Pemikiran dan perjuangan politik dr. Burhanuddin al-Helmy

(1)

PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN POLITIK DR. BURHANUDDIN AL-HELMY

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

MUHAMMAD AMIR NAIM BIN SAMSUDIN NIM: 108045200014

KONSENTRASI SIYASAH SYARIYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: ______03 Agustus 2010 M

22 Sya’ban 1431 H Muhammad Amir Naim


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis.

Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul "Pemikiran dan Perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy" ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara khusus yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, serta staf-stafnya.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah; Dr. Asmawi, M.Ag, bapak Afwan Faizin, MA dan ibu Sri Hidayati, M.Ag (mantan sekretaris), yang telah


(6)

memberikan kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal perkuliahan, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

3. Prof. Dr. Masykuri Abdillah selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masa, perhatian bimbingan kritikan dan saran dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum, para karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah Dan Hukum, juga para karyawan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga kapada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah memberikan izin tinggal, UIN Syarif Hidayatullah yang telah menerima kami untuk menimba ilmu.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta, Samsudin A. Rahman dan Faridah Abd. Hamid, atas kasih sayang dan pengorbanan kepada penulis selama menimba ilmu, juga kepada Kak long, Kak tan, Tikah, Balqis, Iman, Kak yang, Amir, Mewan, Sarah, Jabbar yang penulis sayangi. Begitu juga dengan Mazlan A. Hamid (cik Lan) dan keluarga, Khairul A. Hamid (cik rol) dan semua kerabat keluarga yang telah memberikan 100 peratus sokongan untuk penulis menghabiskan kuliah di Bumi Indonesia.

6. Ust. Muhaiyat, ust. Md. Zain, Ustz. Hasanah, Ustz Jun, Ust. Zai dan semua staf dari Institut Pengajian Al-Azhar (IPA). Tidak lupa juga kepada Ustaz dan Ustazah di APID. Ust. Sabri Arshad, Ustz. Zainab, Ust. Helmi dari Maahad Ad-Da’wah


(7)

Al-Islamiyyah P. Pinang yang telah mendidik penulis dalam ilmu agama dengan penuh kesabaran. Tidak dapat penulis lupakan juga jasa-jasa mereka yang berada dikampung seperti Ust. Omar, Cik Rais, Aca, Angah, Along (dan keluarga) Nali (dan Keluarga), semua teman-teman dari kampung di Malaysia, penduduk disekitar rumah penulis di Indonesia yang telah banyak memberi support.

7. Teman-teman seperjuangan dari IPA; Man, Khalil, Syamil, Munir, Farid, Nas, Najmi, Syuk, Hanz, Us. Azhari, Madan, Wan, emi, apis, fuad, teman-teman dari APID; Pijol, Mizi, Muiz, Muhibburrahman dan semua yang tidak dapat disebutkan. Begitu juga dengan teman-teman dari KUDQI; Puloh, Faiz, Zaki, Fawwaz, Keri, Pian, Ukasyah, Sabri, Ridhuan, Muaz, Zailani dan semua yang tidak disebut disini. Juga kepada semua teman yang tidak dapat penulis sebut semuanya di sini karena keterbatasan ruang, semoga teguran dan tunjuk ajar dari kalian semua mendapat ganjaran dari-Nya.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya dan kepada semua pihak pada umumnya. Penulis juga menyampaikan harapan yang besar agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian, semoga Allah SWT menjadikan skripsi ini sebagai satu amal yang baik disisi-Nya.


(8)

Akhir kata, segala yang baik datang dari-Nya dan yang kurang baik terbit dari kelemahan dan kekurangan diri penulis sendiri.

Jakarta: ______03 Agustus 2010 M

22 Sya’ban 1431 H


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Review Studi ... 6

E. Metode Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM MALAYSIA A. Kondisi Sosial ... 11

B. Sejarah Perkembangan Politik ... 13

BAB III RIWAYAT HIDUP A. Biografi ... 27

B. Latar Belakang Pendidikan ... 31


(10)

BAB IV IDEALISME DAN PERJUANGAN

A. Idealisme Politik ... 36

1. Islam ... 39

2. Kebangsaan Melayu ... 42

3. Kemerdekaan ... 46

B. Perjuangan politik ... 49

1. Masa Pendudukan Jepang ... 52

2. Pasca Pendudukan Jepang ... 54

3. Partai Islam se-Malaysia ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-saran ... 67


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-18 dan 19 telah menyaksikan masa keghairahan perluasan kuasa Barat keatas Negara Timur, dan mereka telah bersaing diantara satu sama lain untuk melaksanakan Imperialisme. Kuasa yang bersaing itu seperti Inggris, Belanda, Jerman, Portugis, Itali dan beberapa Negara lain.1

Malaysia adalah satu dari kebanyakan Negara yang menjadi korban penjajahan ini, sebagaimana dituliskan dalam sejarah, dimulai dengan penjajahan Portugis, Belanda, Inggris. Malaysia juga adalah satu diantara banyak Negara yang mayoritasnya penduduk Muslim. Jepang juga tidak terlepas dari catatan sejarah yang mana menjadi salah satu dari penjajah-penjajah yang telah menjajah Tanah Melayu pada masa itu. Dan pada masa pendudukan Jepang ini dapat dilihat perjuangan-perjuangan para ulama’ yang telah sekian lama berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan yang akan

menemui kejayaan. Diantara para ulama’ Islam yang turut berjuang pada masa penjajahan Jepang ini, ialah Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan sahabatnya. Akan tetapi Inggris kembali menjajah, dan menyebabkan kemerdekaan yang

1

Riduan Mohamad Nor, Mohd Fadli Ghani, Ulama dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan,,(Selangor Darul Ehsan, MHI Publication 1547386-K, 2007), h. 17


(12)

akan dicapai ini terbantut. Jepang akhirnya menyerah kalah pada 14 Agustus 1945.

Dan masa kemerdekaan yang mimpikan oleh seluruh rakyat akhirnya telah datang. Yang mana Tanah Melayu telah mendapatkan kemerdekaannya dari penjajah Inggris pada 31 Agustus 1957. Tetapi amat disayangkan pabila golongan-golongan yang turut memperjuangkan untuk mendapatkan kemerdekaan ini tidak diberi apresiasi oleh masyarakat. Dan

golongan-golongan yang dimaksudkan ini ialah golongan-golongan para ulama’ yang turut berjuang, hanya karena perjuangan golongan para ulama tidak sehaluan dengan cara yang digunakan oleh pemerintah pada masa itu. Dan diantara orang didalam golongan yang seakan dilupakan ini ialah Dr. Burhanuddin Al-Helmy, yang suatu ketika dahulu dimasa penjajahan Jepang, dialah salah satu orang yang banyak berjasa dalam mendapatkan kemerdekaan, tetapi nasib tidak memihaknya pabila gagal mendapatkan kemerdekaan yang sepertinya hampir didapatinya dimasa Jepang. Tapi oleh kerana Inggris kembali menjajah, maka proses itu terbantut. Tapi bukanlah kegagalan yang akan dilihat didalam ini, sebaliknya perjuangan yang telah dilakukan oleh tokoh ulama ini.

Dalam sejarah Malaysia, nama Dr. Burhanuddin Al-Helmy sangat sulit didengar dan dikenal sebagai antara salah seorang pejuang kemerdekaan di Malaysia. Dan mungkin juga jarang ditemui namanya dalam tulisan-tulisan sejarah tentang kemerdekaan. Mungkin tidak keterlaluan juga jika dikatakan


(13)

bahwa mungkin banyak masyarakat di Malaysia yang tidak mengenali tokoh ini. Sumbangannya, jasa-jasanya dan banyak lagi tentang tokoh ini yang masih menjadi persoalan atau yang masih tidak diketahui.

Peranan yang dimainkan oleh Dr. Burhanuddin ketika menuntut kemerdekaan untuk Tanah Melayu (sekarang Malaysia) seharusnya mendapat apresiasi masyarakat Malaysia khususnya, setelah berbagai macam halangan untuk mendapatkan kemerdekaan yang dilalui oleh beliau. Walaupun kemerdekaan yang dituntut pada masanya tidak tercapai oleh kerana nasib yang tidak memihaknya. Bukanlah kegagalan yang ingin dilihat, tapi perjuangan-perjuangannya dalam menuntut kemerdekaan sangatlah penting dan harus diperhatikan oleh semua masyarakat di Malaysia khususnya. Jika dilihat dari penulisan dan perjuangannya, maka akan didapati bahwa ciri pemikiran Dr. Burhanuddin mempunyai tiga ciri utama yaitu Islam, Kebangsaan Melayu dan Semangat menentang penjajahan.

Diatas ini adalah deskripsi singkat mengenai pemikiran dan perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan masih banyak lagi perkara-perkara mengenai Dr. Burhanuddin Al-Helmy samada dari segi perjuangannya, pemikirannya dan tentang diri beliau sendiri yang masih menjadi persoalan kepada penulis sebagai pengkaji untuk membuat kajian yang lebih mendalam tentang sesosok tokoh kemerdekaan sekaligus tokoh politik ini.


(14)

Atas sebab-sebab diatas, penulis sebagai mahasiswa hanya boleh memberi sumbangan peringatan dan penghargaan dalam bentuk kajian dan penulisan mengenai tokoh kemerdekaan ini sekaligus tokoh politik di Malaysia sebagai satu usaha untuk mengingatkan kembali masyarakat, mahasiswa khususnya terhadap pengorbanan yang telah dilakukan oleh sesosok pejuang ini. Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih mendalam lagi tentang sosok pejuang kemerdekaan di Malaysia ini, maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam, sehingga terdorong untuk menganalisa lebih jauh

melalui penelitian skripsi dengan judul “Pemikiran dan Perjuangan Politik

Dr. Burhanuddin Al-Helmy”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Sebagai pengkaji, maka penulis akan membuat kajian terhadap perjuangan yang telah dilalui oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan pemikirannya tentang Islam, kebangsaan Melayu dan kemerdekaan.

2. Perumusan Masalah

Penulis akan merumuskan kajian terhadap berikut:

a) Bagaimanakah posisi Islam dalam pemikiran Dr. Burhanuddin?. b) Apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam pemikiran Dr.

Burhanuddin?.


