1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas akan mendapat predikat sebagai organisasi yang mengutamakan
kualitas. Persaingan saat ini bukan hanya masalah harga melainkan kualitas produk. Sebagai produsen, dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan dan mampu menterjemahkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan mereka.
Menurut Simmons 1999 ”Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang
berlaku. Peningkatan kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas”.
Kualitas yang dimaksud bukan hanya kualitas produk itu sendiri, melainkan kualitas secara menyeluruh Total Quality. Untuk itu perbaikan mutu
secara terus-menerus merupakan hal terpenting dalam membangun masa depan bisnis yang berkesinambungan. Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk
memperbaiki, mempertahankan, dan mencapai kualitas suatu produk atau jasa. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah terciptanya suatu perbaikan kualitas
yang berkesinambungan continuous improvement .
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
Terdapat delapan standar kualitas produk, yaitu :
Performance : kesesuaiaan dengan fungsi utama produk
Feature
: tersedianya fungsi tambahan pendukung
Reliability : kehandalan produk untuk digunakan pada
jangka waktu tertentu
Conformance : sesuai dengan standar yang berlaku
Durability
: berumur panjang
Serviceability : kemampuan untuk dirawat dan diperbaiki
Aesthetics
: memiliki nilai estetik keindahan
Perceived quality : memiliki persepsi yang baik di mata
konsumen nama baik Produk dikatakan baik jika memenuhi kedelapan unsur tadi.
Untuk mengetahui apakah layanan sudah memenuhi syarat harus ada alat bantu lain yang memberi tolak ukur yang jelas, seberapa jauh mutu layanan yang
diberikan dibanding mutu yang diberikan pesaing. Sejak dahulu, tuntutan untuk tampil menjadi perusahaan yang baik sudah ada namun belum ada tuntutan
bagaimana cara mencapainya agar sesuai dengan standar layanan internasional. Akibatnya, sering kali perusahaan merasa sudah memenuhi kaidah-kaidah
layanan yang baik, dengan jumlah pelanggan yang banyak, namun nyatanya mutu layanannya belum apa-apa dibanding layanan tingkat dunia, dan menjadi sangat
penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik. Untuk menjamin
adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya.
Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan, sekarang yang menjadi acuannya jelas yaitu ISO 9001:2000 yang merupakan seri-seri dari
ISO 9000 yang diakui secara global, yang merupakan standar layanan internasional.
Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional, dengan menunjukkan konsistensi mutu produk
yang dihasilkan. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini menjadi Standar Nasional Indonesia 19-9000 SNI 19-
9000, sehingga sedikit banyak memberikan dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih baik, efektif, dan produktif.
Dengan kata lain sertifikat ISO 9000 dapat digunakan sebagai ticket bisnis bagi perusahaan dalam perdagangan bebas yang penuh persaingan. Sertifikat ISO
merupakan sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan telah dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan – persyaratan yang sesuai dengan standar
ISO. Menurut Rudy 1996 ”Standar ISO 9000 tidak hanya merupakan jaminan ISO mutu produk, tetapi juga terhadap seluruh proses produksinya mulai dari
pemilihan bahan baku, sumber daya manusia, pengolahan, peralatan sampai dengan pembuangan limbah industrinya”.
Aspek finansial adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000. penerapan ISO 9000 harus menjadi
stimulus untuk perbaikan proses operasi dan sistem kerja. Perolehan sertifikat ISO
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
9000 harus diikuti efisiensi biaya operasi dan overhead cost secara signifikan karena dengan terdokumentasi setiap aktivitas organisasi, setiap proses operasi
adalah proses yang bernilai tambah sekaligus mereduksi proses tak bernilai tambah yang tidak efisien dan tidak efektif.
