Standar Operasional Prosedur Pelayanan Penumpang Penyandang

2 WCHC – C : Cabin adalah penumpang yang sama sekali tidak bisa berjalan sehingga penumpang memerlukan kursi roda ke dari konter check-in, naik turun tangga dan ke dari tempat duduknya. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani penumpang yang memerlukan kursi roda adalah : a Pada saat check-in ada penumpang yang memerlukan kursi roda, maka serahkan kursi roda tersebut yang sebelumnya telah dipersiapkan ketika konter check-in dibuka. b Antar penumpang menuju ruang tunggu boarding gate ramp bila penumpang sulit untuk mengendalikan kursi rodanya, tetapi tawarkanlah bantuan tesebut apabila penumpang pergi sendiri tanpa ada pendampingnya. Penumpang akan boarding lebih dahulu setelah penumpang yang membayar hot seat dan pick a seat masuk ke dalam pesawat. c Ketika sampai di tangga pesawat penumpang tidak akan lagi menggunakan kursi rodanya. Penumpang akan dituntun naik ke pesawat oleh staf lapangan ataupun awak pesawat. d Pelayanan khusus tersebut akan diberikan sampai ke stasiun tujuan yaitu dapat menggunakan fasilitas kursi roda setelah turun dari pesawat. Mereka turun dari pesawat setelah penumpang lain turun. 3 Aksesibilitas Toilet Toilet dengan pintu panel tunggal dan pegangan tambahan tersedia di semua pesawat. Kru kabin dapat memberi penumpang bantuan untuk bergerak ke dan dari pintu toilet, tetapi tidak akan dapat membantu penumpang di dalam toilet 4 Penumpang yang bepergian dengan kursi roda mereka sendiri Penumpang dengan penyandang disabilitas dapat menggunakan kursi roda mereka sendiri baik yang manual maupun yang bertenaga baterai sampai ke gerbang keberangkatan, dan apabila fasilitas bandara mengizinkan, sampai ke pintu pesawat. Maskapai menyediakan ruang prioritas khusus di kabin untuk menyimpan satu kursi roda selama semua kriteria berikut ini terpenuhi: a Kursi roda tersebut adalah jenis kursi roda ukuran penumpang dewasa yang dapat dilipat atau diringkas dan dapat disimpan tanpa harus mencopot roda atau membongkarnya.Ukuran kursi roda yang diterima untuk penyimpanan di kabin pesawat bervariasi sesuai jenis pesawat. b Prioritas tempat penyimpanan berdasarkan prinsip, siapa cepat, dia dapat, bagi penumpang yang meminta untuk menyimpan kursi rodanya dalam kabin. Penumpang akan mengembalikan kursi roda penumpang setelah pesawat mendarat. c Maskapai menerima kursi roda yang tidak dapat dilipat, atau bertenaga baterai sebagai bagasi yang didaftarkan. Barang-barang ini dapat ditangani di konter check-in atau di gerbang keberangkatan, dan dapat dikembalikan kepada penumpang di pintu pesawat. Maskapai mengusahakan untuk tidak membongkar kursi roda atau skuter penumpang. Namun, apabila diperlukan, maskapai akan membongkar-pasang perlengkapan tersebut bagi penumpang. Bawalah barang-barang berikut untuk mempermudah maskapai dalam prosesnya: a Buku panduan pengguna untuk kursi roda penumpang dan baterai b Alat-alat khusus yang dibutuhkan untuk membongkar– pasang kursi roda penumpang jika diperlukan. c Untuk kursi roda yang menggunakan baterai lithium- ion, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mensyaratkan baterai lithium-ion yang memenuhi standar seperti tertera dalam Buku Petunjuk Pengujian dan Kriteria PBB, Bab III Pasal 38.3. d Baterai kursi roda Maskapai menerima semua jenis kursi roda bertenaga baterai dalam kompartemen kargo, misalnya kursi roda dengan baterai kering, baterai basah, baterai sel gel atau baterai penyimpan listrik tanpa tumpah. Kursi roda bertenaga baterai lithium-ion atau alat bantu gerak sejenis dapat dibawa sebagai bagasi terdaftar, asalkan baterai tersebut memenuhi persyaratan pengujian PBB seperti yang tertera dalam Buku Petunjuk Pengujian dan Kriteria PBB, Bab III Pasal 38.3. Harap mengikuti prosedur keselamatan khusus untuk mematuhi peraturan keselamatan transportasi udara internasional dan maskapai akan menyarankannya kepada penumpang