(15)

d) Bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin?.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:

1. Untuk memberikan kefahaman tentang bagaimanakah posisi Islam dalam pemikiran Dr. Burhanuddin.

2. Supaya dapat diketahui apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam pemikiran Dr. Burhanuddin.

3. Untuk mendapatkan kefahaman tentang bagaimanakah pentingnya kemerdekaan dalam pemikiran beliau.

4. Untuk mengetahui bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Secara akademis untuk mendapatkan pendedahan tentang antara salah satu antara tokoh kemerdekaan sekaligus tokoh politik di Malaysia ini, dan memberikan pengetahuan dan informasi tentang tokoh ini.

2. Sebagai sumbangan untuk mengingati dan mengingatkan kembali pejuang ini yang semakin dilupai jasa-jasanya. Dan sebagai penulisan untuk pengembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang ketatanegaraan di Malaysia khususnya dan memberikan manfaat kepada seluruh dunia Islam pada umumnya.


(16)

D. Review Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun penulisan-penulisan, di antaranya:

“Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran” karya saudara Ishak Saat.2 Didalam buku ini menceritakan asal permulaan politik Melayu yang berbagai aliran. Termasuklah gerakan politik pejuang berhaluan kiri atau yang disebut sebagai radikalisme Melayu yang mana dalam gerakan radikalisme Melayu ini antara sosok pejuangnya adalah Dr. Burhanuddin dan beberapa orang lagi. Dalam buku ini dijelaskan siapa antara tokoh-tokoh berhaluan kiri, dari mana gerakannya dimulakan, dasar pejuangan gerakan ini dan banyak lagi. Dalam buku ini tidak menyentuh perjuangan Dr. Burhauddin secara spesifik, karena buku ini menceritakan semua tokoh yang terlibat dalam gerakan berhaluan kiri. Dalam erti kata yang lain, buku ini membahaskan secara umum tentang perjuangan Dr. Burhanuddin.

2

Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2007).


(17)

“Gagasan Nasionalisme Melayu Raya” karya saudara Roslan Saadon.3 Dalam buku ini menceritakan seputar sejarah permulaan gagasan nasionalisme Melayu Raya, permasalahannya, aliran-aliran nasionalisme, tokoh-tokoh yang berjuang atas gagasan ini dan berbagai lagi. Dalam penulisan ini hanya menyinggung tentang perjuangan Dr. Burhanuddin dalam Partai Islam se-Malaysia.

“Ulama’ Dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan” penulisan saudara Riduan Mohamad Nor dan Mohd Fadli Ghani.4 Dalam buku ini menceritakan peranan ulama-ulama dalam perjuangan menuntut kemerdekaan diseluruh dunia. Dan dalam buku ini ada menyinggung tentang peranan Dr. Burhanuddin dalam memartabatkan Islam pada masa pendudukan Jepang.

“Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM

1946-1948” hasil karya Ramlah Adam.5 dalam buku ini menuliskan tentang

perjuangan Dr. Burhanuddin ketika beliau berada dalam Partai Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) selama dua tahun dan pada ketika itu beliau menjadi ketua tertinggi dalam Partai itu.

Begitu juga dengan beberapa artikel dalam internet yang secara keseluruhannya hanya menyinggung tentang Dr. Burhanuddin pada

3

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangannya,

(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2009). 4

Riduan Mohamad Nor MA UKM, Mohd Fadli Ghani MA UKM, Ulama’ Dalam Sorotan

Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication 1547386-K, 2007). 5

Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya Dalam PKMM 1946-1948,


(18)

biografinya sahaja. Dari beberapa hasil pembacaan di atas, penulis masih tidak menjumpai kajian mengenai pemikiran Dr. Burhanuddin dan perjuangannya yang ditulis secara bersamaan. Yang ada kebanyakannya hanya menyinggung seputar perjuangan Dr. Burhanuddin yang merupakan fakta yang akan dijadikan bahan rujukan oleh penulis sendiri.

E. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan

(library research), pendekatan yang digunakan deskriptif analisis. Deskriptif

analisis ialah mencakup segala macam bentuk penelitian baik historis atau penelitian eksperimental dalam arti luas.6 Penelitian deskriptif adalah dengan mengkaji pemikiran Dr. Burhanuddin terkait Islam, kebangsaan Melayu dan kemerdekaan.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek penelitian ini adalah pemikiran dan perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter dari bahan-bahan tertulis yakni dengan

6

Drs. Sumardi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006) h. 75.


(19)

mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai kaitan dengan obyek penelitian. Termasuk buku-buku dari kalangan politisi, tulisan-tulisan mahasiswa, dan situs internet yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Data yang diperolehi dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder. Termasuk ke dalam sumber data primer adalah buku Perjuangan

Kita dan Falsafah Kebangsaan Melayu, sedangkan Sumber data sekunder

adalah artikel-artikel dan yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis penulis menggunakan teknik deskriptif analitis. Teknik deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok, obyek, set kondisi ataupun suatu sistem pemikiran. Pendekatan yang bersifat deskriptif dalam pendekatan ini diperlukan untuk menggambarkan pemikiran dan perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan metode analitis dimaksudkan untuk menelaah pemikiran beliau tentang Islam, kebangsaan Melayu, kemerdekaan dan perjuangannya.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(20)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas (5) lima bab, tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Pada bab ini menceritakan tentang gambaran umum tentang

Malaysia yang berisi Kondisi sosial di Malaysia dan latar belakang politik serta perkembangannya di Malaysia.

Bab III Menceritakan tentang biografi, latar belakang pendidikan, karir dan karya.

Bab IV Merupakan bab yang membahaskan tentang idealisme dan perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy.

Bab V Merupakan bab penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran.


(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM MALAYSIA

A. Kondisi Sosial

Malaysia merupakan sebuah gambaran umum akan realitas kamunitas Melayu yang merupakan penduduk asli Malaysia pada saat kejayaan kerajaan Melaka sekitar abad ke-16. Semenanjung Malaya merupakan wilayah religio-Islam namun kedatangan Portugis disusul Belanda dan akhirnya Inggris, Semenanjung Malaya perlahan berubah menjadi wilayah multirasial dengan datangnya berbagai kelompok etnis dan agama. Kedatangan imigran India dan Cina yang didatangkan Inggris akhirnya mencampuri homogenitas etnis Melayu yang terbesar sepanjang kepulauan Tanah Melayu. Kedatangan imigran Cina tentu merupakan tidak semata-mata kepentingan percepatan produksi di perusahaan-perusahaan Inggris, melainkan juga upaya pemetaan politik lokal oleh Inggris untuk menghindari sentimen-sentimen komunitas Melayu yang sudah menyatu dengan tradisi pertanian. Demikian juga etnis India, sengaja didatangkan untuk hal yang sama, bahwa jika etnis Melayu dipaksakan untuk menjadi buruh pabrik maupun perkebunan, akan mempercepat kesadaran mereka untuk menuntut hak dan pergerakan menuju kemerdekaan dan berarti mengancam kekuasaan Kolonial. Kolonial Inggris


(22)

menilai dengan terlibatnya etnis Melayu dalam kegiatan bisnis akan mempermudah mereka mengatur massa.7

Maka dengan strategi Kolonial Inggris, para sultan yang memiliki legitimasi kekuasaan mengakar di rakyat Melayu, tetap dipertahankan sebagai klaim simbolik kebesaran Melayu, namun pada saat yang sama mereka adalah boneka-boneka dari etnis Melayu dalam program Kolonial termasuk penarikan pajak.

Komunitas Melayu sendiri hampir tidak ada pengecualian, kecuali semuanya adalah menganut agama Islam yang beraliran Sunni. Etnis Cina hampir semuanya adalah panganut Kristen bawaan Inggris dan setengahnya Budha, sementara etnis India tetap dengan agama bawaan mereka, Hindu. Kenyataan etnis yang begitu jelas dengan kepercayaan yang jelas berbeda pula, maka Malaysia adalah multirasial sekaligus multi religious.

Dengan demikian Malaysia, sebagaimana yang telah dijelaskan merupakan fenomena etnis yang selalu mewarnai dinamika politik bangsa Malaysia. Agama dalam titik tertentu nampak lebih kecil perannya sebagai sebuah instrument politik bila dibandingkan besarnya pengaruh etnis.

7

Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1 Fakultas Syariahdan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 17.


(23)

B. Sejarah Perkembangan Politik

Secara politik, Malaysia adalah sebuah Negara yang berbentuk Monarki konstitusional, yaitu sebuah Negara Kerajaan yang dibatasi oleh konstitusi atau undang-undang.8 Artinya bahwa seorang Raja yang berkuasa tidak bersifat absolut karena seorang Raja adalah lebih berrsifat sebagai simbol Negara, sedangkan urusan pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri yang dilantik secara rasmi oleh Yang di-Pertuan Agong dan biasanya Perdana Menteri merupakan pimpinan partai politik yang berkuasa dalam Parlemen atau yang menang dalam pemilihan umum (di Malaysia disebut sebagai pilihanraya).

Partai-partai politik di Malaysia mempunyai asal-usul dan bertitik tolak daripada konflik kelompok. Orang-orang Melayu bersatu untuk membentuk UMNO9 sebagai sebuah benteng pertahanan terhadap ancaman hak-hak orang Melayu oleh Malayan Union pada tahun 1946. Maka kaum Cina (Tionghua) telah memberi reaksi terhadap perjanjian Melayu-Inggris 1947 dan langkah drastis yang telah diambil terhadap penduduk Cina pada zaman darurat yang menyebabkan orang-orang Cina telah mewujudkan

8

Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 26.

9

Pada mulanya penubuhan UMNO telah di usulkan dalam rapat yang berlangsung di Kuala Lumpur pada tanggal 1-3 Maret 1946, namun secara resminya UMNO telah ditubuhkan pada 11 Mei 1946 di Istana Besar Johor Baharu, Johor. Sila rujuk dalam buku Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 109


(24)

MCA10 untuk menjaga kepentingan dan memberi perlindungan kepada orang Cina. Inilah permulaan terwujudnya partai politik yang mencoba untuk masuk dalam urusan pemerintahan Negara yang asalnya ditangani oleh penjajah. Oleh karena hendak membela hak dan kepentingan etnis masing-masing, maka bermulalah perjalanan politik yang menimbulkan perlawanan antar etnis dibidang politik di Malaysia. Perkembangan politik di Malaysia boleh dibagi kepada beberapa tahapan yaitu gagasan Malayan Union yang menjadi satu diantara lain yang menjadi pembangkit semangat etnis Melayu untuk bangun dan lebih peka terhadap perpolitikan.

