STUDI PENERAPAN MANAJEMEN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA USAHA FRANCHISE (Studi Kasus pada Usaha Franchise Donat Bakar)

PADA USAHA FRANCHISE (Studi Kasus pada Usaha Franchise Donat Bakar)

Oleh: WAHYU ISTIQOMAH K7408161

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2011

Wahyu Istiqomah. STUDI PENERAPAN MANAJEMEN DAN PELAPORAN

KEUANGAN PADA USAHA FRANCHISE (Studi Kasus pada Usaha

Franchise Donat Bakar). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui penerapan manajemen meliputi permodalan, proses produksi, strategi pemasaran dan pembagian hasil dalam usaha franchise Donat Bakar. (2) Untuk mengetahui penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise Donat Bakar. (3) Untuk mengetahui kendala-ken- dala dalam penerapan pelaporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah rumah produksi franchise Donat Bakar. Sumber data berasal dari direktur utama, direktur operasional serta bagian keuangan franchise Donat Bakar. Sampel diambil dengan purposive sampling, dimana memilih informan yang memiliki in- formasi secara mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data. Tek- nik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap lapangan, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Permodalan usaha franchise Donat Bakar berasal dalam perusahaan yaitu pemilik usaha. (2) Proses produksi usaha dimulai dari proses tahap awal yaitu persiapan bahan dan pengolahan menjadi adonan, tahap fermentasi yaitu memberi waktu adonan untuk mengembang, serta tahap akhir yaitu penggorengan dan pengemasan donat. (3) Strategi pemasaran yang dilakukan oleh usaha franchise Donat Bakar yaitu memilih produk donat kemudian dimodifikasi dengan memberikan topping, dipromosikan melalui situs jejaring sosial, serta memilih lokasi penjualan dalam kawasan pusat keramaian orang. (4) Pembagian hasil diperoleh hanya dari total penjualan donat, tidak memungut pembagian laba dari franchisee atau penerima waralaba. (5) Pencatatan laporan keuangan masih sebatas berupa laporan bisnis yang disusun tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), namun setiap terjadi transaksi dicatat secara runtut. (6) Usaha franchise Donat Bakar belum menerapkan SAK karena belum menyusun laporan keuangan sesuai standar dalam SAK yang memuat komponen-komponen laporan keungan, yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. (7) Usaha franchise Donat Bakar belum mampu menyajikan laporan keuangan yang sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu : (a) Pengelola usaha belum mengetahui tentang adanya SAK yang mengatur standar laporan keuangan untuk mengelola usaha yang dijalankan. (b) Keterbatasan sumber daya manusia dari pengelola usaha, karena manajemen keuangan usaha masih merangkap tugasnya dalam bagian pemasaran. Kata kunci : franchise, manajemen, pelaporan keuangan, Standar Akuntansi

Keuangan (SAK)

Wahyu Istiqomah. A STUDY ON MANAGEMENT AND FINANCIAL

REPORTING APPLICATION IN FRANCHISE BUSINESS (A Case Study

on Donat Bakar Franchise Business). Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objectives of research are (1) to find out the application of mana- gement including capital, production process, marketing strategy and profit share in Donat Bakar Franchise Business, (2) to find out the application of financial reporting in Donat Bakar Franchise Business, and to find out the obstacles in the application of financial reporting corresponding to the Standard Financial Accounting (SAK).

This study was a descriptive qualitative research. The object of research was the Donat Bakar Franchise production house. The data source derived from president director, operational director as well as Donat Bakar Franchise’s finan- cial division. The sample was taken using purposive sampling, that selected the informant with in-depth information and reliable to be a data source. Techniques of collecting data used were observation, interview, and documentation or ar- chive. The data validation was done using source and method triangulation tech- niques. The data analysis was done using an interactive analysis technique. The procedure of research include pre-field, field, data analysis, and research report writing stages.

Based on the result of research, it could be concluded that (1) the capital of Donat Bakar Franchise Business derived from the company, in this case the business owner. (2) The business production process was started from beginning process namely material preparation and processing it into dough, fermentation stage namely leaving the dough to expand, and final stage namely doughnut frying and packaging. (3) The marketing strategy the Donat Bakar Franchise Business took was to select the doughnut product and then modified it by giving topping, promoting it through social network, as well as selecting the sale outlet in public place. (4) The share of profit obtained only derived from total doughnut selling without collecting profit share from franchisee. (5) The financial reporting recording was still limited to business report made inconsistent with the Standard Financial Accounting (SAK), but each deal (transaction) was recorder chronologically. (6) The Donat Bakar Franchise Business had not applied SAK because it had not made the financial statement corresponding to SAK containing the components of financial statement such as Balance, Profit/Loss Report, Equity Change Report, Cash Flow Report, and Financial Report Record. (7) The Donat Bakar Franchise Business had not presented yet the financial statement corresponding to SAK because of some factors including: (a) the business management had not known the presence of SAK governing the standard financial reporting to manage the business it undertakes. (b) The business management’s limited human resource because the business’s financial management still served the marketing division’s job all at once. Keywords: franchise, management, financial reporting, Standard Financial

Accounting (SAK).

