Gliserol Organik Karbonat Metode Pembuatan Dimetil Karbonat

2.6 Gliserol

Secara industri, gliserol merupakan suatu produk minyak dan lemak yang diperoleh dari saponifikasi, hidrolisa ataupun transesterifikasi. Gliserol berupa komponen kimia yang memiliki struktur 1,2,3-propanatriol, CH 2 OHCHOHCH 2 OH. Sifat – sifat dari gliserol antara lain : - berupa cairan kental dan berasa manis - tidak berwarna - dapat larut dalam air dan alkohol - tidak dapat larut dalam benzene, kloroform, karbon tetraklorida, karbon disulfida dan petroleum eter - tekanan uap 0,0025mmHg 50 - titik didih 290 C 760 mmHg - titik lebur 18,17 C - viskositas 1,499 - titik beku gliserol 66,7 46,5 C Bonnardeaux, 2006

2.7 Organik Karbonat

Organik karbonat merupakan suatu zat intermediet dalam kimia. Contohnya saja dimetil karbonat. Selain sebagai zat karbonilasi dan metilasi untuk pembuatan urea, urethan, isosianat, garam kuartener ammonium, fenol ester, dan polikarbonat seperti yang dikatakan di atas, dimetil karbonat dapat juga digunakan sebagai minyak pelumas sintetik, monomer untuk reaksi polimerisasi, zat pemlastis. Senyawa organik karbonat yang paling umum yaitu : dimetil karbonat, dietil karbonat, di-n-propil karbonat, di- isopropil karbonat, di-n- butil karbonat, dan di-isobutil karbonat Delledone, 1995 Universitas Sumatera Utara Ada berbagai metode untuk pembuatan organik karbonat dari alkohol, yaitu Bhattacharya,1991 I. Oksidatif Karbonilasi Langsung 2 ROH + CO + ½ O 2 → R 2 CO 3 + H 2 O II. Oksidatif Karbonilasi secara Tak Langsung i dengan phosgen CO + Cl 2 → COCL 2 2 ROH + COCl 2 → R 2 CO 3 + 2 HCl ii dengan alkil nitrit 2 ROH + 2 NO + ½ O 2 → 2 RONO + H 2 O 2 RONO + CO → R 2 CO 3 + 2 NO III. Transesterifikasi i dengan etilen karbonat C 2 H 4 O + CO 2 → C 2 H 4 CO 3 C 2 H 4 CO 3 + 2 ROH → R 2 CO 3 + HOCH 2 CH 2 OH ii dengan Di-tert-butil proxide DTBP 2 C 4 H 10 + 32 O 2 → C 4 H 9 OOC 4 H 9 + H 2 O DTBP C 4 H 9 OOC 4 H 9 + CO → C 4 H 9 O 2 CO DTBC C 4 H 9 O 2 CO + 2 ROH → RO 2 CO + 2 C 4 H 9 OH TBA

2.8 Metode Pembuatan Dimetil Karbonat

Dimetil karbonat merupakan suatu prekursor yang penting dari resin polikarbonat dan juga dapat digunakan sebagai zat karbonilasi dan metilasi. Karena tingkat keracunan dari dimetil karbonat dapat diabaikan, maka sangat menjanjikan sebagai suatu zat yang dapat direaksikan dengan phosgen, dimetil sulfat, n-etil iodida, dan juga dapat mempertinggi harga oktan. Universitas Sumatera Utara Dimetil karbonat dapat disintesis dari propilen atau glikol etilen dengan adanya ester fase cair untuk menggantikan reaksi antara propilen atau etilen karbonat dan metanol Morrel, 2003 O O O HC + 2 CH 3 OH kat R CH 3 O CH 3 C O O + CH 2 CH 2 OH OH CH 2 R = H ; CH 3 Dimetil karbonat dapat disintesis melalui : 1. reaksi karbonilasi oksidatif senyawa alkohol atau fenol 2. reaksi senyawa aromatis dan phosgene Reaksi karbonilasi oksidatif dari metanol Pembuatan dimetil karbonat dengan reaksi metanol dengan karbon monoksida dan oksigen dengan adanya tembaga I klorida atau tembaga II metoksiklorida terjadi dalam 2 tahap atau 1 tahap proses katalitik, yaitu : 2 CuCl + 2 MeOH + ½ O 2 → 2 CuOMeCl + H 2 O 2 CuOMeCl + CO → MeO 2 CO + 2 CuCl 2 MeOH + CO + ½ O 2      →  Cl MeO Cu CuCl MeO 2 CO + H 2 O Pembuatan dimetil karbonat dengan cara ini terjadi secara eksotermik. Oksidasi langsung dari karbon monoksida menjadi karbon dioksida akan lebih meningkat karena pembentukan air yang dapat larut dalam sistem katalitik. Pada konsentrasi air yang tinggi, maka kemungkinan terjadi dekomposisi senyawa dimetil karbonat akibat hidrolisis akan meningkat Bhattacharya, 1991. Universitas Sumatera Utara Metode phosgen COCl 2 Pada metode ini senyawa hidroksi dilarutkan dalam pelarut campuran atau tunggal yang bersifat inert dan bebas air diklorometan, kloroform, benzene, toluen dengan adanya piridin dan phosgen berlebih pada atau di bawah suhu kamar. Piridin bertindak sebagai aseptor asam dan bereaksi dengan phosgen yang merupakan satu – satunya aseptor asam yang dapat digunakan. Senyawa hidroksi aromatis lebih lambat bereaksi dengan phosgen daripada senyawa hidroksi alifatik. Pengubahan senyawa hidroksi menjadi karbonat dapat terjadi dengan cepat, untuk itu reaksi dapat berlangsung secara kontinu tanpa ada kesulitan sehingga dihasilkan karbonat dengan hasil yang tinggi. Salah satu kelemahan dari metode ini adalah proses reaksi yang melibatkan penggunaan zat – zat kimia yang beracun dan berbahaya seperti phosgen dan piridin. Kelebihan piridin harus dinetralisasi serta terbentuknya produk samping yang harus dipisahkan sehingga membutuhkan langkah – langkah pemurnian tambahan Shaikh,1996.

2.9 Gliserol Karbonat