Sumber Zakat dan Model Distribusi Zakat Produktif

xxxiii Orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang bepergian musafir untuk melaksanakan suatu hal yang baik tidak termasuk maksiat. Dia diperkirakan tidak akan mencapai maksud dan tujuannya jika tidak dibantu, sesuatu yang termasuk perbuatan baik ini antara lain, ibadah haji, berperang dijalan Allah. 19 Syarat-syarat ibnu sabil yang berhak menerima zakat adalah : a. Dalam keadaan membutuhkan b. Perjalanannya bukan perjalanan maksiat c. Pada saat membutuhkan tidak ada orang yang memberi pinjaman

D. Sumber Zakat dan Model Distribusi Zakat Produktif

1. Sumber Zakat Al-Qur’an hanya menyebutkan apa yang wajib dikeluarkan zakatnya dengan kata-kata yang sangat umum yaitu harta benda atau kekayaan, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat at-Taubah ayat 103. Harta yang ada di dunia ini bermacam-macam jenisnya, namun demikian pada umumnya jenis-jenis kekayaan itu dapat diklasifikasikan. Kalau diperinci satu persatu, maka jenis harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagai berikut : 19 Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian..., h. 289 xxxiv a. Emas dan Perak Adapun nisab emas dan perak para ulama berpendapat sama, yaitu 20 dinar atau 94 gram emas murni dan 200 dirham atau 672 gram perak murni. Sedangkan haulnya, masing-masing satu tahun. Mengenai kadar zakatnya baik emas maupun perak adalah dua setengah persen. 20 b. Binatang Ternak Jumhur ulama berpendapat bahwa jenis hewan yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah kambing, sapi atau kerbau dan unta. Mengenai nisab dan kadar zakat dari binatang-binatang terasebut adalah : 21 kambing atau biri-biri nisabnya adalah 40 ekor, 40 sampai 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing, 121 sampai 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing, 201 sampai 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing. Selanjutnya setiap pertambahan seratus ekor zakatnya ditambah 1 ekor kambing. Adapun sapi atau kerbau nisabnya 30 ekor, 30 sampai 39 ekor, zakatnya 1 ekor sapi. Berumur setahun lebih, 40 sampai 59 ekor, zakatnya 1 ekor sapi berumur 2 tahun lebih, 60 sampai 69 ekor, zakatnya 2 ekor sapi berumur 2 tahun lebih. Selanjutnya setiap pertambahan 30 ekor, zakatnya 1 ekor sapi berumur 2 tahun lebih. Nisab unta, kendatipun dalam 20 Syauqi Ismail Syahhatih, Penerapan Zakat Dalam Dunia Modern, Jakarta : Pustaka Dian, 1987 , h. 155 21 Ibid, h. 231-237 xxxv kitab-kitab Islam disebut secara terperinci, tidak dimuat disini, karena di Indonesia sampai saat ini tidak ada peternakan unta. c. Tanam-tanaman dan Buah-buahan Semua ulama sependapat bahwa padi, gandum, kurma dan anggur kering wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nisabnya pada waktu memanen. Yang menjadi perbedaan pendapat diantara para ulama adalah jenis hasil pertanian diluar empat yang telah disebut. Maliki dan Syafi’i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala makanan yang dimakan dan yang disimpan dari biji-bijian dan buah-buahan kering seperti gandum, jagung, padi dan sejenisnya. 22 Adapun Ahmad berpendapat bahwa zakat wajib atas biji-bijian dan buah-buahan yang memiliki sifat ditimbang, tetap dan kering. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa semua hasil tanaman wajib dikeluarkan zakatnya. Ia tidak mensyaratkan hasil tanaman yang harus dizakati itu harus berupa makanan pokok, kering, bisa disimpan, bisa ditakar dan bisa dimakan. Oleh karena itu, menurut Abu Hanifah dan kawan-kawannya, tebu, kunyit, kapas, ketubar, buah jambu, mangga dan lain-lain baik basah maupun kering wajib dikeluarkan zakatnya. 