PENGEMBANGAN PARTICIPATORY SKILLS MELALUI KEGIATAN OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA: Studi Deskriptif Analisis terhadap Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung.

(1)

No. DAFTAR FPIPS: 1531/ UN. 40.2.2/PL/2013

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGEMBANGAN PARTICIPATORY SKILLS MELALUI

KEGIATAN OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER

KEPEMIMPINAN SISWA

(Studi Deskriptif Analisis terhadap Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

DWI JULIANI SAFITA 0900762

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGEMBANGAN PARTICIPATORY SKILLS MELALUI

KEGIATAN OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER

KEPEMIMPINAN SISWA

(Studi Deskriptif Analisis terhadap Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung)

Oleh Dwi Juliani Safita

0900762

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan Kewarganegaraan

©Dwi Juliani Safita, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, foto copy atau dengan cara lainnya tanpa seijin penulis


(3)

No. DAFTAR FPIPS: 1531/ UN. 40.2.2/PL/2013

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DWI JULIANI SAFITA

PENGEMBANGAN PARTISIPATORY SKILL MELALUI KEGIATAN OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA (Studi Deskriptif Analisis terhadap Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd. S.IP., M.Si NIP. 196909291994021001

Pembimbing II,

Syaifullah, S.Pd., M.Si NIP. 197211121999031001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Syaifullah, S.Pd., M.Si NIP. 197211121999031001


(4)

i

Kata Kunci: Keterampilan berpartisipasi (Participatory Skills) Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PARTICIPATORY SKILLS MELALUI KEGIATAN OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA (Studi Deskriptif Analisis terhadap Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung)

Kegiatan organisasi di sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat mengembangankan kompetensi kewarganegaraan siswa, salah satunya keterampilan berpartisipasi (participatory skills). OSIS merupakan wahana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah.

Secara umum penelitian ini didasarkan pada lima rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana proses pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; 2) Keterampilan berpartisipasi

(participatory skills) apa yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS

untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; 3) Faktor-faktor apa yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa; 4) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; 5) Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa. Teori yang menjadi acuan adalah Teori keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dan Teori Sosial yang memandang pemimpin harus dipersiapkan atau dibentuk.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang berusaha meneliti aktivitas sekelompok manusia berkaitan dengan perubahan perilaku. Metode yang dipilih yaitu metode deskriptif analisis. Metode ini dipilih untuk menggambarkan objek penelitian yang aktual di lapangan, yakni mengenai kegiatan OSIS dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, catatan lapangan, studi dokumentasi, dan triangulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis, bahwa: 1) Proses pengembangan participatory skills melalui empat jalur pembinaan kesiswaan diantaranya: OSIS, ekstrakurikuler, latihan kepemimpinan siswa, dan wawasan wiyata mandala; 2) Keterampilan berpartisipasi yang paling dominan diantaranya: kerjasama, menghadiri kegiatan OSIS, bertukar pikiran, dan menyusun program kerja OSIS; 3) Faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory


(5)

ii

Kata Kunci: Keterampilan berpartisipasi (Participatory Skills) Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dihadapi diantaranya: waktu pelaksanaan kegiatan OSIS, pembina OSIS, dan siswa; 5) Upaya-upaya yang dilakukan diantaranya: mempersiapkan mekanisme kegiatan OSIS, membuat time table, mediasi dengan pembina OSIS, evaluasi rutin.

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF PARTICIPATORY SKILLS THROUGH ACTIVITY OF OSIS TO FORM CHARACTER LEADERSHIP OF STUDENT (Descriptive

Study of Analysis to Activity of OSIS at Senior High School 3 Bandung)

Activity of organization in school represent one of the medium able to develop student civic interest, one of them partisipatory skills. OSIS represent means giving opportunity to student to develop and express themselves as according to reqruitment, talent and student enthusiasm as according to condition of school.

In general this research is relied on five formula of is problem of, that is: 1) How process development of participatory skills activity of OSIS to form character leadership of student; 2) What most is participatory skills dominant developed to activity of OSIS to form character leadership of student; 3) What can the factors develop participatory skills activity of OSIS to develop build character leadership of student; 4) What faced constraints in development of participatory skills activity of OSIS to form character leadership of student; 5) What the efforts in overcoming contraints in development of participatory skills activity of OSIS to form character leadership of student. The grand theory is participatory skills Theory and Social Theory which look into leader have to be drawn up formed.

This Research use qualitative approach that is approach trying to chek activity a group of human being relate to change of behavior. Selected method that is descriptive method of analysis. This method is selected to depict research object which is actual in field, namely regarding activity of OSIS in developing participatory skills to form character leadership of student at Senior High School 3 Bandung. technique data used collecting that is interview, observation, field note, documentation study, and data triangulation.

Pursuant to result of analysis and research conducter by writer, that: 1) Process development of participatory skills through four band construction of student among others: OSIS, extracurricular, practice leadership of student, and knowledge of wiyata mandala; 2) participatory skills most dominant among others: cooperation, attending activity of OSIS, comparing notes, and compiling workplan of OSIS; 3)


(6)

iii

Kata Kunci: Keterampilan berpartisipasi (Participatory Skills) Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Factors able to develop participatory skills among others: training process and also internal factor of student; 4) Contraints faced among others: time execution of activity of OSIS, builder of OSIS, and student 5) efforts among others: drawing up mechanism activity of OSIS, making table time, mediation with builder of OSIS, and routine evaluation.


