Facebook Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Deskriptif Tentang Situs Facebook Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan)

(1)

FACEBOOK DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI

(Studi Deskriptif Tentang Situs Facebook Terhadap Tingkat Keterbukaan

Diri Pada Karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

Anggi Rahma Putri Lubis

(050904013)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

DAFTAR ISI Lembar Persetujuan

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel dan Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 6

I.3. Pembatasan Masalah ... 6

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 7

I.5. Kerangka Teori ... 7

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 8

I.5.2. Teknologi Komunikasi ……... 10

I.5.3. Internet dan Situs Facebook ... 11

I.5.4. Komunikasi Antarpribadi ... 13

I.5.5. Teori Self-Disclosure ………. 14

I.6. Kerangka Konsep ... 16

I.7. Model Teoritis ... 16

I.8. Variabel Operasional... 16

I.9. Definisi Operasional Variabel ... 18

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 20

II.1.1. Pengertian Komunikasi ………. 20

II.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ……… 21

II.1.3. Komunikasi Massa ……… 24 II.1.4. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa . 24


(3)

II.2. Teknologi Komunikasi ... 27

II.3. Internet ……….. ... 30

II.3.1. Sekilas mengenai internet …….. ... 30

II.3.2. Dampak yang dihasilkan oleh internet ... 32

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi ……… 34

II.4. Situs Facebook ... 35

II.5. Komunikasi Antarpribadi ... 38

II.5.1. Pengertian komunikasi antarpribadi ………. 38

II.5.2. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi ……… 40

II.5.3. Komponen komunikasi antarpribadi dan proses komunikasi antarpribadi ……… 40

II.6. Teori Self-Disclosure ………. 41

II.6.1. Dimensi Self-Disclosure ………. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

III.1.1. Sejarah berdirinya PT. Garuda Indonesia Medan... 49

III.1.2. Tinjauan Singkat PT. Garuda Indonesia Medan ... 50

III.1.3. Sistem Penjualan …………... 51

III.1.4. Struktur Organisasi Garuda Indoensia Medan ... 52

III.2. Metode Penelitian ... 54

III.3. Lokasi Penelitian ... 54

III.4. Populasi dan Sampel ... 55

III.5. Teknik Pengumpulan Data ... 56

III.6. Teknik Analisa Data ... 56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 57

IV.1.1. Tahap Awal ... 57

IV.1.2. Pengumpulan Data ... 57


(4)

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 59

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 59

IV.3.2. Situs Facebook ………... 64

IV.3.3. Tingkat Keterbukaan diri ……….. 75

IV.4. Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ...85

V.2. Saran ...86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1 Variabel Operasional... 17

Tabel 2 Jenis Kelamin ……….. ... 59

Tabel 3 Usia ………. ... 60

Tabel 4 Pekerjaan/jabatan ……… ... 60

Tabel 5 Penghasilan ………. ... 61

Tabel 6 Status perkawinan . ... 62

Tabel 7 Media penggunaan ... 62

Tabel 8 Frekuensi waktu penggunaan ... 63

Tabel 9 Penggunaan Fasilitas Info data ... 64

Tabel 10 Fasilitas info data memberikan informasi ... 65

Tabel 11 Penggunaan fasilitas status update... 65

Tabel 12 Fasilitas status update memberikan informasi …… ... 66

Tabel 13 Penggunaan fasilitas wallpost ……... 67

Tabel 14 Fasilitas wallpost memberikan informasi ……… ... 68

Tabel 15 Penggunaan fasilitas message ………... 69

Tabel 16 Fasilitas message memberikan informasi ... 69

Tabel 17 Penggunaan fasilitas foto ……….. ... 70

Tabel 18 Fasilitas foto memberikan informasi ... 71

Tabel 19 Penggunaan fasilitas foto comment ……… ... 72

Tabel 20 Fasilitas foto comment memberikan informasi ………. ... 73

Tabel 21 Penggunaan fasilitas chatting ……… ... 73

Tabel 22 Fasilitas chatting memberikan informasi …………. ... 74

Tabel 23 Menerima friend request oleh orang yang dikenal... 75

Tabel 24 Orang lain mengetahui ketika anda sedang online ... 76


(6)

Tabel 26 Anda mengetahui ketika seseorang mengirimkan comment atau

wallpost ……….. ... 77

Tabel 27 Mengganti status update setiap saat ………. ... 78

Tabel 28 Account facebook anda privat ……….. ... 79

Tabel 29 Anda mengetahui semua fasilitas pada account facebook ... 79

Tabel 30 Orang lain mengetahui semua fasilitas pada account faacebook anda ... 80

Daftar Gambar Gambar 1 Model Teoritis ... 16

Gambar 2 Johari Window ……… ... 42


(7)

ABSTRAKSI

Penelitian bertujuan untuk menggangkat tema permasalahan mengenai bagaimana situs facebook terhadap tingkat keterbukaan diri pada karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan. Seperti yang diketahui bahwa situs jejaring sosial ini sangat diminati dan cukup popular di berbagai kalangan di seluruh belahan dunia manapun, dari anak-anak hingga orangtua.

Dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan sesuai dengan penelitian yaitu : Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Internet dan situs facebook, Komunikasi Antarpribadi, Teori Self-disclosure. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Responden yang dipilih para karyawan PT. Garuda Indonesia, Jalan Mongonsidi Medan, jumlah populasi sebanyak 100 orang untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan rumus Arikunto. Dengan demikian jumlah sampel adalah 100 orang.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Kesimpulan dari hasil yang diperoleh adalah situs jejaring sosial facebook mampu meningkatkan tingkat keterbukaan diri pada diri karyawan di PT. Garuda Indonesia, Jl, Mongonsidi Medan.


(8)

ABSTRAKSI

Penelitian bertujuan untuk menggangkat tema permasalahan mengenai bagaimana situs facebook terhadap tingkat keterbukaan diri pada karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan. Seperti yang diketahui bahwa situs jejaring sosial ini sangat diminati dan cukup popular di berbagai kalangan di seluruh belahan dunia manapun, dari anak-anak hingga orangtua.

Dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan sesuai dengan penelitian yaitu : Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Internet dan situs facebook, Komunikasi Antarpribadi, Teori Self-disclosure. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Responden yang dipilih para karyawan PT. Garuda Indonesia, Jalan Mongonsidi Medan, jumlah populasi sebanyak 100 orang untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan rumus Arikunto. Dengan demikian jumlah sampel adalah 100 orang.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Kesimpulan dari hasil yang diperoleh adalah situs jejaring sosial facebook mampu meningkatkan tingkat keterbukaan diri pada diri karyawan di PT. Garuda Indonesia, Jl, Mongonsidi Medan.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya merupakan makhluk sosial yang setiap saatnya membutuhkan informasi. Informasi tersebut meliputi bagian kehidupan manusia itu sendiri baik secara pribadi, maupun secara umum di dalam keseluruhan lingkungannya. Lewat keberadaan informasi itu manusia dapat lebih berekspresi dengan mengakses, menyerap, menuangkan data untuk diapresiasikan kedalam berbagai segi aspek kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, ekonomi, teknologi hingga hiburan dan saat ini hal tersebut sedang dilalui, saat arus globalisasi menerpa zaman.

Untuk mengimbangi keberagaman informasi yang diinginkan manusia, media massa dihadirkan sebagai jalan yang menunjukkan bahwa arus globalisasi sedang berjalan dan akan siap untuk memenuhi keinginan manusia akan informasi. Manusia sebagai khalayak yang menikmati media massa juga harus bisa memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, diharuskan untuk lebih teliti untuk menerima pesan media agar tidak salah dalam menerima informasi yang disajikan media itu sendiri.

