DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Hubungan Tekanan dan Volume Pada Temperatur Tetap
21 Gambar 2.2 Hubungan Volume dan Tekanan Pada Temperatur Tetap
22 Gambar 2.3 Hubungan Tekanan dan Temperatur Pada Volume Tetap
23 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
36 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen
44 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol
44 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen
45 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol
46 Gambar 4.5 Rata-rata Persentase Penilaian Aktivitas
49
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 2.1   Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Training 15
Tabel 2.2   Penelitian Terdahulu 27
Tabel 3.1  Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Design 34
Tabel 3.2  Kisi-kisi Hasil Belajar Materi Persamaan Keadaan Gas 37
Tabel 3.3  Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran 38
Tabel 3.4  Kategori Aktivitas 39
Tabel 4.1   Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 43
Tabel 4.2   Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45
Tabel 4.3   Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 46
Tabel 4.4   Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 47
Tabel 4.5   Hasil Perhitungan Uji t Pretes 47
Tabel 4.6   Hasil Perhitungan Uji t Postes 48
Tabel 4.7   Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
56 Lampiran 2   Lembar Kegiatan Siswa
95 Lampiran 3   Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
101 Lampiran 4   Pedoman Penskoran Validator
113 Lampiran 5   Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
114 Lampiran 6   Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar siswa
115 Lampiran 7   Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
116 Lampiran 8   Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol
118 Lampiran 9   Perhitungan Rata-rata Varians dan Standar Deviasi
120 Lampiran 10 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi
122 Lampiran 11 Uji Normalitas Data
123 Lampiran 12 Uji Homogenitas Data Pretes
127 Lampiran 13 Uji Homogenitas Data Postes
129 Lampiran 14 Uji Hipotesis Data Pretes
131 Lampiran 15 Uji Hipotesis Data Postes
133 Lampiran 16 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen  135
Lampiran 17 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 144
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian 145
Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 149
Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas  dibawah Kurva Normal ke z 150
Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 151
Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 153
Lampiran 23 Validasi Instrumen Tes 154
Lampiran 24 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 160
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian 161
Lampiran 26 Surat Selesai Melaksanakan Penelitian 162
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan
potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan
dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Pendidikan  nasional  adalah  sistem pendidikan  dimana  kurikulum,  penilaian,  pengawasan  dan  pengukuran  taraf
pendidikan bangsa dikelola dan diawasi oleh negara Purwanto, 2014. Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  sistem  pendidikan
nasional  menyebutkan,  bahwa  Pendidikan  Nasional  adalah  pendidikan  yang berdasarkan  pancasila  dan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional  Indonesia dan  tanggap  terhadap  tuntutan  perubahan  zaman.  Pendidikan  nasional  memiliki
standar  nasional  pendidikan  yang  menjadi  kriteria  minimal  dalam  sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional tersebut antara lain standar kompetensi lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup  sikap,  pengetahuan,  keterampilan  dan  standar  proses  yaitu  standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan  untuk  mencapai  standar  kompetensi  lulusan.  Pendidikan  Nasional berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban
bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa. Pendidikan  bertujuan  untuk  mengembangkan  potensi  peserta  didik  agar  menjadi
manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga  negara  yang
demokratis serta bertanggung jawab Trianto, 2009.
Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  No.  19  Tahun  2005  tentang Standar  Pendidikan  Nasional  menyatakan  bahwa  standar  nasional  pendidikan
adalah  kriteria  minimal  tentang  sistem  pendidikan  di  seluruh  wilayah  hukum Negara  Kesatuan    Republik  Indonesia.  Standar  Pendidikan  Nasional  terdiri  dari
beberapa  standar,  salah  satunya  yaitu  standar  proses.  Standar  proses  adalah standar  nasional  pendidikan  yang  berkaitan  dengan  pelaksanaan  pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Melalui standar  proses,  setiap  satuan  pendidikan  diatur  sebagaimana  seharusnya  proses
pendidikan  ini  berlangsung.  Standar  proses  dapat  dijadikan  pedoman  bagi  guru dalam  melaksanakan  tugas  mengajarnya.  Masalah  utama  dalam  pembelajaran
pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta  didik.  Hal  ini  nampak  dari  rata-rata  hasil  belajar  peserta  didik  yang
senantiasa  masih  sangat  memprihatinkan,  dengan  jumlah  kelulusan  tahun  2015 hanya  mengalami  kenaikan  0,3  dari  tahun  sebelumnya  dengan  rata-rata  nilai
SMASMKMA  negeri  sebesar  62,64,  sedangkan  nilai  rata-rata    SMASMKMA swasta sebesar 58,91 Kemdikbud.
Masalah  utama  dalam  pembelajaran  pada  pendidikan  formal  sekolah yaitu  masih  rendahnya  daya  serap  peserta  didik.  Hal  ini  tampak  dari  rata
– rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi
ini  tentunya  merupakan  hasil  kondisi  pembelajaran  yang  masih  bersifat konvesional  dan  tidak  menyentuh  ranah  dimensi  peserta  didik  itu  sendiri,  yaitu
bagaimana  sebenarnya  belajar  itu  belajar  untuk  belajar.  Dalam  arti  yang  lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi
guru  dan  tidak  memberikan  akses  bagi  anak  didik  untuk  berkembang  secara mandiri  melalui  penemuan  dalam  proses  berfikirnya.  Berdasarkan  hasil  analisis
penelitian  terhadap  rendahnya  hasil  belajar  peserta  didik  yang  disebabkan dominannya  proses  pembelajaran  konvensional.  Pada  pembelajaran  ini  suasana
kelas  cenderung  Teacher  Centered  sehingga  siswa  menjadi  pasif.  Meskipun demikian,  guru  lebih  suka  menerapkan  model  tersebut,  sebab  tidak  memerlukan
alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku
ajar atau referensi lain Trianto, 2009.