(7)

vii Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi PKn ... 9

a. Pengertian PKn... 9

b. Tujuan PKn ... 11

c. Fungsi PKn ... 13

2. Kompetensi dalam PKn ... 14

a. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) ... 15

b. Kecakapan Kewarganegaraan (Civic Skills) ... 16

c. Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) ... 19

3. Pengembangan Kompetensi PKn ... 20

B. Keterampilan Berpartisipasi (Participatory Skills) ... 21

1. Pengertian dan Aspek-aspek Keterampilan Kewarganegaraan ... 21

2. Fungsi dan Tujuan Keterampilan Berpartisipasi ... 22

3. Pengembangan Keterampilan Berpartisipasi ... 23

C. Kepemimpinan ... 25

1. Pengertian dan Fungsi Kepemimpinan ... 25

a. Pengertian Kepemimpinan ... 25

b. Fungsi Kepemimpinan ... 26

c.Teori-teori Kepemimpinan ... 27

D. Soft Skills ... 30


(8)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Klasifikasi Soft Skills ... 31

E. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ... 32

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan OSIS ... 32

2. Prinsip-prinsip Pengembangan OSIS ... 35

3. Hubungan OSIS dengan Keterampilan Berpartisipasi ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 42

1. Pendekatan Penelitian ... 42

2. Metode Penelitian... 43

B. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Wawancara ... 43

2. Observasi ... 46

3. Studi Dokumentasi ... 47

4. Catatan Lapangan ... 48

5. Triangulasi Data ... 49

C. Teknik Pengolahan Data ... 49

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 50

2. Penyajian Data (Data Display) ... 51

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing)... 51

D. Validitas Data ... 51

1. Memperpanjang Masa Observasi ... 52

2. Pengamatan Terus-menerus ... 52

3. Triangulasi Data ... 52

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 53

1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Subjek Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

1. Profil SMA Negeri 3 Bandung ... 55

a. Motto, Visi dan Misi SMA Negeri 3 Bandung ... 55

b. Guru dan Karyawan SMA Negeri 3 Bandung ... 57

c. Peserta Didik SMA Negeri 3 Bandung ... 58

d. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Bandung ... 60

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 3 Bandung ... 60

a. Visi dan Misi OSIS SMA Negeri 3 Bandung ... 60

b. Struktur Organisasi Kepengurusan OSIS SMA Negeri 3 Bandung ... 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

1. Deskripsi Hasil Wawancara ... 63

2. Deskripsi Hasil Observasi ... 127

C. Pembahasan Penelitian ... 130 1. Proses pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk


(9)

ix

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Keterampilan berpartisipasi (participatory skills) yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 140

3. Faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 151

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 156

5. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 164

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 171

A. Kesimpulan ... 171

B. Saran ... 173

DAFTAR PUSTAKA ... 176 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Teori Kepemimpinan ... 28

Tabel 3.1 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ... 49

Tabel 3.2 Triangulasi Data dengan Tiga Sumber ... 52

Tabel 3.3 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 53

Tabel 4.1 Jumlah Guru dan Karyawan SMA Negeri 3 Bandung ... 50

Tabel 4.2 Kualifikasi Akademik Guru dan Karyawan SMA Negeri 3 Bandung ... 50

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik di SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 52

Tabel 4.4 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Proses Pengembangan Participatory Skills melalui Kegiatan OSIS untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa ... 137

Tabel 4.5 Triangulasi dengan Tiga Sumber Proses Pengembangan Participatory Skills melalui Kegiatan OSIS untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa ... 139

Tabel 4.6 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Keterampilan Berpartisipasi (participatory skills) yang Paling Dominan Dikembangkan melalui Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung ... 141

Tabel 4.7 Triangulasi dengan Tiga Sumber Keterampilan Berpartisipasi (participatory skills) yang Paling Dominan Dikembangkan melalui Kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung ... 150

Tabel 4.8 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 152 Tabel 4.9 Triangulasi dengan Tiga Sumber


(11)

xi

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 155 Tabel 4.10 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung ... 156 Tabel 4.11 Triangulasi dengan Tiga Sumber

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung ... 162 Tabel 4.12 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS

untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 164 Tabel 4.13 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS

untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 168


(12)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Bandung 2008-2013 ... 52 Bagan 4.2 Struktur Organisasi Kepengurusan OSIS SMA Negeri 3 Bandung Masa


(13)

1 Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengalaman siswa dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi sangat penting untuk dibangun pada jenjang persekolahan. Siswa sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat di masa mendatang hendaknya dipersiapkan untuk mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta aktif warga negara. Keterampilan berpartisipasi yang dikembangkan pada masa persekolahan dapat melalui kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah. OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah dan sebagai wahana yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah.

Pembelajaran di kelas yang didapat oleh siswa tentunya harus dipraktekan dalam keseharian, melalui kegiatan OSIS dapat membantu siswa untuk mengaplikasikan materi ataupun teori-teori dalam pembelajaran. Selain itu, melalui kegiatan OSIS siswa mendapatkan keterampilan berpartisipasi yang menjadi modal untuk terjun di kehidupan masyarakat. Dengan demikian melalui kegiatan-kegiatan OSIS, keterampilan berpartisipasi siswa dapat dikembangkan dan dapat membentuk karakter kepemimpinan siswa, karena dalam melaksanakan suatu kegiatan menuntut siswa untuk menjalin kerjasama yang baik dan setiap kegiatan tentunya akan ditunjuk seorang untuk menjadi ketua/ pemimpin, maka dari kegiatan tersebut siswa akan terlatih dengan natural karakter kepemimpinannya.


(14)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ditetapkannya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai bentuk perhatian dan usaha pemerintah dalam membina siswa sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, bahwa “organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah dan merupakan organisasi resmi di sekolah”. Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan siswa. Semua kegiatan OSIS dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga OSIS yang telah disahkan dan tidak bertentangan dengan tata tertib sekolah.