Setiap saat media massa bergerak dan berkembang dengan sangat pesatnya, berusaha menghadirkan informasi yang cepat dan akurat. Secara tidak langsung ini akan menimbulkan efek yang sangat kuat dan sulit dielakkan dalam keadaan sosial tertentu. Lain lagi halnya dengan perkembangan teknologi


(10)

komunikasi, teknologi ini kini mempunyai peran yang sangat penting dalam penemuan bidang informasi dan perpaduannya dengan komunikasi mulai dari sistem komunikasi itu sampai pada alat komunikasi yang searah maupun dua arah.

Jika dulu kita hanya mengenal teknologi komputer yang fungsinya hanya dapat mengetik dan menyimpan data saja, maka sekarang kita dapat menemukan teknologi terbaru dari teknologi komputer yakni kemunculan internet sebagai teknologi mutakhir yang luar biasa, didalamnya kita bisa melakukan aktifitas apapun secara maya melalui world wide web (www). Severin dan Tankard (2005: 443) dalam bukunya menyatakan perubahan terbesar dibidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya Televisi) adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Kehadiran internet yang telah memberi pengaruh cukup besar terhadap cara orang bersosialisasi dengan orang lainnya (cara berfikir).

Istilah internet merupakan singkatan dari interconnection Networking. Dan internet bisa diartikan sebagai sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Pertama kali jaringan internet dikembangkan pada tahun 1969 oleh

US Department of Defense dalam proyek ARPANet (Advanced Research Projects Network). Semenjak itu perkembangan internet berlangsung sangat pesat

Kini lewat internet segalanya menjadi lebih ringan, untuk mendapatkan itu semua internetpun didukung dengan kehadiran world wide web (www), yang sering disebut web yakni sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara yang tersimpan dalam sebuah Internet webserver dipresentasikan dalam bentuk hypertext.


(11)

Pada masa awal kehadiran internet, Usenet atau newsgroup mungkin tergolong paling populer sebagai ruang untuk bersosialisasi (bergaul) dan memperluas jaringan persahabatan. Tetapi kemudian chat room melewati popularitas newsgroup. Orang lebih suka bergaul di chat room di server IRC maupun di chat room berbasiskan web.

Cara ngobrol seperti di chat room kemudian memancing munculnya

software Internet Messenger, yang memungkinkan ngobrol secara real time dan

pribadi – tanpa diganggu orang ketiga. Kemudian muncul pula Internet Messenger yang dilengkapi dengan fasilitas conference, sehingga kita bisa ngobrol dengan beberapa orang pilihan sekaligus pada ruang yang sama.

Salah satu masalah dalam bergaul di internet adalah komunikasi tidak langsung. Kita tidak tahu secara persis seperti apa karakter dari kenalan baru kita. Kita juga tidak tahu wajahnya. Kita tidak bisa yakin apakah kenalan baru kita itu laki-laki atau perempuan. Bahkan, apakah kenalan baru kita itu benar-benar ada atau tidak.

Kita bisa yakin bahwa kenalan kita itu benar-benar ada dan punya identitas, kalau ada orang lain yang bisa membuktikannya. Orang lain itu, tak lain adalah teman kita sendiri. Kita tidak pernah ragu berkenalan dengan orang yang dikenal oleh teman kita sendiri.

Hal inilah yang membuat facebook cepat sekali populer sebagai software ‘jaringan sosial’ (social networking). Lewat facebook, kita jadi tidak ragu lagi berkenalan dengan orang-orang baru. Jaringan persahabatan di facebook – secara langsung maupun tidak – didasarkan pada rekomendasi orang lain atau teman yang kita kenal sebelumnya. Di facebook, kita bergaul dengan temannya teman


(12)

dari teman kita. Bukan cuma berkenalan dengan orang-orang baru, lewat facebook kita akan lebih mudah menemukan teman-teman lama kita.

Facebook kini menjadi salah satu kosakata penting dalam pergaulan sosial di tingkat global. Kalangan profesional, pengusaha, politisi, selebriti, mahasiswa, siswa sekolah dan ibu rumah tangga di banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia, kini memiliki jaringan sosial facebook.

Facebook merupakan perpaduan luar biasa antara e-mail, personal web serta ‘jaringan sosial’. Pesona baru dunia maya inilah yang menyihir sebagian besar pengguna awal facebook terhenyak di depan komputer, menghabiskan banyak waktu di dunia maya tersebut.

Sampai akhir Agustus 2008, pengguna facebook di seluruh dunia tercatat 100 juta. Catatan com Score menunjukkan, pengunjung facebook pada Juni 2008 mencapai 132,1 juta, lebih tinggi dibandingkan pengunjung jaringan sosial lainnya, MySpace, yang tercatat 117,6 juta. Selain menjadi sarana pergaulan dunia maya, facebook juga dimanfaatkan sebagai wahana berbagi informasi tentang beragam kegiatan dan alat promosi produk. Anggota facebook tak sekadar mencari sahabat, tetapi juga dapat menulis catatan dan meng-upload foto-foto, yang dapat dibaca dan dilihat para sahabat.

Di facebook, siapa saja dapat menciptakan grup apa saja dan mengajak anggota facebook menjadi bagian dari grup tersebut. Kalangan profesional yang bergerak dalam bidang public relations (PR) acap kali memanfaatkan facebook sebagai sarana informasi yang efektif. Informasi acara dan kegiatan, baik nonkomersial maupun yang komersial, dapat ditemukan di sini.


(13)

Pada September 2006 sampai September 2007, peringkat facebook naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi di dunia. Pada Agustus 2008, posisi facebook di peringkat ke-5. Di Amerika Serikat, facebook menjadi situs nomor satu untuk foto, dengan 14 juta foto yang di-upload setiap hari (data sampai Juli 2008). Ini berarti facebook mengungguli situs foto terkemuka milik Yahoo, yaitu flickr. Facebook mengizinkan pengguna mengirim foto tanpa batas. Dibandingkan dengan situs foto flickr dan photobucket, layanan facebook ini sangat memikat. Kelebihan lainnya, pengguna facebook dapat memberi label nama (tag) pada foto yang di-upload. Pengguna facebook juga dapat berkomunikasi chatting dengan sesama teman yang sedang on-line.

Dengan berbagai macam fitur yang ada pada situs jejaring sosial ini, maka para penggunanya pun bisa saling tahu apa yang terjadi dengan temannya, begitu pula sebaliknya. Tingkat keterbukaan diri cukup besar diantara para penggunanya. Hal inilah yang tampak pada karyawan PT.Garuda Indonesia Medan, dimana hampir setiap karyawan memiliki account facebook dan selalu aktif untuk

meng-update statusnya. Oleh sebab itu, pemilihan lokasi penelitian dilakukan di kantor

PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan dikarenakan tingginya tingkat penggunaan facebook di kalangan karyawan PT.Garuda Indonesia. Terlebih para karyawan ini adalah para golongan pekerja yang memiliki kesibukan yang cukup tinggi, namun masih bisa menyempatkan diri untuk mengakses situs pertemanan ini.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah fenomena situs facebook terhadap tingkat keterbukaan diri di kalangan karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan.


(14)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “ Bagaimanakah fenomena situs facebook terhadap tingkat keterbukaan diri pada karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan?”.

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, berikut ini peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas, sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Penelitian ini bersifat Deskriptif, yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Fenomena situs Facebook dibatasi hanya terhadap tingkat keterbukaan diri.

3. Objek Penelitian adalah para karyawan/i PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan.


(15)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui fitur apa saja yang disediakan situs jejaring sosial Facebook.

2. Untuk mengetahui fitur apa saja di situs facebook yang diakses oleh para karyawan/i PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan yang menyangkut pada tingkat keterbukaan diri.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat efek antara situs jejaring sosial Facebook terhadap tingkat keterbukaan diri.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

mahasiswa terhadap perkembangan teknologi komunikasi dan juga komunikasi antarpribadi.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, baik pengusaha internet maupun pengguna internet.