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah Bersama orang-orang yang sabar. (QS Al Baqoroh: 153)

Jangan takut untuk menjalani esok hari, dimana ada kesulitan Allah SWT asal kita berdo’a dan berusaha jalan kemudahan selalu ada. (Penulis)

Seorang pengusaha memerlukan orang yang bisa menginspirasi, memotivasi, mengajar dan mendukungnya. (Frances McGuckin)

Keberhasilan tidak pernah final dan kegagalan tidak pernah fatal, Keberanianlah yang paling penting. (Frances McGuckin)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang dan pengorbanan- nya yang tiada akhir hingga saya menjadi

seperti sekarang ini.  Adikku Ibnu yang selalu berbagi kasih,

terima kasih atas kasih sayang dan du- kungan yang diberikan selama ini.

 Oky yang selalu memberikan canda tawa,

semangat dan motivasi.  Sahabat-sahabatku Hachi, Nyep-nyep, Ika,

N’tan, Kiki, Isna, Tri.S terima kasih bantuan serta dukungannya.

 Teman-Teman Cah Nyluring.  Teman-Teman Akuntansi 2008.  Rekan-Rekan HIMANNOMI.  Almamater.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang mem- beri ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesai- kan skripsi dengan judul ”STUDI PENERAPAN MANAJEMEN DAN

PELAPORAN KEUANGAN PADA USAHA FRANCHISE (Studi Kasus

pada Usaha Franchise Donat Bakar)” . Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarah- an dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Sohidin, SE, M.Si, Akt, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Iwan Chrismanto, selaku pemilik usaha franchise Donat Bakar yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam pe- nelitian.

memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.

8. Sahabat-sahabatku Hachi, Nyep, Ika, Isna, Kiki, Tri. S, Oky, teman-teman seperjuangan PAK’A 2008, teman-teman Cah Nyluring terima kasih telah menorehkan canda tawa dalam suka maupun duka, semangat serta motivasi yang diberikan.

9. Rekan-rekan HIMANNOMI yang selalu memberikan semangat kebersamaan.

10. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan ka- rena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Halaman

Gambar 1. Proses Akuntansi .....................................................................

26

Gambar 2. Kerangka Berfikir....................................................................

40

Gambar 3. Prosedur Penelitian..................................................................

50

Gambar 4. Neraca......................................................................................

75

Gambar 5. Laporan Laba Rugi ..................................................................

75

Gambar 6. Laporan Perubahan Ekuitas ...................................................

76

Gambar 7. Laporan Arus Kas ..................................................................

77

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Waralaba di Indonesia ......................................

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................

Tabel 3. Daftar Informan.........................................................................

Tabel 4. Daftar Outlet Mitra....................................................................

Tabel 5. Daftar Produk Donat Bakar.......................................................

Tabel 6. Daftar Inventaris ......................................................................

Tabel 7. Laporan Persediaan Bahan Baku .............................................

Tabel 8. Laporan Persediaan Donat Menggunakan Metode FIFO .........

Tabel 9. Laporan Harga Pokok Produksi ...............................................

Tabel 10. Laporan Harga Pokok Penjualan ..............................................

Tabel 11. Laporan Penjualan ke Mitra .....................................................

Tabel 12. Laporan Pencatatan Hutang Mitra ............................................

Tabel 13. Laporan Laba Rugi Donat Bakar ..............................................

Tabel 14. Jumlah Pembelian Donat Daerah Solo dan sekitarnya .............

Tabel 14. Laporan Keuangan Mitra Outlet Donat Bakar ..........................

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara............................................................

94

Lampiran 2. Catatan Lapangan (filenote)..................................................

97

Lampiran 3. PP RI Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba .................

104

Lampiran 4. Surat Perjanjian Kerjasama Kemitraan Donat Bakar ...........

112

Lampiran 5. Formulir Pendaftaran ............................................................

115

Lampiran 6. Foto Penelitian ......................................................................

116

Lampiran 5. Surat Ijin ...............................................................................

126

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia meng- alami penurunan yang tidak diharapkan oleh banyak kalangan. Berawal dari ada- nya krisis global yang melanda Amerika Serikat sejak akhir tahun 2008 yang di- awali dengan memburuknya sektor perbankan hingga kemudian merambah ke ka- wasan Eropa, Asia terutama ASEAN dan akhirnya Indonesia di awal tahun 2009 juga terkena dampaknya. Kondisi krisis global tersebut mempengaruhi lemahnya kondisi ekonomi di berbagai sektor setiap negara terutama pada sektor usaha. Ti- dak bisa dipungkiri bahwa dunia usaha merupakan tumpuan utama yang diper- gunakan sebagai pilar meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan negara.