Pendidikan merupakan faktor penting untuk menentukan kehidupan manusia yang lebih baik. Sebuah peradaban yang maju sangat bergantung pada tingkat pendidikan. Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya diukur dengan materi dan kecanggihan teknologi, tetapi juga keluhuran moral dan kematangan sikap. Hal tersebut dibuktikan dalam Chicago Tribune (Elmubarok, 2009: 110) bahwa United States Departement of Health and Human Services yang menyebutkan beberapa faktor resiko tentang kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada kecerdasan emosi dan sosial anak yang meliputi rasa percaya diri (confidence), kemampuan control diri (self control), kemamppuan bekerja sama (cooperation), kemudahan bergaul dengan sesamanya (socialization), kemampuan berkonsentrasi (concentration), rasa empati (emphatty), dan kemampuan berkomunikasi (communication).

Saat ini pendidikan di Indonesia semakin dituntut perannya untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang mampu mengembangkan potensi dirinya dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat sehingga dapat tumbuh menjadi anak bangsa yang berbudi luhur, berkarakter dan


(15)

3

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berakhlak mulia dengan iman dan taqwa yang kuat, serta memiliki kecerdasan, kecakapan dan kemauan untuk bekerja keras.

Sekolah merupakan sarana yang dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah memiliki peranan penting dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk ke dalam proses pembangunan masyarakat. Selain itu, sekolah memberikan bimbingan dan memberdayakan siswa agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 mengamanatkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sesungguhnya tidak hanya didapat melalui proses pembelajaran yang formal dalam ruang kelas, akan tetapi tujuan pendidikan itu didapat pula melalui keterlibatan siswa dalam sebuah organisasi. Kegiatan organisasi merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.

Kegiatan organisasi di sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat mengembangankan kompetensi kewarganegaraan siswa. Salah satu kompetensi yang dikembagkan dalam kegiatan ini yaitu keterampilan berpartisipasi (participatory skills). Kegiatan ini memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis suatu masalah dan memecahkan masalah. Selain itu, pengembangan keterampilan berpartisipasi dapat menjadi sarana untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapat, menganalisis atau menjelaskan suatu permasalahan sehingga menjadi bekal untuk kehidupan di masyarakat kelak.


(16)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengalaman siswa SMA dalam mengembangkan keterampilan

berpartisipasi sangat penting untuk dibangun, sebagaimana yang dikemukakan oleh Budimansyah (2008: 36-37):

Sangat penting untuk membangun pengalaman siswa SMA dalam mengembangkan kecakapan-kecakapan partipatoris yakni memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik, seperti menghadiri pertemuan-pertemuan publik mulai dari tingkat organisasi siswa (OSIS), komite sekolah, dewan pendidikan, dan dengar pendapat dengan anggota legislatif.

Keterampilan yang muncul dalam kegiatan OSIS berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus OSIS di SMA Negeri 3 Bandung, yaitu keterampilan berbicara di depan umum, berfikir kritis, bertanggung jawab, berinteraksi antar siswa, guru, serta lingkungan luar sekolah. Selain itu, mampu membuat suatu acara dan program kerja OSIS, mengatur waktu, dan memengaruhi orang lain dalam membuat keputusan. OSIS sebagai bentuk mikro pemerintahan yang berada di sekolah, memengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah, dengan membentuk tim PK (Perwakilan Kelas) yang berperan menampung aspirasi siswa dari setiap kelas, sehingga aspirasi-aspirasi siswa yang didapat dari perwakilan kelas akan kembali dirundingkan oleh OSIS, dan OSIS kembali melaporkan ke pihak sekolah mengenai aspirasi siswa terhadap kebijakan sekolah. Jika kebijakan tersebut diterima oleh siswa, maka siswa ikut berpartisipasi untuk menyosialisasikan kebijakan tersebut sesuai dengan program kerja OSIS.

Pengurus serta anggota OSIS, tentunya harus menjalin kerja sama, komunikasi yang baik guna merealisasikan aspirasi-aspirasi siswa. Perwakilan kelas dapat mewujudkan kerja sama untuk memberikan kesempatan dalam penyusunan dan perundingan program kerja OSIS berdasarkan kebutuhan siswa. Setiap rangkaian kegiatan OSIS dapat menstimulus siswa agar berperan aktif dalam pengembangkan participatory skills siswa. Siswa yang menjadi pengurus OSIS merupakan siswa pilihan yang terlebih dahulu mengikuti seleksi OSIS.

Siswa yang terpilih menjadi pengurus OSIS diharapkan mampu


(17)

5

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkenaan dengan kecakapan intelektual siswa yang sedikit demi sedikit akan tergali sehingga siswa terbiasa dengan keterampilan yang didapatnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul:

“PENGEMBANGAN PARTICIPATORY SKILLS MELALUI KEGIATAN

OSIS UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA”.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analisis terhadap kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan: “Bagaimanakah pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa sehingga mempermudah langkah penelitian dan tidak menyimpang dari pokok masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi ke dalam sub-sub pokok sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung?

2. Keterampilan berpartisipasi (participatory skills) apa saja yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung?

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung?

4. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung?


(18)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai “Pengembangan participatory skills melalui Kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung”. 2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui proses pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS dalam pembentukan karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

b. Untuk mengetahui keterampilan berpartisipasi (participatory skills) apa saja yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mengembangkan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk mengembangkan karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

d. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan

participatory skills melalui kegiatan OSIS dalam pembentukan karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

e. Untuk mengidentifikasi Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS dalam pembentukan karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.