I.5 Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala


(16)

dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 1993: 6).

Teori merupakan generalisasi yang menjelaskan pola-pola tetap, seperti perilaku komunikasi. Teori juga merupakan sebagai perangkat pernyataan yang menjelaskan suatu hubungan antara dua atau lebih fenomena komunikasi (Bulaeng, 2004: 29).

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Internet dan situs facebook, Komunikasi Antarpribadi, Teori Self-disclosure.

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi,

yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suau pikiran, suatu makan, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41)

Menurut Carl I Hovland dalam karyanya yang berjudul Social

Communication memunculkan istilah science of communication yang

didefenisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas penstransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13)


(17)

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh sesorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat, atatu perilaku baik langsung maupun tak langsung melalui media.

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur, yaitu: - Komunikator

- Pesan - Media - Komunikan

- Efek (Effendy, 2005:10)

Dalam buku Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku dan Film. (Nurudin, 2004: 2)

Menurut Wright (1959), dalam Severin dan Tankard (2007:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:


(18)

1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mugkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

1.5.2 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi (Lubis, 1997:42). Rogers, 1986 dalam Lubis (1997:42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1990:6).


(19)

Bell, 1979 dalam Nasution (1990:11), menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, yaitu:

1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing. Pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko empat berbelanja.

2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya menelusuri informasi yang diperlukan serta memperoleh kopi cetakannya dalam sekejap mata.

3. Sistem teleks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk dan sebagainya lewat layar televisi di rumah masing-masing.

4. Sistem faksimili yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik.

5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi mendiskusikan informasi melalui komputer.

1.5.3 Internet dan situs Facebook

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005: 10). Selain itu, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia.


(20)

Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sumber daya perangkat keras, alasan penggunaannya beraneka ragam, mulai sekedar untuk berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting. (Ardianto, 2004:141)

Pada awalnya ada empat aplikasi utama pada internet yaitu e-mail, news,

remote, login, dan file transfer. Salah satu aplikasi baru yang muncul yaitu world wide web (www) yang merupakan arsitektur kerja dalam mengakses

dokumen-dokumen yang tersebar pada ribuan mesin di internet. Web mulai dimuncul pada tahun 1989 oleh CERN, Pusat Penelitian Nuklir Eropa. www diusulkan oleh Tim Berners-Lee pada bulan Maret 1989 dan 18 bulan kemudian berhasil di buat protipe pertama berbasis teks. Pengembangan terus dilakukan sampai interface grafis didapat pada bulan Februari 1993 (Tharom, Dinata dan Xerandy, 2006:61).

Komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik (dunia maya) daripada dunia nyata disebut dengan komunitas maya. Severin dan Tankard (2005: 447), menjelaskan bahwa komunitas maya saling berkomunikasi dengan menggunakan ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik. Dunia maya memungkinkan semua orang yang tinggal di berbagai penjuru dunia yang memiliki ketertarikan yang sama, dapat berkumpul untuk membicarakannya.

Pada perkembangan selanjutnya, hadirnya situs-situs komunitas dapat dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi dan bersosialisasi. Salah satunya adalah situs facebook.

Masa keemasan facebook dimulai setelah pada 26 September 2006, jaringan sosial ini dibuka untuk siapa saja yang memiliki e-mail yang valid.


(21)

Sampai September 2008, facebook tersedia pada lebih dari 20 bahasa. Yang menarik, facebook dilirik banyak perusahaan besar, seperti News Corp, Yahoo dan Google, tetapi Zuckerberg menyatakan, facebook tetap independen dan dia tidak menjual perusahaan yang mengandalkan iklan banner.

Cara menggunakan facebook sangat mudah. Tinggal masuk ke situsnya yang beralamat di http://www.facebook.com, kemudian mendaftar dengan cara mengisi kolom-kolom informasi yang tersedia. Situs facebook juga dilengkapi dengan menu pencarian lebih user friendly, berdasarkan kota, tempat kerja, sekolah dan wilayah. Seperti di situs jaringan sosial yang lain, pada facebook terdapat feature add friends, send message dan update profile.

1.5.4 Komunikasi Antarpribadi

Dikutip oleh Liliweri (1991 : 12), Devito menjelaskan komunikasi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan telah diterima oleh orang lain atau sekelompok orang lain dengan efek dan efek umpan balik yang berlangsung. Untuk memperjelas pengertian komunikasi antarpribadi Devito memberikan beberapa ciri komunikasi antar pribadi :

1. Keterbukaan

Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahwa permasalahan secara bebas (tidak ditutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu, kedua-duanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

2. Empati


(22)

3. Dukungan

Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membnatu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang didambakan.

4. Rasa Positif

Setiap pembicaraan yang disampaikan dapat tanggapan yang positif, rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk tidak curiga atau berprasangka yang menggangu jalinan interaksi.

5. Kesamaan

Suatu komunikasi lebih akrab dan jalinan pribadi pun lebih kuat apabila memiliki kesamaan tertentu seperti kesamaan pandangan, sikap, usia, ideologi dan sebagainya.

1.5.5 Teori Self-disclosure

Menurut Devito (1997:231-232), teori self disclosure atau pembukaan diri merupakan proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna memahami suatu tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.


(23)

Beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi adalah sebgai berikut :

1. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang

2. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, maka orang tersebut akan menyukai diri kita, sehingga ia akan semakin membuka diri kepada kita.

3. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat sebagai berikut : kompeten, terbuka, ekstrover, fleksibel, adaptif dan inteligen.

4. Membuka diri pada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.

5. membuka diri berarti berarti bersikap realistis, maka di dalam pembukaan diri kita haruslah jujur, tulus, dan autentik.

Teori Self Disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dan teori komunikasi mengenai hubungan merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan seterusnya. Josep Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan pada modal interaksi model interaksi manusia yang di sebut Johari Window. Ada 4 ruang yakni terbuka, buta, tersembunyi, dan tidak dikenal.


(24)

I.6 Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. (Nawawi, 2001:40).

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel situs facebook

2. Variabel tingkat keterbukaan diri

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1 Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Situs Facebook

Variabel Terikat (Y) Tingkat keterbukaan


(25)

Tabel 1. Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Situs Facebook

1. Info data profil

2. Status Update 3. Wallpost 4. Message

5. Foto

6. Foto comment 7. Chatting

Variabel Terikat (Y) Tingkat keterbukaan diri

1. Terbuka 2. Buta

3. Tersembunyi 4. Tidak dikenal

Karakteristik responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pekerjaan/jabatan 4. Penghasilan 5. Status Perkawinan 6. Media Penggunaan

7. Frekuensi waktu penggunaan

I.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi


(26)

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X), situs Facebook terdiri atas :

a. Info data profil, yaitu berupa data pribadi pemilik account facebook dan juga aktifitas yang digelutinya.

b. Status Update, yaitu status yang tertera pada tampilan profil.

c. Wallpost, yaitu berupa pesan singkat ataupun komentar yang tertulis

pada halaman profil.

d. Message, yaitu berupa pesan yang dikirim yang terdapat pada inbox.

e. Foto, yaitu gambar yang di upload oleh pemilik account facebook ataupun teman yang bersangkutan.

f. Foto Comment, yaitu pemberian komentar terhadap foto yang diupload.

g. Chatting, yaitu fitur untuk saling mengobrol secara online dengan

teman yang sedang aktif.

2. Variabel Terikat (Y), tingkat keterbukaan diri terdiri atas : a. Terbuka, yaitu kondisi hubungan yang saling mengetahui.

b. Buta, yaitu kondisi hubungan yang diketahui orang lain tapi tidak dengan diri sendiri.

c. Tersembunyi, yaitu hubungan yang diketahui diri sendiri, tapi tidak dengan orang lain.


