Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Mendapatkan penerimaan Negara merupakan hal yang paling utama walaupun belum satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir - akhir ini sebelum reformasi perpajakan 1999 -2009 telah banyak terpengaruh oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial sambil meningkatkan pemerataan hukum pajak keseluruhan lapisan masyarakat. Demikian juga untuk tujuan pemulihan kehidupan ekonomi untuk bangkit dan mengentaskan diri dkrisis moneter tentu memerlukan suatu pengorbanan penerimaan pajak yang bertolak belakang dengan keinginan manambah penerimaan pajak. Sebagai mana diketahu ibahwa dalam APBN yang dibuat oleh pemerintah terdapat tiga sumber penerimaan yang menjadi pokokan dalam yaitu: a. Penerimaan dari sektor Pajak b. Penerimaan dari sektor Migas c. Penerimaan dari sektor bukan Pajak Dari ketiga sumber penerimaan diatas penerimaan dari sektor pajak ternyata merupakan salah satu sumber penerimaan yang paling besar.Dari tahun ketahun kita dapat melihat bahwa penerimaan dari sector pajak ini terus meningkat dan memberian dil yang besar bagi penerimaan Negara.Penerimaan dari sektor pajak sering dikatakan 1 primadona dalam membiayai pembangunan nasional.Sedangkan dari sektor Migas, yang dahulu menjadi andalan penerimaan Negara, sekarang ini sudah tidak biasa diandalkan lagi sebagai sumber keuangan Negara yang terus menerus, karena sifatnya yang tidak dapat di perbaharui.Penerimaan pada sewaktu waktu dapat habis, sedangkan dari pajak selalu dapat diperbaharui, yaitu sesuai dengan perkembangan ekonomi dan masyarakat itu sendiri.Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur saja masih terdapat wajib pajak yang belum melaksanakan pelunasan pajak terutangnya.Dari catatan yang disajikan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur saja masih terdapat beberapa wajib pajak yang masi dalam sengketa perpajakan, salah satunya adalah penyitaan barang-barang wajib pajak. Dalam melakukan penyitaan terkadang petugas mengalami kesulitan dengan wajib pajak yang tidak menerima atas barang-barangnya yang akan disita oleh juru sita pajak, sehingga terjadi upaya hukum yang tidak sesuai dengan penyelesaian sengketa pajak. Maka itu diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak, seperti menghilangkan, mengalihkan dan atau menyembunyikan barang-barang yang akan disita. Maka dari itu tugas akhir ini akan menganalisa pelaksanaan penyitaan terhadap barang sitaan sesuai dengan prosedur ketentuan per Undang-undangan. Menjelaskan batasan-batasan juru sita pajak dalam melakukan tugasnya, sehingga tugas akhir ini diberi judul “Proses Pelaksanaan Penyitaan Yang Dilakukan Oleh Juru Sita Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Medan Timur.”

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM 1. Tujuan PKLM