Malayan Union ini merupakan gagasan yang telah diperkenalkan oleh Partai Buruh Inggris beberapa bulan setelah Inggris menduduki semula Tanah Melayu setelah Jepang mundur. Bagi Inggris, Malayan Union adalah satu langkah kebijakan dan politik yang sangat maju.11 Pelaksanaan Malayan Union pada April 1946 di Tanah Melayu telah menaikkan semangat nasionalisme penduduk setempat khususnya orang Melayu, yang merasakan adat dan tradisi mereka terancam. Malayan Union juga secara drastis menukar taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri dibawah Inggris kepada jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istemewa orang Melayu sebagai

10

Malaysian Chinese Association (MCA) Ditubuhkan pada ditubuhkan pada 27 Februari 1948 dan Tun Tan Cheng Lok sebagai Presiden pertama. pada mulanya didirikan hanyalah untuk menjaga kepentingan mayarakat Cina, tapi pada tahun 1950-an beralih perannya menjadi aliran politik yang kemudiannya berkoalisi dengan partai UMNO. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 149

11

Ramlah Adam , Dato’ Onn Jaafar: Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993), h . 25.


(25)

Bumiputra dengan memperkenalkan konsep kerakyatan “Jus Soli” 12,serta menghapuskan kedaulatan Raja-Raja Melayu. Orang-orang Melayu merasa terancam berikutan langkah Inggris yang mempersilahkan orang bukan Melayu terutama etnis Cina dan etnis India menjadi rakyat di Tanah Melayu. Hal ini telah menimbulkan perlawanan yang dipimpin oleh pegawai-pegawai dan golongan cendekiawan Melayu seperti Dato’ Onn Jaafar, Dr Burahnauddin Al-Helmy dan beberapa lagi orang yang berpendidikan. Orang-orang Melayu khususnya golongan berpendidikan ini merasa terhina dengan tindakan pihak Inggris yang angkuh dan bertindak sesuka hati dalam menjalankan pembaruan. Dan perlawanan ataupun kritikan tidak hanya diterima dari etnis Melayu, akan tetapi turut menerima kritikan dari pihak Inggris sendiri yaitu golongan pegawai Inggris yang telah pensiun seperti Frank Swettanham, George Maxwell dan Winstedt yang diekspresikan melalui tulisan mereka di koran-koran Inggris yang menyatakan kekesalan mereka terhadap cara ketidakadilan Inggris melakukan pembahruan perlembagaan. Begitu juga etnis Melayu melakukan penentangan dengan lebih teratur dan bersifat kolektif, antaranya berbentuk demonstrasi jalanan. Dan begitu juga dengan perjumpaan yang dilakukan oleh orang Melayu pada 11 Maret 1946 yaitu Kongres Melayu pertama yang menggabungkan 41

12“Jus soli” ialah kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang lahir di Tanah Melayu setelah Malayan Union ditubuhkan maka mereka berhak menerima kerakyatan. Sila rujuk


(26)

pertubuhan Melayu termasuklah PKMM13 dan sepakat membentuk Kongres Melayu seluruh Tanah Melayu. Kongres ini bertujuan menyatukan orang Melayu dalam satu perjuangan supaya kuat dalam menentang Malayan Union.14 Akhirnya setelah melakukan perlawanan yang berat dari etnis Melayu yang membantah Malayan Union, Inggris pun akur hingga akhirnya satu perubahan perundangan pun dilakukan yang kemudiannya melahirkan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1948. Dan tahapan selanjutnya yang berlaku setelah terjadi penentangan terhadap Malayan Union ciptaan Inggris oleh golongan-golongan Melayu yang berpendidikan adalah lahirnya persekutuan Tanah Melayu.

Lahirnya Persekutuan Tanah Melayu 1 Februari 194815 adalah hasil daripada rundingan jawatankuasa kerja yang dianggotai wakil-wakil kerajaan, Sultan-Sultan dan UMNO, telah berjaya membentuk perlembagaan baru yaitu Persekutuan Tanah Melayu 1948. Antara ciri-cirinya ialah pemerintahan Negeri-Negeri Melayu Bersekutu, Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Negeri-Negeri Selat diletakkan dibawah satu pemerintahan manakala Singapura menjadi tanah jajahan Inggris. Mengenai pemerintahan, kerajaan

13

PKMM ialah Partai Kebangsaan Melayu Malaya didirikan pada 17 Oktober 1945 di Ipoh Negara Bagian Perak. Didirikan oleh Dr. Burhanuddin dan rekan-rekannya dan Dr. Burhanuddin pada mulanya memegang jabatan Timbalan Presiden, kemudian beliau diangkat menjadi Presiden. Sila

rujuk Kamaruddin Ja’far, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), h. 5.

14

Ibid, h, 9. 15


(27)

persekutuan diperintah oleh Pesuruhjaya Inggris. Manakala berkenaan hak-hak orang Melayu dan agama Islam diletakkan dibawah Raja-Raja Melayu. Dengan ini maka dengan ini hak-hak bumiputra (orang-orang Melayu) diakui, dan ini telah membolehkan orang-orang Melayu memegang tampuk pimpinan dalam Negara.

Begitu juga dengan kemunculan partai etnis selain Melayu yang mencoba memberi reaksi terhadap penubuhan partai etnis Melayu yang coba membela hak etnis Melayu, begitulah juga yang coba dilakukan oleh etnis lain. Ini boleh didapati dengan berdirinya partai MCA yang mewakili kepentingan etnis Cina, yang mana mendapat dukungan dari pihak Inggris untuk mengimbangi dan menarik etnis Cina yang menyokong pergerakan dan perjuangan etnis Melayu. Pada mulanya MCA hanyalah sebuah badan kebajikan yang diasaskan oleh tauke-tauke Cina untuk menjaga kepentingan diri mereka. MCA telah berubah menjadi partai politik pada 1952, dan partai yang membawa kepentingan etnis Cina ini mempunyai dua sebab. Alasan pendiriannya yang pertama, sebagai reaksi kepada politik Melayu yang sudah mempunyai sebuah partai. Dan yang keduanya ialah untuk menyatukan masyarakat Cina supaya mempunyai kesetiaan politik terhadap MCA dan bukannya PKM, yang pada waktu sebelum berdirinya partai MCA, tidak kurangnya etnis Cina yang turut mendukung perjuangan orang-orang Melayu khususnya dukungan mereka terhadap PKM.


(28)

Dan begitu juga dapat dilihat kepada etnis India yang mendirikan partai MIC16 pada Agustus 1946. Partai MIC ini asalnya adalah merupakan persatuan kelas pertengahan India yang dianggotai oleh ahli professional berpendidikan Inggris yang mempunyai kepentingan diri sendiri. pada mulanya partai ini dilihat meyertai perjuangan bersama orang-orang Melayu yang tergabung dalam AMCJA,17 tapi dalam masa keadaan darurat partai ini menjadi partai yang berbasis kelompok juga. Jelaslah disini jika dilihat partai-partai yang ditubuhkan setelah perang semuanya adalah partai-partai yang berbasis kelompok semata dan hanya untuk membela kepentingan masing-masing.

Pernah suatu ketika Dato’ Onn Jaafar mendirikan satu partai untuk menyatukan semua etnis, tapi tidak dapat diterima oleh semua etnis karena jelas pada ketika itu kepentingan kelompok lebih menguasai politik dan menjadi perjuangan untuk hanya membela etnis masing-masing.

Walaupun usaha yang pernah dilakukan oleh Dato’ Onn Jaafar untuk menyatukan semua etnis menemui kegagalan, pada hakikatnya telah menimbulkan semangat untuk bersama antar etnis. Ini dapat dilihat pada masa

16

MIC ialah Malaysia Indian Congress, ditubuhkan pada 1946dan Presien pertamanya ialah Tun V.T Sambanthan. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 149.

17

AMCJA ialah singkatan dari All Malaya Council Of Joint Action, yang ditubuhkan pada 7 Disember 1946 di Singapura. Pada mulanya pertubuhan ini adalah hasil koalisi beberapa pertubuhan non-Melayu yang diketuai oleh Tan Cheng Lock. Sila rujuk Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 180.


(29)

Tunku Abdul Rahman18 yang mendirikan Partai Perikatan19 yang tergabung didalamnya Partai UMNO dan Partai MCA yang bersama untuk menuntut kemerdekaan.20 Begitu juga dengan bergabungnya Partai MIC kedalam Partai Perikatan ini pada Oktober 1954. Dan dengan penyatuan partai antar etnis ini adalah merupakan partai yang terbesar dalam Tanah Melayu pada masa itu.

Setelah berlaku penyatuan tiga partai dalam Partai Perikatan ini, akhirnya UMNO menuntut untuk diadakan pemilihan umum Majelis Menyuarat Persekutuan, yang mana majlis ini mempunyai 52 anggota. Maka pada Juli 1955 pun berlakulah pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam sejarah Tanah Melayu. Dan yang mengambil bagian dalam pemiliham ini selain Partai Perikatan seperti Partai Negara, Partai Islam se-Tanah Melayu, Partai Progresif Rakyat, Partai Buruh se-Malaya, Ikatan Melayu Perak dan lain-lain lagi. Dan setelah pemilihan ini, akhirnya keputusan pemilihan umum ini berpihak kepada Partai Perikatan yang memenangi 51 daripada 52 kekosongan yang ada.21 Dan setelah lama melalui keadaan penjajahan, Tanah Melayu akhirnya merdeka dari Inggris pada 31 Agustus 1957 dengan Tunku Abdul Rahman menjadi Perdana Menteri yang pertama.

18

Tunku Abdul Rahman ialah Perdana Menteri Malaysia yang pertama, dari Partai UMNO. 19

Perikatan adalah koalisi antara Partai UMNO dan MCA yang ditubuhkan pada awal-awal tahun 1952. Sila rujuk Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 343.

20

Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM 1946-1948, (Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti Malaya), 1993, h. 14.

21


(30)

Pada 9 Juli 1963, satu perjanjian penting telah dipersetujui di Malborough House, London. Malborough ini merupakan tempat perhubungan Komanwel, yang mana perjanjian penubuhan Malaysia telah dipersetujui oleh kerajaan Inggris, Persekutuan Tanah Melayu, Sabah, Sarawak dan Singapura.22

Pembentukan Malaysia ini menunjukkan persefahaman yang wujud dalam Negara Malaysia yang baru ini. Kestabilan politik dan ekonomi menjadi agenda utama disamping mengukuhkan keselamatan Negara. Setelah pembentukan Malaysia ini, akhirnya Singapura menarik diri persekutuan ini dan menjadi Negara sendiri yang merdeka dan berdaulat.