(27)

3. Karakteristik Responden, terdiri atas :

a. Jenis Kelamin responden yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan sampel.

b. Penghasilan responden yaitu faktor ekonomi yang ada pada pengguna internet berupa jumlah uang yang didapat dari mata pencahariannya. c. Usia, yaitu tingkatan umur responden.

d. Status perkawinan, yaitu penggolongan terhadap responden yang sudah menikah atau belum menikah.

e. Media Penggunaan, yaitu alat yang digunakan untuk mengakses fasilitas internet facebook.

f. Frekuensi waktu penggunaan, yaitu tingkat pengaksesan situs facebook oleh responden.


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Liliweri (1991 : 1), menjelaskan bahwa di dalam kehidupan setiap hari semua orang selalu berbicara tentang komunikasi atau paling tidak menggunakan kata komunikasi. Namun demikian tidak banyak yang benar-benar mengerti makna kata-kata komunikasi yang selalu dibicarakan atau bahkan pernah dilaksanakan.

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4).

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004 : 5).

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of


(29)

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

- Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

II.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 8).

Widjaja (2000 : 64), menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:


(30)

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam mesyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong

perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, meyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan


(31)

dengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetiknya.

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan individu.

8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan sosial (social change) (Effendy, 2005: 8)

Menurut Widjaja (2000: 109), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan, yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber yaitu : 1) Memberikan informasi 2) Mendidik 3) Menyenangkan /menghibur 4) Mengajukan suatu tindakan/persuasi. Sedangkan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima yaitu : 1) Memahami Informasi 2) Mempelajari 3) Menikmati 4) Menerima atau menolak anjuran.


(32)

II.1.3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Komunikasi massa juga diartikan sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2003: 79).

Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :

a) Komunikator b) Media massa

c) Informasi (pesan) massa d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik), dan f) Umpan balik

II.1.4. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Dari pengertian-pengertian yang ada maka dapat diketahui karakteristiknya yaitu :

1. Komunikator terlembaga 2. Pesan bersifat umum


(33)

3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa minimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi bersifat satu arah

7. Stimulasi alat indra “terbatas” 8. Umpan balik tertunda (delayed)

Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent

function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap

fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas:


(34)

A. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

B. Fungsi Sosial Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepad masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

C. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

D. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa.

F. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.


(35)

Adapun efek komunikasi massa oleh Keith R Stamm dan John E Bowes, 1990 dalam Nurudin (2004 : 192) membagi kedua bagian dasar. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).

II.2 Teknologi Komunikasi

Saat ini penemuan teknologi komunikasi telah memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Misalnya dalam melakukan informasi transaksi maupun transportasi. Perkembangan teknologi ini juga meningkatkan standard hidup manusia.

“Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “kebersamaan dalam makna” (commoness in meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat (Lubis, 1997 : 42).

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006 : 111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa


(36)

perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak.

Sementara itu Haag dkk, 2000 dalam Bungin (2006 : 113) membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok yaitu :

a. Teknologi masukan (input technology) b. Teknologi keluaran (output technology)

c. Teknologi perangkat lunak (software technology) d. Teknologi penyimpanan (stroge technology)

e. Teknologi telekomunikasi (telecomunication technology)

Menurut Ploman, 1981 dalam Nasution (1990 : 11), kemajuan teknologi komunikasi tersebut ditandai oleh tiga karakteristik berikut ini:

1. Tersedianya keluwesan dan kesempatan memilih diantara berbagai metode dan alat untuk melayani kebutuhan manusia dalam komunikasi. Bila pada masa lalu hanya ada alat peralatan “berat”, yang profesional, dan mahal, maka kini tersedia bermacam sarana yang lebih “ringan”, metode yang hanya memerlukan ketrampilan minimal, serta murah. Dengan kata lain, kini kita bisa memilih sendiri tingkat teknologi yang kita perlukan.

2. Kemungkinan mengkombinasikan teknologi, metode, dan sistem-sistem yang berbeda dan terpisah selama ini. Berbagai bentuk baru transfer komunikasi dan informasi telah dimungkinkan dengan pengkombinasian tersebut.

3. Kecenderungan ke arah desentralisasi, individualisasi dalam konsep dan pola pemakaian teknologi komunikasi.


(37)

Berdasarkan karakteristik serta bentuk-bentuk wujud fisik teknologi komunikasi tersebut, dapat diperkirakan betapa luasnya potensi teknologi komunikasi sehingga penerapannya pun akan meliputi berbagai bidang kehidupan manusia.

Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape recorder, video casette, televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer dengan komputer pribadi di rumah, internet dan World Wide Web, serta CD-ROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak dramatis yaitu memberikan pengguna kontrol yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterima (Severin dan Tankard, 2007: 305).

Dalam laporan US Departemant Of Commerce, “The Emerging Digital Economy” yang diterbitkan pada bulan Mei 1998, menyebutkan bahwa internet tumbuh dengan sangat cepat, mencapai 50 juta user, hanya dalam waktu 4 tahun sejak diperkenalkan kepada publik. Pertumbuhan ini sangat cepat dibandingkan dengan teknologi lain seperti pesawat TV, PC (Personal Computer) dan Radio (Febrian, 2005 : 40).

Lahirnya era komunikasi interaktif diatandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi sau dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006: 113).


(38)

II.3 Internet

Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007 : 443).

Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006 : 113). Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan untuk didapatkan melalui teknologi ini (Febrian, 2005 : 1).

II.3.1. Sekilas Mengenai Internet

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti Jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan dengan bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005 : 10). Selain itu, internet juga merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang secara aktif berpartisipasi sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga (Febrian, 2005 : 22).

Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal (komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya


(39)

dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer pertama di koneksikan ke ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan ke empat site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI), UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi tersebut Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005 : 21).

Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1994. dimana sebelumnya pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5 Universitas yang disebut dengan UNInet. Dan pada Juni 2004 jaringan Iptek nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia (Febrian, 2005 : 22).

Menurut Febrian (2005 : 22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial, yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang umum dipakai.


(40)

II.3.2. Dampak Yang Dihasilkan Oleh Internet

Perkembangan internet yang begitu memukau dan begitu cepat dengan varian-varian programnya menjadikan bumi ini berada dalam cengkeraman teknologi (Bungin, 2006: 135).

Secara umum fungsi internet adalah menyediakan suatu sarana yang memiliki standarisasi dan mendefinisikan prosedur jaringan sehingga informasi dapat saling dipertukarkan. Adapun dampak internet yaitu :

a. Dampak Negatif

• Karena internet telah memasuki segala sektor kehidupan manusia maka muncul banyak resiko terlebih bagi kaum muda yang masih labil. Sebab dalam internet banyak hal-hal yang dapat merusak moral misalnya, situs porno dan maraknya kejahatan dalam dunia maya (cybercrime).

• Mengalirnya arus ideologi baik itu ideologi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang akan membawa pada hal-hal yang dapat melemahnya ketahanan nasional.

• Pola hidup yang semakin individualistis. Orang kini merasa gengsi jika tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Karena penjelajahan lewat internet sangat mengasyikkan sehingga membuat orang lalai dari kehidupan sosial. Orang lebih suka bermain game atau melakukan chat yang menghabiskan begitu banyak pulsa telepon hanya sekedar mencari kesenangan.

Konsumerisme yang makin tinggi. Banyak orang kini melakukan online

shopping lewat internet. Semakin sering akses ke internet dan mengunjungi


(41)

tergoda dan terpikat untuk membeli. Dengan adanya kartu kredit semuanya semakin mudah saja dan inilah kombinasi yang ampuh untuk menghamburkan uang.

b. Dampak Positif

• Mengalirnya informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baik ilmu sosial, eksakta kedokteran, filsafat, teknik, dan sebagainya. Semua ini dapat menambah dan meningkatkan sumber daya manusia karena motto yang terkenal pada dua dasawarsa terakhir adalah "Siapa yang menguasai informasi dialah yang kuat”.

