BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi maka akan semakin dibutuhkan sumber dana untuk membiayai kegiatan tersebut. Hubungan antara
pertumbuhan ekonomi ataupun pertumbuhan kegiatan usaha sangat erat kaitannya dengan perkreditan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana krisis moneter
sedang melanda beberapa negara, banyak perusahaan-perusahaan yang kondisinya hampir tidak stabil karena besarnya biaya operasional tidak sebanding dengan
jumlah penerimaan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Untuk menutupi semua itu banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau
yang biasanya dikenal dengan sebutan PHK sehingga semakin bertambahlah jumlah pengangguran di negara tersebut.
Jumlah penduduk yang semakin bertambah, tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup sehingga sulitnya mendapat pekerjaan
membuat jumlah pengangguran semakin bertambah. Oleh karena itu, tidak sedikit yang akhirnya menjadi wirausahawan dengan membuka usaha sendiri untuk
memenuhi kebutuhannya. Untuk menjadi seorang wirausahawan diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Dan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
dana tersebut adalah dengan melakukan pinjaman dalam bentuk kredit kepada Perbankan atau Lembaga yangn menyediakan dana lewat fasilitas kredit tersebut.
Ditinjau dari sudut pandang Perbankan atau Lembaga yang menyediakan dana lewat fasilitas kredit tersebut maka kredit mempunyai kedudukan yang
Universitas Sumatera Utara
sangat istimewa terutama di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia karena di negara-negara ini volume permintaan dana jauh lebih besar
dari penawaran dana yang ada di masyarakat. Dalam rangka menolong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan
melalui perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, perlu ditingkatkan partisipasi Badan Usaha Milik Negara BUMN
untuk memberdayakan dan mengembangkan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan melalui
Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mewajibkan seluruh BUMN untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan bertujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan
sekitarnya dengan memanfaatkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Selaku BUMN, PT. Perkebunan Nusantara III yang bergerak pada Core
Business tanaman perkebunan di wilayah Sumatra Utara juga bertugas sebagai pelaksana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan PKBL sebagaimana yang diamanatkan pemerintah selaku Pemegang Saham melalui Kementrian BUMN. Upaya tersebut bersifat pembinaan
yang dilakukan melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan di sekitar wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara III. Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan KBL merupakan unit khusus yang menangani Program Kemitraan
Universitas Sumatera Utara
BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-236MBU2003, tanggal 17 Juni 2003.
Dalam artian luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud percaya bagi si
pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu Kasmir, 93: 2005.
Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan BUMN atau Lembaga Keuangan bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya maka BUMN atau
Lembaga Keuangan tersebut terlebih dahulu harus mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar BUMN atau Lembaga Keuangan yakin bahwa kredit yang diberikan
benar-benar aman. Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan BUMN atau Lembaga Keuangan. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak
layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih sehingga terjadilah yang disebut dengan kredit
macet. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Lembaga Keuangan ataupun BUMN yang memberikan kredit untuk meninjau kembali proses pemberian kredit
yang disalurkan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pemikiran tersebutlah Penulis tertarik untuk menyusun Tugas
Akhir dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit Mitra Binaan pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan”.
B. Rumusan Masalah