Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(1)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TUGAS AKHIR

RATNA EKA PUTRI

052407009

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RATNA EKA PUTRI

052407009

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RATNA EKA PUTRI

Nomor Induk Mahasiswa 052407009

Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2008

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Djakaria Sebayang


(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2008

RATNA EKA PUTRI 052407009


(5)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh alam semesta beserta seluruh isinya dan berkat kekuatan iman dari-Nya, maka Tugas Akhir dengan judul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kemudian seiring Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang benar dan kesejahteraan hidup.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dengan demikian penulis harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih atas petunjuk dan bimbingan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Fachrul Puad. BA. dan Ibunda tercinta Siti Rahmah, yang membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini memberi motivasi dan restu serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

2. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU 3. Bapak Dr.Saib Suwilo, M.Sc, selaku ketua Departemen Matematika

4. Bapak Drs.Djakaria Sebayang, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dan pengalaman kepada penulis.

5. Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si, selaku ketua jurusan Statistika

6. Teristimewa buat Abangku tercinta Andri yang selalu membantuku dan memberi bimbingan, adikku Devi Rusdiana, Nurrina, Fachriansyah, dan Fachmi Ramadhana yang selalu membuatku tertawa dan memberikan semangat.

7. Untuk sahabatku, Nurmasyithah, Renny Triana, Nurhalimah Lubis, Pittriani Harahap,Misdarwana Nasution, Lilis Suryani, Pramudita Rizki Siregar, Azwaruddin dan Abdi Gunawan terima kasih telah membantu dan memahamiku selama ini.


(6)

8. Buat kawan ku di kos Nuwrul, Delfri, Vievie, dan Merry terimakasih atas semuanya.

9. Buat temanku Putri, Ipit, Chachai, Ahyat, Nadra, K-Mild, M, Sari, Deni, dan Ivan makasih ya atas pertemanannya.

10.Teman-teman seperjuangan Stambuk 2005 khususnya anak Stat A yang telah mendukung terimakasih untuk semuanya.

Atas segala bantuan dan budi baik semua pihak penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal’alamin.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan.

Medan, Mei 2008 Penulis

Ratna Eka Putri 052407009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan Pernyataan

Penghargaan iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Grafik xi

B AB 1 PE N DAH UL UAN

I.I. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Tinjauan Pustaka 3

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 5

1.6. Metode Penelitian 5

1.7. Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Peramalan 9

2.1.1 Jenis – Jenis Peramalan 10

2.2. Defenisi Metode Peramalan 11

2.2.1 Pengertian Metode Peramalan 11

2.2.2 Jenis-Jenis Peramalan 12

2.2.3 Uraian Metode Peramalan 13

2.3. Metode Peramalan Yang Digunakan 14

2.4. Produk Domestik Regional Bruto 20

2.5. Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB 23 2.5.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku 23 2.5.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan 24

2.6. Uraian Sektoral 27

BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

3.1. Sejarah Singkat BPS 31

3. 1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 31

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 32

3.1.3 Masa Kemerdekan Republik Indonesia 32


(8)

3.2. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 34 3.3. Tugas dan Wewenang Masing-masing

Bagian di Badan Pusat Statisik 37

3.3.1 Bagian Tata Usaha 37

3.3.2 Bidang Statistik Produksi 38

3.3.3 Bidang Statistik Distribusi 39

3.3.4 Bidang Statistik Sosial 40 3.3.5 Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 41

3.4. Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara 42

3.5. Visi dan Misi 43

3.6. Latar Belakang 44

3.7. Landasan Hukum 44

3.8. Tugas, Fungsi, dan Kewenangan 45

BAB 4 ANALISIS DATA

4.1. Analisa Data 47

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 63

5.2. Pengenalan Excel 63

5.2.1 Pengaktifan Excel 63

5.3 Tampilan Microsoft Excel 64

5.4. Jenis Data Dalam Microsoft Excel 65

5.5. Operasi File 65

5.5.1 Menyimpan Work Sheet 65

5.5.2 Membuka Work Sheet 65

5.5.3 Menyimpan Work Sheet ke Nama Lain 65

5.5.4 Keluar Dari Microsoft Excel 66

5.5.5 Membuka Lembar Ker a Baru 66

5.6. Formula dan Fungsi Statistik 66

5.6.1 Fungsi Statistik 66

5.7. Grafik Dalam Microsoft Excel 67

5.7.1 Membuat Grafik 67

5.7.2 Menata Grafik 68

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 69

6.2. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4-1 : Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 47 Sektor Industri Atas Dasar HArga Konstan clan Harga

Berlaku Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Tabel 4-2 : Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas 53 Dasar Harga Konstan Dengan Menggunakan Rata-Rata

Bergerak Linier 3 Periode

Tabel 4-3 : Nilai Kesalahan 56

Tabel 4-4 : Peramalan Pendapaan PDRB Sektor Industri Atas Dasar 58 Harga Berlaku Dengan Menggunakan Rata-Rata

Bergerak Linier 3 Periode


(10)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4-1 : Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar 48 Harga Konstan

Grafik 4-2 : Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar 48 Harga. Berlaku

Grafik 4-3 : Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan 55 Rata-Rata Bergerak Ganda Pada Sektor Industri

Atas Dasar Harga Konstan

Grafik 4-4 : Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan 60 Rata-Rata Bergerak Ganda Pada Sektor Industri


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi regional pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi merupakan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan regional antar daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi di suatu daerah memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan agar sarana pembangunan dapat tercapai secara tepat.

Pertumbuhan ekonomi regional yang di tunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dilihat secara sektoral maupun dari sisi lain, yaitu dengan memperhatikan masing-masing pertumbuhan komponen penggunanya. Berbagai hasil pembangunan yang berkesinambungan ini telah dicapai dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Dalam melakukan analisis ekonomi haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita kenal dengan peramalan (forecasting).


(12)

Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik regional secara berkala, khususnya dibidang ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak baik pemerintahan pusat/daerah maupun swasta. Maka salah satu indikator yang mampu mengukurnya adalah dengan perhitungan tingkat kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan-bahan informasi yang mampu menjadikan acuan perencanaan pembangunan, khusus dibidang ekonomi yang telah di laksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah maupun swasta.

Salah satu manfaat dari PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh faktor industri, besar laju pertumbuhan ekonomi dan pola struktur perekonomian pada satu tahun atau periode pada suatu Negara atau daerah tertentu.

Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk meramalkan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai gambaran pertumbuhan ekonomi pada masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam sektor industri.