saat pemesanan. Bagi penumpang penyandang disabilitas, tidak ada biaya untuk pengangkutan kursi roda. 5 Pendamping Dalam banyak kasus, penumpang penyandang cacat mungkin melakukan perjalanan sendirian. Namun, persyaratannya penumpang bepergian bersama bantuan keselamatan jika penumpang tidak mampu secara fisik menyelamatkan diri dalam keadaan darurat. Selama dalam pesawat, kru maskapai akan membantu penumpang: a bergerak ke dan dari kursi penumpang b menyiapkan diri untuk makan c pergi ke dan keluar dari kamar mandi pesawat menggunakan kursi roda yang maskpai sediakan dalam pesawat. Maskapai tidak dapat menyediakan bantuan apa pun bagi penumpang untuk kebutuhan perawatan pribadi dalam pesawat, seperti makanminum, memberi obat, mengeliminasi fungsi, termasuk bantuan di dalam kamar mandi, atau kebutuhan perawatan pribadi lainnya. Jika penumpang memerlukan salah satu bantuan ini, maskapai sarankan agar penumpang bepergian dengan pendamping perawatan pribadi yang sesuai, atau membuat pengaturan alternatif. 6 Tongkat, Kruk dan Walking Frame Tongkat, frame, dan kruk boleh di bawah ke dalam kabin pesawat, asalkan disimpan sesuai dengan persyaratan keselamatan kabin. Jika walking frame penumpang dapat dilipat dan kru kabin dapat menyimpannya secara aman, ini dapat juga dibawa ke dalam kabin pesawat. Demi kepentingan keselamatan, walking frame yang tidak dapat dilipat, tidak diizinkan di dalam kabin pesawat, dan harus didaftarkan sebagai bagasi. Penumpang dapat menggunakan walking frame sampai ke gerbang keberangkatan kemudian diserahkan untuk penyimpanan prioritas dalam ruang simpanan kargo pesawat. 7 Hewan Jasa 7 Anjing yang dilatih untuk menuntut orang buta dan tuli bisa diterima pengangkutannya jika penumpang memang sungguh-sungguh sangat banyak tergantung padanya. Karena biasanya maskpai tidak menerima binatang di kabin penumpang, sehingga anjing penuntun orang buta dan tuli harus juga di masukkan kedalam cargo compartment. Anjing harus di tempatkan dalam sebuah kandang yang cocok untuk perjalanan udara. Kandangnya harus mempunyai konstruksi yang kuat, sehingga anjing tidak dapat melepaskan diri dan cairan tidak bisa tembus keluar kandang, kandang juga harus cukup lebar agar anjing dapat berdiri dan bisa berputar. Maskapai akan menerima anjing yang dilatih oleh organisasi seperti: 7 http:www.cathaypacific.comcxid_IDtravel-informationspecial-assistancedisability- assistancepassengers-needing-escorts.html diakses pada 1 Desember 2016 pukul 09.15 a Anjing penuntun yang terakreditasi oleh organisasi pelatihan anjing penuntun yang bisa menunjukkan keanggotaan International Guide Dog Federation; the Association for the Blind WA; Guide Dogs NSWACT; Guide Dogs Qld; Guide Dogs SANT; Guide Dogs Victoria; Royal Guide Dogs for the Blind Association of Tasmania and Seeing Eye Dogs Australia. b Anjing pendengar yang terakreditasi oleh asosiasi yang relevan seperti Lions Hearing Dogs Inc. c Anjing pemandu yang terakreditasi oleh: Canine Helpers for the Disabled Inc; Assistance Dogs Australia; Association of Australian Assistance Dogs NQ Inc; Australian Support Dogs Inc; Righteous Pups Australia Inc; Smartpups Australia Inc; Asosiasi Pelatihan Anjing Penuntun yang terakreditasi oleh Assistance Dogs International bukan termasuk calon anggota; pelatih individu tertentu yang terakreditasi berdasarkan the Guide, Hearing and Assistance Dog Act 2009 Qld Maskapai juga menerima anjing penolong yang telah dilatih dan memenuhi kualifikasi oleh organisasi yang terdaftar sebagai anggota Assistance Dog International atau Assistance Dogs Europe. Anjing akan mendapatkan sertifikasi dari organisasi terkait dan Departemen Kesehatan negara yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa berdasarkan standar tinggi pelatihan, perilaku, kesehatan, dan kesejahteraan sedemikian rupa, bahwa anjing tersebut diizinkan untuk senantiasa menemani klien, pemilik, atau mitranya di setiap tempat.

