B. Keadaan Keagamaan
Kebijakan pemerintah Hindia-Belanda dalam usaha mencapai keuntungan sebagai kelanjutan dari masa-masa VOC adalah tanam paksa yang dilaksanakan
sejak tahun 1830 sampai tahun 1870. Ketentuan tanam paksa yang tertera dalam Staatblad tahun 1834 No. 22 berjalan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan
yang banyak menindas rakyat.
19
Salah satu dari ketentuan itu adalah tanah yang dikerjakan tidak lebih dari seperlima tanah milik rakyat. Dalam kenyataannya tanah
rakyat digarap hampir separo bahkan lebih. Sistem liberal pun yang diberlakukan pada tahun 1870 sampai tahun 1900, juga tidak mendatangkan keuntungan eknomi
bagi rakyat. Situasi ini menimbulkan gejolak sosial dan punahnya tatanan adat tradisional, namun sebaliknya menumbuhkan semangat keagamaan di kalangan
masyarakat sehingga mendorong adanya peningkatan kegiatan di bidang agama.
20
Perkembangan Islam di Nusantara pada paroh abad ke-19 menunjukkan adanya kebangkitan, yang disebabkan kemenangan ulama dalam masyarakat petani
desa pada saat masyarakat dihadapkan pada kesulitan dunia di bawah pemerintahan asing yang kafir. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertumbuhan pesantren, tarekat
dan semakin membaiknya hubungan dengan Mekah, baik untuk keperluan naik haji
19
Tanam paksa atau Cultuurstelsel direncanakan oleh Gubernur Jendral Van den Bosch untuk mengisi kekosongan kauangan Negara induk Belanda, sebagai akibat perang Diponogoro, untuk
kemerdekaan Belgia dan pajak tanah yang tidak mencukupi. Meskipun system ini ditentang oleh kelompok liberal di Belanda, namun usulan tersebut disetujui oleh raja Willem 1dengan alasanuntuk
menutup kas Negara yang sedang kosong. System tanam paksa berhasil menutupi kas Belanda. Di pihak lain banyak rakyat di Nusantara Khususnya di Jawa yang mati kelaparan sebagai akibat diberlakukannya
system tanam paksa. Lihat RZ. Leirissa, ed, Sejarah Nasional Indonesia, cet. 4 Jakarta: Balai Pustaka, 1984, jilid, 4, h. 97-100
20
Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten, h. 207
atau pendalaman ilmu agama Islam, yang pada akhirnya dikembangkan secara luas di tanah air.
C. Lembaga Keagamaan di Banten