Prinsip Kerja Video Call Pemanfaatan Video Call

12 tersebut mampu mengirimkan 10 juta bit setiap detiknya. Dalam kasus video call, semakin kecil bandwidth yang disediakan untuk komunikasi, semakin rendah pula kecepatan transfer data dan kualitas gambar video yang sedang berlangsung juga buruk. Bila digambarkan aliran telpon itu sebagai pipa air, bandwidth adalah ukuran dari pipa itu sendiri sedangkan isi yang mengalir di dalamnya adalah informasi, isinya dalam bentuk Kbps Kilo bits persecond. Untuk video call, bandwidth yang direkomendasikan 384 Kbps untuk bisa menghasilkan kualitas video yang cukup baik [6].

2.5 Prinsip Kerja Video Call

Sinyal suara yang masuk melalui microphone dan sinyal gambar yang direkam melalui kamerawebcam dikonversikan menjadi sinyal digital. Kemudian kedua sinyal tersebut dikompresi menggunakan perangkat yang disebut codec. Sinyal yang sudah dikompresi tersebut ditransmisikan melalui jaringan internet dalam hal ini menggunakan IP. Setelah informasi yang berbentuk video dan audio tersebut sampai pada alamat yang dituju, sinyal dari internet dapat didekompresikan kembali menjadi sinyal suara dan gambar. Setelah itu pada receiver, video dapat ditampilkan di layar monitor dan audio dapat diputar pada speaker. Proses konversi sinyal analog menjadi digital dari pengirim ke penerima dapat dilihat pada gambar 2.5 [7]. Gambar 2.5 Proses konversi sinyal dari pengirim ke penerima Sample Quantizing Encoding Transmissio n Channel Decoder Sinyal Analog Sinyal Analog Sinyal Digital Universitas Sumatera Utara 13

2.6 Codec

Codec Coder-Decoder atau Compressor-Decompressor adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan sampling terhadap sinyal analog kemudian sebelum ditransmisikan sinyal analog tersebut dikonversi ke dalam bit- bit digital, lalu mengubahnya kembali agar dapat digunakan. Selain itu, Codec juga mempunyai fungsi untuk mengecilkan compress file berupa video dan audio ke dalam ukuran data yang lebih kecil kemudian mengembalikannya keukuran semula decompress [8]. Format kompresi dalam codec ditunjukkan pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Format kompresi di dalam Codec Codec digunakan untuk menghemat bandwidth. Namun, resikonya suara dan gambar yang dihasilkan menjadi kurang jernih. Terdapat 2 jenis codec, yaitu lossy codec dan lossless codec. Berikut ini akan dibahas jenis codec tersebut.

2.6.1 Lossy Codec

Lossy Codec merupakan jenis kompresi di mana ukuran data yang dihasilkan akan berkurang dari ukuran data yang sebenarnya. Banyak codec yang popular termasuk dalam katagori ini. Codec ini akan mengurangi kualitas data. Biasanya codec ini digunakan untuk menyimpan data pada media penyimpanan yang berukuran terbatas seperti CD-ROM dan DVD. [4]. Input Output Reforma t Format Compres s Tx Network Decompres s Rx Universitas Sumatera Utara 14

2.6.2 Lossless Codec

Lossless codec merupakan jenis kompresi di mana ukuran data hasil dekompres sama persis dengan ukuran data yang sebenarnya atau tidak terjadi pengurangan data seperti halnya Lossy Codec. Konsekuensinya ukuran data Lossless Codec lebih besar dari Lossy Codec. Biasanya Lossless Codec ini digunakan pada video yang masih memerlukan editing, karena dalam proses editing dilakukan encode-decode berulang kali, sehingga jika menggunakan lossy codec kualitas video akan jauh menurun dibandingkan video aslinya [4].

2.7 Kompresi Video

ITU-T International Telecommunication Union – Telecommunication Sector membuat beberapa standar yang direkomendasikan untuk video call. Beberapa standar yang dikenal antara lain [8]:

2.7.1 H.261

Standar video coding ini diresmikan pada tahun 1990. Pada awalnya didesain untuk transmisi di atas ISDN Integrated Service Digital Network. Algoritma video coding ini didesain untuk dapat beroperasi pada bitrate antara 40 kbits sampai 2 Mbits. Standar ini mendukung dua ukuran video frame: CIF Common Intermediate Format 352 x 288 dan QCIF Quarter Common Intermediate Format 176 x 144 [8].