(19)

7

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Manfaat penelitian secara teoritis adalah sebagai berikut:

Diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengembangan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter

kepemimpinan siswa sebagai kajian pengembangan belajar siswa dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

2. Secara Praktis

Manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut:

a. Siswa

1. Meningkatkan motivasi untuk dapat mengembangkan participatory skills.

2. Menjalin komunikasi yang baik antar siswa, guru, dan lingkungan luar sekolah.

3. Meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam bekerja sama dengan orang lain.

4. Membentuk karakter kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru

1. Meningkatkan motivasi untuk membina siswa dalam kegiatan OSIS.

2. Dapat memberikan inovasi dalam proses pembinaan perticipatory skills melalui kegiatan OSIS di sekolah untuk membangun karakter kepemimpinan siswa.

c. Sekolah

1. Menjadi bahan masukan untuk bahan pertimbangan bagi pengembangan


(20)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Mendukung kegiatan OSIS dalam mengembangkan participatory skills untuk membangun karakter kepemimpinan siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini di mana pada bab I terdapat: 1. Latar belakang masalah, 2. Rumusan masalah, 3. Tujuan penelitian, 4. Manfaat penelitian, 5. Struktur organisasi.

Selanjutnya pada bab II terdapat beberapa bagian dalam sub bagian, antara lain: 1. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan, 2. Keterampilan berpartisipasi, 3. Kepemimpinan, 4. Softskills 5. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Selanjutnya bab III yang merupakan penjelasan mengenai metodologi yang digunakan oleh peneliti dengan sub bab, diantaranya: 1. Pendekatan dan metode penelitian. 2. Teknik pengumpulan data yang terdiri dari sub-sub bagian yaitu: a. wawancara, b. observasi, c. studi dokumentasi, d. catatan lapangan, e. triangulasi data. 3. Teknik pengolahan dan analisis data, analisis data terdiri dari : a. analisis sebelum di lapangan, b. analisis selama di lapangan. Teknik Pengolahan data terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu: a. reduksi data, b. penyajian data, c. kesimpulan dan verifikasi. 4. Validitas data, terdiri dari: a. memperpanjang masa observasi, b. pengamatan terus-menerus, c. triangulasi data, d. menggunakan referensi yang cukup, e. mengadakan member check. 5. Lokasi dan subjek penelitian.

Kemudian pada bab IV berisi mengenai hasil penelitian yang terdiri dari: 1. Hasil penelitian, 2. Deskripsi hasil penelitian, 3. Pembahasan hasil penelitian. Struktur organisasi terakhir adalah bab V yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


(21)

42 Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berusaha meneliti aktivitas sekelompok manusia berkaitan dengan perubahan perilaku. Moleong (2010: 6) menjelaskan pengertian penelitian kualitatif sebagai:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif memungkinkan peneliti melakukan penelitian secara mendalam untuk memahami fenomena yang dialami di lapangan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa mengenai pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa sehingga memperoleh data yang akurat.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan sejumlah data lapangan berisi masalah-masalah yang bersifat kontekstual dan aktual mengenai pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung dan mencari solusi dalam memecahkan masalah tersebut. Selain itu, instrumen utama dalam pendekatan kualitatif adalah peneliti itu sendiri, sehingga memudahkan peneliti untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan yang berubah-ubah dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap dapat melakukan penelitian secara maksimal serta mendalam sehingga peneliti


(22)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendapatkan data yang valid dan akurat mengenai pengembangan participatory

skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di

SMA Negeri 3 Bandung.

2. Metode penelitian

Sugiyono (2011: 2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Best (Sukardi, 2003: 157), bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.

Penggunaan metode penelitian deskriptif ini bermaksud untuk menggambarkan objek penelitian yang aktual di lapangan, yakni mengenai kegiatan OSIS dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara sangat berguna dalam mengumpulkan data karena bersifat langsung, peneliti dapat mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati seseorang secara mendalam yang tidak dapat diketahui melalui angket maupun observasi.

Pernyataan tersebut sejalan dengan Sugiyono (2011: 137) yang mendefinisikan:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang


(23)

44

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Adapun wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang bersifat terbuka sehingga responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban. Dalam implementasinya di lapangan, peneliti mengadakan wawancara kepada kepala sekolah yaitu Drs. Encang Iskandar, M.Pd. mengenai proses pengembangan keterampilan berpartisipasi melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa, cara siswa untuk mengembangkan sikap bertanggung jawab; peran atau keterlibatan kepala sekolah dalam menanamkan keterampilan berpartisipasi siswa (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; Keterampilan berpartisipasi (participatory skills) yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung; faktor-faktor yang dapat mengembangkan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa; kinerja OSIS dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi siswa; kendala yang dihadapi dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; dan solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa.

Selanjutnya peneliti mengadakan wawancara dengan Ida Rohayani, S.Pd., M.Pd dan Drs. Rohmat Herawan sebagai guru PKn mengenai proses pengembangan keterampilan berpartisipasi siswa (participatory skills) melaui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; peran atau keterlibatan guru PKn dalam menanamkan keterampilan berpartisipasi siswa (participatory skills) melaui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; keterampilan berpartisipasi yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS; kendala yang dihadapi dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; solusi untuk mengatasi


(24)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kendala yang dihadapi dalam pengembangan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; faktor-faktor yang dapat mengembangkan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam OSIS; siswa mengimplementasikan materi yang didapat dikelas dalam mengembangankan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) melaui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa; apakah pengurus OSIS memiliki keterampilan berpartisipasi yang baik dalam kegiatan belajar di kelas; karakter kepemimpinan yang terbentuk melalui kegiatan OSIS dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi (participatory skills).

