan 3 jurusan, yaitu Jurusan Mesin, Jurusan Bangunan dan Jurusan Listrik.

Dengan adanya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah maka tahun 1977 SMK Negeri 2 Surakarta ditunjuk agar melaksanakan kurikulum 1967 berdasarkan Ditjemen Direktorat Pendidikan Kejuruan tanggal 6 Januari 1977 No. 5.1.012.77 membuka 5 Jurusan yaitu Mesin Produksi, Listrik, Bangunan Gedung, Otomotif dan Elektronika.

Tahun 1985 berdasarkan SK. Depdikbud RI tanggal 17 Oktober 1985 No. 7621C/ K 12/ 85, SMK Negeri 2 Surakarta memakai kurikulum 1984 dengan 60% teori dan 40% praktikum yang berjalan sampai tahun 1992 dan hanya terbagi menjadi 4 rumpun, yaitu Bangunan, Otomotif, Elektronika, dan Mesin/ Teknik pengerjaan Logam.

Tahun 1986 dengan SK Dikmenjur tanggal 4 Desember 1986 No. 267/ C4/ Kep./ 1.86 menetapkan STM Negeri 1 Surakarta dibagi menjadi rumpun dan Program Studi sebagai berikut:

1) Rumpun Bangunan, terdiri dari Program Studi Bangunan Gedung dan Program Studi Gambar Bangunan.

2) Rumpun Elektronika, terdiri dari Program Studi Elektronika Komunikasi.

3) Rumpun Pengerjaan Logam (TPL), terdiri dari Program Studi Mesin Produksi dan Program Studi Mesin Otomotif.

4) Rumpun Otomotif, terdiri dari Program Studi Mekanik Otomotif. Pada tahun 1992/ 1993 SMK Negeri 2 Surakarta membuka Rumpun Listrik dengan berbagai pertimbangan antara lain:

1) SMK Negeri 2 Surakarta masih ada peralatan praktek listrik.

2) Masih tersedia guru dari rumpun listrik.

3) Mendapat rekomondasi dari Pemda Surakarta. Kemudian atas pertimbangan tersebut, maka diadakan usulan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun dan sampai saat ini SMK Negeri 2 Surakarta tetap memiliki 5 Rumpun yaitu Rumpun Bangunan, Rumpun Elektronika, Rumpun Mesin/ TPL, Rumpun Otomotif, dan Rumpun Listrik.

Tahun 1996 STM Negeri Solo berubah nama menjadi STM Negeri 1 Surakarta berdasarkan surat dari Dirjen Pendidikan Menengah Kejuraun Jakarta 6 januari 1997 No.5.1.012.77 ditunjuk melaksanakan kurikulum 1967 (STM 3 Tahun) dengan pengembangan jurusan, antara lain: Mesin, Elektronika, Bangunan, Listrik dan Otomotif.

Pada tahun 1999/ 2000 SMK Negeri 2 Surakarta diberlakukan kurikulum 1999 dengan perubahan rumpun menjadi bidang keahlian yang diberlakukan dengan adanya Program Keahlian meliputi:

1) Bidang Keahlian Bangunan, terdiri dari Program Keahlian Teknik Perkayuan (TP), Teknik Konstruksi Bangunan (TKB) dan Teknik Gambar Bangunan (TGB).

2) Bidang Keahlian Elektronika, terdiri dari Program Keahlian Teknik

Audio Video ( TAV) dan Teknik Listrik Pemakaian (TLP).

3) Bidang Keahlian Mesin, terdiri dari Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas.

4) Teknik Mesin Otomotif.

b. Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta

Gedung SMK Negeri 2 Surakarta terletak di JL. Adi Sucipto No.33 Surakarta. Disekitar lokasi SMK Negeri 2 Surakarta terdapat lembaga pendidikan lain sehingga pada jam- jam sekolah sangat ramai.

Lembaga pendidikan tersebut antara lain SMU Negeri 4 Surakakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, SMK Negeri 6 Surakarta, SMU Regina Pacis dan sebagainya.

Hal lain yang mendukung keberadaan SMK Negeri 2 Surakarta adalah sarana transportasi yang mudah dan lancar karena terletak pada jalan utama menuju Terminal Tirtonadi Solo., sehingga dapat dijangkau dengan mudah dan cepat.

c. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta.

1) Visi SMK Negeri 2 Surakarta. Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global.