2.7.2 H.263

H.263 merupakan standar yang didesain oleh ITU-T pada tahun 19951996 sebagai format kompresi dengan bitrate rendah untuk video phone biasanya 20- 30 Kbps dan tentu di atasnya. H.263 merupakan hasil perkembangan dari H.261, MPEG-1 dan MPEG-2. Standar ini mendukung lima ukuran video frame, yaitu Universitas Sumatera Utara 15 sub-QCIF 82x72, QCIF 176x144, CIF 352x288, 4CIF 704x576, dan 16CIF 1408x1152. Secara umum prinsip kerja H.263 adalah video frame yang akan ditransmisikan di sumber pengirim dienkode dikompresi terlebih dahulu dengan video enkoder. Kemudian aliran video yang terkompres ditransmisikan melalui jaringan atau saluran telekomunikasi dan di ujungnya di dekode dekompresi menggunakan video dekoder. Frame yang didekode ini kemudian akan ditampilkan. Draft awalnya bahkan menspesifikasikan kecepatan komunikasi data kurang dari 64 Kbps, akan tetapi batasan ini telah dibuang. Oleh karena itu, diharapkan standar H.263 dapat digunakan untuk berbagai kecepatan, tidak hanya aplikasi dengan kecepatan rendah. Bukan mustahil, standar H.263 akan menggantikan standar H.261 pada banyak aplikasi [8].

2.7.3 H.264

H.264 merupakan standar terbaru codec yang dikembangkan oleh ITU-T dan MPEG Moving Picture Group yang merupakan upaya kemitraan yang dikenal sebagai JVT Joint Video Team. H.264 menyediakan perkembangan yang signifikan melebihi H.263. Tujuan dari standar H.264 adalah memberikan kualitas video yang bagus dengan harga yang sedikit lebih rendah daripada standar sebelumnya tanpa meningkatkan kompleksitas desain yang banyak sehingga akan menjadi tidak praktis dan terlalu mahal untuk diterapkan. H.264 digunakan dalam aplikasi seperti Blu-ray Disc, video dari YouTube, Real-Time video conference dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara 16 Selain itu codec ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas untuk diterapkan pada berbagai aplikasi diberbagai jaringan dan sistem. Sebagian besar produk video conferencing mengikutsertakan standar video H.264, H.263 dan H.261 [9]. Pada Tugas Akhir ini codec yang digunakan adalah codec H.263 dan codec H.264.

2.8 Metode Transmisi

Setiap sistem trasmisi mempunyai metode transmisi sendiri. Metode transmisi dibedakan menjadi tiga, yaitu [10]:

2.8.1 Simplex

Simplex merupakan metode transmisi dimana informasi dapat ditransmisikan dalam satu arah. Dengan kata lain, kita hanya dapat menerima informasi yang disampaikan. Contoh metode transmisi ini adalah televisi, radio, dan telegraph.

2.8.2 Half Duplex

Sistem komunikasi dapat dikatakan memiliki metode transmisi half- duplex, jika sistem komunikasi tersebut mampu mengirimkan informasi bolak- balik atau dua arah tetapi ditransmisikan secara bergantian. Pada sistem komunikasi ini dikenal istilah turn around time yaitu waktu tambahan untuk proses perubahan arah. Dengan kata lain, kita dapat menerima dan mengirimkan infomasi tetapi secara bergantian. Contoh metode transmisi ini adalah walkie talkie. Universitas Sumatera Utara 17

2.8.3 Full Duplex

Sistem komunikasi dapat dikatakan memiliki metode transmisi full-duplex, jika pada sistem komunikasi tersebut dapat mengirimkan informasi dalam dua arah dan pada waktu yang sama. Biasanya sistem komunikasi ini memiliki dua kanal yang terpisah untuk setiap arahnya. Hal ini sama sederhananya seperti saat melakukan percakapan seperti biasa. Contoh metode transmisi ini adalah telepon.

