Pelayanan Masyarakat Tinjauan Secara Normatif 1 Kinerja Aparat Pemerintah Kecamatan

yang sama dikemukakan Kaho 1997:80” Bagaimana juga berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dilaksanakan dalam hal ini pelaksanaan otonomi Daerah akan sangat tergantung pada manusia sebagai pelaksana atau aparatur pemerintah itu sendiri”. Berkaitan dengan itu aparatur kecamatan yang merupakan bagian integral dari aparatur pemerintah daerah dituntut memiliki kemampuan dan profesional dalam melaksanakan tugas tugas yang menyangkut pemerintah dan pelayanan masyarakat.Sedangkan aparatur kecamatan itu sendiri kita ketahui adalah Pegawai Negri Sipil merupakan unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Penjelasan mengenai pegawai negri sipil terdapat dalam pasal 1 a Undang undang No 43 Tahun 1999 tentang Pokok pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa: ”Pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat syarat yang di tentukan dalam peraturan per Undang-Undangan, diangkat oleh pejabat pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang undangan yang berlaku.

2.2.2. Pelayanan Masyarakat

Berdasarkan Keputusan Menpan No 81 tahun 1993, bahwa pengertian pelayanan umum adalah: T. Joan Virgianshah: Kinerja Kantor Kecamatan Banda Sakti Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 ”Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat dan di daerah lingkungan BUMNBUMD dalam bentuk barang atau jasa, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang undangan”. Pelayanan prima adalah pelayanan yang telah sesuai, sama atau melebihi standarnya, atau bagi yang belum ada standarnya telah sesuai dengan harapan dan memuaskan pelanggan LAN,Pelayanan Prima dalam Administarasi Publik, 1998:23. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63KEPM.PAN2003, bahwa terdapat 10 sepuluh kriteria pelayanan masyarakat yang baik, diantaranya adalah: 1. Kesederhanaan yang meliputi prosedur pelayanan yang tidak berbelit belit dan mudah dilaksanakan 2. Kejelasan, yang meliputi: a. Persyaratan teknis dan administratif publik b. Unit kerjapejabat yang berwenang dan bertanggung jawab c. Dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan sengketa dalam pelayanan publik dan tatacara pembayaran d. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran 3. Kepastian, pelaksanaan pelayanan publik harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan T. Joan Virgianshah: Kinerja Kantor Kecamatan Banda Sakti Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 4. Akurasi, produk pelayanan Publik dapat di terima dengan benar, tepat dan sah 5. Keamanan, proses dan pelayanan publik memberi rasa aman dan kepastian hukum 6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara publik atau pejabat yang di tunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik 7. Kelengkapan sarana dan perasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi, telekomunikasi dan informatika. 8. Kemudahan Akses,tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi informatika 9. Kedisiplinan, Kesopanan dan keramahan pemberian pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan iklas 10. Kenyamanan Lingkungan hidup harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet,tempat ibadah, dan lain lain. T. Joan Virgianshah: Kinerja Kantor Kecamatan Banda Sakti Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitan

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses dari kegiatan ilmiah yang pada hakekatnya berawal dari minat untuk mengetahui gejala tertentu yang selanjutnya berhubungan dan berkembang menjadi gagasan, konseptualisasi yang pada akhirnya menentukan metode penelitian yang sesuai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan induktif yang berusaha untuk memahami masalah berdasarkan fakta tentang kenyataan yang berada di lokasi penelitian. Kemudian dilakukan penelaahan agar dapat diperoleh gambaran yang jelas serta sistematis dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan perumusan Nazir 1988 : 63, yang mengemukakan bahwa: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan Nawawi 1998:63, mengatakan bahwa: Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau T. Joan Virgianshah: Kinerja Kantor Kecamatan Banda Sakti Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Anak di Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

3 81 109

Analisis Yuridis Penerapan Khi Dalam Penggantian Tempat Ahli Waris/Ahli Waris Pengganti Pada Masyarakat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

0 70 127

Pengembangan Konsep Pemukiman Berkelanjutan (Studi Kasus di Pemukiman Kumuh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe)

32 210 224

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat Nelayan Berbasis Komunitas Ibu Rumah Tangga Di Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

8 96 108

Kekuasaan Keuchik Dalam Sistem Pemerintahan Gampong (Kekuasaan Elit Lokal Di Gampong Tumpok Teungoh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe)

3 69 135

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

KINERJA PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN OEBOBO KOTA KUPANG

0 10 2

KINERJA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT (Studi Penelitian Pada Kantor SAMSAT Kabupaten Madiun Bagian Pelayanan Pajak Tahunan)

0 15 2

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN KHI DALAM PENGGANTIAN TEMPAT AHLI WARISAHLI WARIS PENGGANTI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE TESIS

0 1 16

Hubungan Perubahan Format Programa RRI dengan Kepuasan Pendengar di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Relationship Changes Format Programa (Redesign) Satisfaction with Hearing RRI Banda Sakti Lhokseumawe

0 0 8