Di Indonesia, krisis global menimbulkan multi crisis effect yang mem- buat banyak perusahaan melakukan perampingan organisasi dalam bentuk Pe- mutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak. Dampak dari tindakan tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah pengangguran terdidik, baik itu lulusan sarjana, SMA dan sederajatnya ataupun yang belum merasakan pendidikan for- mal. Data statistik ILO (International Labour Organization) mengatakan bahwa 69% para muda mudi di Indonesia menganggur (Sumber: Kompas, 30 September 2008). Jika mengandalkan investor asing tidaklah cukup untuk membuka lapang- an kerja dan menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga akan sulit diwujudkan. Dari kondisi tersebut Indonesia mem- butuhkan entrepreneurial skill yang diharapkan bisa menekan tingkat kemiskinan yang tinggi. Satu-satunya jalan terbaiknya adalah mengubah pola pikir masyarakat dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan pekerjaan sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.

Perkembangan wirausaha pada saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan ter- Perkembangan wirausaha pada saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan ter-

a. Peluang dari Pekerjaan

b. Peluang dari Pendidikan

c. Peluang dari Peristiwa

d. Peluang dari Hobi

e. Peluang dari Kebutuhan

f. Peluang dari Trend di Luar Negeri dari berbagai jenis ide atau sumber peluang tersebut, maka perusahaan dapat mengambil salah satu peluang dengan usaha yang sesuai. Menurut logika, usaha yang mempunyai peluang untuk berhasil adalah usaha dengan tingkat persaingan kecil, tetapi mempunyai tingkat kebutuhan konsumennya tinggi. Hal yang perlu dilakukan untuk menekan persaingan tersebut maka suatu produk yang dijual ha- rus bersifat orisinal yaitu belum pernah dibuat oleh orang lain.

Wirausaha di Indonesia mempunyai peranan penting dalam pembangun- an ekonomi. Wirausaha akan membuat masyarakat menjadi mandiri karena da- lam wirausaha, masyarakat akan mampu membuka peluang untuk dirinya sendiri dan memperoleh keuntungan dari peluang yang tercipta tersebut. Selain itu, wira- usaha juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar se- hingga meningkatkan pendapatan masyarakat. Wirausaha yang dipilih dapat ber- aneka ragam, meliputi wirausaha dalam bidang makanan/minuman, jasa, dagang, dll. Namun di Indonesia, wirausaha yang paling diminati oleh sebagian besar ma- syarakat adalah bidang makanan.

Banyak cara untuk menjadi seorang wirausahawan, antara lain dengan mendirikan usaha baru atau membeli sistem bisnis yang telah ada dan telah ber- jalan yaitu dengan sistem bisnis waralaba (franchise). Bisnis ini sangat cocok di- Banyak cara untuk menjadi seorang wirausahawan, antara lain dengan mendirikan usaha baru atau membeli sistem bisnis yang telah ada dan telah ber- jalan yaitu dengan sistem bisnis waralaba (franchise). Bisnis ini sangat cocok di-

Franchise atau waralaba sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia, me- ngingat nama-nama yang dikembangkan dengan waralaba seperti KFC (Kentucky Fried Chicken ), Pizza Hut dan merk dagang asing lainnya. Kalau kita mengamati saat ini banyak sekali usaha baru yang sangat kreatif menawarkan berbagai jenis produk dan jasa, misalnya usaha makanan. Hal tersebut banyak kita temukan di sepanjang jalan di tengah kota, di pusat-pusat perbelanjaan, di sekolah, kampus dan pusat keramaian lainnya. Adapun perkembangan franchise di Indonesia bisa terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Perkembangan Waralaba di Indonesia Tahun

Franchise Asing Franchise Lokal

1010 (Sumber: Deperindag 2001 dan AFI 2009)

mengetahui istilah-istilah dasar yang perlu diketahui berdasarkan Peraturan Peme- rintah RI nomor 42 tahun 2007. Istilah tersebut meliputi pengertian waralaba ada- lah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Pemberi Waralaba adalah orang per- seorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada Penerima Waralaba. Selain itu juga terdapat istilah Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Bisnis franchise atau waralaba memiliki keunggulan dan kelemahan. Ke- unggulan usaha tersebut adalah bagi pemberi waralaba dapat menuangkan ide-ide kreatifnya sehingga dapat menciptakan suatu usaha baru yang mempunyai ke- istimewaan dari produk yang lain. Sedangkan bagi masyarakat, dapat mencipta- kan lapangan pekerjaan dengan membantu seseorang menjadi wirausaha dengan modal yang tidak terlalu besar sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan ke- sejahteraan masyarakat. Disamping keunggulan pasti juga terdapat suatu kelemah- an dari usaha franchise yaitu penerima waralaba tidak mempunyai hak untuk me- rubah produk sekecil apapun. Selain itu, karena mereka masih kurang dalam hal pengetahuan berbisnis sehingga dalam mencatat pelaporan keuangan masih ber- bentuk laporan bisnis sederhana sesuai dengan kemampuannya.

