g. mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
h. melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi
nosokomial i. memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah
sterilisasi j. menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik
yang bersifat intern dan ekstern
2.12 Farmasi Klinik
Farmasi klinik didefinisikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional rational
drug therapy yang aman, tepat dan cost effective. Tujuan utamanya adalah pemantauan terapi obat monitoring drug therapy yang bertujuan untuk
mengoptimalkan terapi dan meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan adverse effect Seto, dkk., 2008.
Komponen dasar peranan klinik dalam praktik farmasi Siregar dan Endang, 2006 yaitu:
a. komunikasi Proses komunikasi antara professional kesehatan dan pasien
melaksanakan dua fungsi utama, yaitu: i. mengadakan hubungan yang terus-menerus antara pelaku pelayanan
kesehatan dan pasien
Universitas Sumatera Utara
ii. mengadakan pertukaran informasi yang perlu untuk mengkaji kondisi kesehatan pasien, menerapkan pengobatan masalah medis dan
mengevaluasi efek pengobatan pada mutu kehidupan pasien b. konseling
Konseling merupakan proses pemberian kesempatan bagi pasien untuk mengetahui tentang terapi obatnya dan meningkatkan kesadaran
penggunaan obatnya dengan tepat. Informasi minimal yang harus diberikan pada pasien Seto, dkk., 2008 meliputi:
i. nama generik dan nama dagang beserta deskripsi fisik dan dosis obat ii. aksi obat yang diharapkan dan interaksi yang mungkin terjadi
iii. bagaimana dan kapan menggunakannya iv. perhatian khusus dan teknik monitoring yang dapat dilakukan sendiri
v. efek samping yang biasa terjadi dan cara mengatasinya vi. apabila obat dihentikan, bagaimana cara menghentikannya dan
hubungannya dengan obat yang baru vii. cara penyimpanan
viii. lama penggunaan dan bagaimana cara mengatasi apabila lupa minum obat
c. konsultasi Konsultasi ini pada umumnya diberikan oleh apoteker untuk professional
pelayanan kesehatan terutama bagi dokter penulis resep dan perawat sebagai narasumber untuk informasi obat.
Menurut SK Menkes No. 436MenkesSKVI1993, Pelayanan Farmasi Klinis meliputi :
Universitas Sumatera Utara
i. melakukan konseling kepada pasien ii. pencampuran obat suntik secara aseptik
iii. menganalisa efektifitas biaya dengan konsep farmakoekonomi iv. penentuan kadar obat dalam darah
v. penanganan obat sitostatika vi. penyiapan Total Parenteral Nutrisi TPN
vii. pemantauan dan pengkajian penggunaan obat viii. pendidikan dan pelatihan
ix. Monitoring Efek Samping Obat MESO
2.13 Pencampuran Obat Sitotoksik