• Kini adalah era globalisasi dan informasi. Dunia seperti sebuah kota. Kejadian di luar negeri bisa disaksikan di tanah air. Internet membuat semua makin mudah, cepat, tepat, dan tanpa batas. Dalam sekejap informasi dapat tersebar luas.

• Internet dapat menyadarkan umat manusia bahwasanya kita saling membutuhkan. Tak seorangpun di dunia ini dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain meski bantuan itu tidak disadarinya. Dengan internet orang bisa saling berkenalan, tukar pikiran, membagi pengalaman, dan sebagainya.

Internet telah menyadarkan umat manusia bahwa seseorang, kebangsaan, tempat tinggal (negara), bahasa, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi dalam satu wadah dengan memakai protokol dan standar yang sama. Hal ini dapat menjadikan tolak ukur kepada kita semua bahwasanya manusia memiliki struktur kimiawi yang sama. Jika kita dapat menyadari semua ini, maka perbedaan di antara kita dapat dipecahkan bersama-sama pula tanpa memandang perbedaan yang ada


(42)

(http://www.mybloglog.com/buzz/community/berlizone).

II.3.3. Internet Sebagai Media Komunikasi

Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan “mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhan-kebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi sosial dan teknologi (Severin dan Tankard, 2007: 459).

Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan Internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar pribadi. Kedua pandapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena, kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat Internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektornik ke seorang teman,misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah, 2004: 106).

Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan


(43)

sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk publik sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional (braodcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007).

Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities). Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007: 447).

II.4 Situs Facebook

Turkle, 1995 dalam Severin dan Tankard (2005: 446), menyebutkan istilah komprehensif untuk World Wide Web, internet, milis elektronik, kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang ngobrol (chatting), permainan interaktif

multi-player dan bahkan e-mail adalah dunia maya.

Komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik (dunia maya) daripada dunia nyata disebut dengan komunitas maya. Severin dan Tankard (2005: 447), menjelaskan bahwa komunitas maya saling berkomunikasi dengan menggunakan ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik. Dunia maya memungkinkan semua orang yang tinggal di berbagai penjuru dunia yang memiliki ketertarikan yang sama, dapat berkumpul untuk membicarakannya.

Pada perkembangan selanjutnya, hadirnya situs-situs komunitas dapat dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi dan bersosialisasi. Salah


(44)

satunya adalah situs facebook. Situs facebook adalah layanan jaringan pertemanan yang menggunakan media internet sebagai sarana komunikasi.

Situs facebook diciptakan oleh Mark Zuckerberg ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. Saat itu facebook dibuat terbatas untuk mahasiswa Harvard. Maret 2004, facebook diperluas ke Stanford, Columbia dan Yale. Kemudian diperluas ke semua sekolah dan universitas yang masuk dalam Ivy League dan universitas-universitas di Kanada dan Amerika Serikat.

Juni 2004, facebook memindahkan markasnya ke Palo Alto, California, AS dan kini memiliki 500 karyawan. Setelah menciptakan versi SMA pada September 2005, Zuckerberg memperluas jaringan facebook ke para pegawai sejumlah perusahaan, seperti Apple Inc dan Microsoft.

Masa keemasan facebook dimulai setelah pada 26 September 2006, jaringan sosial ini dibuka untuk siapa saja yang memiliki e-mail yang valid. Sampai September 2008, facebook tersedia pada lebih dari 20 bahasa. Yang menarik, facebook dilirik banyak perusahaan besar, seperti News Corp, Yahoo dan Google, tetapi Zuckerberg menyatakan, facebook tetap independen dan dia tidak menjual perusahaan yang mengandalkan iklan banner.

Cara menggunakan facebook sangat mudah. Tinggal masuk ke situsnya yang beralamat di http://www.facebook.com, kemudian mendaftar dengan cara mengisi kolom-kolom informasi yang tersedia. Situs facebook juga dilengkapi dengan menu pencarian lebih user friendly, berdasarkan kota, tempat kerja, sekolah dan wilayah. Seperti di situs jaringan sosial yang lain, pada facebook terdapat feature add friends, send message dan update profile.


(45)

Berikut adalah kelebihan situs facebook dibanding dengan situs pertemanan lainnya:

1. Layanan Jaringan / Network yang bisa di sorting sesuai dengan posisi kita. Dari start awal pembuatan account disesuaikan berdasarkan negara. Sehingga lebih mempermudah menemukan teman.

2. Layanan Group di facebook lebih fokus. Dimana membentuk suatu komunitas online seperti testimonial wall to wall, foto, forum diskusi dan lain - lain.

3. Photo Album berdasarkan kategori dan sungguh di luar dugaan jumlah quota kapasitas unlimited alias tidak dibatasi.

4. Layanan Selling, layaknya kita sebagai penjual menawarkan barang ataupun jasa ke user lainnya.

5. Layanan Event, di sini kita bisa mengisi kegiatan sehingga user yang lain jadi tahu. Contohnya ada reuni, party atau launching suatu produk.

6. Layanan Status Update. Bisa diisi kapan saja dan posisi menunya lebih gampang.

7. Layanan Mobile Access adalah layanan untuk mobile dengan feature mengirim SMS.

8. Layanan Mobile Browsing dapat diakses melalui handphone dan disesuaikan dengan kondisi handphone sehingga lebih cepat diakses.


(46)

9. Layanan Develop your Facebook widget, layanan yang istimewa. Seabrek aplikasi yang bisa kita bangun dan dapat kita pasang menggunakan API dari Facebook Platform. Semacam Game, Feed

Reader dan aplikasi lainnya.

10. Dapat chat dengan teman yang sedang online.

11. Dapat mengirimkan gift ke teman dengan berbagai macam jenis.

II.5 Komunikasi Antarpribadi

II.5.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Pada dasarnya, komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh Devito (1997:97), bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Selanjutnya Devito (1997: 169-170) menjabarkan komunikasi antarpribadi menjadi tiga pendekatan secara umum, yaitu :

a. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan balik yang langsung.

b. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua orang yang memang telah ada hubungan di antara keduanya.

c. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion (or development) from interpersonal communication at one extreme to personal


(47)

communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi

merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi pribadi pada sisi yang lain”.

Dalam bukunya “Komunikasi Antarpribadi” (1991:12), Alo Liliweri mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi anatarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sesorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikank etika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Menurut Evert M. Rogers, dalam Komunikasti antarpribadi (Liliweri 1991:46) ada beberapa cirri komunikasi yang menggunakan saluran antarpribadi, yaitu :

1) Arus pesan yang cenderung dua arah 2) Konteks komunikasinya tatap muka 3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4) Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selectivitas exposure’) yang tinggi

5) Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat 6) Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap


(48)

II.5.2 Sifat-Sifat Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu dari mereka yang belum mengenal karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang liku-liku hidup pihak lain, pikiran, dan pengetahuannya, perasaanya, maupun menanggapi tingkah lakunya. Sehingga jika hendak menciptakan komunikasi anatarpribadi yang lebih bermutu maka didahului dengan keakraban, dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan anatara dua orang dapat digolongkan ke dalam komunikasi antarpribadi.

Ada tujuh sifat yang menunjukan bahwa sesuatu komunikasi antara dua orang merupakan sikap komunikasi anatarpribadi dan bukanya komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat Effendy (2003:.46) Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu sendiri adalah : (1) melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal; (2) melibatkan pernyataan ataupun ungkapan yang spontan, scripted, dan contrived; (3) tidak statis, namun dinamis; (4) melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi (pernyataan satu dan harus berkaitan dengan sebelumnya); (5) dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik. (6) komunikasi antarpribadi merupakan satu kegiatan dan tindakan; (7) melibatkan didalamnya bidang persuasif (Liliweri, 1991:31).

