lxii sifat permasalahan yang melekat pada 3 golongan ini. Untuk riqab, mustahik
ini tidak dicantumkan ke dalam golongan temporer karena di Indonesia tidak terdapat kasus perbudakan.
C. Analisis Dasar Hukum Distribusi Zakat di BAZ Kota Bekasi
Konsep penghimpunan, distribusi dan pendayagunaan zakat yang telah dilakukan BAZ Kota Bekasi memang telah sesuai dengan konsep Islam yang
berdasarkan pada QS at-Taubah ayat 60, al-Baqarah ayat 177 dan 273, al-Israa ayat 26 dan hadits Rasulullah SAW, yaitu menyalurkan kepada mustahik baik
distribusi zakat yang bersifat konsumtif maupun produktif. Jadi esensi distribusi zakat yang telah dilakukan oleh BAZ Kota Bekasi sama sekali tidak menyimpang
dan sesuai dengan syari’at. Dari isi Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
pasal 5 ayat 1, 2 dan 3 tentang tujuan pengelolaan zakat dapat kita lihat bahwa tujuan dari pengelolaan zakat untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat
dalam menunaikan zakat sesuai syari’at. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik serta meningkatkan hasil dan
daya guna, BAZ Kota Bekasi memang mempunyai final goal untuk mencapai kesejahteraan mustahik secara umum di Kota Bekasi dengan tentu harus melalui
usaha meningkatkan hasil dan daya guna zakat itu sendiri. Menurut Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
dengan Keputusan Menteri Agama KMA nomor 581 tahun 1999 tentang
lxiii pelaksanaan Undang-undang No. 38 Tahun 1999 yaitu BAB II pasal 9 ayat 1
dikemukakan secara eksplisit tentang tugas, wewenang dan tanggung jawab BAZ yang meliputi proses penghimpunan, distribusi dan pendayagunaan.
Setelah dipahami isi dan esensi dari program distribusi zakat yang dijalankan BAZ Kota Bekasi yakni upaya meningkatkan kesejahteraan mustahik dapat
dikatakan bahwa program ini tidak menyimpang dari tujuan awal adanya zakat, baik dari konsep perundang-undangan maupun dalam konsep Islam.
D. Analisa Distribusi Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik
Dalam mengukur sebuah pengaruh, penulis hanya menggunakan cara yang sangat sederhana yaitu dengan melihat data-data mustahik yang telah menerima
bantuan zakat dari BAZ dan melihat kondisi atau pendapatan para mustahik setelah mendapatkan bantuan zakat. Setelah melihat data-data yang ada lalu
penulis mencoba menganalisa data sesuai dengan kondisi mustahik.
Data-data mustahik yang diberi bantuan zakat oleh BAZ Kota Bekasi Kondisi Ekonomi Setelah
Mendapat Bantuan Zakat Dari BAZ
No. Nama
Tetap Membaik
Maju Ket
1 Opik Rahman
2 Rahayu 3 Onih
4 Idam Kurniawan
5 Sodikin 6 Mulyono
7 Asep Hidayat
8 Abdullah
lxiv 9 Dadan
Himawan 10 Aep
Saepuloh 11 Soleh
12 Muhammad Barki
13 Joko 14 Sri
Ningsih 15 Yeni
16 Sudrajat 17 Maman
18 Saepul 19 Bahrul
20 Parmin 21 Ajeng
22 Nani Maryani
23 Jono Prioko
24 Muladi 25 Dedi
Handoko
Dari data di atas, hampir semua kondisi ekonomi mustahik setelah mendapat bantuan zakat produktif dari BAZ membaik bahkan ada 6 mustahik
yang mengalami kemajuan dan hanya 4 orang saja yang kondisi ekonominya tetap. Jadi, distribusi zakat yang diberikan oleh BAZ kepada 25 mustahik bisa
dikatakan mempengaruhi kesejahteraan mustahik. Akan tetapi dalam hal ini penulis mencoba memahami dan menganalisa
distribusi zakat di BAZ Kota Bekasi, antara lain : 1. Distribusi zakat yang diberikan oleh BAZ Kota Bekasi dapat mempengaruhi
kesejahteraan mustahik walaupun kurang maksimal. 2. Bantuan zakat yang diberikan oleh BAZ tidak banyak sehingga peluang maju
untuk mustahik kurang maksimal.
lxv 3. Latar belakang pendidikan para mustahik yang kurang sehingga pengaruh
bantuan zakat kurang signifikan. 4. Sejauh ini pengurus BAZ Kota Bekasi sudah cukup baik dalam memberikan
pengarahan-pengarahan kepada mustahik. 5. Kurang optimalnya upaya “monitoring” dari BAZ terhadap mustahik yang
menerima zakat produktif dana bergulir, karena masih ada mustahik yang kondisi kesejahteraannya masih tetap.
lxvi
BAB V PENUTUP