Drs. Irvan Bahtiar sebagai pembina OSIS mengenai proses pengembangan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; mengembangkan sikap jujur dalam menggunakan hak pilih saat pemilihan Ketua OSIS dan kegiatan lainnya; menanamkan sikap jujur dalam kegiatan OSIS; apakah menurut bapak/ibu, siswa/i mengikuti dan berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris ketika English Day berlangsung; apakah menurut bapak/ibu, siswa/i menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani apakah menurut bapak/ibu, siswa/i ikut melaksanakan “go green” di lingkungan sekolah ataupun kehidupan sehari-hari; mengelola konflik dengan jujur dan damai dalam kegiatan OSIS; kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan berpartisipasi dalam kegiatan OSIS; keterampilan berpartisipasi yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; mengembangkan keterampilan kerjasama antar pengurus dan anggota OSIS dalam melaksanakan kegiatan OSIS; faktor-faktor yang dapat mengembangkan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk


(25)

46

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

M. Naufal Azwar, M. Fariz Agung, Robi Kholik sebagai pengurus OSIS mengenai proses pengembangan participatory skills siswa dalam kegiatan OSIS SMA Negeri 3 Bandung; keterampilan berpartisipasi (participatory skills) yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung; faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory

skills melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung; upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory

skills melalui kegiatan OSIS.

Viga, Siti Haura, Finlan Aditya, Alif Muhammad Reza, Malna Widahta, dan Ulfa Hasanah sebagai anggota OSIS untuk mendapatkan informasi mengenai yang proses pengembangan participatory skills siswa dalam kegiatan OSIS SMA Negeri 3 Bandung; keterampilan berpartisipasi (participatory skills) yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung; faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membangun karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung; kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory

skills melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung; upaya-upaya yang

dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory

skills melalui kegiatan OSIS. 2. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Bandung. observasi sangat penting dilakukan karena dengan observasi kita dapat mengetahui keadaan subjek dan objek yang akan diteliti. Observasi dalam penelitian dapat berupa tempat, peristiwa, orang, dan sebagainya. Jenis observasi


(26)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada penelitian ini menggunakan observasi langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat (observer) pada objek yang diamati.

Observasi (Sugiyono, 2011:145) merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Selain itu, Arikunto (2006: 157) menyatakan “Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis”.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat, mengamati, dan mencatat hasil sesuai dengan kebutuhan penelitian dan kenyataan di lapangan sehingga dapat memberikan kesempatan untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar dalam mendapatkan data yang lebih terinci dan akurat.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini mengenai kegiatan OSIS di SMA Negeri 3 Bandung sebagai sarana pengembangan

participatory skills diantaranya rapat OSIS, Nagabonar atau acara apresiasi siswa

kepada guru, kegiatan kunjungan OSIS dari SMA Negeri 1 Sukabumi, dan kegiatan latihan kepemimpinan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Sugiyono (2011: 240) mengatakan “Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. Dalam hal ini data yang diperoleh oleh peneliti yaitu berupa sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan penelitian, seperti profil sekolah, struktur OSIS, gambar-gambar kegiatan-kegiatan OSIS, ruang OSIS, serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan OSIS.


(27)

48

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Catatan Lapangan

Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan serta wawancara dalam mengumpulkan data di lapangan, Peneliti membuat catatan lapangan yang selanjutnya disusun menjadi catatan lapangan setelah selesai melakukan pengamatan pada waktu yang berbeda.

Moleong (2010: 153) berpendapat bahwa:

Catatan lapanagan bisa diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan, wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.

Catatan lapangan yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan langsung mengenai pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS yang dapat mengembangkan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) siswa untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

5. Triangulasi Data

Triangulasi data menurut Sugiyono (2011: 241) diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi data, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.


(28)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Diadopsi oleh peneliti dari Sugiyono (2011: 225)

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Data diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Dalam hal ini Nasution (Sugiyono, 2011: 245) menyatakan:

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan mslaha, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang “grounded”.

Dengan demikian analisis ini merupakan pegangan bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya sampai ke teori yang grounded. Menurut Sugiyono (2011:

96) “teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan

data-data yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus-menerus”. Maka pada intinya grounded ini ditemukan secara induktif berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan yang selanjutnya diuji. Namun, dalam penelitian kualitatif analisis data lebih di fokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi

Wawancara

Dokumentasi


(29)

50

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis sebelum di lapangan ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data skunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 245):

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun,demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

Dengan semikian pada intinya penelitian kualitatif ini telah melakukan analisis data terlebih dahulu sebelum memasuki lapangan. Analisis data dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan berupa data wawancara mengenai pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa. Data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan ini sangat membantu peneliti untuk menentukan fokus permasalahan dan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis selama di lapangan ini merupakan suatu analisis data kualitatif secara interaktif dan terus-menerus. Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2011 : 246) “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya seudah jenuh”.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display) dan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing).

Berikut adalah komponen-komponen analisis data menurut Miles and Huberman:

1. Reduksi (Data reduction)

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, memfokuskan pada hal-hal yang penting, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang timbul dari hasil penelitian lapangan.


(30)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Reduksi data pada penelitian ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman peneliti terhadap data yang telah terkumpul dari hasil penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan informasi dan data dari hasil wawancara dan observasi serta dari informasi lain mengenai pengembangan

participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter

kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung untuk dapat mendeskripsikan penelitian secara detail.

2. Penyajian data (Data display)

Setelah proses reduksi data selesai, selanjutnya data yang didapat disajikan secara terperinci dan menyeluruh dan dicari bagaimana pola hubungannya. Penyajian data merupakan hasil dari wawancara, dokumentasi, serta observasi dengan pengurus dan anggota OSIS, pembina OSIS yang didapat selanjutnya dipahami, disatukan dan diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah. Data yang bertumpuk dan sulit dilihat hubungan detailnya akan sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka peneliti harus mengusahakan membuat berbagai macam grafik atau matrik.

3. Kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing)

Kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan yang merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami sehingga dapat menyimpulkan bagaimana pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

D. Validitas Data

Untuk mempermudah data yang akurat dan abash terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Salah satu teknik yang digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitas. Kredibilitas data dapat diperoleh melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut:


(31)

52

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Memperpanjang Masa Observasi

Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian guna memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dengan mencati waktu yang tepat guna berinteraksi dengan sumber data. 2. Pengamatan Terus-menerus

Agar tingkat validitas data yang diperoleh mencapai tingkat yang tertinggi, peneliti mengadakan pengamatan secara terus-menerus terhadap subjek penelitian untu memperoleh gambaran nyata tentang pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan.

3. Triangulasi Data

Tujuan triangulasi data adalah mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dengan sumber data yang bereda.

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Sumber

Sumber:Diolah peneliti tahun 2013

Pengurus OSIS Anggota OSIS


(32)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Sumber:Diolah peneliti tahun 2013

4. Menggunakan Referensi yang Cukup

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan dan keabsahan data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainnya yang diambil dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik perhatian informasi, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.

5. Mengadakan Member Check

Tujuan dari member check adalah agar informasi yang peneliti peroleh yang digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member

check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus

yang diteliti yakni pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003 : 43), lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu perilaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA Negeri 3 Bandung.

Wawancara Observasi


(33)

54

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Subjek penelitian yang dipilih yaitu seseorang yang dianggap paling tahu mengenai kegiatan-kegiatan OSIS yang dapat mengembangkan keterampilan berpartisipasi untuk membangun karakter kepemimpinan siswa sehingga mampu memberikan data atau informasi secara aktual dan akurat sesuai dengan kondisi di lapangan.

Dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian kualitatif ini peneliti memilih orang tertentu yang dianggap paling tahu mengenai kondisi di lapangan sehingga mampu memberikan data yang diperlukan secara akurat.

Adapun yang menjadi objek penelitian atau sumber dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Sekolah, 2 orang Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), 1 orang Pembina OSIS, serta 9 orang siswa pengurus dan anggota OSIS di SMA Negeri 3 Bandung, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Bandung.

2. Guru PKn di SMA Negeri 3 Bandung berjumlah 2 orang. 3. Pembina OSIS SMA Negeri 3 Bandung berjumlah 1 orang. 4. Pengurus OSIS SMA Negeri 3 Bandung berjumlah 3 orang.


(34)

171 Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, pada bab ini akan dikemukakan pokok-pokok penting sebagai kesimpulan tentang Pengembangan Participatory Skills melalui Kegiatan OSIS untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa di SMA Negeri 3 Bandung, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Proses pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, dilakukan melalui empat jalur pembinaan kesiswaan, diantaranya: 1) OSIS, melalui program kerja yang direalisasikan untuk menyalurkan minat dan bakat siswa. 2) ekstrakurikuler, sebagai sarana pengembangan minat dan bakat siswa. 3) Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan pemberian teori serta dibekali dengan praktek untuk membuat proposal, menyusun laporan pertanggungjawaban, dan melatih kemampuan berbicara di depan publik. 4) wawasan Wiyata Mandala, dalam bentuk sosialisasi untuk memahami konsepsi bahwa sekolah sebagai lingkungan pendidikan.

2. Keterampilan berpartisipasi (participatory skills) yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung yaitu: 1) kerja sama antarpengurus, anggota, serta pembina OSIS. 2) menghadiri pertemuan/ kegiatan OSIS. 3) bertukar pikiran dalam diskusi/ kegiatan OSIS. 4) menyusun program kerja kegiatan OSIS. 5) membuat keputusan untuk melaksanakan kegiatan OSIS.


(35)

172

3. Faktor-faktor yang dapat mengembangkan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karkater kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, yaitu: 1) proses kaderisasi baik untuk ekstrakurikuler, OSIS dan lainnya. 2) faktor internal dari siswa diantaranya faktor percaya diri dan memiliki keinginan.

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, diantaranya: 1) waktu pelaksanaan kegiatan OSIS, kegiatan OSIS terkadang bentrok dengan ekstrakurikuler lainnya. Selain itu, kurangnya estimasi waktu untuk melaksanakan kegiatan OSIS maupun ekstrakurikuler karena lebih mendominasi untuk kegiatan akademik. 2) pembina OSIS, sulitnya mendapatkan ijin persetujuan dari pembina OSIS yang merasa begitu khawatir karena bisa mengundang konflik dengan sekolah lain bila dalam kegiatan OSIS mengundang sekolah lain untuk berpartisipasi. 3) siswa, muncul dari intern siswa, yaitu kesibukan siswa. Kadang-kadang kegiatan OSIS kurang tersktruktur karena waktu yang singkat, sehingga ada kegiatan yang tidak terfokuskan dan membuat siswa menjadi kurang berminat dan membuat bingung untuk mengikuti kegiatan tersebut.

5. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, dilakukan dengan cara: 1) mempersiapkan mekanisme kegiatan agar terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan bersama dan mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Membuat Time table, yang mencantumkan tugas sekolah, kepanitiaan, dan jabatan di OSIS untuk mengatur dan membagi waktu belajar dan berorganisasi sehingga dapat mengikuti kegiatan OSIS yang sudah terjadwal. 2) bimbingan dan pendekatan yang lebih intens kepada pembina OSIS dalam menjalankan segala kegiatan OSIS serta selalu melaporkan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan. 3) evaluasi rutin yang dilakukan setiap


(36)

menyelesaikan kegiatan untuk mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh siswa, agar menarik minat siswa dalam mengikuti kegiatan OSIS.