II.5.3 Komponen Komunikasi Antarpribadi dan Proses Komunikasi Antarpribadi

Menurut Effendy (2003:7), yang mencoba mengutip paradigma Laswell. Ada lima komponen penting yang menyebabkan suatu komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:


(49)

Who : komunikator : pihak penyampaian pesan

Says what : pesan : pernyataan yang didukung oleh

lambang-lambang

In which channel : media : sarana atau saluran penyampaian pesan

To whom : komunikan : pihak penerima pesan

With what effect : efek : dampak yang timbul sebagai pengaruh dari

pesan

Apabila digambarkan secara sederhana kelima komponen yang telah diuraikan di atas melalui proses sebagai berikut : Komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi dapat berganti peran, artinya suatu ketika komunikator dapat berganti peran, demikian juga sebaliknya dengan komunikasi (Effendy, 2003:12).

II.6 Self-disclosure

Proses mengungkapakan informasi pribadi kita kepada orang lain atau sebaliknya disebut dengan self disclouser. Salah satu tipe komunikasii dimana informasi mengenai diri (self) yang biasanya disembunyikan diri orang lain, kini dikomunikasikan kepada orang lain (Rakhmat, 2004:108).

Josep Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan pada modal interaksi model interaksi manusia yang di sebut Johari Window.


(50)

Gambar 2. Johari Window

Dd

Menurut Luft, orang memiliki atribut yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri (1), hanya diketahui orang lain (2), diketahui oleh dirinya sendiri dan orang lain (3), dan tidak diketahui oleh siapapun (4). Kuadaran 1 (satu) Ga

Gambar yang disebut Jendela Johari tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seorang denga yang lainnya terdapat empat kemungkinan sebagai mana terwakili melalui suasana di keempat bidang (Jendela). Bidang 1, melukiskan suatu kondisi di mana antara seorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Bidang 2 melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Bidang 3, disebut bidang tersembunyi yakni permasalahan hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain. Bidang 4, bidang tidak dikenal, dimana kedua pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan diantara mereka.

Keadaaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antarpribadi ialah bidang 1, dimana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan

Diketahui oleh diri sendiri Tidak diketahui oleh diri sendiri

Diketahui oleh orang lain

Tidak diketahui oleh orang lain

1 2

Terbuka Buta

3 4


(51)

antarpribadi tidak seideal yang diharapkan itu, ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap orang mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya.

Menurut De Vito (De vito, 1997:30), ada beberapa keuntungan dari self

disclouser :

1. Memahami diri sendiri

2. Meningkatkan kemampuan untuk menghadapi rasa bersalah

3. Energy release

4. Meningkatkan efisiensi dan berkomunikasi 5. Membina hubungan yang bermakna

6. Kesehatan fisiologis.

II. 6.1 Dimensi Self disclosure

Self disclosure memiliki berbagai dimensi menurut Joseph A. Devito

(1997:40) menyebutkan ada 5 dimensi self disclosure, yaitu (1) ukuran

self-disclosure, (2) valensi self-self-disclosure, (3) kecermatan dan kejujuran, (4) maksud

dan tujuan, dan (5) keakraban. Ini berbeda dengan dimensi yang dikemukakan dalam Fisher (1986 : 261) yang menyebutkan dua sifat pengungkapan yang umum dalam self-disclosure adalah memperhatikan jumlah (seberapa banyak informasi tentang diri yang diungkapkan) dan valensi (informasi yang diungkapkan bersifat positif atau negatif). Apabila diperbandingkan, fokus yang dikemukakan Fisher hanya pada jumlah atau dalam istilah Devito “ukuran” dan valensi saja.


(52)

Kini kita mencoba untuk mendalami kelima dimensi tersebut dengan memadukan apa yang diungkapkan Devito dan Fisher, dengan melihat contohnya dalam hidup keseharian kita.

1. Ukuran/jumlah self-disclosure

Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak jumlah informasi diri kita yang diungkapkan. Jumlah tersebut bisa dilihat berdasarkan frekuensi kita menyampaikan pesan-pesan self-disclosure atau bisa juga dengan menggunakan ukuran waktu, yakni berapa lama kita menyampaikan pesan-pesan yang mengandung self-disclosure pada keseluruhan kegiatan komunikasi kita dengan lawan komunikasi kita. Misalnya, dalam percakapan antara anak dan orang tuanya, tentu tidak sepanjang percakapan di antara keduanya. Taruhlah berlangsung selama 30 menit itu bersifat self-disclosure. Mungkin hanya 10 menit saja dari waktu itu yang percakapannya menunjukkan self-disclosure, seperti saat anak menyatakan kekhawatirannya nilai rapornya jelek untuk semester ini atau tatkala si anak menyatakan tengah jatuh hati pada seseorang.

2. Valensi Self-disclosure

Hal ini berkaitan dengan kualitas self-disclosure kita: positif atau negatif. Saat kita menyampaikan siapa diri kita secara menyenangkan, penuh humor, dan menarik seperti yang dilakukan seorang tua yang berkepala botak yang menyatakan, “Inilah model rambut yang paling cocok untuk orang seusia saya.” Ini merupakan self-disclosure yang positif. Sebaliknya, apabila orang tersebut mengungkapkan dirinya dengan menyatakan, “Sudah berobat ke sana ke mari dan mencoba berbagai metode mencegah kebotakan yang ternyata bohong semua, inilah hasilnya. Ini berarti self-disclosure negatif. Dampak dari self-disclosure


(53)

yang berbeda itu tentu saja akan berbeda pula, baik pada orang yang mengungkapkan dirinya maupun pada lawan komunikasinya.

3. Kecermatan dan Kejujuran

Kecermatan dalam self-disclosure yang kita lakukan akan sangat ditentukan oleh kemampuan kita mengetahui atau mengenal diri kita sendiri. Apabila kita mengenal dengan baik diri kita maka kita akan mampu melakukan

self-disclosure dengan cermat. Bagaimana kita akan bisa menyatakan bahwa kita

ini termasuk orang yang bodoh apabila kita sendiri tidak mengetahui sejauh mana kebodohan kita itu dan tidak bisa juga merumuskan apa yang disebut pandai itu. Di samping itu, kejujuran merupakan hal yang penting yang akan mempengaruhi

self-disclosure kita. Oleh karena kita mengemukakan apa yang kita ketahui maka

kita memiliki pilihan, seperti menyatakan secara jujur, dengan dibungkus kebohongan, melebih-lebihkan atau cukup rinci bagian-bagian yang kita anggap perlu. Untuk hal-hal yang bersifat pribadi, banyak orang memilih untuk berbohong atau melebih-lebihkan. Namun, self-disclosure yang kita lakukan akan bergantung pada kejujuran kita. Misalnya, kita bisa melihat perilaku orang yang hendak meminjam uang. Biasanya orang yang hendak berhutang mengungkapkan permasalahan pribadinya seperti tak memiliki uang untuk belanja besok hari, anaknya sakit atau biaya sekolah anaknya. Sering pula kemudian self-disclosure dalam wujud penderitaan itu dilebih-lebihkan untuk memancing iba orang yang akan dipinjami.


(54)

4. Maksud dan Tujuan

Dalam melakukan self-disclosure, salah satu hal yang kita pertimbangkan adalah maksud atau tujuannya. Tidak mungkin orang tiba-tiba menyatakan dirinya apabila tidak memiliki maksud dan tujuan tertentu. Contohnya pada saat untuk mengurangi rasa bersalah atau untuk mengungkapkan perasaan. Inilah yang populer disebut sebagai curhat itu. Kita mengungkapkan diri kita dengan tujuan tertentu. Oleh karena menyadari adanya maksud dan tujuan self-disclosure itu maka kita pun melakukan kontrol atas self-disclosure yang kita lakukan. Orang yang melebih-lebihkan atau berbohong dalam melakukan self-disclosure pada satu sisi bisa dipandang sebagai salah satu bentuk kontrol supaya self-disclosure-nya mencapai maksud atau tujuan yang diinginkannya.

