Tugas Dan Fungsi Juru Sita Pajak Prosedur Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak

d. Buku-buku yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan,kebudayaan dan keilmuan. e. Peralatan dalam keadaan jalan yang memiliki kegunaan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak melebihi Rp 20.000.000Sepuluh juta rupiah. f. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga.

C. Tugas Dan Fungsi Juru Sita Pajak

Pelaksanaan penyitaan dan penyandera terhadap barang-barang wajibpajakpenanggung pajak untuk melunasi utang pajak hanya dapat dilakukan olehjurusita pajak. Pejabat yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak RepublikIndonesia Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, menyebutkan bahwaJurusita Pajak adalah Pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihanpajak seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa, penyitaan dan penyanderaan. Adapun tugas Jurusita Pajak sebagaimana tercantum dalam Undang-UndangNomor 19 Tahun 2000, adalah : “Pasal 5, Jurusita bertugas : 1. Melaksanakan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus 2. Memberitahukan surat paksa 3. Melaksanakan penyitaan atas barang-barang penanggung pajak berdasarkansurat perintahmelaksanakan penyitaan, dan 4. Melaksanakan penyanderaa berdasarkan surat perintah penyanderaan”. Petugas pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartutanda pengenalJurusitaPajak dan Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dan harusdiperlihatkan kepada Penanggung Pajak, Jurusita Pajak dapat meminta bantuankepada kepolisian untuk barang bergerak yangkepemilikannya terdaftar. BadanPertahanan Nasional, untuk tanah yang kepemilikannya sudah terdaftar. PemerintahDaerah dan Pengadilan setempat, untuk tanah yang kepemilikannya belum tardaftar,Direktorat Jenderal Pajak Perhubungan Laut ntuk Kapal, Bank atau pihak lain. Dalam melaksanakan penyitaan, jurusita pajak berwenang memasuki danmemeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci dan tempat lain untukmenemukan objek sita ditempat usaha, ditempat kedudukan atau ditempat tinggalpenanggung pajak, atau ditempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan objeksita, Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya diwilayah kerja pejabat yangmengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri dan KeputusanKepala Daerah.

D. Prosedur Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak

Sebelum melaksanakan penyitaan, Jurusita Pajak diharuskan telah memenuhikriteri atau syarat-syarat yang dipenuhi untuk menjadi Jurusita sebagaimana tertuangdalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.562KMK.042000. 1. Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu ; 2. Berpangkat serendah-rendahnya pengatur mudaGolongan IIa ; 3. Berbadan sehat ; 4. Lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak ; 5. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian. Sebelum mendapatkan jabatannya, Jurusita Pajak diambil sumpah atau janjimenurut agama dan kepercayaannya oleh pejabat yang berbunyi sebagai berikut ;“Saya bersumpahberjanji dengan sungguh-sungguh bahwa saya, untuk memangkujabatan saya ini,langsung atau tidaklangsung,dengan menggunakan nama atau caraapapun juga,tidak memberikan atau menjanjikanbarang sesuatu kepada siapapunjuga”. “Saya bersumpahberjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukansesuatu dalam jabatan saya ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidaklangsung dari siapapun juga sesuatu janji atau pemberian” “Saya bersumpahberjanji bahwa saya akan setia dan akan mempertahankan sertamengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-undang Dasar1945, dan segala undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi negaraRepublik Indonesia” “Saya bersumpahberjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan sayaini dengan jujur, seksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dalammelaksanakan kewajiban saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil- adilnyaseperti layaknya bagi seorang Jurusita Pajak yang berbudi baik dan jujur,menegakkan hukum dan keadilan.” Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya harus dilengkapi dengan kartutanda pengenal jurusita pajak dan memperlihatkan kepada penanggung pajak. JurusitaPajak dapat meminta bantuan kepada polisi, kejaksaan, departemen yang membidangihukum danperundang-undangan, pemerintah daerah setempat, badan pertahanannasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau pihaklain. Dalam melakukan penyitaan jurusita pajak berwenang memasuki danmemeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari,laci dan tempat lain untukmenemukan objek sita ditempat usaha, ditempat kedudukan atau tempat tinggalpenanggung pajak atau ditempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan objeksita pajak. Jurusita pajak dalam menjalankan tugasnya diwilayah kerja pejabat yangmengangkatnya kecuali ditetapkan lain dengan keputusan Menteri atau keputusaKepala Daerah. Sewaktu-waktu jurusita pajak dapat diberhentikan sesuai dengan kapasitasdirinya apabila: a. Meninggal dunia b. Pensiun c. Karena alih tugas atau keperluan dinas lainnya d. Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugasnya e. Melakukan perbuatan tercela f. Melanggar sumpah atau janji jurusita pajak atau g. Sakit jasmani atau rohani terus menerus Dalam pelaksanaan penyitan terhadap barang-barang yang akan disita, adabeberapa hal yang harus diperhatikan oleh jurusita pajak seperti halnya penyitaanterhadap perhiasan emas permata dan sejenisnya yang dilakukan sebagai berikut:membuat rincian tentang jenis, jumlah dan harga perhiasan yang disita dalam suratdan daftar yang merupakan acara pelaksanaan sita yang sebelumnya telah membuatberita acara pelaksanaan sita.

E. Pelaksanaan Penyitaan Terhadap Barang-Barang Sitaan