(13)

1.2Perumusan Masalah

Masalah perekonomian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang semakin berkembang memerlukan adanya suatu penelitian yang dapat memaparkan sejauh mana perkembangan perekonomian setiap sektor di provinsi lain. Penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ((PDRB) SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI NANGGROE ACEH

DARUSSALAM” akan menguraikan tentang aspek-aspek PDRB serta metodologi

perhitungannya.

Peramalan ini digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan skala prioritas dan memberikan informasi yang aktual bagi para pemakai data. Namun demikian pada Tugas Akhir ini penulis hanya membatasi masalah tentang gambaran besarnya PDRB di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam begitu kompleks, sehingga memerlukan dana dan waktu untuk semua sektor yang cukup besar jika ditinjau dari semua sektor. Maka dalam hal ini penulis mengidentifikasi hanya pada sektor Industri.

1.3Tinjauan Pustaka

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang diamati merupakan suatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan untuk periode mendatang.


(14)

Prosedur Peramalan rata-rata bergerak linier meliputi 3 aspek, yaitu : 1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t ( ditulis S )

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t

3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m jika ingin meramalkan m periode ke depan ).

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan berikut ini :

N N t t t t t

s

=

Χ

+

Χ

−1+

Χ

−2+...+

Χ

− +1

'

N

s

s

s

s

s

t t t t N

t

'

'

'

'

"

= + −1+ −2+...+ − +1

(

'

"

)

'

"

'

s

s

2

s

s

s

a

t= t+ tt = tt

(

'

"

)

1 2

s

s

b

t t t

N − −

=

m

b

a

F

t+m= t+ t

Dimana :

=

Χ

t Nilai data terakhir yang diketahui dan digunakan

sebagai ramalan untuk periode berikutnya. =

'

S

t Rata-rata bergerak tunggal.

=

"

S

t Rata-rata bergerak ganda.

=

a

t Nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t.

=

b

t Menentukan taksiran kecendrungan dari periode


(15)

1.4Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meramalkan tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto sektor industri sebagai gambaran agar pemerintah dapat mengetahui rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

1.5Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bahwa data produk domestik regional bruto mempunyai peran yang sangat penting baik pemerintah maupun swasta.

b. Dapat memberikan informasi bagi pemakai data, pembaca serta bagi kepentingan pemerintah daerah guna melihat sejauh mana besarnya pertumbuhan PDRB sektor industri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

c. Sedangkan bagi penulis, penelitian ini merupakan wujud dari pada penerapan ilmu yang telah didapat selama ini dalam perkuliahan, khususnya dalam bidang statistika yaitu dengan menggunakan metode smoothing rata-rata bergerak ganda (double moving average).

1.6 Metode Penelitian.

Metode penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud.


(16)

Beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Metode penelitian kepustakaan (studi literatur)

Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang didapat diperkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu : • Data primer

• Data sekunder

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh peneliti. Misalnya dari Badan Pusat Statistik (BPS), majalah, internet, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.

Data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data ynag dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode analisa

Adapun pengolahan data dalam meramalkan produk domestik regional bruto pada sektor industri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah dengan menggunakan perumusan Metode Smoothing ataupun disebut dengan Metode Pemulusan.


(17)

Metode Pemulusan (Smoothing) banyak digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi keteracakan (randomness) dari data deret waktu (time series). Metode yang biasa digunakan untuk keperluan pemulusan data adalah metode rata-rata bergerak ( moving avarage) dari pengukuran respon dalam periode waktu tertentu atau metode pemulusan eksponensial.

Metode rata-rata bergerak (moving avarage) banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Garis-garis besar dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tinjauan Pustaka, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang mencakup penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan.


(18)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BPS

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik

BAB 4 : ANALISA PEMBAHASAN

Bab ini menerangkan penganalisaan data yang telah diamati dan dikumpulkan.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang program ataupun software yang di gunakan sebagai analisis terhadap data yang diperoleh.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang mungkin berguna bagi pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dimasa yang akan datang.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang.

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan (kesenjangan) waktu (timelag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan waktu peristiwa itu sendiri. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peramalan akan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan suatu peristiwa yang akan timbul sehingga dapat dipersiapkan hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan guna mengantisipasi keadaan tersebut.

Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :

a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data ataupun informasi tersebut bersifat kuantitatif.

b. Teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan pola data yang telah dikumpulkan.


(20)

Data yang dibutuhkan untuk peramalan ini adalah data tahunan, dan bila semakin banyak data yang dimiliki maka semakin banyak pula peramalan yang bisa diperoleh. Metode ini selalu dipergunakan untuk peramalan bagi penyusunan rencana pembangunan Negara dan daerah, perencanaan produk baru, perencanaan ekspansi dan lain-lain.

Gambaran perkembangan pada masa lalu yang akan datang diperoleh dari hasil analisa data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan . Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian. Ketepatan peramalan merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana pasti selalu ada kesalahan.

2.1.1 Jenis-jenis Peramalan

Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua macam yaitu : a. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunannya.

b. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuatitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang


(21)

dipergunakan dalam peramalan tersebut. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan.

2.2 Definisi Metode Peramalan

2.2.1 Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang obyektif.

Sedangkan kegunaan metode peramalan adalah untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, dengan demikian peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar.

Metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan, maka akan didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama.


(22)

Selain itu metode peramalan juga memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.

2.2.2 Jenis-jenis Peramalan

Peramalan Kualitatif dibedakan atas :

a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret berkala (time series). Metode peramalan termasuk dalam jenis ini adalah :

1. Metode Pemulusan (Smoothing) 2. Metode Box Jenkins

3. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktunya, yang disebut dengan Metode Korelasi atau sebab akibat (Metode Kausal). Metode peramalan yang termasuk dalam jenis ini adalah :

1. Metode Regresi dan Korelasi 2. Metode Ekonometrik


(23)

2.2.3 Uraian Metode Peramalan

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan penghalusan atau pemulusan terhadap data lalu yaitu dengan mengambil rata-rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang. Secara umum metode pemulusan (smoothing) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu

1. Metode Perataan (Avarage) a. Nilai Tengah (Mean)

b. Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average) c. Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Avarage) d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya.

2. Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal

b. Pemulusan Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif

c. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Linier Satu-Parameter dari Brown

d. Pemulusan Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt e. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Kuadratik Satu-Parameter

dari Brown

f. Pemulusan Eksponensial Triple : Metode Tiga-Parameter untuk Kecenderungan dan Musiman dari Winter

g. Pemulusan Eksponensial : Klasifikasi Pegels

3. Metode Pemulusan


(24)

b. Metode Adaptif Satu-Parameter dari Brown c. Pemulusan Tiga-Parameter Box Jenkins d. Metode Pemulusan Harmonis dari Harrison e. Sistem Pemantauan dari Trigg (Tracking Signal)

2.3 Metode Peramalan Yang Digunakan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan digunakan metode peramalan yang tepat. Untuk meramalkan Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Industri, penulis menggunakan Metode Smoothing Rata-rata Bergerak Ganda (Double Moving Average).