Setelah merdekanya Tanah Melayu hingga akhirnya menjadi Malaysia yang ada pada hari ini, dan peristiwa pemisahan Singapura dari Malaysia, telah berlaku juga satu peristiwa berdarah yang amat di ingati oleh rakyat Malaysia, yaitu peristiwa berdarah 13 Mei 1969 yang hampir-hampir saja menjadi peruntuh politik dan kestabilan Malaysia. Dan peristiwa ini antara satu sebabnya adalah politik itu sendiri. Peristiwa ini berlaku pada pemilihan umum 10 Mei 1969 yang mana sentimen kelompok yang mengacau kembali dibangkitkan dengan keras.23 Keadaan kekacauan politik ini telah diambil kesempatan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan politik mereka. Hasil dari pemiliham umum itu telah dimenangi oleh Partai Perikatan dan Partai

22

Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 37. 23


(31)

Perikatan telah bisa memimpin kerajaan sekali lagi tetapi kali ini tanpa perwakilan dari MCA.24

Akibat peristiwa yang berlatarbelakang kekacauan politik ini telah menyebabkan banyak nyawa yang tidak berdosa menjadi korban dan banyak yang dirugikan karena peristiwa ini. Dan peristiwa ini juga merupakan satu sebab perubahan sosio-politik dan ekonomi Malaysia. Juga menyadarkan semua pihak betapa jurang perbedaan sosial, ekonomi dan kelompok sempit adalah merupakan masalah asas bagi masyarakat Malaysia saat itu. Untuk mengawal keadaan tindakan cepat telah diambil oleh kerajaan dengan mengisytiharkan darurat di seluruh Negara oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agung sebagai kepala pimpinan Negara.25

Pada keesokan harinya setelah pengishtiharan darurat, MAGERAN26 telah didirikan, dan pada 16 Mei 1969 wakil Perdana Menteri pada masa itu yaitu Tun Abdul Razak telah dilantik sebagai pengarah MAGERAN.27 Oleh karena darurat, maka DYMM Yang di-Pertuan Agung melakukan pembubaran parlemen. Dan MAGERAN pun mendirikan Majelis Perundingan Negara pada Januari 1970 yang terdiri dari 66 orang ahli dari

24

www.beritasemasa.com- sejarah hitam peristiwa 13 Mei 1969, diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.

25

Ahmad Boestaman, Merintis Jalan Ke Puncak, (Kuala Lumpur: Pustaka Kejora,1972), h. 30.

26

Majlis Gerakan Negara atau singkatnya MAGERAN, ialah majlis yang ditubuhkan untuk bertindak sebagai badan pemerintah pada masa darurat dan telah memerintah selama 18 bulan. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 124.

27


(32)

semua golongan masyarakat beebagai kelompok. Majlis Perundingan Negara ini berfungsi sebagai tempat dialog untuk mencari jalan penuntasan terhadap peristiwa berdarah ini oleh anggotan-anggotanya. Dan dialog ini juga bertujuan mencari jalan perpaduan Negara dan untuk mencari asas yang kukuh dan kekal untuk kembali kepada demokrasi berparlemen, dan mendapatkan satu panduan yang positif dan praktikal dalam usaha menggapai kesetaraan antar etnis dan identitas masyarakat yang sejati. Daripada perbincangan dari semua kaum ini, maka lahirlah konsep Rukun Negara (seperti Pancasila) sebagai manifestasi ideologi kebangsaan.28 Berdasarkan kepada semangat Rukun Negara maka lahirlah kebijakan baru yang disebut

“The New Economic Policy”.29

Begitu juga dengan perkembangan keadaan politik yang dilihat setelah terjadi peristiwa 13 Mei itu, Partai Perikatan telah diatur semula dan menjadi Barisan Nasional (BN) oleh Tunku Abdul Razak sebagai barisan dengan bidang yang luas dalam spektrum partai-partai politik. Dan oleh karena kebijakannya, Tunku Abdul Razak juga berjaya menarik Parti Islam se-Malaya untuk masuk bergabung bersama Barisan Nasional.

28

Ibid, h. 37. 29

Dasar ini diperkenalkan oleh Tunku Abdul Razak, yaitu satu rancangan menyangkut hak-hak istimewa, kuota serta subsidi untuk meningkatkan ekonomi dan pendidikan demi keseimbangan antara komunitas Melayu dan bukan Melayu, meskipun fokus utama dasar itu adalah pembangunan ekonomi Melayu. Sila rujuk Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 126.


(33)

Kebijakan yang dicetuskan oleh Tun Razak ini diteruskan di-era pemerintahan Tun Dr. Mahathir Mohamad30 yang mencanangkan bahwa Malaysia harus menjadi Negara Industri berat pada tahun 2020 (terkenal dengan disebut sebagai wawasan 2020).

Dasar Ekonomi Baru (DEB) diwujudkan untuk membasmi kemiskinan tanpa memandang etnis dan penyusunan semula masyarakat bagi mengurangkan dan menghapuskan perbedaan kelompok mengikut fungsi-fungsi ekonomi. DEB telah beroperasi sehingga tahun 90-an dengan harapan masyarakat Melayu memiliki sekurang-kurangnya 30% sektor ekonomi modern yaitu bidang perniagaan dan pelaburan.31 Jika dilihat tulisan Tun Dr. Mahathir ini, jelas dapat dilihat semangat etnis atau kaum yang kuat, dalam erti kata lain, semangat untuk meperbaiki kondisi dan membangunkan ekonomi etnis atau kaum Melayu.

Begitu juga dengan perkembangan politik yang dilihat dalam kondisi politik Malaysia hari ini, Partai BN telah memegang kekuasaan dengan tiga komponen utama didalamnya yaitu UMNO,MCA, MIC dan beberapa partai lain didalamnya.

Pada tahun 1998, sekali lagi skenario politik Malaysia berubah setelah

pemecatan Dato’ Seri Anwar Ibrahim oleh Tun Dr. Mahathir yang mana

30

Dr. Mahathir Mohamad ialah Perdana Menteri Malaysia yang keempat, dari Partai UMNO. Seorang yang kuat berpegang kepada semangat Melayu.

31

Dr. Mahathir Mohamad, The Early Years 1947-1972, (Kuala Lumpur: Berita Publishing SDN. BHD.1995), h. 23.


(34)

Dato’ Seri Anwar merupakan wakil Perdana Menteri pada masa itu atas tuduhan korupsi.32 Tapi menurut Dato’ Seri Anwar Ibrahim (DSAI) pula, penyingkirannya atau pemecatannya adalah dikarenakan perbedaan politik antaranya dan Tun Dr. Mahathir. DSAI pernah melancarkan beberapa siri demonstrasi yang mendesak diadakan reformasi pada sistem politik Malaysia. Dan akhirnya DSAI ditangkap dan dijatuhkan hukuman penjara selama 9 tahun. Dan hukuman ini dipandang oleh pengamat lokal dan antarabangsa sebagai tidak adil.33 Oleh karena penangkapan yang dipandang tidak adil ini, maka terjadi gerakan-gerakan reformasi yang dipimpin oleh partai oposisi dan disertai oleh rakyat yang menuntut keadilan ditegakkan.

Dalam pemiliham umum 1999, BN sekali lagi berkuasa dengan kemenangan tiga perempat dari pemilihan tersebut. Tapi popularitas BN khususnya UMNO telah jatuh. Kelompok oposisi yaitu Barisan Alternatif (BA) yang menggabungkan PAS dan Partai Keadilan tapi dipimpin oleh PAS, kembali menguasai Negara Bagian Kelantan dan berjaya memenangkan pula Negara Bagian Terengganu.

Setelah pengunduran Tun Dr. Mahathir Mohamad dari kursi

pemerintahan, penggantinya yaitu Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi

(DSAAB) mengambil kursi pemerintahan Negara. Dalam pemilihan umum tahun 2004, dibawah pemerintahannya yang mengetuai BN telah

32

Utusan Malaysia, Kuala Lumpur ,1998. 33


(35)

memperolehi hasil kemenangan yang besar dengan kemenangan dua pertiga, yang mana telah memenangkan kembali Negara Bagian Terengganu dari PAS dan mengurangi mayoritas PAS di Negara Bagian Kelantan. Dan ini dilihat satu perubahan yang besar dalam perpolitikan Malaysia, yang mana kebijakan yang dibuat oleh DSAAB diterima oleh rakyat.

Sekali lagi perubahan berlaku dalam perpolitikan Malaysia dilihat juga dalam pemilihan umum pada tahun 2008, yang mana Kelompok oposisi berhasil menghalang BN dari meraih majoritas dua pertiga, yaitu Kelompok Oposisi mendapatkan 82 kursi dari 222 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen). Kelompok oposisi setelah berhasil menghalang BN, akhirnya membentuk satu koalisi yang disebut dengan Kelompok Rakyat (PR), yang mana komponen PR ini terdiri dari tiga partai utama oposisi yaitu, Partai Islam se-Malaysia (PAS), Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Democratic Action Party (DAP).34

Hari ini politik Malaysia berada dalam kondisi tidak menentu. Pemecahan Melayu kini jelas dilihat. Dan ini merupakan kerugian kepada UMNO yang dahulunya menjadi partai yang mendapat suara mayoritas Melayu. Justeru berbeda dengan PAS dan PKR, ini merupakan satu kelebihan bagi kedua Partai ini yang menjadi alternatif baru bagi orang Melayu untuk berpolitik. Walaupun hakikatnya masih ada orang Melayu yang menyokong

34


(36)

UMNO, tetapi jelas semakin hari semakin banyak yang meninggalkan perjuangan bersama UMNO dan terjun bersama Kelompok Rakyat Khususnya PAS yang dilihat satu kejayaan yang amat besar pabila dapat memerintah tiga Negara Bagian di Malaysia.