B. Saran

1. Siswa

a. Pengurus OSIS

1) Pengurus OSIS merupakan kader pemimpin hendaknya meningkatkan kedisiplinan dan komitmen dengan mengaplikasikannya pada setiap pelaksanakan kegiatan OSIS.

2) Pengurus OSIS merupakan teladan bagi siswa lain hendaknya memberikan citra yang baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpenampilan rapih, bertutur kata dengan sopan dan santun, saling menghormati antar siswa lain, serta selalu mendukung dengan memberikan kontribusi menjadi panitia, memberikan pendapat atau ide dalam kegiatan OSIS, sehingga tercipta partisipasi siswa yang aktif.

3) Dalam hal recruitment kepengurusan OSIS hendaknya memperhatikan komposisi (jumlah dan susunan) kepengurusan OSIS, yaitu harus seimbang dari segi keterwakilan kelas atau jurusan dan dari segi jenis kelamin. Artinya, jangan mendominasi kelas tertentu.

b. Perwakilan Kelas, hendaknya meningkatkan kerja sama dengan OSIS dalam merealisasikan setiap aspirasi siswa serta melakukan monitoring secara berkala agar pelaksanaan kegiatan OSIS transparan.

c. Anggota OSIS

1) Anggota OSIS hendaknya mensukseskan kegiatan OSIS melalui keterlibatan secara aktif dan preventif.

2) Anggota OSIS hendaknya memiliki keseriusan dan keuletan dalam melaksanakan kegiatan.


(37)

174

a. Dewan guru hendaknya memotivasi siswa dengan cara hadir untuk mensukseskan kegiatan OSIS dan memberikan nilai positif dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS.

b. Pembina OSIS diharapkan melakukan monitoring ketika rapat perencanaan kegiatan, selanjutnya selama pelaksanaan kegiatan OSIS berlangsung sampai dengan selesai hingga melakukan evaluasi bersama dengan panitia dan OSIS agar pelaksanaan kegiatan OSIS transparan dan akuntabel.

3. Sekolah

a. Memberikan dukungan dan memfasilitasi siswa untuk bebas berekspresi menyalurkan minat dan bakatnya baik melalui OSIS maupun ekstrakurikuler lainnya, seperti memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih ekstrakurikuler ataupun kegiatan OSIS yang sesuai dengan kemampuan dan jadwal yang dimiliki siswa.

b. Menerapkan prinsip proporsionalitas antara pengembangan akademik dan non akademik dimana jadwal dalam melaksanakan kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler di sekolah harus seimbang dengan jadwal kegiatan belajar mengajar agar kegiatan-kegiatan OSIS dapat berjalan tepat waktu dan lancar. 4. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,

a. Memberikan perhatian terhadap keterampilan berpartisipasi yang dikembangkan sejak masa persekolahan hingga terjun di kehidupan masyarakat, seperti memberikan materi perkuliahan kepada calon pendidik dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Kewarganegaraan, dan lain sebagainya dengan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.

b. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan “to be good and smart citizen” diharapkan lebih meningkatkan lagi metode yang efektif bagi mahasiswa guna tercapainya tujuan tersebut.

c. Dapat memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa keterampilan berpartisipasi dirancang untuk memperkuat kesadaran berkemampuan dan mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta warga negara.


(38)

5. Peneliti Selanjutnya, diharapakan adanya pengembangan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan dan pengaplikasian pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa.


(39)

176 Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Budimansyah, Dasim, dan Suryadi, Karim. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI.

Budimansyah, Dasim. (2009). Pendidikan Kesadaran Kewarganegaraan

Multidimensional. Bandung: Genesindo.

Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai (Mengumpulkan yang

Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai).

Bandung: Alfabeta.

Kartono, Kartini. (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan

Abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press.

Maftuh, B dan Sapriya. (2005). “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui

Pemetaan Konsep”. Jurnal Civicus: Implementasi KBK dalam Pendidikan Kewarganegaraan dalam Berbagai Konteks, hal 319-328.

Moleong, Lexy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya. Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muslich, M. (2002). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pembelajaran Berbasis

Kompetensi dan Kontekstual). Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Trasito

Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. (2006). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurmalina, Komala, dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan


(40)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Putra, I. S dan Pratiwi A. (2005). Sukses dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat Pendidikan ITB.

Sailah, Ilah. (2008). Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Santoso, Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Soetopo, Hendyat. (2010). Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang

Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Somardi. (2007). “Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan:

Sebuah Refleksi”. Jurnal Civicus: Nasionalisme dan Upaya Demokrasi, hal

594-602.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukadi, I. W. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Pendidikan

Demokrasi Berbasis Kompetensi untuk Sekolah Dasar Dalam Rangka “Nation

and Character Building” dan Impilkasinya Terhadap pembelajaran; Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah

terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan). Bandung:

Alfabeta.

Winataputra, U. dan Budimansyah, D. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Prodi

Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Wuryan, Sri, dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Jurusan PKn UPI.

Karya Ilmiah:

Komalasari, K. 2008. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan


(41)

178

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan: Bandung.

Wahyuni, S. T. 2009. Studi Komparatif Tentang Isu dan Modues Pendidikan

Kewarganegaraan Antar Cluster Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonedia Bandung: tidak diterbitkan.

Dokumen:

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Pedoman Pembinaan Organisasi

Siswa Intra Sekolah. Depdiknas: Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.


(1)

173

menyelesaikan kegiatan untuk mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh siswa, agar menarik minat siswa dalam mengikuti kegiatan OSIS.

