Gliserol Pembentukan Ester Pengaruh Temperatur Dan Perbandingan Gliserol dengan Minyak Kelapa Terhadap Produk Gliserolisis Menggunakan Katalis NaOH

Asam arachidat C 19 H 39 COOH 0,0-0,4 Asam lemak tidak jenuh: Asam palmitoleat C 15 H 29 COOH 0,0-1,3 Asam oleat C 17 H 33 COOH 5,0-8,0 Asam linoleat C 17 H 31 COOH 1,5-2,5 Ketaren,S., 1986

2.5. Gliserol

Gliserol memiliki rumus kimia C 3 H 5 OH 3 . Gliserol merupakan trihidrat alkohol, dimana mempunyai dua gugus hidroksil primer dan satu gugus hidroksil sekunder. Gambar 2.3. Rumus Kimia Gliserol Gliserol merupakan anhidrous, memiliki titik lebur 18,2 o C dan titik didihnya 290 o C yang diikuti dengan adanya dekomposisi Bonnardeaux,J., 2006 Gliserol alami merupakan hasil samping proses konversi lemak dan minyak Dari proses splitting lemak dapat diperoleh 15-20 larutan gliserol dalam air. Proses transesterifikasi menghasilkan 75-90 larutan gliserol dalam alkohol. Proses ini bergantung pada perbandingan jumlah alkohol dan lemak ataupun minyak dan konsentrasi katalis Nouredini H., and Medikonduru, 1997. Universitas Sumatera Utara Fungsi utama gliserol adalah sebagai humectant suatu zat yang berfungsi untuk menjaga kelembutan dan kelembaban. Gliserol juga dapat digunakan sebagai pelarut, pemanis, pengawet dalam makanan serta sebagai zat emollient dalam kosmetik. Berdasarkan sifatnya, gliserol banyak digunakan sebagai zat pemlastis plasticizer dan minyak pelumas dalam mesin pengolahan makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena gliserol tidak beracun. Gliserol juga digunakan dalam industri resin alkid untuk menjaga sifat kelenturan. Resin alkil merupakan suatu bahan pengikat dalam cat dan tinta. Dalam penggunaannya secara keseluruhan, baik sebagai zat aditif, sifat gliserol yang tidak beracun dan aman, selalu menjadi suatu hal yang menguntungkan. Bonnardeaux,J., 2006

2.6. Pembentukan Ester

Pembentukan ester merupakan salah satu reaksi yang paling penting dalam pemberian nilai tambah dari lemak hewan dan minyak tumbuhan. Reaksi pembentukan ester mencakup reaksi i suatu alkohol dengan suatu asam esterifikasi, ii suatu ester dengan suatu alkohol alkoholisis, iii dua ester yang berbeda transesterifikasi, iv suatu ester dengan asam asidolisis. Dari semua reaksi tersebut, esterifikasi dan alkoholisis merupakan reaksi yang sangat penting dan banyak digunakan dalam industri minyak dan lemak. Pengubahan minyak dan lemak menjadi monogliserida dan ester glikol telah banyak dilakukan melalui reaksi hidrolisis yang selanjutnya diikuti dengan esterifikasi. Alkoholisis memberikan keuntungan yang besar karena hanya membutuhkan satu langkah reaksi. Basa Brownsted sederhana seperti NaOH dan KOH secara luas digunakan dalam alkoholisis trigliserida dengan alkohol sederhana seperti metanol. Alkoholisis merupakan metode yang paling sederhana untuk mengubah trigliserida menjadi monoester. Suppes, 2001 Universitas Sumatera Utara

2.7. Gliserolisis