Sekarang ini UMNO hanya dapat mengandalkan sokongan dari Partai koalisisnya untuk terus duduk ditampuk pemerintahan Negara, yang dahulunya UMNO cukup memimpin dengan dirinya sendiri.secara teorinya jika dilihat UMNO sekarang seakan mempertaruhkan rekan komponennya dalam kemelut politik yang dibuat oleh UMNO sendiri. Bagi UMNO, sokongan etnis Cina dan India kepada BN adalah harapan dan nyawa bagi mereka untuk terus memerintah Negara. Pengamat politik memprediksikan bahwa penubuhan partai politik yang berbasis kelompok-kelompok tidak lagi

relevan untuk 10 tahun akan datang.35

35


(37)

BAB III RIWAYAT HIDUP

A. Biografi

Namanya ialah Burhanuddin bin Hj. Muhammad Noor, Dibelakang

nama Dr. Burhanuddin ada diletakkan “Al-Helmy”, dikatakan bahwa itu adalah gelaran masyarakat kepada bapanya. Pada asalnya Dr. Burhanuddin

meletakkan “Al-Hulaim” pada hujung namanya, kemudiannya dipopulerkan

oleh masyarakat dengan panggilan “al-Helmy”, yang bermaksud “orang yang

bersabar”.36 Karena itulah namanya menjadi Dr. Burhanuddin Al-Helmy. dilahirkan di Changkat Tualang, Negara Bagian Kelantan Malaysia pada

tanggal 29 Agustus 1911. Bapanya ialah (seorang Ulama’ dan juga ahli

Tasawuf) adalah seorang petani, dan dikatakan juga bahwa ia berketurunan daripada keluarga bangsawan di Sumatera. Ibunya pula bernama Sharifah Zahrah yang juga berasal dari keluarga yang ternama di kampung tersebut.37

Dalam buku “Hundred Muslim Heroes of The World” menuliskan, Dr.

Burhanuddin dilahirkan pada tanggal 29 November 1911 di Kota Taiping, Negara bagian Perak.38 Dan dalam buku yang sama juga menuliskan, bahwa

36

Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997), h. 20.

37

Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda SDN. BHD., 1980), h. 4.

38

M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan Publication, Dhaka, 2007), h. 225.


(38)

Dr. Burhanuddin mendapat didikan awal dari ibunya sendiri, dalam bidang pendidikan Islam dan begitu juga dengan pendidikan Sekular.39

Dr. Burhanuddin mempunyai ketertarikan dalam mencari ilmu secara umum. Dan beliau juga amat tertarik untuk menjadi pemerhati keadaan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dan Dr. Burhanuddin juga mempelajari bahasa Cina dan India,40 yang merupakan bahasa minoritas yang ada di Malaysia. Kepandaiannya dalam berbahasa Cina dan India adalah bukti bahwa dia adalah seorang yang amat peka dan ramah dengan keadaan lingkungan. Dan begitu juga dengan bahasa-bahasa lain yang dapat dikuasai oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Mengenai perkara ini Dr. Burhanuddin menukilkan dalam penulisannya bahwa, “masa saya di India saya dapat mempelajari bahasa Inggris dan Perancis, dan dalam mempelajari ilmu kedokteran Homeopathy asas bahasa Belanda memudahkan saya mempelajari bahasa

Jerman”.41

Berdasarkan penulisan ini dapatlah diketahui bahwa Dr. Burhanuddin selain ahli dalam ilmu perubatan Homeopathy, beliau juga ahli dalam banyak bahasa. Maka dapatlah dipastikan bahwa Dr. Burhanuddin dapat menguasai enam bahasa, yaitu Cina, India, Arab, Inggris, Perancis, Belanda dan Jerman. Dr. Burhanuddin juga dikenal dalam masyarakat pada ketika itu sebagai seorang yang mempunyai sifat terus terang, jujur, tulus dan

39

Ibid, h. 226. 40

Ibid, h. 226. 41

http://zabidin13.wordpress.com/page/9/ artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.


(39)

seorang yang bekerja keras.42 Sifat yang dimiliki oleh Dr. Burhanuddin ini menunjukkan beliau adalah seorang yang disukai oleh masyarakat, dan mungkin juga menjadi contoh kepada anak-anak muda masyarakat seusianya pada ketika itu.

Dijelaskan oleh Mustapha Hussin (yaitu seorang rekan Dr. Burhanuddin dalam perjuangan) tentang peribadi seorang yang bernama Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Katanya, “dalam perdampingan saya dengan Dr. (dikalangan para sahabatnya, Dr. Burhanuddin digelar Pak Doktor)43, saya dapati bahwa beliau ialah seorang yang rajin, amat berjiwa rakyat, tulus dan ikhlas. Ilmu agama yang dipelajarinya di Sumatera dan India, telah digunakan sepenuhnya untuk perjuangan rakyat. Tetapi beliau ada satu kelemahan. Orang-orang yang dicurigai oleh puak kiri sebagai “musang berbulu ayam”, telah diterima dan dilayan seperti adik kandungnya sendiri, sehinggakan

banyak rahasia partai yang diketahui oleh pihak penentang”.44

Dari perkataan banyak sahabat Dr. Burhanuddin tentang dirinya, menunjukkan bahwa Dr. Burhanuddin tidak suka bersangka buruk terhadap orang lain. Ini menunjukkan betapa Dr. Burhanuddin ini seorang yang menjunjung apa yang diperintah dan dilarang Islam dalam kehidupan

42

M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan Publication, Dhaka, 2007), h. 225.

43

Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997), h. 20.

44

http://zabidin13.wordpress.com/page/9/ artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy. 25 Juli 2009 jam 15.00.


(40)

bermasyarakat. Karena Islam tidak membenarkan untuk berprasangka buruk terhadap orang lain.

Dan begitu juga dengan pernyataan teman Dr. Burhanuddin tentang pribadi dirinya. Temannya ini menyatakan bahwa, “saya belum pernah lagi bertemu dengan orang-orang yang berkebolehan seperti Dr. Burhanuddin. Ramai ahli Sufi tapi tidak ahli dalam banyak bahasa, ramai pula yang ahli dalam banyak bahasa, tapi tidak Sufi. ramai yang ahli dalam banyak bahasa tapi tidak ahli politik. Ramai pula ahli politik tapi bukannya ahli Sufi. Ada juga agaknya yang ahli bahasa dan politik tapi bukannya seorang Doktor perubatan, atau mungkin ada yang memiliki segala-galanya yang dimiliki oleh

Dr. Burhanuddin, tetapi tidak serendah hati beliau terhadap semua manusia”.45 Begitulah diantara pengakuan atau pernyataan yang diberikan oleh rekan-rekan perjuangan Dr. Burhanuddin tentang peribadinya yang dianggap berakhlak mulia oleh rakan-rakannya dam masyarakat sekitar.

Berbagai penulis dari kalangan masyarakat tentang seorang yang bernama Burhanuddin, menunjukkan bahwa pupolaritasnya kepada masyarakat, hinggakan ada pelbagai penulisan mengenainya. Dan ini juga menunjukkan popularitas Dr. Burhanuddin juga tidak kurang hebatnya jika dibandingkan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang lain. Jika tidak

45


(41)

masakan Dr. Burhanuddin turut termasuk dalam 100 pahlawan Muslim yang mengubah dunia dalam konteks perjuangannya untuk memartabatkan Islam.

B. Latar Belakang Pendidikan

Dr. Burahnuddin Al-Helmy menerima pendidikan awal di Sekolah Melayu di Behrang Ulu, kemudian di Bakap selama tahun 3. Selepas itu dia melanjutkan pengajiannya di Kota Bahru, dan disinilah dia pertama kali terjun diri dalam bidang penulisan dengan menerbitkan sebuah koran mingguan

Berita Minggu” yang menyiarkan berita-berita didalam dan sekitar kampung. Kemudian pada tahun 1924, setelah tamat Sekolah Melayu, Dr. Burhanuddin diantar pula ke Sungai Jambu di Sumatera untuk pendidikan Islam. Selama dua tahun belajar, dia dididik dan dipengaruhi oleh guru-guru dan ajaran-ajaran kaum muda. Sekembalinya dia setelah tamat pengajiannya, bapanya mengantar pula ke sebuah Sekolah Pondok (pesantren) di Pulau Pisang, Jitra, Negara bagian Kedah Darul Aman. Tetapi Dr. Burhanuddin tidak tinggal lama disini karena dia mendapati yang metode mengajar, guru-guru dan sukatan pelajaran adalah terlalu rendah ataupun tidak cocok dengannya. Oleh karena itu pada tahun 1927, bapanya memasukkannya pula ke Madrasah al-Manshor al-Islamiah, Negara bagian Pulau Pinang. Dalam


(42)

jangka waktu yang singkat, Dr. Burhanuddin telah berjaya menguasai bahasa Arab.46

Kemudian, pada tahun 1928, Dr. Burhanuddin pergi ke India untuk mengembara dan juga menuntut ilmu. Di antara pengalamannya disana ialah mengikuti pergerakan Mahatma Ghandi dan juga berkenalan dengan Mohd Ali Jinnah dan Pandit Nehru serta beberapa pemimpin-pemimpin kemerdekaan India yang lain47.

Dalam bidang ilmu pula, Dr. Burhanuddin berhasil memperoleh kepakaran dalam bidang yang amat diminatinya yaitu bidang pengobatan Homeopathy. Ijazah didalam bidang perubatan Homeopathy ini diperoleh dari Ismaeliah Medical College, New Delhi.48 Dan ada juga menyebutkan bahwa Dr. Burhanuddin telah menuntut di Aligarh Muslim University dalam Filsafat dan Metafizik,49 hingga beliau berjaya mendapat ijazah Ph.D.50 dalam buku yang lain juga ada yang menuliskan bahwa, Dr. Burahanuddin menerima Doctorate of Naturopathy dari London School of Naturopathy dan Doctorate of Divinity dari International Academy of Canada.51

46

Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda SDN. BHD., 1980), h. 4.

47

Ibid, h. 4. 48

Ibid, h. 4. 49

M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Dhaka: Al-Furqan Publication,2007), h. 225.

50

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,

(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD., 2009), h. 199. 51

M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Dhaka: Al-Furqan Publication,2007), h. 225.


(43)

Dari berbagai bahan bacaan yang menuliskan tentang latar belakang pendidikan Dr. Burhanuddin, jelaslah bahwa Dr. Burhanuddin bukan hanya seorang yang pandai dalam bidang agama Islam, akan tetapi turut mahir dalam bidang-bidang akademik yang lain, seperti kedoktoran, filasafat dan lain-lain. Dan pengalamannya yang lama dalam perantauan menunjukkan bahwa, Dr. Burahanuddin ialah seorang yang amat berpengalaman dengan keadaan lingkungan masyarakat setelah lamanya beliau mengembara dan dapat melihat keadaan masyarakat diluar Tanah Melayu.