2.9 Protokol Penunjang Video Call

Pada dasarnya jika dua buah perangkat akan melakukan pertukaran informasi memerlukan sebuah protokol yang bertugas mengatur komunikasi antar perangkat tersebut. Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan, pengiriman pesan atau file, serta pemecahan berbagai masalah khusus yang berhubungan dengan komunikasi data agar komunikasi dapat berjalan dan dilakukan dengan benar. Terdapat 2 standar penting dalam komunikasi data, yaitu OSI Open System Interconnection yang dikembangkan oleh ISO International Organization for Standardization dan TCPIP Transmission Control ProtocolInternet Protocol yang dikembangkan oleh DARPA Defense Advanced Reseacrh Project Agency. Standar TCPIP merupakan standar yang digunakan saat ini [11]. Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan Video Call, antara lain:

2.9.1 Transmission Control ProtocolInternet Protocol TCPIP

Pada TCPIP tidak ada model protokol yang resmi sebagaimana yang ada dalam OSI. Pada saat ini, TCPIP memiliki keunggulan sehubungan dengan Universitas Sumatera Utara 18 kompatibilitasnya pada berbagai perangkat keras dan sistem operasi. Sekumpulan protokol TCPIP dimodelkan dalam empat lapis layer, keempat layer itu bisa dilihat pada tabel 2.1 [11]. Tabel 2.1 Lapisan TCPIP

2.9.2 Lapisan Aplikasi Application Layer

Fungsi utama lapisan ini adalah untuk mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCPIP yang dijalankan. Beberapa contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP Hypertext Transfer Protocol untuk web, SMTP Simple Mail Transfer Protocol untuk pengiriman e-mail, FTP File Transfer Protocol untuk transfer file, dan lain-lain [12].

2.9.3 Lapisan Transport Transport Layer

Pada layer ini menyediakan layanan transfer data dari asal sampai ke tujuan. Lapisan ini meliputi mekanisme keandalan. Pada lapisan ini terdapat dua protokol yaitu TCP Transmission Control Protocol dan UDP User Datagram Protocol [11]. TCP merupakan protokol yang berorientasi sambungan connection- oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end – to – end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen– segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP Application Layer Transport Layer Internet Layer Network Access Layer Universitas Sumatera Utara 19 membangun koneksi yang kuat antara host pengirim dan host penerima. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim [13]. Dalam UDP pesan akan dikirimkan dalam bentuk datagram. UDP merupakan protokol connectionless. Pada UDP tidak ada mekanisme untuk pemeriksaan data, sehingga UDP disebut juga sebagai unreliable protocol atau protokol yang tidak andal. Koneksi yang andal selalu memberikan keterangan apabila paket yang dikirimkan mengalami kegagalan, sedangkan koneksi yang tidak andal tidak akan mengirimkan keterangan meskipun pengiriman data gagal. UDP lebih tepat digunakan untuk pengiriman data-data kecil dengan jumlah yang banyak. Aplikasi-aplikasi yang bersifat real-time seringkali menggunakan UDP sebagai protokolnya.

2.9.4 Lapisan Internet Internet Layer

Pada protocol TCPIP, setiap komputer diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan alamat pada transfer data. Tugas internet layer adalah untuk mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan yang seharusnya [11]. Untuk komunikasi datanya, Internet Protokol mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu addressing dan routing. Addressing digunakan untuk melengkapi setiap datagram dengan alamat internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal sebagai IP Address. Routing digunakan untuk menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari internet protokol [12]. Universitas Sumatera Utara 20

2.9.5 Lapisan Akses Jaringan Network Access Layer

Lapisan ini bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima data dari dan ke media fisik. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan [12].

2.9.6 Real-time Transport Protocol RTP

RTP merupakan standar utama untuk keperluan transport audio dan video dalam jaringan IP. RTP Real Time Transport Protocol adalah sebuah protokol yang dapat memperlihatkan masalah waktu dan merupakan standar internet untuk melakukan pengiriman data secara Real-Time yang meliputi audio dan video yang bergantung pada protokol transport. Aplikasi tipikal yang menjalankan RTP berada diatas protokol UDP. RTP tidak menyediakan mekanisme apapun untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu. RTP menggunakan protokol kendali yang disebut RTCP Real-Time Trasnport Control Protocol yang mengendalikan QoS dan sinkronisasi media stream yang berbeda. RTP berhasil diimplementasikan untuk aplikasi-aplikasi multimedia real-time seperti videophone, webcasting, video broadcast dan lain-lain [7]. Letak protokol RTP pada TCPIP ditunjukkan oleh gambar 2.7 Gambar 2.7 Protokol RTP pada TCPIP

