Akibat Pencabutan Delik Aduan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Peradilan Pidana

surat pernyataan untuk tidak melakukan perbuatannya lagi setelah itu diberikan jaminan 34 Pencabutan pengaduan yang dilakukan di pengadilan dengan mengajukan atau menujukan surat pernyataan pencabutan pengaduan di depan majelis hakim terhadap perkara itu . 35

C. Akibat Pencabutan Delik Aduan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Peradilan Pidana

. Didalam KUHP sebagai hukum publik terdapat suatu asas umum, dimana ditentukan bahwa untuk menuntut suatu delik, baik yang berupa kejahatan maupun pelanggaran, hak untuk melakukan penuntutan itu diletakkan pada penuntut umum dan pada umumnya permintaan dari pihak orang yang menderita untuk melakukan penuntutan, tidak mempunyai pengaruh terhadap ketentuan ini. Akan tetapi terhadap delik aduan, asas umum tersebut tidak dapat diberlakukan atau dikesampingkan. Hal ini dikarenakan bahwa kepentingan perseorangan didalam beberapa jenis delik tertentu akan lebih dirugikan dengan diadakannya penuntutan itu daripada kepentingan umum dengan tidak diadakannya penuntutan. Sedangkan menurut Memorie van Toelichting MVT, disyaratkannya suatu pengaduan pada beberapa tindak pidana tertentu adalah berdasarkan pertimbangan bahwa ikut campurnya penguasa dalam suatu kasus tertentu itu mungkin saja dapat mendatangkan kerugian yang lebih besar bagi kepentingan- kepentingan tertentu dari pihak yang dirugikan, dibandingkan dengan kenyataan 34 Briptu Jaya Syahputra Anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Deli Serdang, wawancara tanggal 10 Mei 2010. 35 Hakim S. M. Sinaga Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, wawancara tanggal 17 Mei 2010. Universitas Sumatera Utara yaitu apabila penguasa tidak ikut campur dalam kasus tersebut atau dalam delik tertentu ini kepentingan khusus dari si korban akan lebih dirugikan dengan penuntutan dari pada kepentingan umum dengan tidak mengadakan penuntutan. Dalam Buku I KUHP tidak ada disebutkan defenisi delik aduan tersebut, tetapi didalam beberapa pasal-pasal terdapat ketentuan yang memuat perbuatan pidana tertentu yang tidak diatur secara tersendiri didalam KUHP tetapi terpencar. Dalam Bab VII dari Buku I KUHP yang memuat peraturan khusus yang mengatur cara-cara melakukan pengaduan. Terhadap pencabutan pengaduan delik aduan bisa dilakukan sewaktu- waktu dengan melihat ketentuan Pasal 75 KUHP, yaitu “Barangsiapa yang memasukkan pengaduan, tetap berhak untuk mencabut kembali pengaduannya itu dalam tempo tiga bulan sejak hari memasukkannya” 36 Terhadap pencabutan pengaduan tersebut, maka akibat hukum yang ditimbulkan adalah penuntutannya pun menjadi batal karena pencabutan pengaduan terhadap delik aduan tersebut menjadi syarat mutlak untuk tidak dilakukannya penuntutan. Pencabutan delik aduan tersebut berakibat bagi peradilan pidana, yaitu hilangnya hak penuntutan sebagai akibat dari dicabutnya pengaduan. Dengan adanya pencabutan pengaduan tersebut, maka hakim tidak melanjutkan proses pemeriksaan atau penuntutan dipersidangan dan adanya penetapan dari hakim bahwa perkara tersebut telah dicabut agar bila perkara tersebut suatu saat akan diajukan kembali, maka perkara tersebut menjadi gugur . Dalam prakteknya, pencabutan pengaduan juga dapat dilakukan pada sidang dimuka hakim pada kesempatan pertama, ketika hakim menanyakan pada saksi korban tentang dilanjutkan atau tidak penuntutan perkaranya. 36 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor, 1993, hal 89. Universitas Sumatera Utara karena dalam Pasal 76 KUHP mengatur megenai “Nebis In Idem” yaitu bahwa seseorang tidak boleh dituntut sekali lagi lantaran perbuatan, yang baginya telah diputuskan dengan keputusan hakim yang tidak boleh diubah lagi 37 37 Hakim S. M. Sinaga Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, wawancara tanggal 17 Mei 2010. . Pengaduan oleh pihak yang dirugikan yaitu suami atau istri yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, dicabutnya pengaduan kemudian adalah karena keutuhan rumah tangga lebih penting dari pada harus memperkarakan peristiwa yang dialaminya, yang berpotensi merusak hubungannya dengan pelaku, korban atau keluarga merasa malu jika tindak pidana yang dialaminya diketahui oleh orang lain dan pengaduan yang telah dicabut tidak dapat diajukan kembali. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS KASUS

A. Kronologis Kasus