Perolehan dan penerapan sertifikat ISO dapat memicu perolehan pendapatan perusahaan yang lebih tinggi karena terjadinya proses imptovement
dalam sistem kerja dan sistem operasi. Menurut penelitian yang dilakukan PT. Sucofindo dan PUSTAN Pusat Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian
dan Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000, ditemukan fakta perolehan sertifikat
ISO 9000 memicu terjadinya beberapa dalam paramenter operasi antara lain, peningkatan dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih antar
unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi scraprework, peningkatan produktivitas, concern terhadap kualitas pelanggan, peningkatan penjualan, alat
promosi yang efektif, mengurangi komplain pelanggan dan peningkatan share pasar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 membawa dampak yang sangat baik bagi perusahaan
yang diantaranya peningkatan kualitas pelanggan, peningkatan penjualan, dan efisiensi biaya yang akan berdampak pada peningkatan profit yang dalam jangka
panjang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ahmar dan
Pujiati 2003 mengambil sampel 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
Bursa Efek Jakarta, 16 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1995, 12 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1996, 9 perusahaan memperoleh sertifikat
tahun 1997, dan hanya 1 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1998. penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga variabel yaitu Return on total assets,
gross profit margin, dan sales growth. Data diolah dengan menggunakan uji t- beda dua rata-rata. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan gross profit margin antara satu tahun sebelumnya dan tiga tahun sesudah sertifikasi ISO seri 9000 pada perusahaan manufaktur publik di Bursa
Efek Jakarta. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, bukti empiris perbedaan kinerja
keuangan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO masih menjadi pertanyaan yang perlu diuji karena menunjukkan bahwa diperolehnya sertidikasi
ISO seri 9000 yang berlaku selama tiga tahun ternyata tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan perusahaan berbeda meningkat. Penelitian ini mencoba
mengkaji dan menguji perbedaan kinerja keuangan satu tahun sebelum dan satu, dua, tiga tahun sesudah memperoleh sertifikat tersebut. Hal ini dilakukan dengan
dasar pemikiran bahwa tujuan diperolehnya sertifikat tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ditandai dengan peningkatan kinerja operasi
melalui pengurangan proses tindakan korektif, meningkatkan profitabilitas, dan keunggulan pemasaran yang berasal dari pengakuan internasional dengan
dimilikinya logo ISO. Menurut Puspitasari 2007:24 ”Jaminan kualitas diperlukan dalam
kompetisi perdagangan global. Perolehan sertifikasi ISO terbukti secara empiris
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
mampu menciptakan keunggulan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor”. Dengan asumsi bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta berorientasi ekspor, perolehan sertifikat ISO pada perusahaan tersebut diasumsikan merupakan perusahaan yang terjamin
kualitasnya. Adanya jaminan kualitas dengan dimilikinya logo ISO tersebut selama tiga tahun diduga mampu membedakan kinerja perusahaan dibandingkan
sebelum logo ISO dimiliki. Namun penelitian yang dilakukan oleh Inaki Heras, Gavin P M Dick,
dan Marti Casadessus 2002 dengan sampel 400 perusahaan bersertifikasi ISO dan 400 perusahaan tidak bersertifikasi ISO di Spanyol menghasilkan kesimpulan
bahwa sertifikasi ISO tidak berkorelasi positif terhadap profitabilitas perusahaan. Untuk membuktikan sekali lagi mengenai pengaruh sertifikasi ISO
terhadap profitabilitas, maka kali ini penulis akan membuat penelitian yang berjudul :
“Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001:2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”
Anthonius Y. Pardede : Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, 2009.
USU Repository © 2009
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 1.1.:
Tabel 1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Sebelumnya
Item Penelitian sekarang
Penelitian sebelumnya
Sampel Seluruh perusahaan manufaktur
yang listing di BEJ periode 2003-2007 dan telah
memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 periode 2003-2007
Seluruh perusahaan manufaktur yang listing di BEJ periode
1995-2001 dan telah memperoleh sertifikat ISO seri
9000 periode 1995-1998
Versi ISO
ISO 9001 versi tahun 2000 ISO seri 9000 versi tahun 1994
Variabel penelitian
Return On Investment Gross profit margin, terutn on
total assets, sales growth. Tujuan
Penelitian Melihat pengaruh penerapan
sertifikasi ISO terhadap profitabilitas
Membandingkan profitabilitas sebelum memperoleh ISO
dengan sesudah memperoleh ISO
B. Perumusan Masalah