Sehubungan dengan melesatnya usaha kecil menengah yang salah satu- nya adalah usaha franchise, tentunya tidak terlepas dari adanya manajemen dan pelaporan keuangan. Meski prospek usahanya cukup baik, namun pada masing- masing usaha memiliki manajemen yang berbeda dalam menjalankan usahanya. Pada kenyataannya masih banyak usaha kecil menengah yang harus berhenti ber- produksi karena belum memperhitungkan keuntungan dan biaya secara jelas dari awal menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena belum menemukan strategi pe- Sehubungan dengan melesatnya usaha kecil menengah yang salah satu- nya adalah usaha franchise, tentunya tidak terlepas dari adanya manajemen dan pelaporan keuangan. Meski prospek usahanya cukup baik, namun pada masing- masing usaha memiliki manajemen yang berbeda dalam menjalankan usahanya. Pada kenyataannya masih banyak usaha kecil menengah yang harus berhenti ber- produksi karena belum memperhitungkan keuntungan dan biaya secara jelas dari awal menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena belum menemukan strategi pe-

Menurut American Accounting Association (AAA) dalam buku Waluyo (2009: 20), “Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan me- laporkan informasi ekonomi untuk mengadakan penilaian dan keputusan yang jelas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Dalam prosenya ter- sebut melibatkan pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi, kemudian ber- dasarkan data atau bukti ini maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Laporan keuangan ter- sebut diharapkan dapat memberi informasi mengenai profitabilitas dan risiko dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan.

Persebaran usaha franchise saat ini mulai merata ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya terdapat di daerah Surakarta dan sekitarnya. Propinsi Jawa Tengah sebagai basis potensial industri kreatif sehingga menjadi daerah yang sangat cocok untuk pengembangan usaha karena pasar di Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai potensial market yang sangat tinggi. Dalam dunia industri, usaha waralaba adalah salah satu usaha yang semakin jelas mempunyai peluang sendiri, dari tahun ke tahun mengalami hasil yang positif hal ini tampak pada pa- meran. Dalam artikel yang dimuat dalam http://seputarsolo.com , terdapat kutipan dari Solichedi (Ketua Kadin Daerah Jawa Tengah) mengemukakan, “Kota Solo yang jauh lebih dikenal di mancanegara daripada Kota Semarang, menjadikan pilihan tersendiri diselenggarakannya pameran waralaba Kadin Jawa Tengah dan Waralaba Indonesia”. Dari kutipan tersebut menandakan bahwa kota Surakarta mempunyai potensi yang besar dalam usaha franchise sehingga dipercaya untuk tempat pengadaan pameran usaha waralaba. Terbukti dari pameran tersebut me- nampilkan berbagai macam usaha waralaba yaitu sektor mulai dari makanan, mi- Persebaran usaha franchise saat ini mulai merata ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya terdapat di daerah Surakarta dan sekitarnya. Propinsi Jawa Tengah sebagai basis potensial industri kreatif sehingga menjadi daerah yang sangat cocok untuk pengembangan usaha karena pasar di Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai potensial market yang sangat tinggi. Dalam dunia industri, usaha waralaba adalah salah satu usaha yang semakin jelas mempunyai peluang sendiri, dari tahun ke tahun mengalami hasil yang positif hal ini tampak pada pa- meran. Dalam artikel yang dimuat dalam http://seputarsolo.com , terdapat kutipan dari Solichedi (Ketua Kadin Daerah Jawa Tengah) mengemukakan, “Kota Solo yang jauh lebih dikenal di mancanegara daripada Kota Semarang, menjadikan pilihan tersendiri diselenggarakannya pameran waralaba Kadin Jawa Tengah dan Waralaba Indonesia”. Dari kutipan tersebut menandakan bahwa kota Surakarta mempunyai potensi yang besar dalam usaha franchise sehingga dipercaya untuk tempat pengadaan pameran usaha waralaba. Terbukti dari pameran tersebut me- nampilkan berbagai macam usaha waralaba yaitu sektor mulai dari makanan, mi-

Dari kesuksesan merek dagang, tidak terlepas dari fenomena-fenomena yang terjadi dari suatu usaha. Dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam kesuksesan Donat Bakar, tidak semuanya memiliki karakter yang ulet, cekatan, dan terampil. Hal tersebut dapat terlihat dari sumber daya manusia dalam proses produksi donatnya. Selain itu, dari pem- berian solusi dalam hal pemilihan tempat juga mempengaruhi tingkat penjualan dari masing-masing outlet.

Laporan keuangan merupakan hal yang penting dari suatu usaha, ter- masuk usaha franchise. Dimana dari laporan keuangan tersebut dapat membantu para calon penerima waralaba untuk mengetahui kemajuan usaha yang akan di- masukinya sehingga dapat menarik peminat untuk bergabung dalam usaha fran- chise tersebut. Di DOKAR merupakan merek yang sudah dikenal oleh banyak kalangan di masyarakat. Namun bukan berarti sudah menerapkan laporan ke- uangan sesuai yang sudah dicantumkan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam pembuatan laporan keuangan masih ditemukan berupa laporan bisnis sehingga kurang menerapkan sebagaimana mestinya. Masih banyak pos-pos yang kurang spesifik yang terdapat dalam laporan laba rugi yang lebih terpenting bisa diketahui laba dari usahanya tersebut. Selain itu tidak semua laporan keuangan dibuat sehingga yang dibuat hanya yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam berjalannya usaha.