C. Karier dan Karya

Sekembalinya Dr. Burhanuddin dari pengembaraannya pada tahun 1935, dia bekerja sebagai guru bahasa Arab di Sekolah Arab Al-Juned, Singapura. Dan pada tahun 1937 beliau telah menerbitkan sebuah majalah (magazine) bernama “Taman Bahagia”. Majalah ini nyata sekali dianggap berbahaya oleh pemerintah Inggris. Kekhuatiran Inggris ini dapat dilihat pada penahanan Dr. Burhanuddin selepas satu jam nomor pertama majalahnya dipublikasikan. Selepas itu Dr. Burhanuddin telah membuka Rumah Sakit kecil (Klinik) di Singapura dan Johor Bharu (Negara Bagian di Malaysia) dengan bantuan seorang doktor India bernama Dr. Rajah.52 Dan beliau juga terus aktif dalam bidang penulisan selepas pembebasannya sebagai

52

Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: terbitan Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), hal. 6.


(44)

Penyunting majalah. Antara majalah yang terbit semasa Dr. Burhanuddin menjadi penyunting seperti, Kehidupan Dunia Akhirat, Mutu Kerajinan,

Asuhan Kesihatan, Mencari Allah53dan berbagai lagi.

Selama penjajahan Jepang di Tanah Melayu, Dr. Burhanuddin telah diberikan salah satu jawatan tertinggi bagi seorang Melayu yaitu sebagai Penasihat Adat Istiadat dan Kebudayaan Melayu (Advisor on Malay Custom

and Culture) dan bertempat di Markas Pemerintahan Tentera Jepang di

Taiping, Perak. Dr. Burahanuddin juga semasa menjabat jabatan ini, beliau telah mendampingi sekaligus melindungi dan membantu Maahad Il-Ihya As-Syarif, yaitu sebuah madrasah pendidikan Islam yang terkenal dari segi sosial dan politik, yang terletak di Gunung Semanggol, Taping, Perak.54

Mengenai karya, Dr. Burahanuddin adalah salah seorang ahli politik yang banyak mengeluarkan buku-buku hasil nukilannya sendiri. Dalam hal tentang karya Dr. Burhanuddin Al-Helmy, saudara Kamaruddin Jaffar menuliskan bahwa, “Dr. Burhanuddin adalah “bahan” yang agak senang untuk dikaji karena beliau telah menulis beberapa buah buku. Malah adalah

53

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,

(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD. 2009), h. 199. 54

Nabir Hj. Abdullah, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala Lumpur: UKM, 1976), h. 87.


(45)

merupakan satu fakta yang jarang tertulis bahwa Dr. Burhanuddin salah seorang tokoh politik Malaysia yang paling banyak menghasilkan karya.55

Antara penulisan Dr. Burhanuddin yang dikenal ialah, seperti

Perjuangan Kita,56 dan yang tidak kurang karangannya yang dikenali yang

menceritakan tentang falsafah perjuangan bangsa Melayu yaitu “Falsafah

Kebangsaan Melayu,57 Ugama dan Politik58 Dan banyak lagi buku-buku yang

ditulis Dr. Burhanuddin Al-Helmy, samada mengenai perjuangan Bangsa Melayu dalam menentang penjajah, dalam bidang perubatan Homeopathy, dalam bidang tasawuf (juga seorang ahli Tasawuf karena beliau mengikut

jejak langkah ayahnya yang merupakan seorang Ulama’ dan ahli Taswauf)

seperti “Simposium Tasawuf”. Banyaknya buku yang ditulis oleh Dr. Burhanuddin, menjelaskan bahwa inilah diantara satu lagi kebolehan dan betapa spesialnya tokoh politik ini. dan beberapa lagi karyanya yang mungkin penulis belum jumpai saat penulisan kajian ini.

55

Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: terbitan Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), h. 6.

56

Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946).

57

Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Pulau Pinang: pustaka Semenanjung, 1954).

58


(46)

BAB IV

IDEALISME DAN PERJUANGAN

A. Idealisme Politik

Dr. Burhanuddin ialah sosok pejuang yang telah lama berada dalam arena politik di Tanah Melayu. Segala ilmu dan pengalaman hidup yang dipelajari ketika beliau belajar di luar Negeri seperti mengikuti pergerakan-pergerakan dan berkenalan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan dari Negeri luar menjadikan beliau seorang pejuang yang kuat. Segala pengalaman dan ilmu yang ditimba ketika beliau belajar, diimplimentasikan ke dalam perjuangannya dalam belajar kemerdekaan untuk Tanah Melayu. Biografi hidupnya juga menggambarkan beliau ialah seorang yang taat dan alim mengenai Islam. Hasil dari keikut sertaan dan pembacaan yang banyak tentang gerakan-gerakan kemerdekaan dan pendidikan-pendidikan Islam, menjadikan beliau seorang yang mempunyai kesadaran yang tinggi tentang agama, bangsa dan Negara. Bagi Dr. Burhanddin politik ialah alat kepada agama, karena politik boleh berubah dan agama adalah tetap, ini terdapat dalam tulisannya yang bertajuk Ugama dan Politik59 beliau menuliskan bahwa politik berubah-ubah tetapi agama tetap. Agama tidak boleh disesuaikan dengan politik, tetapi politik itulah yang mesti disesuaikan dengan agama. Jelas disini bahwa Dr. Burhanuddin menekankan politiklah yang harus

59


(47)

mengikuti acuan agama dan bukanlah politik yang harus mengikuti perubahan politik beliau berargumen bahwa politik adalah berdasarkan kepada akal dan kebijaksanaan, maka tiadalah tetap, malah ia berubah dan berganti caranya mengikut keadaan zaman dan tempat.60 Jelas dari tulisannya, Dr. Burhanuddin berpendapat bahwa politik penting dan diperlukan untuk dapat meninggikan agama.

Dari apa yang boleh didapati dari penulisan dan perjuangannya, Dr. Burhanuddin secara umumnya mempunyai tiga ciri dasar pemikiran yaitu Islam, Kebangsaan Melayu dan Kemerdekaan. Dan ini dipertegaskan lagi dengan pendapat ilmuan yang lain. Menurut W. Mohd Azam Mohd Amin bahwa idealisme politik Dr.Burhanuddin mempunyai tiga dasar utama yaitu, semangat keislaman, semangat kebangsaan yang luas dan penentangan terhadap penjajah.61 Dan ditegaskan disini, bahwa adalah agak sukar untuk mendapati bahwa yang mana dari tiga ciri di atas yang lebih diutamakan oleh Dr. Burhanuddin. Tetapi secara umumnya dapatlah dilihat bahwa Islam adalah landasan utama dalam pemikirannya.

Dr. Burhanuddin ada mengutip satu kata arab yang terkenal mengenai

Negeri yang berbunyi “Kasihkan watan (Tanah Air) itu daripada iman.”62 Dan ini dilihat sebagai kesesuaian terhadap pemikirannya. Dan beliau juga

60

Ibid, h. 9. 61

http// Zabidin13.wordpress.com/page/9 artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy. pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.

62

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 18.


(48)

menyambung dalam tulisannya bahwa, kita pandang dari segi falsafah dan kita susunkan dengan pemandangan yang dekat adalah begini: 1- Iman (nyawa) 2- Tubuh 3- Bangsa 4- Watan (Tanah Air).63 Dan beliau menyebutkan susunan ini sebagai empat serangkai dalam binaan watan. Dr. Burhanuddin juga memberikan sebab kenapa harus empat serangkai ini. Beliau menyebutkan bahwa iman berdiri di atas tubuh. Tubuh berdiri di atas bangsa dan bangsa berdiri di atas watan.salah satu daripada yang empat ini tidak boleh bercerai tinggal dalam binaannya tetapi watan jadi pokok. Ada watan ialah dengan kuat bangsa. Kuat bangsa keluar dari tubuh diri yang sehat kuat dan perkasa seperti pekerja, pahlawan, prajurit dan lain-lainnya. Maka dalam jiwa pekerja pahlawan prajuritnya terletak iman.64 Jelas disini bahwa kempat di atas yaitu iman, tubuh, bangsa dan watan dalam pendangan Dr. Burhanuddin adalah satu kesatuan. Dimulai dengan kekuatan iman menguatkan tubuh, tubuh menguatkan bangsa hingga akhirnya menguatkan watan. Dan ini jika dilihat dari susunan atas ke bawah yang digambarkan oleh Dr. Burhanuddin, jika dilihat dari susunan sebaliknya akan didapatkan bahwa kekuatan watan menjamin kekuatan bangsa dan hingglah kekuatan iman. Ini penjelasan yang cuba dibuat oleh Dr. Burhanuddin bahwa watan memerlukan iman dan sebaliknya iman juga memerlukan watan. Karena Dr. Burhanuddin menyebut bahwa kebebasan dan kemerdekaan bangsa barulah betul merdeka

63

Ibid, h. 18. 64


(49)

ugama yang dianuti oleh seseorang itu.65 Karena bagi Dr. Burhanuddin, agama akan lemah dan diperendah pabila bangsanya lemah. Jelas disini bahwa

untuk memelihara agama adalah dengan hanya “bebas dan merdeka bangsa dan watan.” Dan jelas juga disini bahwa merdeka itu adalah antara matlamat utama beliau.

Di atas ini ialah sedikit gambaran singkat mengenai pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Untuk mengkaji lebih dalam maka sebagai pengkaji, penulis membuat beberapa bagian pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Yang pertama mengenai Islam, yang kedua mengenai kebangsaan Melayu dan yang ketiga mengenai kemerdekaan.

1. Islam

Ciri pertama dari pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy ialah Islam. Beliau selalu akan mengaitkan Islam dengan segala sesuatu. Ini dapat dipastikan dari tulisan Dr. Burhanuddin, beliau menyebutkan bahwa Islam memandang kebangsaan itu sebagai suatu alat dan bukan tujuan. Kebangsaan hendaklah mengambil tempat yang sederhana dan bulat sebagai suatu lambang yang boleh menarik dan menyatukan suatu bagian tenaga untuk mencapai cita-cita mulia yang besar dan abadi, sebagaimana Islam memandang Dunia bukan tujuan tetapi sebagai satu alat perantara yang

65

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 18.