2) Misi SMK Negeri 2 Surakarta Misi dari SMK Negeri 2 Surakarta yaitu:

a) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri.

b) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi.

c) Unggul dalam kewirausahaan.

d) Unggul dalam kemandirian.

d. Struktur Organisasi dan Tugas Pengurus Prakerin SMK Negeri 2 Surakarta.

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Surakarta di koordinir dan di bawah naungan Wakil Kepala Sekolah (WKS).4. Adapun Struktur Organisasi dan tugas kepengurusan WKS.4 adalah sebagai berikut :

1) Wakil Kepala Sekolah (WKS) 4

2) Kelompok Kerja (Pokja) Prakerin

3) Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK). Pokja Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK negeri 2 Surakarta mempunyai tugas membantu Waka 4 dalam melaksanakan tugas – tugasnya meliputi :

a) Mengkoordinir seluruh kegiatan BKK.

b) Bekerja sama dengan semua tugas BKK untuk mengadakan hubungan dengan Du/Di pengguna tenaga kerja, khususnya lulusan SMK Negeri 2 Surakarta.

c) Mengadakan komunikasi dengan Kandepnaker kota Surakarta, dalam informasi tenaga kerja.

d) Membuat laporan secara periodic tentang penyaluran tenaga kerja lulusan SMK Negeri 2 Surakarta, kepada Ka. Kandepnaker kota Surakarta.

e. Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta.

Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan, sekolah mempunyai fasilitas antara lain :

1) Studio Teknik Gambar Bangunan.

2) Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan.

3) Bengkel Teknik Perkayuan.

4) Bengkel Teknik Listrik Pemakaian.

5) Bengkel Teknik Audio Video.

6) Bengkel Teknik Pemesinan.

7) Bengkel Teknik Mekanik Otomotif.

8) Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan..

9) MTU ( Mobil Training Unit ).

10) ICT ( Information and Communication Technology ).

11) Stasiun Relay TVE ( Televisi Education ).

12) Laboratorium Multimedia.

13) Laboratorium Komputer.

14) Perpustakaan.

3. Industri Jasa Konstruksi

Dalam penelitian ini, perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah CV. Astha Bhawana dan CV. Candrakirana Design Centre, serta CV. Mukti Pramana Sentosa (MPS) sebagai sampel untuk perusahaan jasa konstruksi di Surakarta.

a. CV. Astha Bhawana

1. Tinjauan Umum CV. Astha Bhawana merupakan suatu perusahaan jasa konstruksi yang

bergerak dibidang konsultan perencana dan pengawasan. Berdasarkan pada Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 28, 29, dan 30 Tahun 2000 dan peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa yang pada hakekatnya merupakan salah satu usaha dalam pembinaan Sumber Daya Manusia dan pelaksanaan di bidang jasa konstruksi.

2. Data Administrasi CV. Astha Bhawana Secara umum, data administrasi CV. Astha Bhawana antara lain sebagai

berikut:

a. Nama badan usaha

: CV. Astha Bhawana

b. Alamat badan usaha : Jl. Kantil No. 243 Badran

Surakarta

c. Kode Pos

d. Telepone/ Fax

e. NPWP

: 01.140.062.9-526.000

f. Bentuk badan usaha

: Badan Usaha Nasional

g. Jenis badan usaha : Perencana dan Pengawasan

h. Kekayaan bersih

: Rp. 230.000.000

3. Kualifikasi/Klasifikasi Badan Usaha Tabel 4.1 Data Kualifikasi CV. Astha Bhawana

Kemampuan

Sub Bidang

Asosiasi Proses Klasifikasi/Layanan

Tahun (Juta)

1 Jasa Manajemen Proyek

0 Inkindo Selesai Terkait Konstruksi Bangunan

2 Jasa Manajemen Proyek

0 Inkindo Selesai Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

0 Inkindo Selesai dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya

3 Jasa Nasehat/Pra-Disain 12004 2 2009

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur YUNANTO NUGROHO, ST

Adm & Keuangan MUJI REJEKI

Ketua Tim

YUNANTO NUGROHO, ST

Ahli Arsitekture

Ahli Bangunan

Ahli Sipil

Bangunan

Mek & Elek

SUTOPO, Ah. T

SOEPARDJO

AGUS SRIYANTO

Ahli Teknik

Ahli Cost

Informatika

Estimator

ADI SUPRIATMO

TRI HARDO

Studio Gambar

SURVEYOR, DRAFFTER,

OPERATOR KOMPUTER

Sumber: Arsip CV. Astha Bhawana

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Astha Bhawana Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Astha Bhawana

1. Tinjauan Umum CV. Candrakirana Design Centre merupakan salah satu perusahaan