Pengguna Difabel lembaga yang merawat pasien atau seseorang yang dipercaya bersama-sama membantu individu
5.1 Pengguna Difabel lembaga yang merawat pasien atau seseorang yang dipercaya bersama-sama membantu individu
hingga mencapai keputusan yang sesuai dengan
Berdasarkan United Nations Convention on the keinginan dan preferensi individu tersebut. Rights of Persons with Disabilities (CRPD, 2006),
Memberikan informasi terkait riwayat sterilisasi pasien difabel harus memiliki akses yang setara
penyandang disabilitas, seringkali menjadi tehnik dengan pasien lain, pada semua jenis layanan
untuk manajemen menstruasi di institusi, 14 hal seksual dan kesehatan reproduksi (artikel 25)
tersebut penting untuk memastikan bahwa sebagai bagian dari hak seorang yang telah
keputusan tentang sterilisasi dibuat dengan menikah, menemukan sebuah keluarga, dan
persetujuan penuh dan kesediaan dari individu, baik mempertahankan kesuburan mereka (artikel
sendiri atau dengan dukungan, bebas dari paksaan. 23). 12 Tenaga kesehatan profesional sering kali
gagal dalam memberikan pelayanan seksual dan
kesehatan reproduksi bagi pasien yang mengalami
5.2 Remaja*
disabilitas karena adanya kesalahpahaman yang Remaja di banyak negara tidak memiliki akses yang menganggap mereka tidak aktif secara seksual.
cukup terhadap informasi dan layanan kontrasepsi Penyediaan layanan kontrasepsi bagi pasien
yang diperlukan untuk melindungi kesehatan dan difabel bagaimanapun memerlukan keputusan
hak seksual dan reproduksi mereka. Terdapat terkait kontraspesi yang sesuai dengan keinginan
kebutuhan mendesak untuk menerapkan program individu, tingkat disabilitas dan
yang memenuhi kebutuhan kontrasepsi remaja dan kontrasepsi spesifik yang berbeda.
metode
menghilangkan hambatan pada layanan. Secara umum, remaja layak untuk menggunakan semua
Contohnya adalah
metode kontrasepsi seperti dewasa, dan harus penghalang bisa jadi sulit digunakan bagi seorang
beberapa
kontrasepsi
seluruh pilihan dengan gerakan atau ketangkasan yang terbatas;
kontrasepsi. Usia bukan merupakan alasan medis kontrasepsi oral kombinasi bisa jadi tidak sesuai
untuk menolak metode kontrasepsi kepada remaja. bagi wanita dengan gangguan sirkulasi atau
pergerakkan ekstremitas yang terbatas, walaupun
kekhawatiran telah tidak adanya mutasi trombogenik, karena adanya
Sementara
beberapa
penggunaan metode kekhawatiran pada peningkatan risiko trombosis
diungkapkan
tentang
kontrasepsi tertentu oleh remaja (misalnya vena dalam; dan metode lain yang lebih baik bagi
penggunaan kontrasepsi suntik progestin untuk individu dengan cacat intektual atau mental yang
mereka di bawah 18 tahun), kekhawatiran ini harus mempunyai kesulitan dalam mengingat konsumsi
keuntungan mencegah obat setiap hari. Bagi wanita yang mempunyai
diimbangi
dengan
kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk membantu kesulitan dalam menjaga kebersihan saat
menentukan apakah remaja dengan kondisi medis menstruasi, dampak dari metode kontrasepsi
tertentu aman menggunakan metode kontrasepsi pada
tertentu, silakan merujuk ke Kriteria Kelayakan pertimbangan. Dalam semua kasus, keputusan
Medis bagi Penggunaan Kontrasepsi, edisi ke-5 (9). medis harus berdasarkan informasi, pendidikan
seksual dan kesehatan reproduksi yang adekuat. Faktor politik dan budaya dapat mempengaruhi Pada penyandang disabilitas maka menentukan
kemampuan remaja untuk mengakses informasi keinginan dan kecenderungan pilihan individu
dan layanan kontrasepsi. Sebagai contoh, bila menjadi tantangan, kontrasepsi sebaiknya
layanan kontrasepsi tersedia, remaja (yang tidak diberikan secara konsisten sesuai 12 anjuran dari
menikah, khususnya) mungkin tidak dapat CRPD.
memanfaatkannya karena undang-undang dan kebijakan yang terbatas. Bahkan jika remaja dapat
Khususnya, dalam kasus seperti itu proses memperoleh layanan kontrasepsi, mereka mungkin 5. Pengguna dengan Kebutuhan Khusus 23 Khususnya, dalam kasus seperti itu proses memperoleh layanan kontrasepsi, mereka mungkin 5. Pengguna dengan Kebutuhan Khusus 23
15 September, 1995). Beijing: United Nations; 1995: para. mungkin mencapnya. Semua remaja, tanpa
95 (A/CONF.177/20; http://www.un.org/esa/gopher- memandang status perkawinan, memiliki hak atas
data/ conf/fwcw/off/a--20.en, accessed 8 July 2016). privasi dan kerahasiaan dalam hal kesehatan,
3. Chapter 4: Health service coverage. In: World health termasuk perawatan kesehatan reproduksi.
statistics 2015. Geneva: World Health Organization; 2015 Layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang
(http://www.who.int/reproductivehealth/topics/mdgs/ tepat, termasuk kontrasepsi, harus tersedia dan
health-service-coverage2015.pdf, accessed 8 July 2016). dapat diakses oleh semua remaja tanpa perlu
4. Ensuring human rights in the provision of contraceptive otorisasi orang tua atau wali oleh hukum,
information and services: guidance and recommendations. kebijakan atau praktik.
