7 Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan
skripsi ini adalah: 1.
Manfaat teoritis Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan
sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya di bidang peran dan tanggungjawab OJK terhadap
sektor jasa keuangan dalam pengaturan dan pengawasan, mekanisme pelaksanaan pungutan sebagai sumber penerimaan OJK dan penyesuain
terhadap pelaksanaan pungutan bagi lembaga keuangan yang mengalami kepailitan atau pemberesan oleh kurator berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 2. Manfaat praktis
Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta menambah wawasan dan pengetahuan secara khusus bagi
Penulis dan secara umum bagi masyarakat tentang pengaturan dan pengawasan OJK terhadap sektor jasa keuangan sebagai regulator dengan melakukan
pungutan sebagai sumber penerimaan, yang tetap memperharikan kemampuan keuangan lembaga keuangan tersebut sehingga tidak membebani lembaga
keuangan yang sedang mengalami kepailiatan.
D. Keaslian Penulisan
Sepanjang pengamatan dan pengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang pengurangan pungutan OJK sebagai akibat dari kepailitan sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
8 judul skripsi ini. Karena pengaturan mengenai pungutan Otoritas Jasa Keuangan
dituangan dalam PP No. 11 Tahun 2014 , peraturan pemerintah tersebut masih bersifat baru, kemudian penulis juga melakukan pemeriksaan judul skripsi
tersebut kepada Arsip Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum USUPusat Dokumentasi dan Informasi Fakultas Hukum USU, yang menyatakan
bahwa”Tidak Ada Judul yang Sama”. Surat keterangan tersebut merupakan bukti yang sah, yang brarti bahwa tidak ada judul skripsi yang sama dengan judul
skripsi penulis,berdasarkan surat pernyataan tersebut Bapak Ramli Siregar Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi FH USU, menerima judul skripsi yang di
ajukan penulis. Maka berdasarkan hal itu wajarlah bila penulis melanjutkan penelitian terhadap judul skripsi tersebut.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori dan aturan hukum
yang diperoleh melalui referensi media cetak maupun media elektronik. Penelitian ini disebut asli sesuai dengan asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan
terbuka serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Adapun judul yang dikemukakan adalah “Analisis Yuridis Terhadap
pengurangan Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Akibat dari Kepailitan”. Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa
ketentuan dan batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini akan berguna untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi
Universitas Sumatera Utara
9 agar tetap berada didalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah
disebutkan diatas. Adapun yang menjadi pengertian secara etimologis daripada judul skripsi ini adalah sebagai berikut.
Defenisi OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,yang mempunyai fungsi, tugas,dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan,dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang- undang.
19
Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal,
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya antara lain melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan,
perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, danatau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, termasuk kewenangan perizinan kepada lembaga jasa keuangan
20
. Anggaran OJK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
danatau Pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.
21
Pungutan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh Pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.Yang diatur dalam Pasal 1 angka 2 PP No. 11
Tahun 2014. Pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan yang
19
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 1.
20
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan Jakarta:Raih Asa Sukses, 2014, hlm. 55.
21
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa keuangan, Bab VIII, Pasal 34 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
10 selanjutnya disebut Pihak adalah lembaga jasa keuangan danatau orang
perseorangan atau badan yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.
22
Sektor jasa keuangan adalah sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, lembaga
pembiayaan dan
lembaga jasa
keuangan lainnya.
23
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan peroses dalam melaksakan
kegiatan usahannya.
24
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek dalam yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
25
Perasuransian adalah usaha perasuransian yang bergerak di sektor usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat
melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap timbulnya kerugian karena suatu
peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang, usaha reasuransi, dan usaha penunjang usaha asuransi yang menyelenggarakan
jasa keperantaraan, penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria.
26
22
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jas a Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 3.
23
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jas a Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 4.
24
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Bab I, Pasal 1 ayat 1.
25
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 6.
26
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 7.
Universitas Sumatera Utara
11 Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun.
27
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal.
28
Lembaga jasa keuangan lainnya adalah pengadaian, lembaga penjaminan, lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, perusahaan pembiayaan
sekunder perumahan, dan lembaga yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat yang bersifat wajib meliputi penyelenggara program jaminan sosial,
pensiun dan kesejahteraan.
29
Pihak sebagaimna disebutkan dalam ayat 1 wajib membayar pungutan yang dikenakan OJK. Yang diatur dalam Pasal 2 ayat 2 PP No. 11 tahun 2014.
Pengecualian, berdasarkan Pasal 17 ayat 1 PP No. 11 Tahun 2014. Dalam hal Pihak sedang mengalami kesulitan keuangan dan dalam upaya penyehatan
danatau dalam pemberesan, OJK dapat mengenakan pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 sampai dengan 0 nol persen dari besaran
pungutan sebagaimana ditetapkan dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan pemerintah ini.
Pemberesan adalah pemberesan yang dilakukan oleh likuidator atau kurator.
30
Kurator adalah orang perorangan yang berdomisili di indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang di butuhkan dalam rangka menggurus dan
27
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 8.
28
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 9.
29
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 angka 10.
30
Republik Indonesia,PeraturanPemerintah Nomor.11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Penjelasan Pasal 17.
Universitas Sumatera Utara
12 membereskan harta pailit.
31
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusannya dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di
bawah pengawasan hakim pengawas seebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
32
Dengan demikian pemberesan yang dimaksud adalah pemberesan oleh kurator yang dalam hal ini adalah kepailitan sebagaimana di jelaskan dalam
penjelasan Pasal 17 ayat 1 PP No. 11 Tahun 2014. Sita umum berarti bahwa seluruh harta kekayaan debitur akan berada di
bawah penguasaan dan pengurusan kurator, sehingga debitur tidak memiliki hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya.
33
Berdasarkan hal tersebut OJK dalam fungsinya menyelengarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang melakukan pungutan terhadap lembaga keuangan yang di awasinya sebagai
sumber penerimaan, dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan lembaga keuangan tersebut.
34
F. Metode Penulisan