KESIMPULAN DAN SARAN 53 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL B ELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERSAMAAN KEADAAN GAS KELAS XI SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Hubungan Tekanan dan Volume Pada Temperatur Tetap 21 Gambar 2.2 Hubungan Volume dan Tekanan Pada Temperatur Tetap 22 Gambar 2.3 Hubungan Tekanan dan Temperatur Pada Volume Tetap 23 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 36 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 44 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 44 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 45 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 46 Gambar 4.5 Rata-rata Persentase Penilaian Aktivitas 49 DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Training 15 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 27 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Design 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi Hasil Belajar Materi Persamaan Keadaan Gas 37 Tabel 3.3 Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 38 Tabel 3.4 Kategori Aktivitas 39 Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 43 Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 46 Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 47 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji t Pretes 47 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji t Postes 48 Tabel 4.7 Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 48 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 56 Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa 95 Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 101 Lampiran 4 Pedoman Penskoran Validator 113 Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 114 Lampiran 6 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar siswa 115 Lampiran 7 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 116 Lampiran 8 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 118 Lampiran 9 Perhitungan Rata-rata Varians dan Standar Deviasi 120 Lampiran 10 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi 122 Lampiran 11 Uji Normalitas Data 123 Lampiran 12 Uji Homogenitas Data Pretes 127 Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Postes 129 Lampiran 14 Uji Hipotesis Data Pretes 131 Lampiran 15 Uji Hipotesis Data Postes 133 Lampiran 16 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 135 Lampiran 17 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 144 Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian 145 Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 149 Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas dibawah Kurva Normal ke z 150 Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 151 Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 153 Lampiran 23 Validasi Instrumen Tes 154 Lampiran 24 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 160 Lampiran 25 Surat Izin Penelitian 161 Lampiran 26 Surat Selesai Melaksanakan Penelitian 162 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan dimana kurikulum, penilaian, pengawasan dan pengukuran taraf pendidikan bangsa dikelola dan diawasi oleh negara Purwanto, 2014. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional memiliki standar nasional pendidikan yang menjadi kriteria minimal dalam sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional tersebut antara lain standar kompetensi lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan dan standar proses yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Trianto, 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional menyatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Pendidikan Nasional terdiri dari beberapa standar, salah satunya yaitu standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Melalui standar proses, setiap satuan pendidikan diatur sebagaimana seharusnya proses pendidikan ini berlangsung. Standar proses dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan, dengan jumlah kelulusan tahun 2015 hanya mengalami kenaikan 0,3 dari tahun sebelumnya dengan rata-rata nilai SMASMKMA negeri sebesar 62,64, sedangkan nilai rata-rata SMASMKMA swasta sebesar 58,91 Kemdikbud. Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvesional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu belajar untuk belajar. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher Centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain Trianto, 2009.