b. Penumpang Tunanetra Blind Visually Impaired Guest

8 Kode untuk penumpang tunanetra adalah BLND. Mereka dapat melakukan perjalanannya dengan seorang anak yang berumur diatas 6 tahun, namun maskapai tidak akan mengizinkan mereka berangkat membawa bayi. Penanganan penumpang tunanetra antara lain : 1 Terlebih dahulu tanyakan bantuan apa yang dibutuhkan oleh penumpang tersebut. 2 Staf seharusnya menyampaikanmenjelaskan bantuan dengan baik dan benar. 3 Ketika hendak berbicara, sapa penumpang atau sentuh tangannya secara pelan 4 Pada saat staf mengantarnya biarkan penumpang tersebut memegang tangan staf. 5 Penumpang akan berjalan agak dibelakang agar penumpang dapat mengetahui arah jalan yang dilalui. 8 Op.cit. Hlm: 90 6 Jangan mendorong penumpang yang dapat membuat mereka kebingungan. 7 Penumpang harus duduk di tempat yang tidak menghalangi tugas awal pesawat menghalangi jalan ke area perlengkapan darurat ataupun mengganggu kecepatan proses evakuasi penumpang lain. 8 Penumpang seharusnya duduk sedekat mungkin ke pintu darurat. 9 Penumpang akan didahulukan naik ke pesawat dan turun setelah semua penumpang turun dari pesawat. Jika penumpang menggunakan tongkat atau alat bantu lainnya, alat tersebut dapat dibawa ke dalam kabin pesawat selama dapat disimpan di bawah kursi atau kompartemen kabin. Tongkat harus diletakkan mendatar di lantai dan tidak boleh menghalangi pintu keluar darurat atau menjulur sampai ke lorong. Penumpang dapat meminta kru kabin kami membantu proses penyimpanan dan pengembalian tongkat penumpang jika tongkat tersebut tidak dapat dilipat atau tidak dapat disimpan si bawah kursi. Semua alat bantu dapat dibawa tanpa biaya tambahan.

c. Penumpang Tunarungu DeafHearing Impaired Guest

9 9 Ibid. Hlm: 92

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Keterampilan Bagi Penyandang Disabilitas Tubuh Di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) “Bahagia” Sumatera Utara Unit Pelaksana Teknis(UPT).Kementerian Sosial RI

9 97 108

Tanggung Jawab Maskapai Penerbangan Terhadap Penumpang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

3 100 84

Dampak Permberlakuan Tarif Fiskal Luar Negeri Terhadap Jumlah Penumpang Pada Maskapai Penerbangan

0 34 63

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

5 72 112

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Di Kota Solo.

0 1 13

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Di Kota Solo.

0 5 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PENUMPANG MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA AIRLINES DI PROVINSI SUMATERA UTARA.

3 38 30

TANGGUNG JAWAB HUKUM MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP KERUGIAN YANG DIDERITA OLEH PENUMPANG PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA DI INDONESIA.

0 2 9

Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan maskapai penerbangan: studi kasus pada penumpang maskapai penerbangan di 3 biro perjalanan Yogyakarta.

0 2 129

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT UDARA TERHADAP TINDAKAN PENOLAKAN PENUMPANG PENYANDANG DISABILITAS BERDASARKAN UURI NO. 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.

0 0 1