Pengertian dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat

Untuk mengetahui dan mengenal anak yang berbakat, kita harus mengenal terlebih dahulu ciri-ciri anak tersebut. Dan diantara ciri-ciri anak yang berbakat itu ialah : a. Membaca pada usia lebih muda b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak. c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas. d. Mempunyai minat yang luas terhadap masalah “dewasa”. e. Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri. f. Menunjukan keaslian orisinalitas dalam ungkapan verbal. g. Memberi jawaban-jawaban yang baik. h. Dapat memberikan banyak gagasan i. Luwes dalam berpikir. j. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan . k. Mempunyai pengamatan yang tajam. l. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang terhadap tugas atau bidang yang diminati m. Berpikir kritis juga terhadap diri sendiri n. Senang mencoba hal-hal baru o. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi p. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah. q. Cepat menangkap hubungan-hubungan sebab-akibat. r. Berperilaku terarah kepada tujuan. s. Mempunyai daya imajinasi yang kuat t. Mempunyai banyak kegemaran hobi. u. Mempunyai daya inngat yang kuat. v. Tidak cepat puas dengan prestasinya. w. Peka sensitif dan menggunakan firasat intuisi x. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan. 16 Setelah megetahui ciri-ciri di atas tugas orang tua yang selanjutnya adalah memberikan motivasi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan anak atau siswa berkembang secara optimal sesuai taraf kebakatannya. Selain harus diketahui oleh orang tua dan guru, ciri-ciri di atas juga dapat dipahami dan diamati oleh lembaga-lembaga lain yang bergerak dalam bidang pendidikan karena dengan memahami ciri-ciri tersebut usaha untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak atau siswa dapat dilakukan lebih proporsional. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat 16 S.C. Ut am i M unandar,...........hal30-31 Bakat yang terdapat dalam diri seseorang mempunyai pengaruh besar terhadap proses dan hasil belajar orang tersebut. Hampir tak ada orang yang membantah bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Oleh karenanya untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah atau jurusan keahlian tertentu tanpa lebih dulu mengetahui bakat yang dimilikinya merupakan langkah yang kurang tepat. Pemaksaan kehendak terhadap seorang anak atau siswa, serta ketidaksadaran terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya akan berpengaruh terhadap kerja akademik atau prestasi belajarnya . Sehubungan dengan hal di atas, maka ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bakat seseorang menurut Enung Fatimah , faktor- faktor tersebut ialah : a. Anak itu sendiri, misalnya, anak itu kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan bakatnya. b. Lingkungan anak, misalnya, orang tua kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang dibutuhkan anak, atau ekonominya cukup tinggi, tetapi kurang memeberi perhatian terhadap pendidikan anaknya. 17 3. Pengertian Kepemimpinan Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kepemimpinan baik menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selama menjalani masa hiduupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah peran sebagai orang yang dipimpin maupun menjadi seorang pemimpin. Terdapat banyak pendapat para ahli yang memaknai mengenai kepemimpinan, dari berbagai pendapat tersebut ialah sebagai berikut. Definisi kepemimpinan menurut Stogdil 1974 dalam Husaini Usman ialah 1 fokus dari proses kelompok, 2 penerimaan kepribadian seseorang, 3 seni mempengaruhi perilaku, 4 alat untuk 17 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan :Perkem bangan Pesert a Didik, Jakarta : Pustaka Set ia 2008. h.73 mempengaruhi perilaku, 5 suatu tindakan perilaku, 6 bentuk dari ajakan persuasi, 7 bentuk dari relasi yang kuat, 8 alat untuk mencapai tujuan, 9 akibat dari interaksi, 10 peranan yang diferensial, dan11 pembuat struktur. Menurut Yukl 1987, beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut. a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama shared goal. b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu dan beberapa tujuan tertentu. c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan- pengarahan rutin organisasi. e. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti pengarahan yang berarti terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan kontribusi yang efektif terhadap orde sosial, serta yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya. Kepemimpinan menurut surat keputusan badan administrasi kepegawaian Negara no. 27KEP1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta dalam suatu pekerjaan. Kepemimpinan menurut surat edaran kepala badan administrasi kepegawaian Negara no. 02SE1980 ialah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal. 18 Para ahli dari dalam negeri juga punya pandangan tersendiri dalam mendefinisikan arti dari kepemimpinan, berikut beberapa pengertian mengenai kepemimpinan : 1 Sutisna 1993 merumuskan kepemimpinan sebagai “ proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. 2 Soepardi 1988 mendefinisikan kepemimpinan sebagai “ kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, 18 Husaini Husman, M anajemen : t eori, prakt ik, dan riset pendidikan, Jakarta: Bum i Aksara, 2008h. 273 melarang, dan bahkan menghukum kalau perlu, serta membina dalam maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien 19 3 Kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin untuk mengarahkan , mempengaruhi, dan menjelaskan kepada bawahan , berinisiasi dan memelihara kekompakan kelompok, sikap konsisten agar setiap anggota dapat memberikan sumbangan secara efektif kepada organisasi demi tercapainya tujuan. 20 4 Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. 21 Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. 22 Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu, hubungan mempengaruhi dari pemimpin, dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. 23 Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen tidak lain merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain, baik secara perorangan maupun kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 24 Dalam satu situasi kepemimpinan dapat dilihat adanya unsur-unsur sebagai berikut: 1 Orang-orang yang dapat mempengaruhi atau menggerakan orang lain. 19 E. M ulyasa, , M anajemen Berbasis Sekolah, Bandung:Remaja Rosdakarya,2005Cet .,ke-9 h.107- 108 20 Bedjo Sujanto, M anajemen Pendidikan Berbasis Sekolah M odel Pengelolaan Sekolah Di Era Ot onomi daerah , Jakarta:Agung set o,2007Cet .,ke-1h.67 21 M .Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya,2005h.26 22 T.Hani Handoko, M anajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE 2003Cet .,ke-16 h.294-295 23 Kartini Kartono, Pemim pin Dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnorm al It u?, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001Cet.,ke-9 h.2 24 Adang Rukhiyat , Solihin,.............h.55 2 Orang-orang yang mendapat pengaruh dari orang lain. 3 Adanya serangkaian tindakan-tindakan dalam mencapai tujuan. Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. 25 Sedangkan Hersey dan Blanchard dalam sudjana menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses penerapan fungsi untuk mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : L = f l, f, s Keterangan : L = leadership kepemimpinan f = function fungsi l = leader pemimpin f = follower pengikutyang dipimpin s = situation situasi 26 Dari beberapa penjelasan beberapa tokoh mengenai definisi kepemimpinan dapat dikatakan bahwa kepemimpinan ialah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, mengkordinir individu lainnya dalam proses pencapain tujuan organisasi. Sebuah kepemimpinan di dalamnya juga terdapat beberapa unsur seperti pemimpin, orang yang dipimpin serta sebuah situasi atau keadaan di dalam suatu organisasi. 4. Pengertian Bakat Kepemimpinan Bakat kepemimpinan seperti yang sudah dijelaskan di atas dapat diartikan sebagai kemampuan individu atau seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh sifat bawaan orang tua yang masih perlu dilatih dan dikembangkan lagi. Pengertian lain dari bakat kepemimpinan ialah kemampuan individu atau seseorang dalam memberikan bimbingan arahan dan petunjuk kepada orang lain untuk masud dan tujuan tertentu. 25 Nanang Fatah, Landasan M anajemen Pendidikan, Bandung: Rem aja Rosdakarya, 2006, h.88 26 D. Sudjana S, M anajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah Dan Pengembangan Sumber Daya M anusia , Bandung: Falah Product ion.2000,h.22 Keberadaan bakat kepemipinan ini sudah ada sejak lahir namun sangat ditentukan faktor budaya, lingkungan dan kebutuhan. Kemampuan atau kecakapan khusus yang dimiliki seseorang memungkinkan dia dapat berhasil mempengaruhi anggotanya. Kemampuan mempengaruhi dari para pemimpin, membuat mereka dengan penuh kerelaan menerima tanggung jawab dan giat ambil bagian secara aktif pada setiap kegiatan dalam kelompok atau organisasi. Jadi, bakat kepemimpinan adalah kemampuan atau kecakapan khusus seseorang dalam proses pemberian bimbingan atau teladan kepada orang-orang dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 5. Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa dalam kegiatan OSIS Kegiatan OSIS yang dilaksanakan di sekolah dapat dibagi atas 2 macam kegiatan, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Contoh kegiatan rutin adalah melaksanakan peringatan hari besar agama, peringatan hari nasional, latihan dasar kepemimpinan, peringatan hari jadi sekolah, dan masa orientasi siswa baru. Sedangkan untuk kegiatan insidentil seperti pentas seni, classmeeting, kolaborasi ekstrakurikuler, seminar lingkungan hidup, dan bakti social. Salah satu kegiatan rutin OSIS adalah LDKS latihan dasar kegiatan siswa merupakan pelatihan dasar kepemimpinan yang diberikan kepada siswa calon pengurus OSIS. Metode pelatihan dalam LDKS ialah menggunakan PENTALOKA penataran dan lokakarya. Prinsip dasar yang dijadikan pegangan dalam LDKS ialah bahwa setiap peserta dinilai sebagai individu yang memiliki minat dan bakat yang dapat dikembangkan sebagai sumber daya manusia. Oleh karenanya setiap peserta dituntut untuk mengembangkan potensinya dengan mempelajari apa yang belum diketahui dan atau dikuasainya. 27

C. Kerangka Konsep

. OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. OSIS bersifat intra sekolah, artinya OSIS sebagai organisasi pada suatu sekolah 27 S.C. Utam i M unandar,...........hal120 tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. OSIS juga bertujuan mempersiapkan siswa kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberi bekal keterampilan, kepemimpinan, keseragaman jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi luhur. Lemahnya dukungan dari pihak-pihak terkait seperti guru bidang studi,kepala sekolah, dan orang tua murid dapat menjadi penghambat bagi kegiatan OSIS. Rendahnya kepercayaan yang diberikan oleh pihak sekolah kepada siswa dalam menyalurkan aspirasinya juga dapat menghambat proses pengembangan bakat kepemimpinan siswa. Bakat kepemimpinan siswa dapat dikembangkan melalui kegiatan OSIS. Kegiatan OSIS akan berlagsung dengan baik apabila mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan OSIS. Mengingat betapa pentingnya peran OSIS dalam proses pengembangan bakat kepemimpinan siswa maka sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait seperti guru bidang studi,kepala sekolah, dan orang tua murid. Kegiatan OSIS yang menjadi wahana kegiatan siswa akan menghadapkan siswa terhadap dinamika organisasi serta masalah-masalah yang timbul dalam setiap pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga diharapkan dapat menjadi proses pengembangan bakat kepemimpinan siswa tersebut. Melakukan studi banding ke OSIS sekolah lain juga dapat membantu dalam mengembangkan OSIS di sekolah tersebut. Dan untuk mempermudah dalam menjelaskan pernyataan diatas dapat dilihat dari diagram kerangka konsep sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam BAB III ini akan dibicarakan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian serta prosedur pelaksanaanya, yang meliputi desain dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari kenyataan objek yang diteliti. . B. Teknik Penelitian Untuk memperoleh data-data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan, digunakan metode penelitian deskriptif analisis melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, kedua penelitian tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian Kepustakaan Penulis melakukan pengambilan data yang diperoleh dari kepustakaan yang ada kaitannya dengan bahan permasalahan yang sedang dibahas berupa buku-buku mengenai bakat kepemimpinan. 2. Penelitian Lapangan Penulis melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. C. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini maka penulis melakukan penelitian langsung di SMA N 4 Depok. Dan waktu penelitian dilaksanakan sejak September-Oktober 2010, terhitung dari pengajuan judul skripsi sampai dengan pelaporan hasil penelitian. D. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data yang tertuang dalam item-item pertanyaan yang terangkum dan dihasilkan dalam bentuk kuesioner. Jawaban responden atas pertanyaan kuesioner akan menjadi data pokok untuk melihat pengembangan bakat kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMA 4 Depok.