F. Angka Setana
Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri auto ignition. Skala untuk angka setana biasanya menggunakan referensi berupa
campuran antara normal setana C
16
H
34
dengan alpha methyl naphthalene C
10
H
7
CH
3
atau dengan heptamethyl-nonane C
16
H
34
. Normal setana memiliki angka setana 100, alpha methyl naphtalene memiliki angka setana 0, dan heptamethylnonane
memiliki angka setana 15. Angka setana suatu bahan bakar biasanya didefinisikan sebagai persentase volume dari normal setana dengan campurannya tersebut.
Angka setana yang tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala pada temperatur yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah menunjukkan
bahan bakar baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi. Penggunaan bahan bakar mesin diesel yang mempunyai angka setana yang tinggi dapat mencegah
terjadinya knocking karena begitu bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder pembakaran maka bahan bakar akan langsung terbakar dan tidak terakumulasi
Shreve, 1956.
2.3.5. Standar Mutu Biodiesel
Biodiesel yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Saat ini, mutu biodiesel mengacu pada :
Standard Nasional Indonesia SNI No. 04-7182-2006, tentang Biodiesel. Tabel.2.4. Standar Nasional Indonesia SNI 04-7182-2006
No Parameter Unit
Value
1. Densitas, density 40
C Kgm
3
850-890 2.
Viskositas, Viscosity40 C Mm
2
s cSt 2.3 – 6.0
3. Bilangan Setana, Cetane Number
- min. 51
4. Titik Nyala, Flash Point close up
C min. 100
5. Titik Awan, Cloud Point
C max.18 6.
Copper Strip Corrosion 3hr, 50 C -
max.no 3
7. Residu Karbon, Carbon Residue
mass max. 0.05
8. Air dan Endapan, Water and Sediment
vol max. 0.05
9. Suhu Destilasi, Distillation Temperature,
90 recovered C max.
360
Januardo Purba : Pembuatan dan Karakterisasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Pagar yang Digunakan…, 2007 USU Repository © 2008
10. Abu sulfat, sulfated Ash
mass max. 0.02
11. Sulfur
ppm mgkg max. 100
12. Kandungan Posfor,Phosporus Content
Ppm mgkg max. 10
13. Bilangan Asam, Acid Number
Mg-KOHg max. 0.8
14. Gliserin Bebas, Free Glicerin
mass max. 0.02
15. Gliserin Total, Total Glyserin
mass max. 0.24
16. Kandungan ester, ester content
mass min. 96.5
17. Bilangan Iodin, Iodine Number
mass g I
2
100g max. 115
Sumber : Bahan bahan BPPT
2.4. Reaksi Transesterifikasi.
Transesterifikasi yaitu mereaksikan ester atau bahan yang mengandung : 1.
Ester asam lemak dengan asam lemak yang disebut asidolisis. 2.
Ester asam lemak dengan alkohol atau gliserol yang disebut sebagai alkoholisis atau gliserolisis.
3. Ester dengan ester pertukaran ester yang disebut sebagai ester interchange
interesterifikasi Davidek, et all.1990 Interesterifikasi merupakan reaksi ester dengan ester atau ester interchange.
Interesterifikasi meliputi penataan ulang rearrangement atau randomisasi residu asil dalam trigliserol dan selanjutnya menghasilkan lemak atau minyak dengan sifat-sifat
baru. Interesterifkasi kimia adalah suatu reaksi yang membutuhkan panas, secara teori
menghasilkan randomisasi grup asil yang komplit pada trigliserida. Interesterifikasi dapat terjadi dengan adanya katalis yang akan mempercepat reaksi dan dapat terjadi
pada temperatur rendah Margoyungan,2004. Ester merupakan turunan dari asam karboksilat, dimana dapat dibentuk melalui
reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan alkohol yang disebut dengan reaksi esterifikasi Shreve, 1956.
Yang dikelompokkan sebagai ester asam lemak meliputi : 1.
Ester karboksilat tunggal dengan panjang rantai karbon mulai dari C6 sampai C20.
2. Ester asam lemak yang hanya mengandung karbon, hidrogen dan oksigen.
Januardo Purba : Pembuatan dan Karakterisasi Metil Ester Asam Lemak Minyak Jarak Pagar yang Digunakan…, 2007 USU Repository © 2008