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa nilai observasi masa lalu yang akan dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan istilah rata-rata bergerak (moving average), karena setiap muncul nilai onbservasi baru, nilai rata-rata baru dapat dihitung dengan membuang nilai observasi yang paling lama dan memasukkan nilai terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untuk periode mendatang.

Yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya hanyalah menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai berikutnya dan menggugurkan pengamatan yang terjadi pada M periode sebelumnya. Maka rumus rata-rata bergerak dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini :


(25)

Waktu Rata-rata bergerak Ramalan T T T

Χ

Χ

Χ

Χ

= 1+ 2+...+

___

∑Χ

Χ

= + = = T i i T T

F

1 ___ 1 1 T+1 T T

Χ

Χ

Χ

Χ

= 2+ 3+ + +1

___ ...

∑Χ

Χ

=+

+ = = 1 2 ___ 2 1T i i T T

F

T+2 T T

Χ

Χ

Χ

= 3+ + +2

___ ...

∑Χ

Χ

=+

+ = = 2 3 ___ 3 1T i i T T

F

Karena seorang peramal harus memilih jumlah periode (T) dalam rata-rata bergerak, maka ada baiknya beberapa aspek dari pemilihan ini dikemukakan.

1. MA (1) : yaitu rata-rata bergerak dengan orde 1

2. Xt : Nilai data terakhir yang diketahui yang digunakan sebagai ramalan untuk periode berikutnya.

Pada data pendapatan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilihat bahwa data yang diamati merupakan seatu deret yang secara tetap meningkat tanpa unsur kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. Dengan menggunakan MA (3) sebagai ramalan untuk periode mendatang.

Prosedur Peramalan Rata-rata Bergerak Linier meliputi 3 aspek, yaitu : 1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St)

2. Penyesuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda pada waktu t

3. Penyesuaian untuk kecendrungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t+m jika ingin meramalkan m periode kedepan)


(26)

Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak linier dapat diterangkan melalui persamaan berikut ini :

. ... ... ... ... ... ... 1 2 1 ' N N t t t t t

S

=

Χ

+

Χ

− +

Χ

− + +

Χ

− + (2-1)

N

S

S

S

S

S

t t t t N

t ' 1 ' 2 ' 1 '

" + + +...+ +

= ... (2-2)

(

S

S

)

S

S

S

a

t t t t t t

" ' " ' ' 2 − = − +

= ... (2-3)

(

S

S

)

b

t t t

N " ' 1 2 − −

= ... (2-4) m

b

a

F

t+m= t+ t ... (2-5)

Dalam metode rata-rata bergerak linier (LMA) ramalan untuk periode t+1 (persamaan 2-5) adalah :

b

a

F

t+m= t+ t

=

S

t

S

t

(

S

t

S

t

)

N ' " ' 1 2 2 − − + −

=

S

t

S

t

N N N

N ' "

1 1 1 2     − + −     −

Untuk menghitung nilai kesalahan (error) ramalan tersebut, dapat digunakan rumus dibawah ini :

F

t t

e=

Χ

+1+1... (2-6)

(

t

F

t

)

e2 =

Χ

+1+1 2... (2-7)

Bilamana deret data menunjukkan trend, maka MA tunggal akan menghasilkan sesuatu yang menyerupai kesalahan sistematis, dan kesalahan sistematis ini dapat


(27)

dikurangi dengan menggunakan perbedaan antara nilai rata-rata bergerak tunggal dan nilai rata-rata bergerak ganda.

Perma (2-1) mempunyai keterangan bahwa saat periode waktu t mempunyai nilai masa lalu sebanyak N. Nilai MA (N) tunggal dituliskan dengan S’t. Persamaan (2-2) menganggap bahwa semua rata-rata bergerak tunggal (S’) telah dihitung. Dengan persamaan (2-2) itu kita menghitung rata-rata bergerak N periode dari nilai-nilai S’ tersebut. Rata-rata bergerak ganda dituliskan sebagai S”. Persamaan (2-3) mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal S’t dengan perbedaan (S’t-S”t) dan persamaan (2-4) menentukan taksiran kecendrungan dari periode waktu yang satu ke periode berikutnya. Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan untuk m periode kemuka dari t. Ramalan untuk m periode kemuka adalah

a

t dimana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali komponen kecendrungan

b

t.

Bila semua hasil perhitungan telah didapat, maka semua data yang telah didapat dimasukkan ke dalam contoh tabel berikut ini :


(28)

Tabel 2-1

Rata-Rata Bergerak Ganda 3 Tahunan Sebagai Peramalan Tingkat Pendapatan PDRB Periode (Tahun) (1) pendapatan (2) Rata-rata bergerak 3 periode dari (1) (3) Rata-rata bergerak 3 periode dari (2) (4) Nilai a (5) Nilai b (6) Nilai a+b(m) bila m=1 (7) Kesalahan ramalan (e) (8) Kesalahan ramalan kuadrat

(e2)

1 X1 - - - -

2 X2 - - - -

3 X3 (2-1) - - - -

4 X4 - - - -

5 X5 - (2-2) (2-3) (2-4) - - -

6 X6 - - - - (2-5) (2-6) (2-7)

- - - -

- - - -

- - - -

N Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst

Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa Mean Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute

Deviation (MAD).

Untuk nilai tengah kesalahan kuadrat ( Mean Square Error ) ditulis dengan :

MSE =

(

)

n Fi i n i

= Χ − 1

2

Untuk nilai tengah kesalahan persentase absolute ( Mean Absolute Percentage Error) ditulis dengan :


(29)

MAPE = n

PE

n i

=1

Dimana PE merupakan kesalahan persentasenya (Percentage Error) :

PE =         −

Χ

Χ

t t t

F

x 100

Untuk nilai tengah deviasi absolut ( Mean Absolute Deviation ) ditulis dengan:

MAD = n n t i i

F

∑ Χ

= − 1

Sedangkan untuk mengetahui nilai kesalahan dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2-2 Nilai Kesalahan Periode (1) PDRB sektor industri (Xi) (2) Peramalan (Fi) (3) Kesalahan

(

Χ

i

F

i

)

(4) Kesalahan Absolute

F

i i

Χ

(5) Kesalahan Kuadrat

(

Χ

i

F

i

)

(6) Kesalahan Persentase (PE)

(

)

Χ

Χ

t t t

F

x100 (7) Kesalahan Persentase absolute (APE)