(50)

menyampaikan ke Akhirat.66 ini jelas dilihat perbedaan pandangan antara Dr. Burhanuddin dengan pejuang nasionalis yang lain dalam soal kebangsaan. Dr. Burhanuddin selalu akan mengaitkan sesuatu itu dengan Islam, apakah bertepatan atau pun berseberangan dengan Islam. Dan dalam hal kebangsaan Melayu, Dr. Burhanuddin dalam tulisannya banyak memetik ayat Al-Quran yang menceritakan tentang kebangsaan. Dr. Burhanuddin mempertahankan kebangsaannya dengan menggunakan ayat Al-Quran, Hadith dan kisah-kisah dari sejarah Islam. Antara ayat Al-Quran yang dipetik oleh Dr. Burhanuddin ialah ayat 13 dari Surah al-Hujurat, Allah Berfirman :















/

Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ialah supaya kamu berkenal-kenalan (Diantara satu bangsa dengan bangsa yang lain)

sesungguhnya yang lebih mulia diantara kamu ialah yang lebih bertakwa.67

(QS. Al-Hujurat / 49:13)

Dari ayat ini Dr. Burhanuddin mentafsirkan apakah artinya perkenalan jika tidak terlebih dahulu terdiri kekuatan dan kelayakan gabak, kaum dan bangsa yang hari ini terkenal dengan kebangsaan itu dengan suatu kebangsaan

66

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka Semenanjung, 1954), h. 24.

67


(51)

yang lain.68 Dan dalam perkara kebangsaan Melayu ini Dr. Burhanuddin menolak fahaman kebangsaan yang sempit atau racist nationalism atau

Assabiyyah Jahiliyyah. Dr. Burhanuddin telah memetik sebuah Hadith Nabi

untuk mentafsirkan perkara assabiyyah jahiliyyah atau kebangsaan sempit ini yang bermaksud: Bukan dari kami (orang Islam) orang yang menyeru kepada

assabiyyah. Dr. Burhanuddin mentafsir hadith ini bahwa assabiyyah yang

dimaksud disini katanya perasaan membuta tuli dan degil, atau boleh disebut dengan kebangsaan sempit, atau faham berdaerah-daerah sebagaimana yang pernah berlaku kepada kaum jahiliyyah terdahulu.69 Dan beliau menyebut juga bahwa assabiyyah ini ialah terambil dari kata “ta’sub” yang disebut dalam bahasa Inggris “fanatic”. Jelas di atas ini bahwa Dr. Burhanuddin menekankan kebangsaan yang diperjuangkan adalah kebangsaan dalam erti yang luas, dan bukannya fahaman perkauman sempit yang hanya memandang kaum lain lebih hina dari kaumnya, dan Dr. Burhanuddin juga memberikan contoh seperti arab jahiliyyah dizaman dahulu.

Dr. Burhanuddin juga menegaskan bahwa agama Islam diturunkan untuk menyusun hidup manusia, mengatur hubungan dengan Allah, menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia. Beliau menyebutkan lagi, dan bagaimanakah kita akan mengembalikan agama kita, hingga agama

68

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka Semenanjung, 1954), h. 27.

69


(52)

dapat berjalan menurut yang dikehendaki Allah, jika kita belum bebas merdeka dan berdaulat? Tentu tidak boleh, melainkan sudah bebas merdeka dan berdaulat.70 dalam penulisan ini juga dilihat perhubungan antara Islam dan ciri pemikirannya yang lain. Dan telah dijelaskan dahulu bahwa ketiga-tiga ciri pemikiran Dr. Burhanuddin adalah berkait rapat dan tidak dapat diketahui manakah yang menjadi keutamaan kepada Dr. Burhanuddin. Walaupun secara luasnya terkadang dilihat secara luasnya Islam menjadi keutamaan dan terkadang ciri-ciri pemikirannya yang lain menjadi keutamaan kepada sosok pejuang yang turut diiktiraf oleh sesetengah masyarakat sebagai antara 100 pahlawan Muslim yang mengubah Dunia.

2. Kebangsaaan Melayu

Sebelum mengkaji lebih jauh, haruslah diketahui bahwa aliran nasionalisme ada dua aliran. Pentingnya untuk diketahui aliran-aliran nasionalisme ini adalah mudah untuk mengetahui aliran nasionalisme manakah yang Dr. Burhanuddin (sebagai bahan kajian) pilih sebagai pegangan perjuangannya. Dalam hal ini saudara Sidek Fazil membagi nasionalisme kepada dua aliran, yang pertama nasioanalisme Islam dan yang kedua ialah nasionalisme Sekular.71

70

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954), h. 15. 71

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2009), h. 15.


(53)

Yang lalu telah dituliskan mengenai hubungan antara Islam dan kebangsaan Melayu dalam pemikiran Dr. Burhanuddin. Sebagai pemimpin PKMM yang dipengaruhi dengan sejarah Nusantara, Dr. Burhanuddin mencoba memaparkan ide penyatuan Alam Melayu dan perlunya didirikan semula yang dinamakan dengan Alam Melayu atau Melayu Raya. Dr. Burhanuddin dalam Koran Pelita Hidup ada menuliskan idenya yang menyebut bahwa bersatu itu ialah kekuatan kita. Dan apabila ada kekuatan kita akan berupaya membuat atau menghasilkan apa yang kita cita-citakan, menyeberang Selat Melaka, mengibarkan bendera Merah Putih, Merdeka bahkan mendirikan kembali Kerajaan Melayu yang maha besar itu pun boleh dan tentu akan berhasil.72 Dari tulisannya dalam Koran Pelita Malaya ini, Dr. Burhanuddin merasakan penting dan perlu dibangunkan semula Melayu Raya untuk memartabatkan bangsa Melayu yang berada di bawah penjajahan. Dan Dr. Burhanuddin turut menyuarakan cita-citanya mengenai kebangsaan Melayu yaitu memunculkan kembali nasib bangsa Melayu yang tenggelam dan terkandas selama

beratus-ratus tahun sudah dengan slogan “membela hak dan keadilan Putra Melayu”

dan beserta itu terus maju menuju cita-cita mulia dan suci yaitu mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air.73

72

Ibid, h. 201. 73

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 24.


(54)

Dalam membicarakan konsep Kebangsaan Melayu, Dr. Burhanuddin telah mengemukakan satu konsep kebangsaan Melayu yang luas, menurut beliau, Kebangsaan Melayu itu bukan dibina hanya karena seseorang itu bangsa Melayu atau bapanya Melayu, keturunannya Melayu dan bakanya Melayu. Di sini Dr. Burhanuddin cuba menerangkan bahwa menjadi bangsa Melayu itu bukan dipandang dari aspek darah keturunannya. Dan beliau menyebutkan lagi tiap-tiap orang dari apa puak (etnis) atau bangsa pun yang telah putus atau memutuskan pertalian dan perhubungannya dengan kebangsaan asalnya, lalu menumpahkan taat setia dan memenuhi syarat dan kehendak kebangsaan Melayu maka seseorang itu jadilah berkebangsaan Melayu menurut istilah politik. Sebaliknya pula tidaklah dapat dimasukkan seorang baka Melayu kepada kebangsaan Melayu jika seseorang itu telah memutuskan daripada kebangsaan Melayunya dengan pilihannya sendiri dengan cukup keterangan-keterangannya pula.74 Ini penjelasan yang dibuat oleh Dr. Burhanuddin mengenai pengertian kebangsaan Melayu yang mana beliau tidak mengkhususkan dalam arti kata lain beliau tidak memaksudkan kebangsaan Melayu itu sebagai Assabiyyah atau fahaman etnis sempit yaitu kebangsaan Melayu hanya untuk orang yang berketurunan darah Melayu sebaliknya ia terbuka kepada semua etnis (dalam konteks Malaysia pada masa itu ialah Cina, India dan lain-lain) dengan syarat mereka mau menumpahkan

74


(55)

taat setia mereka kepada kebangsaan Melayu dan tidak boleh kepada kebangsaan yang lain. Dan begitu juga dengan sebaliknya orang yang berketurunan Melayu, menurut Dr. Burhanuddin apabila sudah memutuskan dirinya dari kebangsaan Melayu atas opsi dirinya sendiri, maka dia bukanlah berkebangsaan Melayu.

Mengenai Kebangsaan Melayu juga, Dr. Burhanuddin selalu mengaitkan Kebangsaan Melayu dengan prinsip Islam. Ini dipastikan oleh beliau supaya Kebangsaan Melayu itu selaras dan tidak berseberangan dengan prinsip Islam. Seperti yang telah diterangkan diawal perbahasan ini, bahwa aliran nasionalisme Melayu ada dua yaitu nasionalisme Islam dan nasionalisme Sekular. Menurut pendapat yang dikeluarkan oleh Sidek Fazil mengenai Dr. Burhanuddin, beliau berpendapat bahwa Dr. Burhanuddin berbeza dengan pejuang nasionalis yang lain, walaupun Dr. Burhanuddin merupakan pendukung kuat nasionalisme Melayu, namun Kebangsaan Melayu yang dipegang oleh beliau hanyalah sebagai alat untuk mencapai cita-cita Islam.75 Dari kajian yang di atas ini, jelas Dr. Burhanuddin menghubungkan Kebangsaan Melayu dengan Islam. Dr. Burhanuddin juga menjelaskan bahwa Kebangsaan Melayu ini adalah sebagai satu kekuatan untuk bangsa bersatu. Disinilah dilihat beliau menghubungkan antara Kebangsaan Melayu dengan kemerdekaan.

75

Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD., 2009), h. 18.


(56)

3. Kemerdekaan

Seperti yang diterangkan di atas bahwa bebas dan merdeka bangsa dan watan adalah antara ciri pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Sebagai penjelasan terhadap pemikirannya, Dr. Burhanuddin dalam tulisannya menyebutkan bahwa kita sekarang masih terjajah. Politik kita masih jauh lagi mengatur Negara (sebab Negara) tak ada dalam tangan kita. Sudah merdeka dan berdaulat barulah kita dapat mengatur sesuatu yang dinamakan Negeri Melayu. Jadi politik kita hari ini, mestilah kita kumpulkan dan kita atur serta susun untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan, supaya nanti dapat mendirikan Negeri yang teratur, berdaulat, aman dan makmur.76 Jelas dari tulisan ini Dr. Burhanuddin menekankan bahwa penting untuk merdeka dari penjajahan dulu sebelum membuat usaha untuk mengatur dengan apa yang dinamakan Negeri Melayu.