2.10 Quality of Service Pada Video Call

Universitas Sumatera Utara 21 Quality of Service QoS merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu layanan. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut jaringan. QoS didesain untuk membatu user menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda [14]. Ketika paket dikirimkan dari asal ke tujuan banyak hal yang bisa terjadi, yang mengakibatkan berbagai masalah dan disebut sebagai parameter-parameter QoS. Parameter-parameter tersebut, yaitu waktu tunda delay, variasi waktu tunda jitter, paket hilang packet loss, dan throughput. Berikut akan dijelaskan parameter-parameter tersebut.

2.10.1 Delay

Delay merupakan akumulasi berbagai waktu tunda pada jaringan internet. Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay mempengaruhi kualitas layanan QoS karena waktu tunda menyebabkan suatu paket lebih lama mencapai tujuan. ITU-T G.1010 merekomendasikan Delay tidak lebih besar dari 150 ms untuk berbagai aplikasi, dengan batasan 400 ms untuk komunikasi multimedia yang masih dapat diterima. ����� = �������� ����� ������ ............……………………….. 2.1 Universitas Sumatera Utara 22 Keterangan: Duration = total waktu pengiriman paket Total packet = total paket yang dikirim Total waktu tunda merupakan penjumlahan dari waktu tunda pemrosesan, waktu tunda paketisasi, waktu tunda antrian, waktu tunda propagasi, dan waktu tunda akibat jitter buffer di sisi penerima. Waktu tunda merupakan salah satu permasalahan yang harus diperhitungkan karena kualitas suara dan gambar menjadi baik sangat tergantung dari delay yang terjadi. ITU G.1010 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat kenyamanan user, seperti pada Tabel 2.2 [15]. Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda Waktu Tunda Kualitas 0 – 150 ms Baik 150 – 300 ms Cukup, masih dapat diterima 300 ms Buruk Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi di jaringan. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis waktu tunda yang dapat mempengaruhi kualitas layanan telepon internet: 1. Processing delay Waktu tunda yang terjadi akibat proses coding, compression, decompression, dan decoding. 2. Packetization delay Waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi sinyal suara menjadi paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam jaringan. Universitas Sumatera Utara 23 3. Queueing delay Waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data akibat terjadinya kongesti jaringan. 4. Propagation delay Waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik jaringan dan jarak yang harus dilalui oleh sinyal suara pada media transmisi data antara pengirim dan penerima. 5. Serialization delay Waktu tunda ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk pentransmisisan paket IP dari sisi pengirim. 6. Jitter Buffer Waktu tunda ini disebabkan oleh adanya buffer untuk mengatasi jitter.

2.10.2 Throughput

Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu. Throughput lebih menggambarkan bandwidth yang sebenarnya aktual pada suatu waktu tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Throughput merupakan jumlah bit yang berhasil dikirim pada suatu jaringan. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai throughput adalah [15]: �ℎ����ℎ��� = ����� ℎ ��� ���� ������� ����� ���������� ����� …………............. 2.2 Beberapa faktor yang menentukan nilai throughput adalah : 1. Piranti jaringan 2. Tipe data yang ditransfer 3. Topologi jaringan Universitas Sumatera Utara 24 4. Banyaknya pengguna jaringan 5. Spesifikasi komputer clientuser 6. Spesifikasi komputer server 7. Induksi listrik dan cuaca

2.10.3 Packet Loss

Packet Loss merupakan penyebab utama dalam pelemahan audio dan video streaming, VoIP, dan Conference Call. Packet Loss dapat disebabkan oleh pembuangan paket di jaringan Network Loss atau pembuangan paket di gateway atau terminal sampai kedatangan terakhir Late Loss. Network Loss secara normal disebabkan oleh kemacetan, perubahan rute secara seketika, kegagalan link dan lossy link seperti saluran nirkabel. Selain itu packet loss dapat disebabkan oleh penurunan sinyal dalam media jaringan. Kemacetan atau kongesti dalam jaringan merupakan penyebab utama dari packet loss. Tabel 2.3 memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada jaringan [15]. Tabel 2.3 Standar Tingkat Paket Hilang Tingkat Paket Hilang Kualitas 0 – 5 Baik 5 – 10 Cukup 10 Buruk Rumus yang digunakan untuk menghitung packet loss adalah: ������ ���� = ������ �������� −������ �������� ������ �������� � 100 ............... 2.3 Universitas Sumatera Utara 25