Χ

Χ

i i i

F

x100 (8)

1 X1 F1 ... ... ... ... ...

2 X2 F2 ... ... ... ... ...

3 X3 F3 ... ... ... ... ...

4 X4 F4 ... ... ... ... ...

5 X5 F5 ... ... ... ... ...

6 X6 F6 ... ... ... ... ...

7 X7 F7 ... ... ... ... ...


(30)

2.4 Produk Domestik Regional Bruto

Untuk menghitung ataupun mengelola pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu kabupaten atau kotamadya terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan defenisi dari unsur-unsur pokok sebagai berikut :

a) Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada tiga macam, yaitu :

1. Output Utama (Output yang menjadi tujuan utama produksi) 2. Output sampingan, dan bukan menjadi tujuan utama produksi

3. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya.

b) Biaya Antara

Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa-jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang-barang yang tahan lama yang pada umumnya lebih dari satu tahun, dan tidak habis dalam proses produksi tidak termasuk sebagai biaya dan disebut sebagai barang modal.

c) Nilai Tambah

c.1 Nilai Tambah Bruto

Merupakan selisih antara output dan biaya antara. Dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi.


(31)

c.2 Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto adalah apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto, maka akan diperoleh Nilai Tambah Netto.

Yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah.

Dan adapun pengertian nilai tambah bruto adalah merupakan selisih antara output dan biaya antara, dengan kata lain nilai tambah bruto merupakan produk dari hasil proses produk.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto sektoral yaitu adalah keseluruhan produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun daerah.

Sektor-sektor (lapangan usaha) tersebut terdiri dari :

1. SEKTOR PERTANIAN

a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan b. Subsektor Tanaman Perkebunan

c. Subsektor Peternakan Dan hasil-hasilnya d. Subsektor Kehutanan dan Perkebunan e. Subsektor Perikanan

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


(32)

b. Subsektor Pertambangan Tanpa Gas c. Subsektor Penggalian

3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

a. Subsektor Industri Besar dan Sedang b. Subsektor Industri Pengilangan Minyak c. Subsektor Industri Kecil Dan Rumah Tangga 4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

a. Subsektor Listrik b. Subsektor Gas Kota c. Subsektor Air Bersih 5. SEKTOR BANGUNAN

6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN

a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran b. Subsektor Hotel

c. Subsektor Restoran

7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

a. Subsektor Pengangkutan 1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya

3. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau 4. Angkutan Udara

5. Jasa Penunjang Angkutan b. Subsektor Komunikasi


(33)

8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

a. Subsektor Bank

b. Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan

d. Subsektor Sewa Bangunan e. Subsektor Jasa Perusahaan 9. SEKTOR JASA-JASA

a. Subsektor Pemerintah b. Subsektor Swasta

1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi

3. Perorangan dan Rumah Tangga

Namun penulis hanya membatasi peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas nama Industri.

2.5 Pengolahan dan Perhitungan Pendapatan PDRB

2.5.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam satu periode tertentu, dan biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih Output dengan biaya antara yang dinilai masing-masing atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan volume kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga


(34)

masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor, maka penilaian NTB/ Output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsug dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama lain dicari kuantum produksi degan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas, dan air bersih serta sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan.

3. Untuk sektor-sektor umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa, untuk perhitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatannya, subsektor dan sektor.

2.5.2 Perhitunagan atas dasar Harga Konstan

Perhitungan atas dasar harga konstan ini pengertiannya sama dengan harga berlaku tetapi penilainnya dilakukan dengan satu tahun dasar tertentu.


(35)

NTB atas dasar harga konstan ini hanya mengambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga satu tahun dasar tertentu.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat perubahan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten ataupun kotamadya di provinsi dari tahun ke tahun.

Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Revaluasi

Revaluasi adalah penilaian kembali dengan cara menilai produksi dan biaya antara ( Intermediate Cost ) masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar, dan hasilnya merupakan output dan biaya antara ( Intermediate Cost ). Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia tidak memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output tahun dasar.

2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung.


(36)

Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio terhadap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

3. Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar dan sebagainya.

Indeks harga diatas dapat pula dipakai secara inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tertentu.

4. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang di deflasi adalah output dan biaya antara (Intermediate Cost), sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara (Intermediate Cost), yang telah dideflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga input terbesar.

Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara (Intermediate Cost), disamping karena komponennya terlalu banyak, karena indeks harganya

belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak digunakan.

Penghitungan komponen penggunaan produk domestik atas dasar harga konstan yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara diatas, tetapi


(37)

mengingat data yang yang kurang mendukung maka cara deflasi dan ekstrapolasi lebih banyak digunakan.

2.6 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut sektor (lapangan usaha) terdiri dari sembilan sektor :

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub-sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian

Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual atau diproses secara lanjut.


(38)

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik produk baru yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-bagian suku cadang barang-barang di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat elektronik.

4. Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih

Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor yaitu subsektor Listrik, subsektor Gas dan subsektor Air Bersih.

Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintahan Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual.

Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas kota yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, minyak dan drack dengan produknya berupa gas batubara, gas minyak, gas ckreking, kokas dan minyak ter. Termasuk juga disini


(39)

kegiatan penyaluran LPG dan gas alam yang tekanannya sudah dinaikkan.

Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatann penyediaan air bersih dengan mengguanakan kincir air ataun alat lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah Non PAM milik swasta ataupun perorangan.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor perdagangan, subsektor hotel dan subsektor restoran. Pada dasarnya ini mencakup kegiatan perdagangan,


(40)

penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut, sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parkir, terminal/pelabuhan, bongkar muat, ke agenan, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol.

8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi, koperasi dan jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Devisa, Bank Tabungan dan Bank Pembangunan. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa-Jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, pertahanan dan jasa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan runah tangga.


(41)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi sumatera utara merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Badan Pusat Statistik ini ada sejak :

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directur Van Land Bouw Nijeverheid En Handel), dan kedudukan di bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

Pada tahun 1923, Dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap – tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor De

Statistiek (CKS) atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme

statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yanmg sekarang disebut kantor Bea Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan juni 1944 pemerintah jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.


(42)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tanggal 17 Agustus 1945. Kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946, Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari Perjanjian Linggar Jati. Sementara ini pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 juli 1950 nomor:219/S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kemakmuran.

Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 maret 1952 Nomor : P/44,lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953

Nomor:18.009/M,KPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian Research yang di sebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :131 tahun 1957, kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan Kemeterian Perindustrian. Untuk selanjutnya Presiden Republik indonesia Nomor :172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri.

3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang

Pada pemerintah Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenaran organisasi Biro Pusat Statistik.