Dan kemerdekaan ini selalu ditekankan oleh Dr. Burhanuddin dan juga dikaitkan antara satu dengan ciri pemikiran beliau yang lain. Kalau dilihat dari tulisan Dr. Burhanuddin yang dulu (di atas), disini dilihat hubungan antara Islam dan kemerdekaan. Karena bagi Dr. Burhanuddin selagi Negeri tidak bebas merdeka, maka tidaklah merdeka agama yang dianut oleh seseorang itu. Dalam arti kata yang lain, Islam tidak akan bebas dianuti oleh seseorang itu sebelum Islam (dalam konteks Tanah Melayu atau Malaysia) itu betul-betul

76


(57)

ditinggikan serta diakui dan ini hanya boleh didapati dengan merdekanya Tanah Melayu. Sebab itulah pentingnya kemerdekaan dalam pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy.

Dan dalam perkara kemerdekaan ini, Kamaruddin Jaffar dalam tulisannya telah mengakui Dr. Burhanuddin bukan hanya sebagai pejuang kemerdekaan untuk Tanah Melayu tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan Internasional. Karena menurutnya Dr. Burhanuddin mempunyai sikap bukan hanya kemerdekaan untuk Tanah Melayu sahaja bahkan secara menyeluruh untuk Negeri-negeri yang terjajah. dan Kamaruddin Jaffar menyebutkan lagi, bahwa apa yang membedakan Dr. Burhanuddin dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang lain ialah tentang keterlibatan luas Dr. Burhanuddin dalam menunutut kemerdekaan. Dengan ini dimaksudkan bahwa Dr. Burhanuddin bukan saja melibatkan diri beliau dalam gerakan nasionalisme Melayu di Tanah Melayu saja tetapi juga terlibat di India dan dalam isu Palestina dan juga persidangan-persidangan Internasional yang menyentuh soal kemerdekaan dan anti penjajahan.77 atas sebab inilah saudara Kamaruddin Jaffar yang merupakan seorang ilmuan politik mengiktiraf Dr. Burhanuddin sebagai seorang nasionalis Internasional.

Dalam pidatonya di kongres Partai rakyat 1955, Dr. Burhanuddin menyatakan sebab penentangan terhadap penjajah atau anti-penjajahan dalam

77

Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur:Terbitan Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), h. 11.


(58)

perjuangannya. Beliau menyatakan bahwa kita menentang penjajahan tetapi tidak pula pro-komunis. Kita menginginkan kembali hak keadilan Tanah Air kita dan kebangsaan kita yang berdaulat, sebagaimana kita belum dipengaruhi dan dijajah seperti dulu. Dan beliau menyebutkan lagi bahwa, kita bangun kembali ialah karena menegakkan semula kebebasan dan kemerdekaan bangsa dan Tanah Air Nusantara kita supaya setaraf kedudukannya dengan bangsa-bangsa didunia sekarang ini.78 Dari tulisan Dr. Burhanuddin ini dapat dilihat semangat nasionalisme Melayu dalam perjuangan dan pemikirannya. Jelas bahwa Dr. Burhanuddin dalam perjuangan selalu menekankan Melayu atau nasionalisme Melayu. Ini dapat dilihat tulisannya di atas mengenai “Tanah Air

Nusantara”, yang dimaksud dengan Tanah Air Nusantara ialah kepulauan

Melayu atau pun nama-namanya yang lain seperti Malaysia, Pulau-pulau Rempah, Melayu Raya dan Indonesia Raya. Dan Dr. Burhanuddin turut menjelaskan lagi bahwa Tanah Air ini telah ada semenjak tiga ribu tahun yang lalu, telah terdapat tiga kerajaan terkemuka yaitu Sri Vijaya, Majapahit dan Melaka. Dan tiga kerajaan itu menurut beliau berdiri sendiri dengan mulia dan agung, bebas merdeka, berbaik-baik, bersahabat dan berhubungan dengan kerajaan-kerajaan dan kerajaan yang berdekatan dengannya seperti India dan Cina.79 Disini Dr. Burhanuddin memberi pengertian apa dan siapa yang

78

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Pidato Sambutan Dr. Burhanuddin Al-Helmy kepada Kongres Partai Rakyat 24.12.1955, (Singapura: Partai Rakyat 1955), h. 5.

79

Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 4.


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kajian pada bab-bab yang lalu, dapatlah diambil konklusi bahwa: 1. Dr. Burhanuddin Al-Helmy menekankan bahwa segala sesuatu harus berdasarkan Islam tidak kira dari sudut politik, ekonomi maupun sosial. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah antara tujuan yang mendasar kepada beliau. 2. Masyarakat Melayu adalah masyarakat asal penduduk Kepulauan Melayu sebelum dijajah, maka apabila telah dijajah haruslah berjuang untuk mendirikan Kebangsaan Melayu sebagai lambangnya, dan inilah perjuangan Kebangsaan Melayu. inilah pemahaman yang coba diserapkan oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Tapi Dr. Burhanuddin menyatakan bahwa Kebangsaan Melayu itu tidaklah sempit atau bukanlah Racist Nationalisme karena Dr. Burhanuddin menjelaskan bahwa kebangsaan Melayu itu terbuka kepada semua etnis yang ada di Tanah Melayu dan bukan hanya kepada etnis Melayu, dengan syarat haruslah menumpahkan taat setia kepada Kebangsaan Melayu dan bukan kepada kebangsaan yang lain. Inilah penjelasan tentang Kebangsaan Melayu yang diterangkan oleh Dr. Burhanuddin.

3. Bagi Dr. Burhanuddin Al-Helmy, kemerdekaan itu amat penting karena bagi beliau, Islam hanya dapat dimartabatkan dan dijalani dengan sempurna setelah kemerdekaan itu diraih.


(2)

4. Selama tiga puluh tahun Dr. Burhanuddin Al-Helmy berada dipentas politik Tanah Melayu, perjuangan beliau tidak terlepas dari tribulasi dan ujian dimasa penjajahan maupun setelah kemerdekaan. Perjuangan politik beliau pada masa penjajahan ialah menyatukan masyarakat dan melakukan penentangan terhadap penjajahan. Diwaktu penjajahan juga beliau pernah ditangkap, begitu juga diwaktu selepas merdeka, beliau masih menerima ujian yang sama ketika diwaktu melakukan penentangan terhadap penjajahan demi menuntut kemerdekaan dan memartabatkan Islam di Tanah Melayu (Malaysia).

B. Saran-saran

1. Dr. Burhanuddin telah menghabiskan separuh dari kehidupannya untuk perjuangan kemerdekaan hanya untuk memartabatkan Islam, Bangsa Melayu dan memerdekakan Malaysia dari penjajahan. Kepada pihak pemerintah dan masyarakat Malaysia haruslah memberi apresiasi yang tinggi kepada beliau, setelah apa yang dilaluinya dan pengorbanan yang beliau curahkan semata-mata hanya untuk bangsa dan tanah air.

2. Kepada Kementerian Pendidikan Malaysia, penulis menyarankan supaya menulis nama Dr. Burhanuddin Al-Helmy dalam mata kuliah sejarah sebagai salah satu pejuang yang turut berkontribusi memperjuangkan Negara Malaysia. 3. Tidak ketinggalan kepada partai yang pernah dipimpin oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Partai PAS dan pejuang-pejuang Islam lain secara umumnya,


(3)

contohilah sifat konsisten dan tidak mudah menyerah Dr. Burhanuddin Al-Helmy dalam memperjuangkan agama, bangsa dan Negara.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Nabir, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala Lumpur: UKM, 1976).

Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1 Fakultas Syariahdan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).

Ahmad Boestaman, Dr. Burhanuddin: Putera Setia Melayu Raya, (Kuala Lumpur: Muda Printing, 1972).

Adam, Ramlah, Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya Dalam PKMM 1946-1948, (Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti Malaya, 1994).

Adam, Ramlah, Dato’ Onn Jaafar: Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993).

Adam, Ramlah, Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1999).

Buku Panel Pengkaji Sejarah PAS, PAS: Dalam Arus Perjuangan Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: PAS Pusat, 1999).

Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946).

Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: pustaka Semenanjung, 1954).

Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954).

Burhanuddin Al-Helmy, Pidato Di Kongres Partai Rakyat 21.12.55, (Singapura: Partai Rakyat, 1955).

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Pt Syamil Cipta Media

Kamus Dewan, Edisi Baru, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,1993).

Hamka, Kenang-Kenangan Hidup, (Kuala Lumpur: Penerbitan Pustaka Antara, 1982).


(5)

Hassan, Saliha, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Kuala Lumpur: Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997).

Hussein, Mustapha, Memoir Mustapha Hussein: Kebangkitan Nsionalisme Melayu Sebelum UMNO, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1999

Ja’far, Kamaruddin, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Yayasan Anda SDN.

BHD. 1980).

Mahmood, Ibrahim, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981).

---,Malaysia Kita, (Selangor: Golden Books Centre SDN. BHD. International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005).

Mohamad, Mahathir, The Early Years 1947-1972, (Kuala Lumpur: Berita Publishing SDN. BHD. 1995).

Mohamad Nor, Ridhuan MA. UKM, Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication, HS Massyi Printing SDN. BHD., Edisi Pertama, 2007).

M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan Publication, Dhaka, 2007).

Saat, Ishak, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Shah Alam, Selangor, Karisma Publication SDN. BHD, 2007).

Saadon, Roslan, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, Shah alam, 2009).

Saat, Ishak, Tesis Ijazah Doktor Falsafah, Radikalisme Melayu Dari Perak1945-1970: Kebangkitan Rakyat, Pemikiran, Sumbangan dan Pengorbanan. (Pulau Pinang: Universiti Sains Malaya (USM), 2007).

Saat, Ishak, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, Shah Alam, 2007).


(6)

Situs

http://www.beritasemasa.com. http//:www.bookrags.com.

http://www.ibnugharib.blogspot.com. http://www.zabidin13.wordpress.com. http://www.harakahdaily.net.

Koran

Harakah, Kuala Lumpur, Mac 2008. Sinar Harian, Kuala Lumpur, Mac 2008. Utusan Malaysia, Kuala Lumpur ,1998.