2.10.4 Jitter

Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya kapasitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidakurutan paket. Untuk meminimalisasi atau mengatasi jitter dalam jaringan maka paket data yang datang dikumpukan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Namun adanya buffer tersebut akan memepengaruhi waktu tunda total sistem akibat adanya tambahan proses untuk mengompensasi jitter. Tabel 2.4 menjelaskan mengenai standar nilai jitter yang mempengaruhi kualitas layanan video call [15]. Tabel 2.4 Standar Jitter Jitter Kualitas 0 – 20 ms Baik 20 – 50 ms Cukup 50 ms Buruk Semakin besar nilai jitter maka akan semakin menurunkan performansi dari jaringan, karena itu nilai jitter harus seminimum mungkin. Rumus yang digunakan untuk menghitung jitter adalah: ���� − ���� ������ = ����� ������ ����� ���������� ����� …………….. 2.4

2.11 Pemanfaatan Video Call

Dengan adanya teknologi video call yang menyebabkan setiap orang dapat berkomunikasi dan seperti bertatap muka langsung. Saat ini pemanfaatan video Universitas Sumatera Utara 26 call tidak hanya untuk kepentingan pribadi saja. Berbagai hal dapat didukung oleh video call sebagai sarana komunikasi real-time yang sangat membantu [2]. 1. Bisnis : Dengan adanya Video Call, individu-individu di tempat yang jauh yang akan mengadakan rapat dapat dilakukan dengan menggunakan video conference, semacam video call tetapi dalam skala lebih besar. 2. Kesehatan dan obat-obatan : Dengan adanya Video Call, penanganan medis secara jarak jauh pun dapat dilakukan. Ini biasa dilakukan di daerah terpencil yang sarana pengobatannya tidak begitu baik, sehingga dibutuhkan yang lebih canggih dan professional untuk kasus tertentu. Dengan melakukan komunikasi dan tatap muka, pasien dapat dilihat secara langsung mengenai gejala penyakitnya. 3. Pendidikan : Dengan adanya teknologi Video Call, antar siswa ataupun guru dapat saling berdiskusi, bereksperimen dan bereksplorasi baik dalam maupun luar negeri tanpa adanya batasan tempat dan waktu. Universitas Sumatera Utara 27

BAB III INSTALASI DAN PENGUJIAN

3.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas mengenai kualitas layanan Quality of Service, Qos. Parameter QoS yang akan dibahas dalam tugas akhir ini hanya pada parameter yang utama dalam QoS yaitu delay, jitter, throughput, dan packet loss. Untuk mendapatkan keempat parameter itu dibutuhkan sebuah software yang dapat menghitung keempat parameter tersebut. Wireshark merupakan software yang paling tepat untuk menghitung keempat parameter tersebut.

3.2 Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem terbagi atas dua yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak. Adapun spesifikasi tersebut akan dibahas pada sub bab berikut ini.

3.2.1 Spesifikasi Perangkat keras a. Komputer Server LCT

Spesifikasi sitem perangkat keras pada computer server pada LCT yaitu: Jenis : Dekstop PC Prosesor : Pentium intel dual core 3 Ghz Memori : 2 GB DDR II Hard disk : 40 GB Maxtor Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Video Streaming Dengan Codec H.265 dan Codec H.264 Pada Jaringan WLAN

19 60 78

Analisis perbandingan kualitas video call pada VOIP dengan menggunakan codec video H.261, H.263, dan H.264.

2 11 97

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 13

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 1

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 5

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 21

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 1

Analisis Kualitas Layanan Video Call Menggunakan Codec H.263 Dan H.264 Terhadap Lebar Pita Jaringan Yang Tersedia (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

0 0 12

Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Video Streaming Dengan Codec H.265 dan Codec H.264 Pada Jaringan WLAN

0 0 13

Analisis perbandingan kualitas video call pada VOIP dengan menggunakan codec video H.261, H.263, dan H.264 - USD Repository

0 0 95