B. Saran

1. Siswa

a. Pengurus OSIS

1) Pengurus OSIS merupakan kader pemimpin hendaknya meningkatkan kedisiplinan dan komitmen dengan mengaplikasikannya pada setiap pelaksanakan kegiatan OSIS.

2) Pengurus OSIS merupakan teladan bagi siswa lain hendaknya memberikan citra yang baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpenampilan rapih, bertutur kata dengan sopan dan santun, saling menghormati antar siswa lain, serta selalu mendukung dengan memberikan kontribusi menjadi panitia, memberikan pendapat atau ide dalam kegiatan OSIS, sehingga tercipta partisipasi siswa yang aktif.

3) Dalam hal recruitment kepengurusan OSIS hendaknya memperhatikan komposisi (jumlah dan susunan) kepengurusan OSIS, yaitu harus seimbang dari segi keterwakilan kelas atau jurusan dan dari segi jenis kelamin. Artinya, jangan mendominasi kelas tertentu.

b. Perwakilan Kelas, hendaknya meningkatkan kerja sama dengan OSIS dalam merealisasikan setiap aspirasi siswa serta melakukan monitoring secara berkala agar pelaksanaan kegiatan OSIS transparan.

c. Anggota OSIS

1) Anggota OSIS hendaknya mensukseskan kegiatan OSIS melalui keterlibatan secara aktif dan preventif.

2) Anggota OSIS hendaknya memiliki keseriusan dan keuletan dalam melaksanakan kegiatan.


(2)

a. Dewan guru hendaknya memotivasi siswa dengan cara hadir untuk mensukseskan kegiatan OSIS dan memberikan nilai positif dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS.

b. Pembina OSIS diharapkan melakukan monitoring ketika rapat perencanaan kegiatan, selanjutnya selama pelaksanaan kegiatan OSIS berlangsung sampai dengan selesai hingga melakukan evaluasi bersama dengan panitia dan OSIS agar pelaksanaan kegiatan OSIS transparan dan akuntabel.

3. Sekolah

a. Memberikan dukungan dan memfasilitasi siswa untuk bebas berekspresi menyalurkan minat dan bakatnya baik melalui OSIS maupun ekstrakurikuler lainnya, seperti memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih ekstrakurikuler ataupun kegiatan OSIS yang sesuai dengan kemampuan dan jadwal yang dimiliki siswa.

b. Menerapkan prinsip proporsionalitas antara pengembangan akademik dan non akademik dimana jadwal dalam melaksanakan kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler di sekolah harus seimbang dengan jadwal kegiatan belajar mengajar agar kegiatan-kegiatan OSIS dapat berjalan tepat waktu dan lancar. 4. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,

a. Memberikan perhatian terhadap keterampilan berpartisipasi yang dikembangkan sejak masa persekolahan hingga terjun di kehidupan masyarakat, seperti memberikan materi perkuliahan kepada calon pendidik dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Kewarganegaraan, dan lain sebagainya dengan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.

b. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan “to be good and smart citizen” diharapkan lebih meningkatkan lagi metode yang efektif bagi mahasiswa guna tercapainya tujuan tersebut.

c. Dapat memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa keterampilan berpartisipasi dirancang untuk memperkuat kesadaran berkemampuan dan mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta warga negara.


(3)

175

5. Peneliti Selanjutnya, diharapakan adanya pengembangan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan dan pengaplikasian pengembangan participatory skills melalui kegiatan OSIS untuk membentuk karakter kepemimpinan siswa.


(4)

176 Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Budimansyah, Dasim, dan Suryadi, Karim. (2008). PKn dan Masyarakat

Multikultural. Bandung: Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI.

Budimansyah, Dasim. (2009). Pendidikan Kesadaran Kewarganegaraan Multidimensional. Bandung: Genesindo.

Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai (Mengumpulkan yang

Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai).

Bandung: Alfabeta.

Kartono, Kartini. (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan

Abnormal itu?. Jakarta: Rajawali Press.

Maftuh, B dan Sapriya. (2005). “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep”. Jurnal Civicus: Implementasi KBK dalam Pendidikan Kewarganegaraan dalam Berbagai Konteks, hal 319-328.

Moleong, Lexy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya. Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muslich, M. (2002). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pembelajaran Berbasis

Kompetensi dan Kontekstual). Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Trasito

Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. (2006). Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurmalina, Komala, dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI.


(5)

177

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Putra, I. S dan Pratiwi A. (2005). Sukses dengan Soft Skills. Bandung: Direktorat Pendidikan ITB.

Sailah, Ilah. (2008). Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Santoso, Slamet. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Soetopo, Hendyat. (2010). Perilaku Organisasi Teori dan Praktik di Bidang

Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Somardi. (2007). “Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan: Sebuah Refleksi”. Jurnal Civicus: Nasionalisme dan Upaya Demokrasi, hal

594-602.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukadi, I. W. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Pendidikan

Demokrasi Berbasis Kompetensi untuk Sekolah Dasar Dalam Rangka “Nation

and Character Building” dan Impilkasinya Terhadap pembelajaran; Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah

terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan). Bandung:

Alfabeta.

Winataputra, U. dan Budimansyah, D. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Prodi

Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Wuryan, Sri, dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Jurusan PKn UPI.

Karya Ilmiah:

Komalasari, K. 2008. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan


(6)

Dwi Juliani Safita, 2013

Pengembangan Participatory Skills Melallui Kegiatan Osis Untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan: Bandung.

Wahyuni, S. T. 2009. Studi Komparatif Tentang Isu dan Modues Pendidikan

Kewarganegaraan Antar Cluster Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonedia Bandung: tidak diterbitkan.

Dokumen:

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Pedoman Pembinaan Organisasi

Siswa Intra Sekolah. Depdiknas: Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.