5. Keakraban

Seperti yang dikemukakan Fisher (1986 :261-262), keakraban merupakan salah satu hal yang serta kaitannya dengan komunikasi self-disclosure. Apa yang diungkapkan itu bisa saja hal-hal yang sifatnya pribadi atau intim misalnya mengenai perasaan kita, tetapi bisa juga mengenai hal-hal yang sifatnya umum, seperti pandangan kita terhadap situasi politik mutakhir di tanah air atau bisa saja antara hal yang intim/pribadi dan hal yang impersonal publik. Berkenaan dengan dimensi self-disclosure yang disebut terakhir, kita bisa mengacu pada apa yang dinamakan Struktur Kepribadian Pete yang dikembangkan Irwin Altman dan Dalmas Taylor dengan Teori Penetrasi Sosial-nya (Griffin, 2003:134). Dalam Struktur Kepribadian Pete ini, digambarkan kepribadian manusia itu seperti bawang, yang memiliki lapisan-lapisan. Setiap lapisan itu menunjukkan derajat keakraban orang yang menjalin relasi atau


(55)

berkomunikasi kerangka Teori Penetrasi Sosial - kita menjalin hubungan dengan orang lain. Misalnya, pada tahap awal kita berbincang-bincang soal yang sifatnya umum saja. Kita bicara soal perkuliahan yang kita ikuti. Bisa juga berbincang-bincang soal selera makanan kita. Di sini kita hanya berbicara pada lapisan pinggiran dari bawang tadi yang disebut periferal. Makin lama akan makin masuk ke lapisan berikutnya. Kita mulai berbicara mengenai keyakinan agama kita, aspirasi dan tujuan hidup kita, akhirnya konsep diri kita sebagai lapis terdalam “bawang” kepribadian itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa self-disclosure tidak berlangsung secara tiba-tiba. Tidak seluruh informasi yang kita sampaikan berisikan informasi yang sifatnya pribadi. Bisa saja bercampur baur dengan informasi yang bersifat umum atau berada pada tataran periferal.

Dalam konteks ini berarti kita sudah mulai membicarakan soal kedalaman (depth) dan keluasan (breadth) self-disclosure. Sejauh mana kedalaman dalam

self-disclosure itu akan ditentukan oleh derajat keakraban kita dengan lawan

komunikasi. Makin akrab kita dengannya maka akan makin dalam self-disclosure-nya. Selain itu, akan makin luas juga cakupan bahasan yang kita komunikasikan melalui self-disclosure itu. Ini merupakan hal yang logis. Bagaimana kita mau berbincang-bincang mengenai lapisan terdalam dari diri kita apabila kita tidak merasa memiliki hubungan yang akrab dengan lawan komunikasi kita. Apabila kita tidak akrab dengan seseorang, sebutlah dengan orang yang baru kita kenal di dalam bis atau pesawat terbang maka kita akan berbincang mengenai lapisan terluar “bawang” tadi. Begitu juga halnya dengan upaya kita membangun keakraban maka akan menuntut kita untuk berbicara mengenai diri kita. Pada awalnya tidak menyentuh lapisan terdalam melainkan lapisan yang berada agak di


(56)

luar. Misalnya, kita berbicara tentang makanan yang kita sukai atau model dan warna pakaian yang digemari. Makin lama kita akan makin membuka diri apabila lawan komunikasi kita pun memberikan respons yang baik dengan juga turut membuka dirinya


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1 Sejarah Berdirinya PT.Garuda Indonesia Medan

PT. PT.Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam jasa angkutan udara. Sejarah berdirinya bermula pada tanggal 16 Juli 1948, ketika Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno memberikan idenya didepan sejumlah pemuka masyarakat dan pedagang Aceh untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan Belanda dan disanggupi mereka. Dalam tempo dua hari, pimpinan Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhasby berhasil mengumpulkan sebanyak 130.000 strait dollar dan 20 kg emas.

Dengan modal tersebut, opsir II Wiweko Supomo selaku ketua misi pembelian dan disusul oleh beberapa pedagang Aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat tersebut. Pada akhir tahun 1948 pesawat itu dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudian diberi nama RI 001 ”SEULAWAH (Gunung Emas)” yang diambil dari sebuah nama gunung di Aceh sebagai ungkapan terimakasih kepada rakyat Aceh.

Pada saat Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948), pesawat tersebut sedang berada di Calcuta, India untuk membantu perjuangan bangsa. Pada tanggal 26 Januari 1949, merk RI 001 ’SEULAWAH” diganti menjadi ”INDONESIA AIRWAYS” yang melakukan penerbangan carteran pada pihak militer Birma yang kemudian dijadikan Badan Hukum dan berkantor di BO


(58)

Thamive Road (Rangoon). Dipimpin oleh Wiwekoi Supomo, Indonesia Airways sering menghadapi bahaya dalam membawa misi kemanusiaan ke Birma.

Perusahaan penerbangan PT.Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri bersama dengan pernyataan kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949, tetapi sejarah juga mencatat bahwa tanggal 26 Januari 1949 merupakan hari penerbangan niaga Indonesia. PT.Garuda Indonesia Airways berubah menjadi PT.Garuda Indonesia (sampai sekarang) pada tanggal 30 Maret 1985 dibawah pimpinan RAJ Lumenta. Dalam kegiatan operasionalnya, PT.Garuda Indonesia telah memiliki armada pesawat terdiri atas :

- Boeing 734 - Boeing 735 - Boeing 744 - Boeing 747-200 - Boeing 747-400 - Airbus A330

- MC.Donnell Douglas MD-11 - MC.Donnell Douglas DC-10

III.1.2 Tinjauan singkat PT. Garuda Indonesia Medan

PT.Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN merupakan partner Negara di dalam keikutsertaan pencapaian rencana pembangunan nasional, khususnya dari sektor perhubungan baik domestic maupun internasional pada lingkup IPOLEKSUSBUDHANKAM Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(59)

Dalam dua dasawarsa terakhir ini, pemerintah telah mencanangkan peningkatan devisa Negara dari sektor non migas yang mana telah disadari bahwa bisnis kepariwisataan dan perjalanan sebagai sektor primadona yang harus dikelola secara maksimal. Dalam pelaksanaan program pemerintah tersebut, maka jelaslah bahwa PT.Garuda Indonesia mempunyai dua pokok aktivitas yang kedua-duanya harus berjalan seimbang, yaitu :

a. Aktivitas yang menuju bisnis murni, yaitu berorientasi pada laba yang dapat menjaga kontinuitas dan perkembangan perusahaan, sehingga program perluasan ketenagakerjaan dapat tercapai.

b. Aktivitas yang mengarah pada factor-faktor yang bersifat sosial dan politik atas dasar misi atau mendukung program pemerintah.

Menyadari akan peran pentingnya pembangunan di sektor transportasi udara, maka lingkup dan tangggungjawab PT.Garuda Indonesia cabang Medan juga harus selalu searah dan berkesinambungan dengan misi dan tujuan yang telah digariskan oleh PT.Garuda Indonesia secara keseluruhan seperti yang telah disebutkan diatas.

III.1.3 Sistem Penjualan

Sistem penjualan yang dilakukan oleh pihak PT.Garuda Indonesia Medan ada dua cara, yaitu :

1. Direct Sales (Penjualan Langsung)

Dalam penjualan ini pihak Garuda sendiri yang melakukan penjualan dengan pihak pembeli. Jadi dalam hal ini penjualan dilakukan apabila konsumen datang langsung ke kantor Garuda.