ngetahui penerapan laporan keuangan pada usaha franchise DOKAR. Dari ke- giatan transaksi-transaksi yang terjadi, pemilik terkadang tidak mempergunakan nota sebagai bukti pembelian bahan-bahan maupun penjualan yang bisa diguna- kan sebagai dasar menyusun laporan keuangan sehingga peneliti ingin mengetahui apakah hal tersebut terdapat faktor kesengajaan atau tidak dan bagaimana dalam mencatat dari penjualan-penjualan yang terjadi. Selain itu, para pemilik usaha le- bih cenderung memikirkan strategi usahanya agar banyak dikenal oleh masyarakat sehingga masih kurang menerapkan dalam hal pengelolaan keuangan usahanya. Di lain sisi, manajemen dan pengelolaan keuangan adalah yang seharusnya paling urgen dari yang lain karena dengan melihat analisis laporan keuangan tersebut bisa diketahui kondisi usahanya dan menentukan kebijakan manajemen pada ta- hun-tahun berikutnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “STUDI PENERAPAN MA-

NAJEMEN DAN PELAPORAN KEUANGAN PADA USAHA FRANCHISE (Studi Kasus pada Usaha Franchise “Donat Bakar”) ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka da- pat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah pada usaha franchise DOKAR?

2. Bagaimana permodalan pada usaha franchise DOKAR?

3. Bagaimana proses produksi pada usaha franchise DOKAR?

4. Bagaimana strategi pemasaran pada usaha franchise DOKAR?

5. Bagaimana pembagian hasil pada usaha franchise DOKAR?

6. Bagaimana penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR?

7. Apakah kendala-kendala dalam penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR? 7. Apakah kendala-kendala dalam penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari peneliti- an yaitu:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya usaha franchise DOKAR.

2. Untuk mengetahui permodalan pada usaha franchise DOKAR.

3. Untuk mengetahui proses produksi pada usaha franchise DOKAR.

4. Untuk mengetahui strategi pemasaran pada usaha franchise DOKAR.

5. Untuk mengetahui pembagian hasil pada usaha franchise DOKAR.

6. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR.

7. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR.

8. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan pelaporan keuangan pada usaha franchise DOKAR.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan, di- antaranya:

1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan dunia ilmu sosial ekonomi tentang penerapan manajemen pe- laporan keuangan pada usaha franchise, serta dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemilik Franchise a. Bagi Pemilik Franchise

b. Bagi Penulis Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan, serta dapat menambah pengalaman belajar dengan mengasah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan meneliti.

c. Bagi Masyarakat Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat luas, khususnya pe- ngetahuan umum mengenai penerapan pelaporan keuangan pada suatu usaha.

LANDASAN TEORI

A. Tinjaun Pustaka

1. Tinjauan tentang Manajemen Keuangan

Setiap perusahaan baik yang bersifat kecil maupun besar pasti me- merlukan biaya dalam menjalankan usahanya. Biaya tersebut digunakan un- tuk membeli persediaan, peralatan, perlengkapan maupun dikeluarkan untuk biaya lain yang berhubungan dengan berjalannya produksi guna mendapatkan uang. Dalam hal mengurusi keuangan dalam suatu usaha diperlukan suatu manajer keuangan untuk mengetahui penggunaan biaya dan jumlah uang yang diperlukan.

Keuangan terdiri dari tiga bidang yang saling berhubungan yaitu pa- sar uang dan pasar modal, investasi, dan manajemen keuangan. Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas dari ketiga bidang tersebut sehingga memiliki peran penting dalam semua jenis perusahaan. Manajemen keuangan juga berwenang untuk membuat suatu keputusan dalam memperluas usaha- nya.

Manajemen keuangan diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi- fungsi keuangan. Menurut Hanafi (2008: 1) mengatakan bahwa secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokkan menjadi 4 yaitu fungsi pemasaran, keuangan, produksi dan personalia. Penjelasan fungsi keuangan tersebut juga dijelaskan oleh Alam. S (2007: 144) yaitu:

a. Manajemen Pemasaran

Yaitu kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi pemasaran agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke konsumen dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan.

b. Manajemen Keuangan

Yaitu manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk men- dapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka mencapai tujuan.

c. Manajemen Produksi c. Manajemen Produksi

d. Manajemen Personalia

Yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengenda- lian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan.

