Toksisitas Bahan Suhu pH

17 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas Probiotik 2.5.1. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis bakteri probiotik pada saat di preparasi dan pada saat terdapat di dalam produk makanan dan obat merupakan faktor yang penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup bakteri probiotik. Pengeringan dalam produk dapat menjaga stabilitas bakteri selama penyimpanan, sedangkan produk dalam bentuk cair memungkinkan adanya aktivitas metabolit aktif dari bakteri Neha, et al., 2012.

2.5.2. Toksisitas Bahan

Kompatibilitas probiotik dengan bahan-bahan lain dalam formulasi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup bakteri. Interaksi antara probiotik dan bahan-bahan lainnya dapat melindungi, menetralkan, atau merugikan stabilitas probiotik misalnya masuknya pengawet antimikroba dapat menghambat kehidupan probiotik. Peningkatan kadar bahan seperti garam, asam organik, dan nitrat dapat menghambat probiotik selama penyimpanan sedangkan kultur starter kadang-kadang dapat menghambat pertumbuhan probiotik selama fermentasi melalui produksi bakteriosin tertentu Lee dan Salminen, 2009.

2.5.3. Suhu

Suhu dimana organisme probiotik tumbuh sangat penting. Suhu optimum untuk pertumbuhan probiotik antara 37 C hingga 43 C. Probiotik Lactobacillus dapat tumbuh pada kisaran suhu yang lebih besar yaitu sampai 44 C. Namun, ada juga yang dapat tumbuh pada suhu mesofilik yaitu suhu 15 C Lee dan Salminen, 2009. Bifidobacterium dapat tumbuh optimal pada suhu 37-41 C, dengan kisaran suhu pertumbuhan 25-45 C, sedangkan spesies Streptococcus thermophilus 18 tumbuh baik pada suhu 37-40 C tetapi juga dapat tumbuh pada suhu 52 C Wardah, 2014. Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup probiotik selama pembuatan dan penyimpanan. Semakin rendah suhu maka viabilitas probiotik dalam produk akan lebih stabil. Selama pengolahan, suhu di atas 45-50 C akan merugikan kelangsungan hidup probiotik. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengurangi jumlah bakteri yang viabel. Peningkatan suhu juga memiliki efek yang merugikan terhadap stabilitas produk saat didistribusikan dan disimpan Lee dan Salminen, 2009.

2.5.4. pH

Lactobacillus menghasilkan asam organik dari metabolisme karbohidrat. Oleh karena itu, genus bakteri ini dapat mentolerir nilai pH lebih kecil dibandingkan dengan bakteri yang lain. Banyak penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa organisme probiotik dapat tahan terhadap asam saat transit di bagian lambung, meskipun waktu pemaparannya yang relatif singkat Lee dan Salminen, 2009. Bifidobacterium tidak dapat tumbuh pada pH di atas 8,0 atau di bawah 4,5 sedangkan Streptococcus thermophilus mampu tumbuh pada pH 4 Wardah, 2014.

2.5.5. Oksigen