Dalam masa Orde Baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat (4) kali perubahan struktur organisasi : a) Peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

b) Peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

c) Peraturan pemerintah Nomor : 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

d) Undang – undang Nomor :16 tahun 1997 tentang statistik.

e) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

f) Keputusan kepala Badan Pusat Statistik Nomor :100 tahun 1998 tentang organisasi dan tenaga kerja Badan Pusat Statistik.


(43)

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor : 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor : 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan Badan Pusat Statistik dengan nama kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik.

Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti undang – undang Nomor : 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur Organisasi Badan Pusat Statistik yang baru.

3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur specialisasi kerja, standarlisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :


(44)

b. Sub Bagian Perlengkapan c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Kepegawaian

e. Sub Bagian Bina Potensi / Bina Program

Sedangkan Bidang Penunjang Statistk Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distrubusi

Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsimen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.

4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

3.3 Tugas dan Wewenangan Masing–Masing Bagian di Badan Pusat Statistik

Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.

Contoh: seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi, perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan kerja bawahannya.


(45)

Tugas adalah: kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat.

3.3.1 Bagian Tata Usaha

a. Menyusun program kerja tahun bidang.

b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.

c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat – surat penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan dan lingkungan sertaperjalanan dinas maupun luar negeri.

d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.

e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbankan, vertikasi dan pembukuan.

f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum,organisasi tata laksana serta penyajian.

g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu – waktu.

h. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administratif

3.3.2 Bidang Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang ditemukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.

c. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur pencatatan pelatihannya.

d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas lapangan.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan lapangan produksi. f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi. g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer

sesuai yang diterapkan.

h. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.

i. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan sttistik produksi yang akan dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

j. Membantu kepala kantor badan pusat statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya, maupun dikecamatan.


(46)

3.3.3 Bidang Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan satistik produksi lainnya yang ditentukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi. c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan. d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan. e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan, melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap kegiatan statistik produksi.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

g. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi. h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat. i. Bersama- sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan statistik distribusi melalui komputer

sesuai yang diterapkan.

j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan masukan untuk peyempurnaan selanjutnya.

k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten,kotamadya ataupun di kecamatan.

3.3.4 Bidang Statistik Sosial

a. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demokratis dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya.

b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh statistik bidang penduduk .

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan

d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan dipusat serta mengatur penjatahan pelatihannya. e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan .

f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik kependudukan.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan

h. Mengatur dan melaksanakn penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data statistik kependudukan

i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan .


(47)

a. Menyusun program kerja tahunan

b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi

c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh badan pusat statistik dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik .

d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data

e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data statistik seprti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya .

f. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan komputer yang bekeraja sama dengan satuan organisasi terkait.

3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara

a. Merencanakan kegiatan badan pusat statistik untuk dilaksanakan misalnya : jenis data yang akan dikumpulkan, kegunaan data dan lain-lain.

b. Mengumpulkan data badan pusat statistik

Sesudah dikumpulkan data sebelumnya agar data yang diperlukan itu dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya

c. Mengolah data badan pusat statistik

Sesudah dikumpulakan data tersebut satu persatu kemudian data diolah kembali supaya kita dengan mudah menemukan

d. Menyajikan Data Badan Pusat Statistik

Kantor Badan Pusat Statistik adalah merupakan suatu sumber atau pusat informasi yang dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui tentang perkembangan negara Indonesia .


(48)

e. Menganalisa Data Badan Pusat Statistik

Kemudian data tersebut dianalisa atau dibahas terhadap data statistik tersebut juga, dan disebar luaskan. Misalnya Indikator pendapatan, Proyeksi keadaan perekonomian dan ketenaga kerjaan di Indonesia, Analisa Badan Pusat Statistik perbankan, dan lembaga keuangan lainnya.

f. Memasyarakatkan Data Badan Pusat Statistik

Sesudah selesai dikerjakan seluruhnya baru dat tersebut dimasyarakatkan kepada seluruh lapisan masyarakat ini agar tercipta tujuan yang akan dicapai.

3.5VISI DAN MISI

a. Visi

Visi BPS Provinsi Sumatera Utara menjadikan informasi Statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan baik untuk perencanaan, pengendalian, maupun untuk pengawasan pembangunan regional dan nasional, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan ilmu pengetahuan serta teknologi tinggi.


(49)

Pembangunan statistik diarahkan kepada penyediaan data statistik yang bermutu, andal, tepat waktu lengkap/rinci dan bermanfaat dalam mendukung pembangunan nasional, melalui:

• Penyelenggaraan kegiatan sensus, survei, dan kegiatan statistik lainnya untuk mewujudkan tersedianya data statistik dasar, statistik sektoral maupun statistik khusus yang lengkap, akurat, mutakhir, dan relevan.

• Melaksanakan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah dan instansi pemerintah lainnya yang berada di jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara serta masyarakat baik sebagai sumber data pada pelaksanaan kegiatan statistik maupun sebagai pemakai data.

• Pelayanan data dan informasi serta hasil statitsik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah maupun masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu, baik dari hasil penyelenggaraan sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi dan cara lainnya.

• Penyebarluasan data statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan sadar statistik bagi masyarakat.

3.6 LATAR BELAKANG

Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen merupakan instansi vertikal yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan di bawah koordinasi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan / Ketua BAPPENAS.


(50)

BPS mempunyai tugas menyelenggarakan statistik dasar, melaksanakan

koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berusaha memasyarakatkan statistik.

3.7LANDASAN HUKUM

b. Undang-undang No. 16 Tahun 1997, tentang Statistik.

c. PP No. 51 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

d. Keppres 103 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

e. SK Kepala BPS No. 121 Tahun 2001, tentang Organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.8TUGAS,FUNGSI, DAN KEWENANGAN

a. Tugas

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi


(51)

• Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik • Penyelenggaraan statistik dasar

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS

• Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang statistik • Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumahtangga.

c. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:

• Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

• Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro • Penetapan sistem informasi di bidangnya

• Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional

• Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral


(52)

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Data

Pada Bab IV ini penulis akan menganalisis perkembangan Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta meramalkan Pendapatan PDRB berdasarkan


(53)

tahun-tahun sebelumnya. Dalam menghitung peramalan PDRB tersebut penulis menggunakan data-data tahun sebelumnya yaitu tahun 1996-2005.