2. Tinjauan tentang Sumber Pendanaan

Seorang wirausahawan dalam mendirikan dan mengelola suatu usaha sering dihadapkan dengan persoalan dana atau modal. Hal yang dirasa sulit oleh wirausahawan adalah dana sebagai modal awal untuk memulai suatu usaha. Sumber pendanaan bagi suatu usaha merupakan hal yang paling pen- ting untuk penentu kelancaran jalannya usaha. Menurut Machfoedz (2004:

65) mengemukakan bahwa, “Wirausahawan yang berpandangan prospektif memanfaatkan tiga sumber pendanaan awal : tabungan pribadi; teman dan keluarga; dan investor perorangan”. Sedangkan menururt Alam. S (2007: 149), sumber dana tersebut bisa berasal dari:

a. Dana dari dalam perusahaan

Perusahaan dapat memperoleh dana dari perusahaan dengan ke- bijakan menahan pembagian dividen. Contoh : investasi, penanaman saham, laba yang ditahan, kebijak- an pembagian deviden yang ditahan.

b. Dana dari luar perusahaan

Perusahaan dapat memperoleh dana dari luar perusahaan seperti pasar modal, pinjaman dari bank dan sumber-sumber lainnya. Dana dari luar perusahaan dapat berbentuk modal perusahaan dan pinjaman.

3. Tinjauan tentang Sistem Produksi

Bagian dari manajemen terdapat salah satu bidang yaitu manajemen produksi. Setiap perusahaan harus memiliki suatu manajemen produksi untuk menciptakan suatu produk dengan mempertimbangkan proses produksinya. Seperti yang telah dikemukakan Alam. S (2007: 144), “Manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan terkendali dalam rangka mengubah input dan output, dan melakukan evaluasi terhadap output melalui Bagian dari manajemen terdapat salah satu bidang yaitu manajemen produksi. Setiap perusahaan harus memiliki suatu manajemen produksi untuk menciptakan suatu produk dengan mempertimbangkan proses produksinya. Seperti yang telah dikemukakan Alam. S (2007: 144), “Manajemen produksi adalah rangkaian kegiatan yang terencana dan terkendali dalam rangka mengubah input dan output, dan melakukan evaluasi terhadap output melalui

a. Rancangan produk Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi.

b. Volume produk Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang dimiliki.

c. Proses produksi Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbang- kan proses produksi yang paling efisien.

d. Lokasi dan tata letak Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa sehingga efisien.

e. Rancangan pekerjaan Dalam rancangan pekerjaan ini menentukan pembagian kerja dan mem- buat standar kerja. Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.

4. Tinjauan tentang Strategi Pemasaran

Suatu perusahaan menciptakan suatu produk untuk mendapatkan kepuasan konsumen atas produk yang dipasarkan. Kepuasan tersebut dapat diperoleh dari aktivitas perusahaan dalam memasarkan produknya. Banyak pengusaha kecil yang mengelola pemasaran dengan mengandalkan kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan kurang memperhatikan strategi sehingga monoton dari waktu ke waktu. Namun dengan kondisi yang semakin ketat persaingan dalam dunia bisnis, keputusan pemasaran harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang memadai. Hal tersebut dilakukan karena tidak bisa dipungkiri bahwa pemasaran merupakan salah satu unsur utama untuk mencapai keuntungan usaha. Oleh karena itu, seorang pimpinan perusahaan Suatu perusahaan menciptakan suatu produk untuk mendapatkan kepuasan konsumen atas produk yang dipasarkan. Kepuasan tersebut dapat diperoleh dari aktivitas perusahaan dalam memasarkan produknya. Banyak pengusaha kecil yang mengelola pemasaran dengan mengandalkan kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan kurang memperhatikan strategi sehingga monoton dari waktu ke waktu. Namun dengan kondisi yang semakin ketat persaingan dalam dunia bisnis, keputusan pemasaran harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang memadai. Hal tersebut dilakukan karena tidak bisa dipungkiri bahwa pemasaran merupakan salah satu unsur utama untuk mencapai keuntungan usaha. Oleh karena itu, seorang pimpinan perusahaan

Sebelum membuat produk baru, suatu perusahaan perlu memperhati- kan dalam manajemen pemasaran, yaitu:

a. Riset pasar Fakta dan data yang diperlukan untuk pengambilan kebijaksanaan pe- masaran dapat diperoleh melalui serangkaian riset atau penelitian pasar. Penelitian tidak harus dilakukan secara besar-besaran melainkan harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Penjelasan ter- sebut seperti yang telah dijelaskan oleh Wibowo, Murdinah dan Yosro N.F (1999: 64), “Banyak cara yang dilakukan untuk melakukan riset pasar, diantaranya wawancara langsung dengan responden, kuisioner melalui pos atau dengan cara observasi (pengamatan)”.

b. Segmentasi, targeting, dan positioning Proses pemilihan pasar oleh manajemen pemasaran dimulai dari seg- mentasi. Segmentasi merupakan proses identifikasi sekelompok kon- sumen homogen yang akan dilayani perusahaan. Kemudian dipersempit lagi ruang lingkupnya menjadi targeting yaitu pengelompokan sejumlah pasar ke dalam beberapa kelompok pasar yang homogen. Setelah proses targeting, perusahaan masuk ke dalam proses positioning yaitu mem- posisikan jenis pasar yang akan dijadikan tujuan pemasaran.

Terdapat empat pokok penting yang perlu diperhatikan suatu usaha da- lam memasarkan produknya agar dikenal oleh konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Alam. S (2007: 148) keempat unsur tersebut lebih dikenal oleh 4P, yaitu:

1) Product (produk)

Pemilik suatu usaha harus dapat memilih dengan tepat barang-ba- rang apa yang harus dihasilkan. Kebijaksanaan dalam memilih pro- duk tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat menarik minat konsumen.