(60)

2. Indirect Sales (Penjualan Tidak Langsung)

Dalam penjualan ini pihak Garuda membuka kesempatan kepada para agen untuk menjual tiket atapun jasa pelayanan kargo. Para agen inilah yang menjadi agen tetap yang telah ditentukan dan diangkat secara resmi oleh PT.PT.Garuda Indonesia.

III.1.4 Struktur Organisasi PT.Garuda Indonesia Medan

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT.PT.Garuda Indonesia Medan adalah struktur organisasi garis, hal ini dapat dilihat dari tanggungjawab dan wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya. Pimpinan disebut District Manager (DM) yang membawahi empat orang manager operasional yaitu :

1. Finance Manager (AA), bertugas menangani keuangan perusahaan dan dibantu tiga orang supervisor

2. Station Manager (KK), bertugas menangani segala hal dibandara baik penumpang maupun kargo.

3. Maintenance Manager (MM), bertugas menangani sektor perawatan pesawat disebut juga bagian teknik.

4. Sales Manager (SS), bertugas menangani pemasaran perusahaan dan membawahi tiga bagian, yakni : MESRRGA (Reservasi), MESTOGA(Ticketing) dan MESSKGA(Sales Representative)yang dibantu empat supervisor.


(1)

KUESIONER

Facebook dan Tingkat Keterbukaan Diri

(Studi Deskriptif Tentang Situs Facebook Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Karyawan PT.Garuda Indonesia Jalan Mongonsidi Medan)

Petunjuk Pengisian Kuesoner

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh kemungkinan jawabannya.

2. Lingkari atau berikan tanda benar () pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda.

3. Kotak kode yang berada di sebelah kanan pertanyaan, mohon supaya tidak diisi.

4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan dijawab dan tidak ada yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

5. Terima kasih atas kerja samanya. A. Karakteristik Responden

No Responden

1 2

1. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

3 2. Usia

1. ≤ 20 tahun 2. 21-30 tahun

3. 31-40 tahun 4

4. 41-50 tahun 5. ≥ 50 tahun

3. Pekerjaan/jabatan

1. Ticketing

2. Accounting

3. Marketing 5

4. Reservasion 5. HRD 4. Penghasilan

1. ≤Rp.1.500.000,-

2. Rp. 1.5001..000-Rp4.500.000,- 6

3. Rp. 4.501.000-Rp.7.500.000,- 4. ≥Rp.7.500.000,-

5. Status Perkawinan 1. Menikah


(2)

6. Media Penggunaan’ 1. Komputer(LAN) 2. Handphone/Blackberry

3. Laptop (Wi-Fi/Hotspot) 8

7. Frekuensi waktu penggunaan 1. > 3 jam

2. 2-3 jam 9

3. 1-2 jam

4. < 1 jam

B. Situs Facebook

8. Apakah anda sering menggunakan fasilitas info data yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 10

4. Sangat sering

9. Apakah fasilitas info data yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 11

4. Sangat sering

10. Apakah anda sering menggunakan fasilitas status update yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 12

4. Sarang sering

11. Apakah fasilitas status update yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 13

4. Sangat sering

12. Apakah anda sering menggunakan fasilitas wallpost yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang


(3)

4. Sangat sering

13. Apakah fasilitas wallpost yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 15

4. Sangat sering

14. Apakah anda sering menggunakan fasilitas message yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 16

4. Sangat sering

15. Apakah fasilitas message yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 17

4. Sangat sering

16. Apakah anda sering menggunakan fasilitas foto yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 18

4. Sangat sering

17. Apakah fasilitas foto yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 19

4. Apakah anda sering menggunakan fasilitas foto comment yang terse

5. Sangat sering 18. dia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 20

4. Sangat sering


(4)

19. Apakah fasilitas foto comment yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 21

4. Sangat sering

20. Apakah anda sering menggunakan fasilitas chatting yang tersedia di situs facebook?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 22

4. Sangat sering

21. Apakah fasilitas chatting yang tersedia di situs facebook dapat memberikan informasi yang anda butuhkan?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 23

4. Sangat sering

C. Tingkat Keterbukaan Diri

22. Ketika anda menerima pesan ajakan berteman (Friend Request) oleh seseorang yang sudah anda kenal, apakah anda sering menerima ajakan tersebut?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 24

4. Sangat sering

23. Ketika anda sedang online di facebook, apakah orang lain mengetahui aktifitas yang sedang anda lakukan?

1. Tidak mengetahui 2. Kurang Mengetahui

3. mengetahui 25

4. Sangat mengetahui

24. Ketika anda menerima pesan ajakan berteman (Friend Request) oleh seseorang yang tidak anda kenal, apakah anda sering menerima ajakan tersebut?

1. Tidak pernah 2. Jarang


(5)

3. Sering 26 4. Sangat sering

25. Ketika seseorang mengirimkan wallpost ataupun comment mengenai status anda, apakah anda mengetahui hal tersebut?

1. Tidak mengetahui 2. Kurang Mengetahui 3. Mengetahui

4. Sangat mengetahui 27

26. Apakah anda sering meng-update status update anda setiap kali berganti aktifitas ataupun setiap saat anda berganti perasaan?

1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Sering

4. Sangat sering 28

27. Apakah account facebook anda (Relationship Status, foto dan wallpost) bersifat privat (tertutup)?

1. Tidak pernah 2. Jarang

3. Sering 29

4. Sangat sering

28. Apakah anda mengetahui semua fasilitas yang disediakan oleh situs facebook pada account facebook anda?

1. Tidak mengetahui 2. Kurang Mengetahui 3. Mengetahui

4. Sangat mengetahui 30

29. Apakah orang lain mengetahui semua fasilitas yang disediakan oleh situs facebook pada account facebook anda?

1. Tidak mengetahui 2. Kurang Mengetahui

3. Mengetahui 31

4. Sangat mengetahui

30. Apakah benar situs Facebook berpengaruh terhadap tingkat keterbukaan diri anda? Mengapa?

...

...


(6)

... *Terima Kasih atas Partisipasi Anda*

DATA PRIBADI

Nama : Anggi Rahma Putri Lubis

Tempat/tanggal lahir : Medan, 13 Agustus 1987

Alamat : Jl. Cemara No.32 P. Brayan Medan 20239

Agama : Islam

Golongan darah : B

Telepon : (061)-6612358/081397131811

Email

Riwayat Pendidikan

SD Swasta Pertiwi Medan (1993-1999)

SLTP Harapan 2 Medan (1999-2002)

SMU Negeri 3 Medan (2002-2005)

Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi (2005-2009)

s

Keluarga

Nama ayah : Drs. H. Taufik M. Lubis Nama Ibu : Hj. Emmy Mariaty Nasution Nama saudara kandung : Delita Salma Prajayani Lubis

Shabil Hidayat Lubis Indira Indah Lubis Wira Fatahillah Lubis


Dokumen yang terkait

Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

3 78 113

Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 45 125

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Melalui Media Facebook Dengan Keterbukaan Diri Dalam Berkomunikasi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakar

0 4 9

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Melalui Media Facebook Dengan Keterbukaan Diri Dalam Berkomunikasi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakar

0 3 15

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 1 18

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KONSELOR DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI DENGAN MINAT Hubungan Sikap Siswa Terhadap Konselor Dan Tingkat Keterbukaan Diri Dengan Minat Memanfaatkan Layanan Konseling.

0 0 19

Keterbukaan Diri Pada Anak Tunarungu Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook (Studi Kasus Pada Anak Tunarungu SMALB-B YPTB Malang).

0 1 2

Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 14

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 24

Blog Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional Tentang Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013 Fisip Universitas Sumatera Utara)

0 0 16