Adapun data pendapatan PDRB dalam sektor industri dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4-1

Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Industri Atas

Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku Provinsi Naggroe Aceh Darussalam

Tahun Atas Dasar Hrga Konstan (Juta Rupiah)

Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

1996 3.164.399 4.094.792

1997 3.204.636 5.088.477

1998 2.931.321,82 5.771.461,42

1999 2.736.952,91 5.937.857,29

2000 1.910.341,54 5.884.793,61

2001 8.403.650 9.669.240

2002 8.861.710 9.100.430

2003 9.010.950 9.690.530

2004 7.407.250 9.798.160

2005 5.755.450 10.258.030

Sumber : Badan Pusat Statistik

Grafik 4-1


(54)

NILAI AKTUAL PDRB SEKTOR INDUSTRI ATAS DASAR HARGA KONSTAN

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

TAHUN P DRB S E KT O R I NDUS T RI (J UT A RUP IAH) Series1 Grafik 4-2

Nilai Aktual PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku

NILAI AKTUAL PDRB SEKTOR INDUSTRI ATAS DASAR HARGA BERLAKU

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

TAHUN P DRB S E KT O R I NDUS T RI (J UT A RUP IAH) Series1

Dari data diatas maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan pendapatan PDRB dengan menggunakan metode pemulusan (smoothing) rata-rata bergerak ganda linier. Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah penghitungan


(55)

rata-rata bergerak dalam 3 periode dari PDRB harga konstan dengan menggunakan rumus persamaan (2-1) yaitu :

N N t t t t t

s

=

Χ

+

Χ

−1+

Χ

−2+...+

Χ

− +1

'

Dari rumus diatas maka dapat dihitung :

Rata-rata periode ke 3 (tahun 1998) =

3 82 , 321 . 931 . 2 636 . 204 . 3 399 . 164 .

3 + +

= 3.100.118,94

Rata-rata periode ke 4 (tahun 1999) =

3 91 , 952 . 736 . 2 82 , 321 . 931 . 2 636 . 204 .

3 + +

= 2.957.639,91

Rata-rata periode ke 5 (tahun 2000) =

3 54 , 341 . 910 . 1 91 , 952 . 736 . 2 82 , 321 . 931 .

2 + +

= 2.526.205,42

Rata-rata periode ke 6 (tahun 2001) =

3 650 . 403 . 8 54 , 341 . 910 . 1 91 , 952 . 736 .

2 + +

= 4.350.314,82

Rata-rata periode ke 7 (tahun 2002) =

3 710 . 861 . 8 650 . 403 . 8 54 , 341 . 910 .

1 + +

= 6.391.900,51

Rata-rata periode ke 8 (tahun 2003) =

3 950 . 010 . 9 710 . 861 . 8 650 . 403 .

8 + +

= 8.758.770

Rata-rata periode ke 9 (tahun 2004) =

3 250 . 407 . 7 950 . 010 . 9 710 . 861 .

8 + +


(56)

Rata-rata periode ke 10 (tahun 2005) = 3 450 . 755 . 5 250 . 407 . 7 950 . 010 .

9 + +

= 7.391.216,67

Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan PDRB ialah mencari rata-rata kedua dari rata-rata-rata-rata bergerak yang pertama dengan rumus persamaan (2-2) yaitu :

N

s

s

s

s

s

t t t t N

t

'

'

'

'

"

= + −1+ −2+...+ − +1

Maka dapat dihitung :

Rata-rata periode ke 5 (tahun 2000) =

3 42 , 205 . 526 . 2 91 , 636 . 957 . 2 94 , 118 . 100 .

3 + +

= 2.861.320,42

Rata-rata periode ke 6 (tahun 2001) =

3 82 , 314 . 350 . 4 42 , 205 . 526 . 2 91 , 636 . 957 .

2 + +

= 3.278.052,38

Rata-rata periode ke 7 (tahun 2002) =

3 51 . 900 , 391 , 6 82 , 314 . 350 . 4 42 , 205 . 526 .

2 + +

= 4.422.806,92

Rata-rata periode ke 8 (tahun 2003) =

3 770 . 758 . 8 51 , 900 . 391 . 6 82 , 314 . 350 .

4 + +

= 6.500.328,44

Rata-rata periode ke 9 (tahun 2004) =

3 67 , 636 . 426 . 8 770 . 758 . 8 51 , 900 . 391 .

6 + +

= 7.859.102,39

Rata-rata periode ke 10 (tahun 2005) =

3 67 , 216 . 391 . 7 67 , 636 . 426 . 8 770 . 758 .

8 + +


(57)

Selanjutnya dicari nilai a dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3) :

(

'

"

)

'

"

'

s

s

2

s

s

s

a

t= t+ tt = tt

Maka nilai a dapat dhitung :

Nilai a untuk periode ke 5 (tahun 2000) = (2 x 2.526.205,42) – 2.861.320,42 = 2.191.090,42

Nilai a untuk periode ke 6 (tahun 2001) = (2 x 4.350.314,82) – 3.278.052,38 = 5.422.577,25

Nilai a untuk periode ke 7 (tahun 2002) = (2 x 6.391.900,51) – 4.422.806,92 = 8.360.994,11

Nilai a untuk periode ke 8 (tahun 2003) = (2 x 8.758.770) – 6.500.328,44 = 11.017.211,56

Nilai a untuk periode ke 9 (tahun 2004) = (2 x 8.426.636,67) – 7.859.102,39 = 8.994.170,94

Nilai a untuk periode ke 10 (tahun 2005) = (2 x 7.391.216,67) – 8.192.207,78 = 6.590.225,56

Tahap selanjutnya adalah menghitung b dengan menggunakan persamaan (2-4) :

(

'

"

)

1 2

s

s

b

t t t

N − −

=

Mka nilai b dapat dihitung :

Untuk periode ke 5 (tahun 2000) = 2/2 (2.526.205,42 – 2.861.320,42) = -335.115,00

Untuk periode ke 6 (tahun 2001) = 2/2 (4.350.314,82 – 3 278 052,38) = 1.072.262,43


(58)

Untuk periode ke 7 (tahun 2002) = 2/2 (6.391.900,51 – 4.422.806,92) = 1.969.093,60

Untuk periode ke 8 (tahun 2003) = 2/2 (8.758.770 – 6.500.328,44) = 2.258.441,56

Untuk periode ke 9 (tahun 2004) = 2/2 (8.426.636,67 – 7.859.102,40) = 567.534,27

Untuk periode ke 10 (tahun 2005) = 2/2 (7.391.216,67 – 8.192.207,79) = -800.991,11

Dengan metode perhitungan seperti diatas maka dapat dicari pula ramalan untuk subsektor yang lain, yaitu sektor industri atas dasar harga berlaku. Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan dari nilai e dapat dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung. Dan adapun hasil peramalan dapat dilihat seperti dalam tabel perhitungan berikut ini :


(59)