2) Price (harga)

Harga mempunyai peranan penting dalam pemasaran. Mutu produk yang baik menjadi tidak ada artinya apabila konsumen tidak ber- minat membeli produk tersebut karena alasan harga. Oleh karena itu, suatu usaha harus mempertimbangkan harga yang bisa di- jangkau masyarakat untuk menarik daya beli konsumen.

3) Promotion (promosi)

McGuckin (2004: 161) mengatakan “promosi berkenaan dengan teknik-teknik yang Anda pakai untuk menarik pelanggan”. Peng- gunaan media promosi seperti media elektronik dan cetak merupa- kan hal yang penting untuk menyampaikan pesan tentang produk. Hal tersebut dilakukan karena banyak yang sudah menunjukkan ke- berhasilan produk di pasar dengan adanya aktivitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

4) Place (distribusi atau penempatan)

Produk yang baik dengan harga yang wajar dan promosi yang tepat sasaran menjadi tidak ada artinya apabila konsumen mengalami ke- sulitan untuk mendapatkan produk tersebut. Oleh karena itu, suatu usaha harus memilih saluran distribusi yang sesuai dengan produk yang dipasarkan.

Pelanggan merupakan raja yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini harus memperhatikan kepuasan konsumen untuk jangka waktu panjang. Menurut Alam. S (2007:149), kepuasan jangka panjang dapat terpenuhi dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut:

1) Mutu barang.

Barang yang dipasarkan harus memenuhi standar mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen.

2) Mudah mendapatkan produk tersebut.

3) Pelayanan purnajual.

Barang yang dijual harus selalu diikuti penggunaannya.

5. Tinjauan tentang Pembagian Hasil

Menurut Machfoedz (2004: 177) menjelaskan bahwa “Harga berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaannya dan pangsa pasarnya”. Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan dari suatu usaha adalah laba. Hal ter- sebut dapat dilihat dari tingkat laba yang berhasil diraih sering dijadikan se- bagai ukuran keberhasilan dari suatu usaha. Selain itu laba juga dapat me- macu pemilik modal untuk menambah modal yang lebih besar. Dengan laba yang diperoleh, pemilik suatu usaha dapat melakukan penyempurnaan mutu, pengembangan teknologi dan pelayanan yang lebih bagus kepada konsumen.

Menurut Wibowo dkk. (1999: 52) terdapat 3 falsafah laba, yaitu:

a. Laba setinggi-tingginya.

Dalam falsafah ini pengusaha menginginkan laba setinggi-ting- ginya, sehingga harus bersedia bekerja keras.

b. Laba optimal.

Dalam falsafah ini pengusaha mengejar laba tinggi tetapi tidak harus setinggi-tingginya. Jika falsafah ini digunakan maka akan terdapat suatu tindakan yang wajar yaitu dari laba yang kecil dahulu untuk memikat konsumen dan selanjutnya bersama de- ngan meningkatnya konsumen dalam jangka waktu panjang akan memperoleh peningkatan laba yang semakin besar.

c. Laba ala kadarnya

Falsafah ini sering dianut orang Jawa. Yang penting usaha tetap berjalan terus asal ada laba, dan tingkat laba tidak dinaikkan meskipun peluang itu sudah di depan mata.

Rencana laba dapat diperkirakan dari selisih antara perkiraan hasil penjualan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Untuk usaha yang cukup mantap, biasanya laba minimal sekitar 25-30% sudah cukup layak. Laba juga dapat direncanakan dengan melihat laba yang diinginkan atau dalam berapa lama jangka waktu yang diinginkan untuk mendapatkan kembali investasi yang ditanamnya.

6. Tinjauan tentang Akuntansi

a. Pengertian Akuntansi

Untuk memahami akuntansi harus mengetahui pengertian dari akuntansi. American Accounting Association mendefinisikan “akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Rudianto (2008:14) menjelaskan bahwa “Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam ben- tuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/ transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.”

b. Bidang dan Ruang Lingkup Akuntansi

Para pengguna informasi akuntansi membutuhkan semakin ba- nyak kebutuhan informasi ekonomi, sehingga menimbulkan keahlian dalam bidang tertentu. Menurut Waluyo (2009:20) membagi bidang ke- ahlian meliputi:

1) Akuntansi Keuangan

Akuntansi ini berhubungan dengan unit ekonomi secara ke- seluruhan dalam bentuk laporan keuangan yang dimanfaat- kan oleh berbagai pihak dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

2) Akuntansi Pemeriksaan

Akuntansi ini berkaitan dengan pemeriksaaan terhadap la- poran keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan dengan tujuan agar informasi akuntansi dapat dipercaya, menguji ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, peraturan Akuntansi ini berkaitan dengan pemeriksaaan terhadap la- poran keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan dengan tujuan agar informasi akuntansi dapat dipercaya, menguji ketaatan terhadap kebijakan, prosedur, peraturan

3) Akuntansi Manajemen

Akuntansi ini ruang lingkupnya berfokus pada informasi untuk manajemen perusahaan yang bertujuan mengendali- kan kegiatan perusahaan dan menilai alternatif dalam pe- ngambilan keputusan.