Geneva: World Health Organization; 2014 (http://apps.who. int/iris/bitstream/10665/102539/1/9789241506748_eng.
pdf, accessed 8 July 2016).
Masalah sosial dan perilaku harus menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan metode
5. Koenig MA. The impact of quality of care on contraceptive kontrasepsi oleh remaja. Misalnya, remaja use: evidence from longitudinal data from rural Bangladesh. Baltimore (MD): Johns Hopkins University; 2003.
berisiko tinggi untuk infeksi menular seksual, termasuk HIV. Sementara remaja dapat memilih
6. Arends-Kuenning M, Kessy FL.The impact of demand factors, untuk menggunakan salah satu dari metode
quality of care and access to facilities on contraceptive kontrasepsi yang tersedia, dalam beberapa kasus use in Tanzania. J Biosoc Sci. 2007;39(1):1 –26. doi:10.1017/
S0021932005001045.
tidak memerlukan metode harian mungkin lebih nyaman bagi remaja. Remaja, menikah atau
7. RamaRao S, Lacuest M, Costello M, Pangolibay B, Jones H. belum menikah, juga telah terbukti kurang toleran The link between quality of care and contraceptive use. terhadap efek samping oleh karena itu remaja Int Fam Plann Perspect. 2003;29(2):76 –83. doi:10.1363/
ifpp.29.076.03.
memiliki tingkat penghentian kontrasepsi yang
8. tinggi. Pemilihan metode kontrasepsi juga Sanogo D, RamaRao S, Johnes H, N’diaye P, M’bow B, Diop CB. Improving quality of care and use of contraceptives
dipengaruhi oleh faktor pola hubungan seksual in Senegal. Afr J Reprod Health. 2003;7(2):57 –73. sporadis dan kebutuhan menyembunyikan
aktivitas seksual dan penggunaan kontrasepsi. 9. Medical eligibility criteria for contraceptive use, fifth edition. Misalnya, remaja yang aktif secara seksual yang Geneva: World Health Organization; 2015 (http://www. who.int/reproductivehealth/publications/family_planning/
belum menikah memiliki kebutuhan yang sangat MEC-5/en/, accessed 8 July 2016).
berbeda dari mereka yang sudah menikah dan ingin menunda kehamilan. Memperluas jumlah 10. Trussell J. Contraceptive efficacy. In: Hatcher RA, Trussell
J, Nelson AL, Cates W, Kowal D, Policar M, editors. pilihan metode kontrasepsi yang ditawarkan Contraceptive technology: twentieth revised edition. dapat mengarah pada peningkatan level New York (NY): Ardent Media; 2011. kepuasan,
peningkatan prevalensi penggunaan kontrasepsi. 11. WHO handbook for guideline development, second edition. Geneva: World Health Organization; 2014 (http://
Pendidikan dan konseling yang tepat, baik www.who.int/kms/handbook_2nd_ed.pdf, accessed 8
sebelum dan pada saat pemilihan metode, dapat
July 2016).
membantu remaja memenuhi kebutuhan mereka dan membuat keputusan secara yakin. Setiap 12. United Nations Convention on the Rights of Persons with
Disabilities. Resolution adopted by the United Nations upaya harus dilakukan untuk mencegah biaya General Assembly. New York (NY): United Nations; 2006 layanan dan/atau metode sehingga membatasi
http://www.un-documents.net/a61r106. pilihan kontrasepsi yang tersedia.
(A/RES/61/106;
htm, accessed 8 July 2016).
13. Introducing WHO’s sexual and reproductive health Keterangan (*): Kebijakan pelayanan kontrasepsi
guidelines and tools into national programmes: principles di Indonesia hanya ditujukan bagi Pasangan Usia
and processes of adaptation and implementation. Geneva: Subur (PUS)
World Health Organization; 2007 (http://whqlibdoc.who. int/hq/2007/WHO_RHR_07.9_eng.pdf, accessed 8 July
Referensi untuk Bab 1 –5 2016).
1. Programme of Action of the International Conference 14. World report on disability 2011. Geneva: World Health on Population and Development. In: Report of the
Organization; 2011 (http://www.who.int/disabilities/ International Conference on Population and
world_report/2011/report/en/, accessed 8 July 2016). Development (Cairo, 5 –13 September 1994). Cairo:
United Nations; 1994: para. 7.2 (A/ CONF.171/13,
http://www.un.org/popin/icpd/conference/ offeng/poa.html, accessed 8 July 2016).
2. Beijing Declaration and Platform for Action. In: Report 24 Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi • Edisi ketiga 2016
Ringkasan Perubahan dalam Rekomendasi Praktik Terpilih dalam Penggunaan Kontrasepsi Edisi Ketiga
Terdapat lima metode kontrasepsi terkini yang • Pil kontrasepsi darurat ulipristal (PKD-UPA) ditambahkan dalam edisi ini: • Implan 2 batang, tiap batang mengandung
Satu pertanyaan yang dipertimbangkan dalam edisi
75 mg levonogestrel
ini:
• Depo medroxyprogerone acetate sub kutan • Kapan seorang wanita melanjutkan atau • Kontrasepsi
reguler setelah transdermal (KHKT)
penggunaan kontrasepsi darurat? • Cincin vagina kontrasepsi kombinasi (CVKK)
6. Ringkasan Perubahan dalam Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi Edisi Ketiga 25
Rekomendasi
menentukan apakah seorang wanita tepat
7.1 Bagaimana Seorang Tenaga
secara medis dan karakteristik aman menggunakan AKDR harus mengacu pada
Kesehatan Memastikan bahwa
Kriteria
Kelayakan
Medis Penggunaan