Tabel 4-2

Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan

Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode

tahun periode 1 2 3 4 5 6 7

PDRB Sektor industri rata-rata 3 rata-rata 3 nilai a nilai b nilai Ft jika nilai e

(juta rupiah) periode dari 1 periode dari 2 m=1

1996 1 3,164,399 F=a+b(m)

1997 2 3,204,636

1998 3 2,931,321.82 3,100,118.94

1999 4 2,736,952.91 2,957,636.91

2000 5 1,910,341.54 2,526,205.42 2,861,320.42 2,191,090.42 -335,115.00

2001 6 8,403,650 4,350,314.82 3,278,052.38 5,422,577.25 1,072,262.43 1,855,975.42 6,547,674.58

2002 7 8,861,710 6,391,900.51 4,422,806.92 8,360,994.11 1,969,093.60 6,494,839.68 2,366,870.32

2003 8 9,010,950 8,758,770.00 6,500,328.44 11,017,211.56 2,258,441.56 10,330,087.70 -1,319,137.70

2004 9 7,407,250 8,426,636.67 7,859,102.39 8,994,170.94 567,534.27 13,275,653.11 -5,868,403.11

2005 10 5,755,450 7,391,216.67 8,192,207.78 6,590,225.56 -800,991.11 9,561,705.21 -3,806,255.21

2006 11 1 5,789,234.44

2007 12 2 4,988,243.33

2008 13 3 4,187,252.22

2009 14 4 3,386,261.11

2010 15 5 2,585,270.00


(60)

Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor Industri atas dasar Harga Konstan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung pendapatan ramalan PDRB dengan menggunakan persamaan (2-5) :

m

b

a

F

t+m= t+ t

Maka besarnya ramalan dapat dihitung :

F2006 untuk m=1 = 6.590.225,56 – 800.991,11 (1) = 5.789.234,44

F2007 untuk m=2 = 6.590.225,56 – 800.991,11 (2) = 4.988.243,33

F2008 untuk m=3 = 6.590.225,56 – 800.991,11 (3) = 4.187.252,22

F2009 unukt m=4 = 6.590.225,56 – 800.991,11 (4) = 3.386.261,11

F2010 untuk m=5 = 6.590.225,56 – 800.991,11 (5) = 2.585.270,00

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar harga konstan dari tahun 2006 s/d 2010 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar harga konstan untuk sektor industri setiap tahun menurun. Grafik peramalannya sebagai berikut.


(61)

Grafik 4-3

Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Ganda

Pada Sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan

APLIKASI NILAI PDRB DENGAN MENGGUNAKAN RATA-RATA BERGERAK GANDA

0.00 2,000,000.00 4,000,000.00 6,000,000.00 8,000,000.00 10,000,000.00 12,000,000.00 14,000,000.00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

TAHUN

P

DRB S

E

KT

O

R I

NDUS

T

RI

ADHK (

J

UT

A RUP

IAH)


(62)

Tabel 4-3

Nilai Kesalahan

PDRB Kesalahan

sektor industri Peramalan Kesalahan Persentase

(juta rupiah) (Fi) (Xi-Fi) (PE) (Xi-Fi)/Xi*100

(Xi)

1 2 3 4 5 6 7 8

2001 1 8,403,650 1,855,975.42 6,547,674.58 6,547,674.58 42,872,042,405,578.20 77.91 77.91

2002 2 8,861,710 6494839.68 2,366,870.32 2,366,870.32 5,602,075,111,696.90 26.71 26.71

2003 3 9,010,950 10,330,087.70 -1,319,137.70 1,319,137.70 1,740,124,271,561.29 -14.64 14.64

2004 4 7,407,250 13,275,653.11 -5,868,403.11 5,868,403.11 34,438,155,061,457.70 -79.23 79.23

2005 5 5,755,450 9,561,705.21 -3,806,255.21 3,806,255.21 14,487,578,723,652.20 -66.13 66.13

19,908,340.92 99,139,975,573,946.20 264.62

(Xi-Fi)^2 APE

Jumlah

Tahun Periode Absolut Xi-Fi


(63)

Dimana :

1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error)

MSE = 198.279.951.100

5 20 , 946 . 573 . 975 . 139 . 99 5 1 2 = =

= n i i

e

2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute(Mean Absolute Persentase Error)

MAPE = 52,92

5 62 , 264 5

1 = =

= n i i

E

P

3. Nilai Tengah Deviasi Absolut (Mean Absolute Deviation)

MAD = 3.981.668,18

5 92 , 340 . 908 . 19 5

1 = =

∑ Χ

=

n

i

i i

F

Dengan metode perhitungan seperti diatas dapat dicari pula ramalan untuk subsektor yang lain yaitu sektor industri atas dasar harga konstan.

Dari perhitungan a dan b diatas maka telah dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor industri atas dasar harga konstan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dan dari nilai e dilihat seberapa besar kesalahan peramalan yang dihitung, dimana dari perhitungan data diatas telah didapat nilai MSE = 198.279.951.100


(64)

Tabel 4-4

Peramalan Pendapatan PDRB Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku

Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Linier 3 Periode

1 2 3 4 5 6 7

PDRB Sektor Industri Rata-Rata Bergerak Rata-Rata Bergerak Nilai Ft Jika

(Juta Rupiah) 3 Periode Dari 1 3 periode dari 2 m=1

F=a+b(m)

1996 1 4,094,792

1997 2 5,088,477

1998 3 5,771,461.42 4,984,910.14

1999 4 5,937,857.29 5,599,265.24

2000 5 5,884,793.61 5,864,704.11 5,482,959.83 6,246,448.39 381,744.28

2001 6 9,669,240 7,163,963.63 6,209,310.99 8,118,616.27 954,652.64 6,628,192.66 3,041,047.34

2002 7 9,100,430 8,218,154.54 7,082,274.09 9,354,034.98 1,135,880.44 9,073,268.92 27,161.08

2003 8 9,690,530 9,486,733.33 8,289,617.17 10,683,849.50 1,197,116.17 10,489,915.43 -799,385.43

2004 9 9,798,160 9,529,706.67 9,078,198.18 9,981,215.15 451,508.49 11,880,965.66 -2,082,805.66

2005 10 10,258,030 9,915,573.33 9,644,004.44 10,187,142.22 271,568.89 10,432,723.64 -174,693.64

2006 11 1 10,458,711.11

2007 12 2 10,730,280.00

2008 13 3 11,001,848.89

2009 14 4 11,273,417.78

2010 15 5 11,544,986.67

Nilai e

Tahun Periode

Nilai a Nilai b


(65)