4) Akuntansi Biaya

Akuntansi ini berfokus pada penetapan dan pengendalian biaya, sebagai fungsi utama akuntansi biaya yaitu me- ngumpulkan data biaya, menganalisis data biaya, baik yang terjadi maupun yang akan terjadi.

5) Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi ini berfokus pada pencatatan dan pelaporan atas transaksi-transaksi yang terjadi dalam ruang lingkup peme- rintah dan mencakup aspek pengendalian atas pengeluaran dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Be- lanja Negara (APBN).

6) Akuntansi Pajak

Dalam menetapkan besarnya pajak terutang tetap mendasar- kan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, meng- ingat dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan ter- dapat aturan-aturan khusus yang berkaitan dengan akun- tansi, yaitu masalah konsep transaksi dan peristiwa keuang- an, metode pengukuran, serta pelaporannya yang ditetap- kan dengan undang-undang.

7) Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi menyiapkan informasi keuangan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara ber- daya guna dan berhasil guna.

c. Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia

Masa perkembangan akuntansi di Indonesia secara garis besar dapat di- bagi menjadi dua, yaitu:

1) Masa Penjajahan Belanda dan Jepang Pada abad ke-16 Belanda membuat perserikatan yang dikenal de-ngan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pada tahun 1602, terjadi peleburan 14 maskapai yang beroperasi di Hindia Timur, kemudian di tahun 1619 membuka cabang di Batavia dan kota-kota lainnya di Indonesia. Perjalanan VOC ber- akhir pada tahun 1799 dan kekuasaan diambil alih oleh Kerajaan

Indonesia. Catatan pembukuan saat itu menekankan pada meka- nisme debit dan kredit berdasarkan praktik dagang yang semata- mata untuk kepentingan perusahaan Belanda.

2) Masa Kemerdekaan Sistem akuntansi yanag berlaku di Indonesia mengikuti sejarah masa lampau dari masa kolonial Belanda, maka sistem akuntansinya mengikuti akuntansi Belanda yang dikenal dengan Sistem Tata Buku. Setelah masa kemerdekaan, banyak investor- investor yang masuk ke Indonesia terutama Amerika Serikat. Para investor tersebut kemudian memperkenalkan sistem akuntansi Amerika Serikat ke Indonesia.

7. Tinjauan tentang Pelaporan Keuangan

a. Pengertianu Pelaporan Keuangan

Suwardjono (2011: 101) mengemukakan bahwa “ Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk men- capai tujuan ekonomik dan sosial negara”. Sedangkan menurut Finan- cial Accounting Standards Board (FASB) mengartikan pelaporan ke- uangan sebagai sistem dan sarana penyampaian informasi tentang se- gala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang disampaikan melalui statemen keuangan.

Dari pengertian tersebut, struktur akuntansi menggambarkan unsur-unsur yang terlibat dan terpengaruh oleh penentuan informasi keuangan dan saling berhubungan antara unsur-unsur tersebut. Sedang- kan proses akuntansi merupakan mekanisme tentang bagaimana unsur- unsur akuntansi tersebut bekerja dan saling berinteraksi sehingga meng- hasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk laporan atau statemen keuangan.

Tujuan merupakan menyampaikan maksud perlu dilaksanakan- nya satu hal. Menurut Suwardjono (2011: 145), “Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan dan pertimbangan dicurahkan. Untuk itu, tujuan pelaporan sangat penting karena untuk menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan dari laporan keuangan. Adapun tujuan dari pelaporan keuangan menurut FASB yang terdapat dalam buku Suwardjono (2011: 157) antara lain:

1) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat ke- putusan investasi, kredit dan semacamnya yang rasional.

2) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jumlah, saat ter- jadi dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.

3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekui- tas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya tersebut.

8. Tinjauan Tentang Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pernyataan dan inter- pretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akun- tansi Indonesia.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengatur penyusunan laporan keuangan suatu entitas yang disajikan secara sederhana dan mudah dipahami oleh pemakai laporan keuangan. Hal tersebut dapat diketahui melalui tujuan dari adanya dibuatnya laporan keuangan yang tercantum dalam SAK adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pe- Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengatur penyusunan laporan keuangan suatu entitas yang disajikan secara sederhana dan mudah dipahami oleh pemakai laporan keuangan. Hal tersebut dapat diketahui melalui tujuan dari adanya dibuatnya laporan keuangan yang tercantum dalam SAK adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pe-

a. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

1) Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuang- an adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh peng- guna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki penge- tahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akun- tansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ke- tekunan yang wajar.

2) Relevan Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi ke- butuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Infor- masi memiliki kualitas relevan kalau dapat memengaruhi ke- putusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka meng- evaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, me- negaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3) Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantum- kan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat me- mengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari ke- lalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.