22 Yusuf al-Qardhawi, Hukum Zakat, Jakarta : Tintamas, 1976 , Cet. I, h. 333 xxxvi Demikian pula sayur-sayuran seperti ketimun, labu, wortel, lobak dan lain-lain. 23 Adapun kadar pungutan zakat dari tanam-tanaman adalah 10 apabila tanaman itu diairi atau disiram hanya dengan iar hujan. Dan jika disiram atau diairi dengan mempergunakan alat, maka kadar zakatnya adalah 5. Bila suatu tanaman diairi dengan air hujan dan dengan mempergunakan alat dengan perbandingan yang sama, maka zakatnya adalah 7,5. d. Harta Perdagangan Menurut jumhur ulama, harta perdagangan baru terkena kewajiban zakat apabila nisab dan haulnya telah tercapai. Dasar kewajiban tersebut telah juga disandarkan kepada al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 267. Pengeluaran zakat perdagangan dilakukan apabila sudah mencapai satu tahun sesudah tutup buku dan mencapai satu nisab, yaitu 85 gram emas murni, dan kadar pungutan zakatnya adalah 2,5. Perhitungan yang sama juga berlaku terhadap harta benda lancar yang terdiri dari uang kertas, uang di bank, surat-surat berharga. Setelah dikurangi hutang- hutang dan nafkah keluarga apabila tidak ada sumber ekonomi lain. Bagi harta benda tetap seperti tanah dan gedung, dan harta benda setengah seperti mobil dan meubel dikenakan zakat dari harga beli atau buat. e. Harta Perusahaan 23 Ibid,h. 356 xxxvii Harta perusahaan yaitu harta benda yang tidak diperdagangkan, tetapi dikembangkan dengan jalan mempersewakan atau menjual hasil produksinya, dengan kata lain harta bendanya tetap, tetapi manfaatnya berkembang. 24 Yang termasuk dalam jenis ini antara lain hotel, perusahaan penerbangan, perkapalan, pengangkutan, penyewaan rumah, penyewaan tanah dan pabrik-pabrik. Mengenai bagaimana dan bila zakat dipungut, sebagian ulama mengkiaskan harta perusahaan kepada zakat tanam-tanaman, karena perusahaan pada umumnya adalah usaha dengan menyewakan harta yang barangnya masih atau dengan mengambil hasil produksinya, sedangkan harta bendanya masih tetap. 25 2. Model-model distribusi zakat produktif Beberapa tahun belakangan ini para pakar mulai memunculkan gagasan baru mengenai pengelolaan dana zakat berupa zakat produktif. Gagasan tersebut dianggap cukup efisien guna mengentaskan kemiskinan melalui dana zakat, meskipun secara hukum Islam Syari’ah hal tersebut masih perlu waktu untuk dibahas lebih lanjut lagi. Dari hal diatas dapat dikemukakan 24 Dasril, Upaya BAZIS DKI Jakarta Mengatasi Kemiskinan di Jakarta Pusat, Disertasi, Jakarta : Perpustakaan IAIN, 2000 ,.h. 52 25 Ibid, h. 53 xxxviii bahwa pemanfaatan alokasi dana zakat selama ini dapat digolongkan kedalam empat kategori, yaitu : a. Bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat langsung di manfaatkan oleh yang bersangkutan sebagaimana zakat fitrah. b. Zakat konsumtif kreatif, yaitu diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula seperti beasiswa. c. Zakat produktif tradisional, yakni zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif seperti kambing, sapi, mesin jahit, dan lain-lain. d. Zakat produktif kreatif, yakni pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk menambah modal seorang pedagang atau pengusaha kecil. 26 Dari keempat poin di atas diharapkan arah dan kebijaksanaan pendayagunaan zakat dapat berhasil sesuai dengan sasaran yang dituju. Adapun yang dimaksud arah dan kebijaksanaan pendayagunaan zakat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha pemerintah dalam rangka memanfaatkan hasil-hasil pengumpulan zakat kepada sasaran dalam pengertian yang lebih luas sesuai dengan cita dan rasa syara’, secara tepat guna, efektif manfaatnya dengan sistem distribusi yang serba guna dan 26 Muhammad Daud Ali, h. 61-63 xxxix produktif sesuai dengan pesan dan kesan syari’at serta tujuan sosial ekonomis dari zakat. Beberapa ulama modern dan ilmuwan telah mencoba menginterpretasikan pendayagunaan zakat dalam perspektif yang lebih luas mencakup edukatif, produktif dan ekonomis. Dalam kehidupan sosial sekarang, pendayagunaan atau distribusi zakat untuk penduduk miskin harus mencakup : 1. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian sebagai tumpuan kesejahteraan ekonomi rakyat, dalam pengertian yang luas; 2. Pembanguan sektor industri yang secara langsung berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat banyak; 3. Penyelenggaraan sentra-sentra pendidikan keterampilan dan kejuruan untuk mengatasi pengangguran; 4. Pemberian modal usaha kepada mustahik sebagai langkah awal mendirikan usaha; 5. Jaminan hidup orang-orang invalid, jompo, yatim piatu, dan orang-orang yang tidak punya pekerjaan; 6. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan bagi setiap warga atau rakyat yang membutuhkan; dan 7. Pengadaan saran dan prasarana yang erat hubungannya dengan usaha mensejahterakan rakyat lapisan bawah.

E. Konsep Kesejahteraan Mustahik