Dari perhitungan a dan b diatas dapat ditentukan ramalan pendapatan PDRB sektor Industri atas dasar Harga Berlaku Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk itu tahap selanjutnya adalah menghitung pendapatan ramalan PDRB dengan menggunakan persamaan (2-5) :

m

b

a

F

t+m= t+ t

Maka besarnya ramalan dapat dihitung :

F2006 untuk m=1 = 10.187.142,22 + 271.568,89 (1) = 10.458.711,11

F2007 untuk m=2 = 10.187.142,22 + 271.568,89 (2) = 10.730.280

F2008 untuk m=3 = 10.187.142,22 + 271.568,89 (3) = 11.001.848,89

F2009 unukt m=4 = 10.187.142,22 + 271.568,89 (4) = 11.273.417,78

F2010 untuk m=5 = 10.187.142,22 + 271.568,89 (5) = 11.544.986,67

Peramalan pendapatan PDRB untuk sektor Industri atas dasar Harga Berlaku dari tahun 2006 s/d 2010 dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan PDRB atas dasar Harga Berlaku untuk sektor industri setiap tahun meningkat.


(66)

Grafik 4-4

Aplikasi Nilai PDRB Dengan Menggunakan Rata-Rata Bergerak Ganda

Pada Sektor Industri Atas Dasar Harga Berlaku

APLIKASI NILAI PDRB DENGAN MENGGUNAKAN RATA-RATA BERGERAK

GANDA

0.00 2,000,000.00 4,000,000.00 6,000,000.00 8,000,000.00 10,000,000.00 12,000,000.00 14,000,000.00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

TAHUN

P

DRB S

E

KT

O

R

INDUS

T

RI

ADHB

(J

UT

A RUP

IAH)


(1)

Pada bagian File Name, ketik nama file yang diinginkan Klik tombol Save

5.5.4 Keluar dari MS. Excel

Klik menu File, Exit atau tekan Alt + F4 pada keyboard, pilih Yes atau No

5.5.5 Membuka Lembar Kerja Baru

Klik menu File, New atau tekan tombol Ctrl + N

5.6 Formula dan Fungsi Statistik

Microsof Excel menyediakan banyak jenis kategori fungsi seperti fungsi statistik, finansial, data base, teks, matematika dan trigonometri, logika, referensi dan pencarian yang dapat digunakan dalam membuat fungsi termasuk fungsi otomatis seperti autosum, currency style, percent style dan sebagainya.

Fungsi-fungsi Excel digunakan dalam penulisan formula atau rumus yang dapat dikomendasi dengan alamat sel, range, data konstanta atau gabungan beberapa fungsi.

5.6.1 Fungsi Statistik

Fungsi ini bertujuan untuk menganalisa suatu kumpulan data. Untuk penganalisaan data, beberapa fungsi yang sering digunakan antara lain:


(2)

MIN(range) : mencari nilai terendah dari sekumpulan data angka • AVERAGE : mencari nilai rata-rata dari sekumpulan data angka • COUNT : mencari banyak data dari sekumpulan data angka

5.7. Grafik dalam Microsoft Excel

Salah satu fasilitas MS. Excel adalah kemampuan untuk membuat grafik (chart) sehingga data-data dalam bentuk angka-angka yang tersusun dalam tabel dapat dipresentasikan ke dalam bentuk yang lebih menarik yakni dalam grafik bentuk batang, garis, kolom, lingkaran dan bentuk grafik lainnya. Grafik ini sering digunakan untuk menunjukkan persentasi dari sebuah penelitian atau menampilkan hasil data.

5.7.1 Membuat Grafik

Langkah -langkah membuat grafik:

• Arahkan pointer sel pada tabel data • Klik menu Insert, Chart

• Tentukan tipe dan sub tipe grafik misalnya tipe Column dan sub tipe 3-D Column

• Klik Next

• Tentukan sumber data grafik. Jika sel pointer berada pada tabel data maka otomatis seluruh data tabel akan disorot ditandai dengan garis putus-putus • Klik Next


(3)

Tentukan keterangan pendukung grafik seperti titles (judul-judul tabel), axis (sumbu koordinat tabel), gridlines (garis bantu skala tabel), legends

(keterangan tambahan), data labels (nama-nama data tabel) dan data tabel. • Klik Next

• Tentukan lokasi penempatan grafik

• Klik Finish untuk menghasilkan grafik baru

5.7.2 Menata Grafik

Untuk menata grafik dapat dilakukan dengan menggunakan toolbar Chart atau dengan menggunakan kotak dialog Chart Option atau klik menu Chart lalu lakukan penataan pada bagian-bagian grafik.


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan peramalan pendapatan PDRB pada Bab-Bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Dari data yang disajikan dapat dilihat perkembangan pertumbuhan PDRB untuk sektor industri atas dasar harga konstan mengalami perlambatan sedangkan PDRB untuk sektor industri atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Maka dapat dilihat pula dari peramalan perhitungan pertumbuhan secara berkesinambungan mengalami perlambatan dan peningkatan.

2. Dari perhitungan pada bab-bab sebelumnya, angka-angka peramalan pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan informasi yang mampu menjadikan acuan perencanaan pembangunan ekonomi pada masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3. Dari perhitungan pada bab Analisis Data dapat dilihat metode pemulusan (smoothing) rata-rata bergerak ganda baik digunakan karena nilai kesalahannya tidak terlalu besar dan dari grafik juga dapat dilihat bahwa data aktual dan peramalan yang di sajikan memiliki perbedaan yang mencolok. 4. Laju pertumbuhan pendapatan PDRB yang semakin meningkat dapat

meningkatkan pertumbuhan volume ekspor pada sektor PDRB yang mana volume ekspor yang tinggi akan dapat meningkatkan devisa negara.


(5)

6.2 Saran

1. Dengan adanya ramalan PDRB Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk sektor industri atas dasar harga konstan dan sektor industri atas dasar harga berlaku diharapkan pemerintah maupun swasta meningkatkan pertumbuhan pendapatan PDRB guna meningkatkan volume ekspor khususnya sektor industri.

2. Dengan meningkatnya pertumbuhan PDRB khususnya dalam sektor industri diharapkan pula peningkatan pendapatan perkapita masyarakat, maka diharapkan taraf kemakmuran masyarakat akan meningkat pula di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

BPS.1999. Aceh Dalam Angka BPS.2002. Aceh Dalam Angka BPS.2006. Aceh Dalam Angka

Devisi Penelitian dan Penembangan. 2004. Microsoft Excel 2003. Madiun: Andi Napitupullu, Normalina dan Marganda Klirent. 2006. Microsoft Excel-Powerpoint.

Medan

Makridakis, Sypros. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi ke-2. Jilid 1. Jakarta : Erlangga